Part 41 - Classic, Bro!

1.8K 137 12
                                    

Harry’s POV

Setelah melewati beberapa blok dalam sebuah perumahan mewah di London, aku bisa mendengar dentuman musik dari sebuah rumah di ujung jalan. Tidak salah lagi, pasti rumah itu.

“Itu rumah yang di ujung jalan.” Niall menunjuk ke arah rumah tersebut.

Aku menambah kecepatan mobilku hingga kini aku telah sampai di depan rumah yang cukup ramai suasananya. This is gonna be a long night here. Aku segera melepas seatbeltku dan mematikan mesin mobil.

Tiba-tiba Niall memukul lenganku, “Hei, aku didalam mobil. Mengapa kau mematikan mesinnya? Kau mau aku mati kepanasan disini, huh?”

“Oh aku lupa. Ya sudah ini kuncinya.” Aku melempar kunci mobilku lalu keluar dari mobil.

Aku masuk ke halaman rumah yang sangat mewah ini. Tak lupa menggunakan beanie juga kacamata hitamku. Ini adalah satu-satunya penyamaran amatirku.

Dengan langkah besar aku mulai mencari keberadaan April. Sial, ini terlalu ramai. Terlalu banyak manusia setengah sadar. Aku akan sangat sulit menemukan April. Sampai pada akhirnya tatapanku terkunci pada salah satu gadis brunette yang tidak asing lagi untukku sedang berjoget di pinggir kolam renang.

Where’s April?!” aku menarik lengan gadis itu dan membawanya ke sudut kolam.

Who the hell are you?!” dengan kasar ia melepas lengannya dari cengkramanku.

“Ini aku. Jangan berpura-pura bodoh!” bentakku dengan suara yang lumayan keras. Aku berani melakukannya, I’m sure no one can noticed me in this fuckin’ mess situation.

Shit, you! What do you want?!

“Dimana April?!” 

“For god sake! Aku tidak tau, tadi ia bersamaku namun aku tidak melihatnya lagi setelah ia bertemu denga  Pett—Oh maksudku dengan Nichole, teman sekelas kami.”

Brengsek. Dugaanku benar. Lelaki sialan itu pasti bersama April.

Where the hell is she, Hayley?!” aku kembali mencengkram tangannya dengan suara yang semakin jadi. Oh Tuhan, sebenarnya aku tidak tega memperlakukan kekasih sahabatku seperti ini. Tapi aku juga harus segera menemukan April. 

“A-Aku tidak tau, April mungkin berada di dalam rumah karena sedari kami sampai ia terlihat kurang nyaman berada di pesta ini.”

Shit!” aku melepaskan cengkraman tanganku lalu berlalu memasuki rumah ini. Beruntungnya aku, tidak ada satupun yang menyadari keberadaanku disini. Keberadaan Harry Styles di sebuah pesta berat ini.

Aku menyusuri rumah mewah ini. Dari mulai ruang tamu, ruang tv, dapur, hingga ruang musik. Aku belum menemukan keberadaan April. Sial. Hingga aku memutuskan bertanya pada seorang pria yang kurasa sudah tidak sadar.

Hei, dude, I’m looking for Petter, do you see him?” tanyaku pada pria berkulit hitam yang sangat tercium bau alkohol dari mulutnya.

“Petter? Yeah, tadi aku melihatnya naik ke atas bersama seorang gadis.” Jawabnya dengan suara yang sudah terdengar jelas bahwa ‘he’s stoned’.

Okay. Thanks dude, have fun.” Kataku lagi. ia membalas dengan acungan jempol tangannya.

Aku segera menuju tangga untuk beralih ke lantai 2. Yang kutau, di lantai 1 tadi aku tidak menemukan kamar, berarti kemungkinan besar kamar berada di lantai ini. Fuck. Aku semakin kalap.

“Hei, kau lihat April?” tanyaku pada salah seorang gadis pirang yang sedang bermain billiard.

“April? Tidak.” jawabnya acuh lalu kembali fokus akan bola-bola yang ada di hadapannya. Sial.

Half A HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang