Part 29 - Candice Loves Me?!

2.7K 127 4
                                    

Eleanor’s POV

“Hei, kenapa melamun?” tanya Louis yang duduk disampingku.

“Tidak.” jawabku tersenyum.

“Ayolah, kau tidak bisa membohongiku. Apa yang sedang kau pikirkan?”

“Tidak ada, Lou.”

Liar.” Louis mulai beranjak hendak meninggalkanku.

“Aku melihat kau dan Candice siang tadi.” 

“Maksudmu?” Louis kembali duduk.

“Aku melihat kalian keluar dari Starbucks.”

“Lalu? Bukankah aku sudah bilang padamu jika aku dan Candy memang dari Starbucks? Dan kenapa pula kau tidak menyapaku?”

“Saat aku melihat, kau dan dia sedang menuju mobilmu. Kenapa kalian hanya berdua? Dimana yang lainnya?”

“Yang lainnya tidak mau menemaniku, El.”

“Jadi hanya dia yang mau menemanimu?”

“Iya, hanya Candy yang mau menemaniku dan saa—“

“Haruskah kau memanggilnya dengan panggilan itu?” kulihat wajah Louis menatapku heran.

“Apa maksudmu?” ujarnya seraya menaikkan satu alisnya.

“Apa itu semacam panggilan sayang?”

“Ya Tuhan, El, bukan hanya aku yang memanggil Candice dengan panggilan ‘Candy’, yang lainnya juga memanggilnya dengan panggilan yang sama. Itu memang panggilan Candice.” Jelas Louis. Apa aku harus percaya?

“Oh?” 

Come on babe, percayalah. Dan jangan pernah berpikir jauh tentang aku dan Candice. Kami hanya berteman.”

“Yeah. Kau benar. Maaf aku sempat berpikiran negatif tentang kalian.” 

Louis tersenyum, "Tidak apa-apa, aku mengerti. Lagipula itu menandakan kau perduli padaku, bukan?” Louis memelukku.

“Aku selalu perduli padamu.” Dan detik itu juga Louis mendekatkan wajahnya kemudian mencium bibirku lembut dan hangat.

Bodohnya aku sempat bepikiran jauh tentangnya yang jelas-jelas tidak akan pernah terjadi.

Niall’s POV

“Bisa kau keluar rumahmu sekarang?”

Untuk apa?

“Aku ada didepan. Keluarlah.”

Err, okay 1 minute.

Tak lama pintu rumah terbuka dan keluarlah Hayley dengan piyama pink soft-nya. Lucu sekali gadisku ini.

“Ini sudah malam, Niall..ada apa?”

“Aku ingin memberi ini padamu.” Kuberikan sebucket mawar putih yang awalnya kusembunyikan dibalik punggungku.

Dapat kulihat wajah Hayley sedikit menunjukkan reaksi terkejut tetapi juga ada raut senang didalamnya. Syukurlah.

“Kau ini, tidak perlu repot seperti ini Niall.”

“Tidak, sama sekali tidak repot. Kau suka?”

“Ya, thanks.” Walau kurasakan masih ada nada dingin yang terselip disetiap kaliamat yang Hayley ucapkan, tapi tak bisa kupungkiri kini hatiku tersenyum lega karena Hayley menyukai bunga yang kuberikan padanya.

“Baiklah, aku pulang dulu ya. Kau beristirahatlah. Besok pagi akan kujemput.” Aku tersenyum lalu mencium kening Hayley.

“Kalau itu maumu..baiklah.” Hayley menaikkan kedua pundak dan alisnya. Setelah itu Hayley masuk kedalam rumah lalu akupun segera masuk kedalam mobil dan melesat kembali ke flat.

Half A HeartWhere stories live. Discover now