PRELUDE

47.4K 1.5K 62
                                    

Hidup ini ibarat berlari dalam sebuah lintasan suatu persamaan kuadrat, ibarat gerak parabola yang berubah beraturan pada sebuah bidang semesta dengan 4 sumbu. Dan kita adalah manusia yang tersesat diantara susut muai ruang waktu yang orang lain definisikan, diantara keajaiban pencarian makna penciptaan Tuhan. Ada kalanya kita mengenali lintasan ini berakhir, adakalanya kita sejenak lupa. Tapi kita terlebih sering tersesat pada liku lekuk pejalanan, malah, seringnya makin terperosok saja tanpa tahu jalan untuk pulang. Namun, ketersesatan 'sesaat' itu bukannya menjauhkan kita pada pencapaian yang dicita-citakan, ujung lintasan yang diidam-idamkan yang pasti bukan hanya sebuah kemenangan, tapi mungkin saja malah jadi jalan pintas. Meski tak dapat dijamin apakah benar, jalan singkat itu akan jadi hal yang menggembirakan atau tidak.

Jarak sering kali mendistorsikan lintasan, ibarat berlari pada aspal dikelilingi fatamorgana. Jarak memuaikan perasaan atau bahkan menyusutkannya dalam diam. Jarak bekerja bersama waktu, semakin mengembangkan rindu, yang kadang mengubah pasang surut laut menjadi sebuah badai kemelut.Tapi ketika jarak dan waktu bertemu, ketika kedua lintasan saling berpotongan, yang ada hanya kekakuan, kebisuan, dan kebohongan.


  [ Sebuah catatan tahun 2010, disempurnakan di ambang tahun 2012 ]  

JARAK [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang