Part 35 - Canada

2.3K 145 9
                                    

“Maaf aku mengganggu malam-malam.” ucap April yang kini sudah duduk di sofa kamarku –juga kamar Zayn—

“Tidak apa-apa, aku juga belum mau tidur.” 

“Umm, wanna explain something?” 

Aku menggeleng dan membuang mukaku, “Kurasa tidak.”

“Oh, come on, Harry. What is wrong with you? Dari semalam kau tidak menghubungiku, bahkan ponselmu mati. Dan tadi siang aku mengirimu beberapa pesan tetap saja tidak kau jawab.” 

“Aku tidak apa-apa.”

“Lihat aku. Katakan padaku, apa aku berbuat sesuatu yang membuatmu kesal?” kini kedua tangan mungil April menyentuh dan menarik pipiku agar menatap mata indahnya.

“Petter itu sebenarnya siapa? Mengapa kalian berdua terlihat begitu akrab?” 

“Oh ya Tuhan. Jadi benar apa yang dikatakan Hayley.” ucap April sedikit berbisik.

“Apa?”

April tersenyum menggoda menatapku, "Kau cemburu."

“Tidak!” aku membelalakan kedua mataku.

“Iya, kau cemburu.”

“Tidak. Aku bilang tidak, ya tidak.”

“Oh. Jadi kau tidak cemburu?”

“Tidak.”

“Oke, itu berarti kau tidak perduli padaku.” Kini April menunduk dan raut wajahnya berubah menjadi sedih. Berpura-pura sedih lebih tepatnya.

“Bukan begitu. Aku-- Ah, sial. Oke, aku cemburu. Kau puas?” 

Gotcha! Ha, my boyfriend is jealous.” ucap April tergelak.

Oh, shut up.” Aku kembali memutar mataku dan beranjak menuju meja dekat tempat tidurku.

Oops, tidak, kumohon. Harry, dengarkan aku!” April juga beranjak dan menahanku lalu membalikan tubuhku agar menghadapnya.

“Apa lagi?”

“Aku dan Petter tidak ada apa-apa. Bahkan kami baru saja kenal beberapa hari yang lalu. Aku hanya menganggapnya teman, tidak lebih. Aku bersumpah.” 

“Oh. Oke.” Aku memasang tampang datar.

Believe me. The only one I think, the only one I care, the only one I love just you. Only you. No one else!” 

No one else?”

April mengangguk, “No one else.” Aku tersenyum dan mulai tenggelam dalam tatapan teduh kedua mata abunya.

“Aku mencintaimu.” Ucapku.

“Aku lebih mencintaimu, Styles.” April tersenyum dan mendekatkan wajahnya kearahku. Dapat kulihat dari mata falsetku, ia mulai berjingkat untuk menyetarakan tinggi badannya denganku. Setelahnya, bibirku dan bibirnya sudah bertemu dan bermain dengan lembut juga hangat.

Aku menyentuh kedua pipinya dan ia mulai menjambak kecil rambutku. Ciuman kami semakin dalam dan hangat. Oh, panas mungkin. Aku mulai mendorong tubuh April ke atas tempat tidur. I’m on top now. Ia memperat jambakannya, akupun kini ikut memperdalam ciuman diantara kami. Terkadang ia melepaskan ciuman kami hanya sekedar untuk mengambil napas, lalu melanjutkannya lagi.

Aku rasa ciuman ini semakin panas hingga tanpa kami sadari, baju hangat yang dipakai April sudah terlepas. It makes our kiss deepen and hotter. Holy shit. I really enjoy this! Hingga tangan mungil April mulai menyentuh bajuku, hendak melepasnya dan tiba-tiba..

Half A HeartWhere stories live. Discover now