Part 23 - Don't Touch Me, Asshole!

2.8K 140 2
                                    

Niall’s POV

“Masih tidak ada jawaban?” tanya Gemma saat menunggu pesanannya datang. Kami sedang  berada di Starbucks sekarang.

“Bahkan ponselnya mati sekarang.” Jawabku. Jujur, aku bingung apa yang sebenarnya terjadi pada Hayley. Apa aku melakukan suatu kesalahan? Aku rasa tidak.

“Ada apa sebenarnya dengan Hayley?” tanya Gemma sambil menyeruput frappe vanillanya.

Aku menggeleng, “Aku tidak tau, padahal tadi pagi kami baik-baik saja dan aku sangat yakin kalau aku tidak melakukan kesalahan apapun.” Jawabku lagi.

“Kau harus kerumahnya, Niall.” Usul Zayn. 

“Ya, aku akan kerumahnya nanti malam.”

Setelah berbagai spekulasi yang kupastikan menjadi alasan Hayley ‘menghilang’ seperti ini, aku mengambil satu spekulasi yang menurutku paling spesifik. Hayley bosan menungguku dan marah. Ugh, klasik bukan? Aku tidak tau. Apapun itu, aku harus segera menemuinya.

Goodluck, Niall.” Ucap April saat aku keluar kamar.

April dan Eleanor masih di flat kami, sedangkan Liam dan Sophia sedang makan malam diluar, dan aku? Tentu saja akan menemui Hayley.

Tak sampai 20 menit aku sudah berada di depan rumah Hayley, aku segera turun dari mobil dan mengetuk pintu rumah bernuansa Eropa ini. Sekali ketuk, dua kali ketuk, sampai ketukan ketiga..

“Ya?” muncul seorang wanita paruh baya yang kutaksir berumur 35 tahun.

Ugh, tidak sopan sekali kau Niall.

“Selamat malam, nyonya, maaf mengganggu malam-malam begini.  Aku Niall, teman Hayley.”

Ia tersenyum padaku, “Oh, selamat malam. Jadi kau yang bernama Niall?” 

“Iya, benar aku yang bernama Niall.” jawabku sembari memberikan senyum termanisku.

Kini ia mengangguk dua kali, "Benar kata putriku, kau sangat tampan. Oh, I’m Jane, Hayley’s mom.” Katanya lagi.

Apa? Jadi Hayley sering menceritakan tentangku pada ibunya?  Ah, betapa bahagianya aku.

Thank you mrs. McFarllen, I’m Niall Horan, Hayley’s friend.” 

Are you sure about that? Only ‘friend’?” tanyanya dengan wajah penuh selidik.

Oh, come on, aku harus menjawab apa? Aku hanya bersikap sopan padanya. Tidak mungkin aku menjawab ‘Yes, I’m Niall Horan, Hayley’s fuckin’ handsome boyfriend’ bukan?

Umm, I mean. Hayley’s boyfriend?” ucapku terkesan sebagai pertanyaan bukan pernyataan.

Ia tergelak, “Come on young lad, bersikaplah santai padaku. Sebentar, akan kupanggilkan putriku. Duduklah.” Ia lalu mempersilahkanku masuk dan duduk di ruang tamunya yang sangat sederhana tetapi mewah, menurutku.

Sambil menunggu, aku melihat figura-figura yang tertempel di dinding ruangan tersebut. Ada foto Hayley sewaktu ia bayi, ada juga fotonya sewaktu ia, umm, mungkin 5 tahun? Aku tidak tau, yang pasti di foto itu, ia sedang memakan eskrim dengan senyum mengembang. Sangat menggemaskan.

“Niall?” aku tersadar dan menemukan ibu Hayley dengan raut wajah kecewa.

“Ya nyonya?” 

I’m sorry, Hayley ternyata sudah tidur.” Ucapnya masih dengan raut wajahnya

“Uh-oh, aku kira ia belum tidur. Tapi ternyata sudah.” Aku sedikit melirik kearah jam tanganku. Pukul 8 malam. aku sedikit ragu jika Hayley sudah tidur. Apa itu hanya alasannya saja untuk tidak menemuiku? Oh, kau ini berpikir apa Niall. Tidak mungkin, pasti Hayley lelah.

Half A HeartWhere stories live. Discover now