Part 26 - Is He Worth It?

2.8K 145 5
                                    

WARNING! THIS CHAPTER CONTAINS DIRTY IMANGINE. JUST DON'T TRY THIS ANYYYYWHERE! BE WISE YA HEHEHE ENJOY! ;D

April’s POV

Kurasakan nafas Harry berhembus dileherku. Aku bergidik. Shit. Akhir-akhir ini Harry sering sekali ‘memancing’ku. Well, kalian mengerti maksudku, kan? Ugh, aku bingung. Disatu sisi aku tidak mau melepasnya untuk siapapun selain suamiku, tapi disisi lain aku juga umm.. Aku menginginkannya dengan Harry. Aku tidak tau. Mungkin kedengarannya konyol. Tapi jujur, aku takut jika aku tidak memberinya pada Harry, ia akan berpaling.

Babe, I love you.” Ucap Harry yang masih diposisi awal. Menciumi pipi dan leherku dari belakang. Sedangkan aku yang sedang membuat teh didapurku hanya bisa bergidik dan menahan diri. Tahan April!

Love you too, Harry. Stop it. Itu membuatku geli, kau tau?” aku berbalik kearah Harry dan menemukan wajah Harry dengan tatapannya yang.. Ugh, aku tidak tau.

“Aku bisa membuatmu lebih geli.” Ia menjawab dengan senyumannya yang menggoda. Sial, aku tak bisa menahan diri untuk tidak mencium bibir merah menggoda Harry. 

What do you mean!” Aku mendorong pelan dan kembali berbalik kearah pantry dapur untuk melanjutkan membuat teh. Namun kurasakan tangan Harry kini mulai menyentuh pinggulku. Ia memelukku. Spontan ribuan kupu-kupu berkeliaran diperutku. Oh god.. Apa yang harus kulakukan?!

“Aku merindukanmu..” kembali Harry mencium pipi dan leherku.

Ready. Ayo Harry, waktunya menonton dvd yang sudah kita beli tadi!” aku melepaskan tangannya dan menjauh dari Harry sambil membawa nampan berisi dua teh hangat serta setoples cookies.

“Oh, come on April!” kudengar Harry sedikit merengek.

Come here!” aku duduk di sofa dan memutar film Abduction yang dibintangi Taylor Lautner juga Lily Collins. Harry hanya bisa menghampiriku dengan memutar kedua bola matanya. Ya mungkin dia kesal karena tidak sekali aku menolak’nya’.

“Kau menyebalkan!” ujarnya sambil kembali menarikku untuk duduk mendekat dan ia segera memelukku.

“Ugh, pervert!” ujarku mencubit hidung Harry.

Kami fokus menonton film sambil terkadang membicarakan pemain, akting, juga adegan-adegan pada film tersebut. Kau tau Lily Collins. kan? Aku dan Harry sepakat kalau Lily itu mirip sekali dengan Hayley. (author yang bodoh-_-)

Tak terasa sudah setengah film kami tonton. Dan tibalah pada adegan Taylor dan Lily sedang berada di kereta dan mereka.... Ugh, make out. Hatiku mengutuk film ini agar segeralah berlalu adegan dimana seorang wanita dan pria dipersatukan oleh hawa napsu mereka. Kalian tau? Karena adegan itu membuat Harry tidak bisa diam. Ia terus merubah posisi duduknya walau kedua tangannya tetap memelukku. Dan yang parahnya, pelukan Harry semakin kencang..

“April..” tiba-tiba Harry memanggilku sedikit berbisik.

“Ya?” aku masih menatap tv yang masih memutar film, untungnya adegan ‘itu’ sudah berakhir.

Look at me.” Ucap Harry.

“Apa?” aku menatap Harry dan seketika tenggelam dalam pesona mata hijaunya yang membuat hampir seluruh gadis dibelahan dunia ini terhipnotis. Oke, itu berlebihan.

I love you.” Harry tetap menatapku dan mulai mendekatkan wajahnya padaku. Tak memakan waktu lama, bibir kami sudah bertemu. Harry menciumku hangat dan lembut. Kurasakan desiran hebat dihatiku. Aku sangat menikmati ciuman ini.

Half A HeartWhere stories live. Discover now