Part 5 - Sorry?

3.9K 248 5
                                    

Harry’s POV

“Kau harus segera minta maaf padanya Haz.” Kata Liam.

“Ya kurasa tadi kau sangat keterlaluan. April sudah kuanggap adikku sendiri. Aku tidak tega melihat wajahnya tadi.” Tambah Louis.

“Kau ini kenapa Harry?” Zayn ikut bicara.

“Katakan padaku, apa maksudmu bilang kalau April adalah “perempuan-ku”? Niall bertanya padaku.

Aku bingung. Aku harus jawab apa? Apa aku harus bilang kalau aku cemburu dengan Niall-April? Tidak mungkin! Kalau Niall dan April benar-benar memiliki suatu hubungan dekat, aku tidak akan sampai hati pada Niall, dia sahabatku.

“Jawab Harry. Kau suka pada April?” tanya Niall lagi.

“Apa maksudmu?" tanyaku.

“Oh come on! Sudah berapa lama kita kenal? Kau suka dengannya? Dan kau berpikir kalau aku juga suka dengannya? Iya kan?”

Aku diam. Aku tidak tau hendak menjawab apa. Aku tidak enak kalau harus jujur.

“Jawab Harry.” Louis bicara.

“Aku tidak tahu.” Akhirnya aku menjawab.

“Ya Tuhan Harry. Aku sama sekali tidak ada apa-apa dengan April. Dia teman baikku. Aku suka dengannya hanya sebatas suka berteman, tidak lebih!” Niall berbicara seperti tidak percaya kalau aku cemburu padanya.

“Asal kau tau, saat pertama kali dia datang ke flat kita, di perjalanan pulang dia menanyakan kau, dia bingung kenapa kau bersikap seperti tidak suka dengannya. Dan saat kau pulang ke Holmes Chapel, setiap aku bertemu dengannya, dia selalu bertanya apa kau sudah kembali. Dia ingin aku segera bertanya padamu, ada apa kau dengannya.” Niall menjelaskan panjang lebar.

“Kau harus segera minta maaf padanya.” Zayn menambahkan.

“Berikan aku alamat rumahnya Niall.”

April’s POV

Aku sampai dirumah dan langsung membanting pintu lalu menjatuhkan diri di kasurku. Sepanjang perjalanan pulang tadi aku tak berhenti menangis. Kenapa Harry seperti itu? Apa salahku padanya? Kenapa dia sangat kasar terhadapku?

Drrrtt... drrrttt...

Ponselku bergetar tanda panggilan masuk. Siapa yang menelfonku? Ah aku tidak perduli. Paling itu Niall. Aku sedang tidak mood. Aku tidak mau Niall kena imbas, dia tidak salah apapun. Lebih baik aku mandi dan istirahat.

Harry’s POV

“Diangkat tidak?” tanyaku pada Niall

“Tidak, sabar saja, mungkin dia sedang tidak enak hati. Besok sore setelah latihan kita ke rumahnya ya.” Niall menenangkanku.

“Thanks Niall, maaf aku sudah berburuk sangka padamu.” 

Niall tertawa, “Kau ini lucu sekali! Sejak kapan kau menjadi seperti ini? Kau seperti baru mengenalku 2 hari. Mengapa kau begitu bodoh berpikiri aku akan memacari April?"

“Sejak aku bertemu dengan si goofy ini. Aku tidak tau kenapa! Aku kesal jika melihat muka menyebalkannya itu, tapi aku nyaman jika melihat mata abunya.” Jelasku. Aku sudah mengaku pada semua kalau aku... suka April. Aku sudah tidak bisa berbohong lagi.

“Aw, Harryku jatuh cinta!” Teriak Louis sambil memelukku.

“Kau akan mendapatkannya man!” tambah Zayn.

“Berjanjilah padaku kau akan berusaha mendapatkan maafnya dan juga...” belum selesai Liam bicara, Niall memotongnya.

“Hatinya!”

April’s POV

Hari ini aku amat sangat tidak bersemangat sekolah. Kalian tau kan kejadian kemarin membuatku sedikit shock. Aku heran saja pada Harry, teganya ia membentakku di depan teman-temannya.

“Hey beauty! Kenapa kau melamun?” Hayley datang dan membuyarkan lamunanku.

“Hey Hayley... tidak. Aku masih memikirka kejadian kemarin. Kenapa Harry begitu kejam.” Jawabku. Tadi pagi aku menceritakan semua pada Hayley.

“Ya, aku juga tidak menyangka, tapi mau gimana lagi? Sudahlah lupakan saja. Lebih baik kita pulang. Aku ikut denganmu ya, mobilku ngadat tadi pagi.” Hayley memasang puppy face-nya. 

“April!” ada yang memanggilku.

Shit, Niall! Mau apa dia kesini? 

“Niall? What are you doing here?” tanyaku mencoba tersenyum.

“Aku.. ingin bicara padamu. Bukan aku sih, tapi temanku.” Niall bicara dan sedikit melirik... Hayley.

“Temanmu? Siapa? Oh ya, kenalkan ini temanku Hayley. And Hy, kenalkan ini Niall.” Aku memperkenalkan mereka berdua yang sedaritadi saling berpandangan.

“Hayley McFarllen.” Hayley terseyum.

“Oh hai, aku Niall Horan.” Niall pun tersenyum. Mereka terlihat sangat gugup sekali. Aku hanya bisa menahan tawaku.

“Ehmmm.. Niall?” aku melambaikan tanganku di depan wajah Niall yang sedari tadi tak lepas memandang Hayley.

“Oh ya, disana temanku. Ayo ikut denganku April, kau juga ikut saja. Temanku ada di Mcd” Niall mengajak Hayley ikut juga. 

“Ya sudah kau duluan saja kesana, aku bawa mobil.” Jawabku. Tak lama Niallpun menghilang.

Aku sampai di Mcd, Niall sudah menunggu di depan pintu masuk.

“Temanku di dalam, duduk di paling pojok sendiri. Kau hampiri ya.”

“Memang siapa?” tanyaku heran.

“Harry. Please temui dia April.”

Aku memutar mataku, “Really? Oh god Ni aku sedang malas berdebat dengan temanmu yang satu itu.”

“Tidak, jangan salah sangka dulu. Dia ingin meminta maaf padamu April, percayalah.” Niall membujukku.

“Baiklah, kucoba temui dia. Doakan aku agar tidak kena bentakan dia lagi ya. Kau temani temanku dulu Ni, sekalian tanya nomer ponselnya.” Aku menggoda Niall.

“Bicara apa kau April!”

Niall’s POV

“Hey Niall, kau tidak apa-apa?” Hayley tiba-tiba bertanya.

“Eh, tidak. Ayo masuk, kita makan dulu.” Ajakku.

“Baiklah, aku juga lapar.”

Setelah aku melihat April sudah duduk dan mulai bicara dengan Harry, aku memesan makanan untukku dan juga Hayley.

“Ini makanannya. Ayo dimakan.” Tawarku pada Hayley.

“Kau juga." katanya, akupun mengangguk.

“Iya. Um, kau teman sekelas April?” tanyaku.

“Iya, teman sebangkunya juga.”

“Oh begitu ya. Um, rumahmu dimana?”

“Di A887 Sydney Ave, kau? Di Ireland ya?” dia tertawa. Sungguh manis sekali.

“Kau tau rumahku di Ireland? Ah, itu rumah orang tuaku. Kalau di London aku tinggal bersama bandmatesku di A905 Elm Street.” Jelasku.

“Jelas, kau kan artis besar, ditambah aku termasuk orang yang up to date, jadi aku tau sedikit tentangmu dan bandmu itu.” Jawab Hayley sambil mengunyah makanannya.

Aku tertawa sumbang, "Kau ini bisa saja.. Um, bolehkah aku minta sesuatu?”

“Apa?”

“Nomer ponselmu?”

VOTE&COMMENT GUYS!

Half A HeartWhere stories live. Discover now