04.8 | Raseksa Ragana

2.5K 179 41
                                    

04.8
Raseksa Ragana



Depok
Awal September 2010



"Mbak, saya pulang dulu ya kalau gitu." Tama setengah berteriak kepada Saras yang sedang mencuci tangannya di wastafel. Tama sudah setengah di luar pintu toko ketika itu.

"Lhoh, Tam, lu pulangnya gimana?" tanya Saras.

"Jalan kaki, mbak. Dekat ini, cuman 15 menit." Jawab Tama sambil tersenyum sopan.

Saras buru-buru mengelap tangannya di lap yang tergantung di samping almari es. Ia bergegas hendak menghampiri Tama.

"Lu berani? Udah hampir jam satu gini."

Tama tersenyum. "Dah, mbak Saras!"

"Lah, kenapa buru-buru banget sih?" guman Saras.

Yudha baru saja keluar dari gudang bersama dengan Seno ketika Tama menghilang di balik pintu toko. Malam itu orang terakhir yang tersisa di toko hanya mereka berempat. Alex dan dua anak Prajnaparamita sudah pamit dari tadi untuk mengembalikan sound system ke basecamp.

"Tama mana?" tanya Seno menghampiri Saras.

Yudha melihat ke sekeliling toko dan tak menemukan Tama di sana. Ia buru-buru meraih jaketnya yang ada di meja kerja di balik perpustakaan mini.

"Barusan pamit. Tu anak baik-baik aja nggak ya balik sendirian? Udah tengah malem banget gini."

"Bang, Mbak, saya balik duluan." Kata Yudha sambil menyampirkan jaket di tangan kirinya. Ia tak menunggu jawaban dari pasangan pemilik toko itu untuk membuka pintu.

"Lhoh, Yudha, motor lu gimana?" tanya Seno.

Yudha hanya melambai tanpa menoleh. "Titip ya bang, besok pagi saya ambil."

Kedua pasangan itu hanya bengong mendengar jawaban dari Yudha yang sudah menghilang keluar toko. Lalu tanpa aba-aba keduanya tertawa kecil sambil saling lirik.

"Duh, anak muda." Kata Seno sambil geleng-geleng kepala.

Tama sedang melamunkan sesuatu ketika tiba-tiba seseorang mensejajari langkahnya. Tanpa menoleh pun ia tahu siapa orang itu. Bukannya merasa terusik, Tama malah mendiamkannya tanpa berusaha untuk menyapa duluan.

Yudha sesungguhnya sangat lega ketika mendapati Tama masih belum begitu jauh dari toko bang Seno. Ia berusaha menahan senyumnya saat itu dan bergegas menyusul Tama. Ia mengantongi kedua tangannya dan membiarkan jaketnya tetap ia apit dengan tangan kirinya. Sesaat ia tahu Tama menyadari keberadaannya dan sengaja mendiamkannya. Ia tersenyum kecil dalam hatinya. Ia merasa semakin tertarik dengan perempuan yang sedang berjalan di sampingnya itu.

Karena sadar Tama tak akan mengajaknya bicara, maka Yudha pun mulai berbicara.

"Sebenarnya, saya sudah lama penasaran padamu." Yudha membiarkan kalimatnya itu menggantung sembari melirik ke arah Tama untuk melihat reaksi yang ditimbulkan oleh kalimatnya itu. Sesaat Yudha tahu, Tama sedikit tercekat juga. Tapi ia berhasil menguasai dirinya untuk tetap tentang.

"Sejak pamanmu, Bli Gatra sering sekali membicarakan tentangmu sebelum kau pindah ke sini." Yudha meneruskan kalimatnya tapi Tama tidak berkomentar apa-apa. Seolah diminta untuk melanjutkan monolognya, Yudha pun berbicara lagi.

JARAK [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang