Part 6 - Stupid April

4.1K 240 2
                                    

April’s POV

“Hai..” sapaku

“Hai.. April.” Ia balas menyapa dengan senyumnya. Otomatis dimples mautnya menghipnotisku dengan sendirinya. “Silahkan duduk.” tambahnya.

“Ada apa?”

“Umm.. begini April. Umm.. Bagaimana, ya..” gugup. Ada apa dengan manusia satu ini?

“Ada apa?” tanyaku lagi.

“Umm.. Aku tau kau pasti tidak akan menerima maafku semudah itu, tapi April, percayalah padaku.. Aku sangat menyesal karena telah membentakmu. Terlebih di depan yang lainnya kemarin. Maafkan aku. Aku sungguh menyesal.” Dia bicara sambil menatap lurus ke mataku. Mataku bertemu dengan mata hijau emerald mematikannya itu. Seketika jantungku berdegup kencang.

"No need to sorry. Itu memang salahku, aku ceroboh sehingga menumpahkan air itu ke bajumu. Maaf, kemarin aku hanya terkejut saat kau membentakku seperti itu, ditambah aku lelah jadi aku pergi begitu saja.”

“Tidak April.. Aku..”

“Dengar, aku yang salah. Seharusnya aku lebih berhati-hati dan kemarin aku memang sangat lelah sehingga aku pergi begitu saja, tapi aku yakin pasti kau lebih lelah dibandingkan aku. Jadi jelas, semua salahku.” Belum Harry selesai bicara, aku memotongnya.

“April, tentang aku lelah kemarin itu, kau memang benar, tapi tidak semua salahmu. Seharusnya aku bisa lebih mengontrol emosiku. Maafkan aku, aku menyesal. I really am.”

“Sudahlah, aku sudah memaafkanmu Harry, yang lalu biarlah berlalu. Tidak ada gunanya juga membahasnya, bukan?”

“Kau serius tidak marah padaku lagi?” tanya Harry lagi.

“Iya.”

“Oh thanks. Kau tau? Semalaman aku terus memikirkannya, aku merasa sangat bersalah padamu. Ditambah kau tidak bisa dihubungi oleh Niall. Maafkan aku sekali lagi.” 

“Semalam aku sangat lelah, like I said before. Jadi aku tidak melihat ponselku. Duh, stop being sorry, please? Can you just get over it?”

“Maaf, aku merasa sangat tidak enak padamu. Sebagai gantinya, bagaimana jika aku mentraktirmu?”

Deal?”

Deal!”

Niall’s POV

“Kau pikir itu lucu? Tidak lucu, Hy.” Aku tertawa sangat lepas. Hayley adalah gadis yang sangat menyenangkan.

“Kau ini konyol, tidak lucu tapi tertawa seperti itu. Lihat, sekeliling kita menatapmu!”

“Aku tidak perduli! Kau yang konyol!” tambahku.

“Duh, menyenangkan sekali sepertinya?” tiba-tiba April dan Harry datang dengan tatapan mengejek. Sepertinya mereka sudah berdamai? Baguslah.

“Sangat menyenangkan sehingga yang tadinya ini acara kau dan aku, menjadi acara milik mereka, right?” sambung Harry disusul anggukkan April.

“Ugh, kalian ini bicara apa.” Hayley kali ini menjawab.

“Yea, jangan suka asal berbicara. Um, sepertinya sudah ada yang berdamai disini.” ucapku gantian dengan tatapan mengejek. 

“Jelas, kami sudah bukan rival lagi sekarang. Bukan begitu, April?” Harry berbicara dengan percaya dirinya.

“Oh you wish. Ayo Hayley kita pulang!” April lalu menarik Hayley dan menjulurkan lidahnya sambil berjalan menuju pintu keluar.

Half A HeartWhere stories live. Discover now