Part 10 - Niall's Turn

3.3K 205 2
                                    

Hayley’s POV

Pagi ini aku bangun dan sarapan bersama yang lain, tapi kenapa aku belum melihat Niall?

“Apa Niall masih tidur? Biar aku yang bangunkan, bagaimana?” tanyaku pada Harry.

“Niall? Ia sudah bangun daritadi, dia sedang keluar sebentar katanya.” Jawab Harry.

Niall keluar? Kemana? Dia kan tidak tau banyak tentang Malibu. Dan kenapa dia tidak memberi tau aku? Oh ya, siapa kau Hayley.

Selesai makan aku duduk di ruang tv, sedangkan Liam dan Sophia sedang duduk di balkon, Harry dan April masih duduk di meja makan sambil bercanda-canda. Huh, membosankan. Niall kemana, sih?

“Hallo guys!” Kulihat Niall datang dengan senyumannya yang lebar. Ugh, syukurlah.

“Niall, kemana saja kau?” tanyaku.

“Umm, ada urusan sebentar. Aku kepanasan, ingin mandi dulu.” Ia bicara tanpa menatapku dan langsung masuk ke kamarnya. Sial, ada apa dengannya?

“Hey April!” panggilku.

“Ya?” 

“Kau tau ada apa dengan Niall?”

Ia menaikkan kedua bahunya, “Tidak.” April menjawab singkat dan kembali mengobrol dengan Harry.

Ada apa dengan semua manusia dirumah ini? Kenapa aku merasa terasingkan? Ah, lebih baik aku mandi dan berjalan keliling pantai. Aku bosan.

Selesai mandi aku keluar kamar. Sepi. Seperti tidak ada orang dirumah. Benar saja, saat aku keliling rumah, tidak ada siapapun. Ugh, menyebalkan.

Aku sampai di pinggir pantai, aku merebahkan diri di pasir putih bersih pantai Malibu. Aku memandang langit dan membayangkan wajah Niall. Senyumnya, matanya, tawanya.. Aku sangat menyukainya. Tapi ada apa dengannya?

Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul satu siang. Aku lapar. Aku kembali ke cottage,  berniat ingin membuat makanan. Saat aku kembali, kupikir disini masih tidak ada orang. Tapi ternyata sudah komplit. Louis dan Eleanor juga sudah tiba disini. Aku masuk, tapi tidak satupun dari mereka menyapaku. Termasuk Niall. Dia malah sibuk ngobrol dan bercanda sengan April dan Harry. Sial.

“Kalau tahu akan seperti ini jadinya, aku tidak mau ikut kesini. Aku salah apa sebenarnya?!” Aku merebahkan diri di kasurku. Rasa lapar yang tadi melanda seketika raib saat aku merasa tidak dianggap ada disini.

“Hayley, kami akan jalan ke pantai. Kau mau ikut?” April masuk dan mengajakku ke pantai.

“Aku sudah ke pantai tadi. Kalian darimana? Mengapa meninggalkanku tadi?”

“Menjemput Lou dan El, ya sudah kalau begitu.” April hendak menutup pintu kamar.

“April, bisa kau panggilkan Niall?” April mengedikkan bahunya.

“Niall, dipanggal Hayley.” Ia setengah berteriak. Tak lama Niall masuk dan menghampiriku.

“Ada apa Hayley?” ia bertanya dengan polosnya. Ugh!

“Kau kenapa denganku?”

“Kenapa? Kenapa, apanya?” tanyanya masih dengan wajah polos.

“Kau terkesan cuek padaku. Apa aku ada salah padamu?”

“Tidak. Kau ikut ke pantai, tidak?” ia lalu beranjak dari kasur.

Aku memutar mataku saat sadar bahwa Niall tidak menanggapi omonganku. “Tidak mood.”

Aku membalikkan badanku. Kudengar pintu kamar tertutup, tak lama pintu utamapun tertutup. Shit. Really? Mereka meninggalkanku? Ugh!

Aku amat sangat badmood. Tapi aku lapar. Ah, untuk apa aku memikirkan mereka? Mereka juga tidak memikirkanku. Lebih baik aku masak dan makan. Tapi ada yang aneh saat aku memutuskan untu keluar kamar.

Saat aku membuka pintu, lantai sudah penuh dengan kelopak bunga mawar..putih?  Kelopak bunga mawar putih itu sangat banyak berserakan di lantai, tapi bunga bunga itu berserakan seperti mengarah  ke balkon. Aku terus mengikuti arah bunga bunga itu. Sampai di balkon, aku membuka pintu dan keluar.

Your hand fits in mine
Like it's made just for me
But bear this in mind
It was meant to be
And I'm joining up the dots with the freckles on your cheeks
And it all makes sense to me

I know you've never loved
The crinkles by your eyes
When you smile
You've never loved
Your stomach or your thighs,
The dimples in your back at the bottom of your spine
But I'll love them endlessly

I won't let these little things slip out of my mouth
But if I do
It's you
Oh, it's you they add up to
I'm in love with you
And all these little things

You can't go to bed without a cup of tea
And maybe that's the reason that you talk in your sleep
And all those conversations are the secrets that I keep
Though it makes no sense to me

I know you've never loved
The sound of your voice on tape
You never want
To know how much you weigh
You still have to squeeze into your jeans
But you're perfect to me

I won't let these little things slip out of my mouth
But if it's true
It's you,
It's you they add up to
I'm in love with you
And all these little things

You'll never love yourself half as much as I love you
And you'll never treat yourself right, darling, but I want you to.
If I let you know I'm here for you
Maybe you'll love yourself like I love you, oh.

And I've just let these little things slip out of my mouth
'Cause it's you,
Oh, it's you,
It's you they add up to
And I'm in love with you
And all these little thing
s

Niall menyanyikan lagu Little Things sambil bermain gitar di ayunan yang berada di taman kecil yang ada di balkon. Aku diam seribu bahasa. Aku senang sekali, sungguh. Lalu Niall berdiri dan menghampiri aku dengan membawa sebucket mawar putih.

“Hayley McFarllen, would you be my girl?”

Y-Yes, I would.” Aku menjawab, lalu Niall menarikku ke dalam pelukkannya. Tak lama April, Harry, Liam, Sophia, Louis, dan Eleanor keluar dan menggoda kami. Ternyata ini rencana mereka. Err, menyebalkan.

“Jadi sekarang kita berpasang-pasangan?” Tanya  Harry.

“Akhirnya kalian berdua resmi menjadi sepsang kekasih. Payah kau, Horan! Prosesmu terlalu lama dan berbelit-belit!” Louis meledek Niall.

“Aku tidak perduli, yang jelas ia sudah resmi menjadi gadisku.” Niall merangkulku sementara aku hanya tersipu malu.

“Iya, tapi ngomong-ngomong, rencana konyol ini siapa yang buat?” aku bertanya sambil menatap Niall dengan tatapan ingin membunuhnya.

“Aku. Tapi dibantu oleh April dan Harry. I’m so sorry, aku ingin melihat reaksimu saat aku diamkan kau. Ternyata, kau sangat kesal.” jawab Niall dengan tatapan meledek. Sialan, aku sangat malu sekarang.

“Siapa yang tidak kesal, huh? Aku diabaikan seharian ini kau tau?” aku memukul dada Niall pelan disusul dengan tawa yang lain.

“Sekarang kau tidak akan diabaikan lagi karena kau kekasihku.” Niall mencubit pipiku

“Niall, sekali lagi kau bicara seperti itu, kucium kau!” Louis berteriak dan kami hanya tertawa.

Aku, Hayley McFarllen, sudah resmi menjadi kekasih dari Niall James Horan. Pria bermata biru langit yang sangat indah, pria yang mempunyai senyuman maut, pria yang lupa diri jika sudah tertawa, pria yang sangat hobby makan, dan pria yang sangat aku sanjung sekarang jadi kekasihku. Aku sangat mencintai Niall. Sangat.

 .

VOMMENTS!

Half A HeartWhere stories live. Discover now