Part 8 - Bad & Good News

3.8K 213 0
                                    

Niall’s POV

“Terima kasih, Niall. Aku senang hari ini, sekaligus kenyang. Kau baik sekali mentraktirku makan sebanyak itu.” Hayley terlihat senang sekali.

“Sama-sama. Aku gemar sekali makan, jadi aku akan susah berhenti makan jika ada yang mau menemaniku kuliner.” Jawabku tertawa.

Aku dan Hayley seharian ini menghabiskan waktu dengan makan. Dari mulai makan makanan kesukaan di Nandos, kemudian eskrim, pancake, donuts, dan juga cupcakes. Perutku terasa penuh hari ini dan yang pastinya sangat senang. Aku senang bisa bertemu dengan Hayley, hobbynya sama denganku, gemar makan. Bahkan porsinya melebihiku. Kalian pasti tau, kan, aku mencari wanita yang porsi makannya sebanyak porsiku? 

“Sekarang kau harus antar aku pulang, aku masih pakai seragam, tidak enak pukul segini masih berada di luar.” Benar juga, sudah hampir puku 8 malam. 

Yes, ma'am.” Hayley memukul bahuku pelan.

Tak lama aku sampai di depan rumah Hayle dan ia mengucapkan terimakasih lagi padaku karena hari ini ia sangat senang. Dia tidak tau kalau aku lebih senang darinya.

“Hy, boleh aku meminta username twittermu?” tanyaku sebelum ia turun dari mobil.

“Boleh, aku minta followback, boleh?" Pintanya seraya mengetikkan nama twitternya di ponselku.

“Itu sudah pasti. Um, besok aku dan One Direction akan mengunjungi rumah Simon untuk membicarakan tour kami selanjutnya. Sepulang dari sana, aku boleh mampir ke rumahmu, tidak?” tanyaku.

“Tentu! Kabari aku saja besok. Baiklah, sudah malam, aku masuk, ya. Bye Horan!” sebelum Hayley membuka pintu, aku menarik tangannya dan mencium pipi kirinya. Kulihat semburat merah di pipinya. Sangat lucu.

Bye Hayley!” ia tersenyum lalu turun dari mobilku. Setelah aku pastikan Hayley sudah masuk ke dalam rumahnya, akupun tancap gas kembali ke flat. Aku tak sabar berbagi cerita pada ke empat sahabatku.

Sesampainya diflat aku menemukan Liam dan Louis sedang mengobrol dan melihat kedatanganku mereka tersenyum meledek.

“Kenapa kalian melihatku seperti itu?”

“Duduk dan ceritakan.” Liam menyuruhku duduk di sampingnya.

“Kalau aku tidak mau menceritakannya, bagaimana?”

“Siap-siap saja kau tidur di lantai malam ini.” Ujar Louis.

“Ugh, baiklah. Aku pergi kuliner dengan Hayley hari ini. Aku senang sekali, aku menemukan gadisku Li, Lou. Dia sangat menyenangkan dan mau kuajak mencicipi berbagai macam makanan tanpa mengucapkan kalimat “aku takut gemuk.”.” 

“Jadi, kapan kau akan melamarnya?” Louis bertanya dengan konyolnya.

Aku memutar kedua mataku, “Kau gila. Untuk mengutarakan perasaanku saja aku belum berani.”

“Kau payah!” giliran Liam bicara.

“Tidak apa-apa, yang penting besok aku akan kerumahnya." Aku berdiri dan menuju kamarku. Louis dan Liam hanya tertawa dan melemparku dengan bantal.

Harry’s POV

“Sampai. Terima kasih Harry, aku senang sekali hari ini.” April tersenyum padaku.

“Sama-sama. Aku yang harusnya berterimakasih padamu. Terima kasih telat menerimaku.” Aku membalas senyumnya

“Kau ini berlebihan. Mau mampir?”

“Tidak usah, kau istirahat saja. Nanti ku telepon, ya.”

“Baiklah. Hati-hati Hazza.”

Of course my girl.”

Half A HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang