Part 28 - I'm Sorry

2.7K 125 2
                                    

Niall’s POV

“Aku dan Barbara sepakat untuk berteman baik mulai saat ini. Dan soal pelukan itu, Barbara mencoba melihat bagaimana reaksiku, apakah aku masih memiliki perasaan padanya atau tidak, dan ternyata tidak. Bahkan saat memeluknya, pikiranku dipenuhi olehmu. Percayalah.” Jelasku pada Hayley. kami sedang berada di sebuah kafe kecil di London.

“Sudah selesai bicaranya?”

“Oh come on! Harus dengan cara apa lagi aku memberi taumu kalau aku dan Barbara itu tidak memiliki hubungan apalagi perasaan apapun satu sama lain.”

“Oh come on! Harus dengan cara apa lagi aku memberi taumu kalau aku sudah muak?! Dan bisakah kau tidak menemuiku lagi?!” sentak Hayley sedikit menjiplak kata-kataku sebelumnya.

“Hayley, kumohon jangan seperti ini. Aku tersiksa jika kau bersikap tidak perduli padaku. Kumohon.”

“Tersiksa kau bilang? Kau pikir dengan aku melihat seorang yang kucintai berpelukan, bernostalgia, dan bermesraan dengan gadis yang pernah singgah itu tidak membuatku tersiksa?!” Dapat kulihat kepedihan di mata Hayley.

“Maafkan aku, kau hanya salah paham. Sungguh aku tak bermaksud menyiksamu.” Kini kugenggam kedua tangan gadisku dan mentapnya lebih dalam.

“Sudahlah Niall, aku sudah terlalu sakit.” Hayley melepaskan genggamanku.

“Aku mencintaimu, jangan tinggalkan aku.” Hatiku bergetar, tanganku dingin, dan mataku memanas sekarang.

“Simpan air matamu, Niall. Jangan biarkan aku kembali jatuh dalam omong kosongmu.” Hayley mengalihkan pandangannya dariku saat aku mulai meneteskan air mata.

“Maafkan aku.. Beri aku kesempatan sekali lagi.”

Err, fine. Okay, aku berikan satu lagi. Hanya satu! Puas?!”

“Oh thanks Hayley.. Thank you so much! Aku berjanji tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.”

Whaterver. Aku mau pulang sekarang.” Hayley memutar mata dan beranjak dari tempat duduknya. Ya tuhan, terima kasih telah membuat hatinya sedikit terbuka lagi untukku.

Candice’s POV

“Hey Candy!” suara ini, suara favoriteku dalam beberapa bulan terakhir. Oh betapa senangnya aku jika ia mengajakku bicara.

“Hey Lou!”

“Kau sedang apa? Aku bosan, Niall dan Harry lama sekali. Padahal kita masih ada beberapa scene lagi hari ini.” Ujarnya dengan wajah berpura-pura sedih. Sangat menggemaskan!

“Mengertilah Lou, Niall dan Harry kan sedang menyelesaikan masalah dengan para kekasihnya. Jangan membuatku terus dihantui rasa bersalah. Kau tau bukan masalah Niall itu ada sangkut pautnya denganku?” Sahut Barbara yang sedang duduk bersama Liam di hadapanku.

“Barbara benar, Lou. Kau ini, seperti tidak pernah bertengkar saja dengan Eleanoe.” Liam menambahkan.

“Iya, tapi aku bisa mati kebosanan kalian tau?!”

“Ben juga mengatakan kita ada break selama satu jam, bukan? Dengan ada atau tidaknya Niall dan Harry, kau akan tetap mati kebosanan.” Aku dan Barbara tergelak mendengar ucapan Liam.

“Oh Candy, kenapa kau tertawa? Kukira kau akan membelaku, ternyata kau malah ikut mentertawakanku.” Ujar Louis kembali dengan wajahnya yang berpura-pura sedih.

Aku tergelak, "Kau ini lucu sekali, Lou.” 

“Sudahlah, Lou.. Daripada kau bosan, mengapa tidak kau hubungi Eleanor? Aku yakin bosanmu akan segera hilang.” Usul Liam, seketika itu wajahku berubah menjadi datar setelah mendengar ucapan Liam. Menyadari itu, Barbara segera menatapku dengan pandangan bersabarlah-Candy. Oh, betapa menyedihkannya aku.

Half A HeartWhere stories live. Discover now