Part 31 - Who's That Guy?

2.6K 145 2
                                    

April’s POV

“Thanks Harry, semangat untuk hari ini.” ucapku pada Harry yang baru saja mengantarku ke sekolah pagi ini.

“Iya terima kasih, kau juga semangat belajarnya.” Jawabnya lalu aku mengangguk dan kemudian Harry mencium lembut bibirku.

I love you, Harry.

Love you most, April. Hubungi aku jika kau sudah pulang, kalau aku sudah selesai aku pasti akan menjemputmu.” 

Aye captain!” Harry tertawa lalu aku keluar dari mobilnya dan segera masuk ke dalam sekolah. Harry-pun melesat pergi ke kantor Modest!.

“Hei!” ada yang memanggilku diujung koridor

“Hayley!” 

“Kau diantar Harry atau sendiri?” 

“Bersama Harry. Umm, jika nanti Harry tidak bisa menjemputku, bisakah kau memberiku tumpangan? Ayolah, Hayley sahabat terbaikku.” aku mencoba merayu Hayley agar ia mau mengizinkanku pulang bersamanya.

“Umm, tapi aku tidak membawa mobil.”

“Lalu kau naik apa tadi? Diantar ayahmu?”

“Bukan.”

“Supirmu?”

“Bukan juga.”

“Oh, pasti Kyle?” aku mencoba menebaknya lagi.

Hell no!”

“Lalu siapa?” aku memutar mataku tanda menyerah untuk menebak.

“Tentu saja kekasihku.”

“Oh kekas—W-What? Kau dan Niall sudah tidak bertengkar?!” 

Ia menggeleng, “Tentu saja. Aku sadar, aku sangat mencintai Niall dan aku yakin iapun sebaliknya.” 

You got that right! Aku yakin Niall teramat sangat mencintaimu. I’m happy for you!”

Ah, thank you so much bestie!” 

Candice’s POV

Pagi ini aku merasa kurang semangat untuk melakukan shooting. Yeah, kalian tau bukan alasannya? Aku semakin bimbang dengan perasaanku. Apa yang seharusnya kulakukan? Apa aku harus tetap memberi tau Louis? Bagaimana jika ia membenciku nantinya? Apa aku harus terus memendamnya? Aku tidak bisa. Ugh, aku pusing!

One hot cappucino. Extra sugar.” Ucapku pada seorang bartender di Starbucks. Kuputuskan membeli secangkir kopi dulu pagi ini, setidaknya untuk menjernihkan pikiranku.

One hot tea. Less sugar.” Tiba-tiba kudengar suara yang sangat familiar di sampingku.

“Louis?” Ah, benar saja. Itu Louisku sedang memainkan ponselnya . Umm, Louis Tomlinson maksudku.

“Oh hai, Candice.” Jawabnya tersernyum lalu kembali menatap layar ponselnya.

“Hai, kau dengan siapa?” 

“Sendiri.” Jawab Louis singkat. Sangat singkat tanpa melihat kearahku.

“Oh begitu. Louis, ada sesuatu yang harus kubicarakan padamu. Umm, apa kau keberatan jika kita duduk sebentar disini?” tanyaku lagi.

Kurasa inilah waktu yang tepat. Walau aku masih sangat ragu dengan apa yang akan kulakukan selanjutnya.

“Umm, kurasa aku tidak bisa.”

“Ms. Candice and mr. Tomlinson. Pesanan anda sudah siap.” Tiba-tiba seorang barista meneriaki namaku dan Louis.

“Oh, minumanku sudah siap. Kalau begitu sampai nanti, Candice.” Ucap Louis setelah mengambil minumannya.

Half A HeartWhere stories live. Discover now