Part 36 - Caroline Fuck

2.3K 139 12
                                    

April’s POV

“Bagaimana konsermu tadi?” tanyaku pada Harry yang kini sedang duduk manis di hadapanku. Kini aku berada di kamar hotel Harry.

Cool. Double awesome. Fans disini tidak kalah hebat dibanding fans di London. Mereka hebat.” Jawabnya sedikit antusias.

“Yeah, kalian juga sama hebatnya dengan mereka.” Ucapku disusul dengan senyuman mematikan Harry. Dia memang sangat tampan.

Thank you.

“You’re very welcome.”

“Bagaimana tripmu tadi?” kini Harry yang bertanya sembari meminum cokenya.

“Membosankan. Seharian penuh aku dan Hayley harus mendengarkan celotehan guru sejarah kami.” Jawabku menaikan kedua bahuku, sedangkan Harry hanya tertawa tanpa suara mendengarkanku.

“Kau lucu sekali. Kau harus menikmati Canada, April. This is Canada!

“Iya, aku menikmatinya.”

Good.

“Tapi jika bersamamu, tidak dengan guru sejarahku.” Mendengar jawabanku Harrypun tertawa. Kini dengan suara. Lumayan keras pula tawanya.

“That’s my girl.”

“I am.” Aku menjawab sembari memberi hormat layaknya anak SD yang sedang upacara.

Harry mencubit halus kedua pipiku, "Aku sangat merindukanmu."

“I miss you too..much."

“Aku ingin menghabiskan malam ini bersamamu. Bermalamlah disini, aku akan sangat kesepian jika harus tidur sendiri.” Pinta Harry. Dia memang tidur sendiri selama di Toronto karena the boys memang mendapat jatah kamar masing-masing.

“Aku tidak bisa, aku hanya diberi waktu sampai pukul 11 malam oleh guruku.” Jawabku.

Iya, jadi para siswa hanya diperbolehkan keluar sampai pukul 11, setelah itu kami sudah harus kembali ke hotel kami.

Oh, that’s too bad.” Timpal Harry kini mengikuti gerakanku sebelumnya, sedikit memajukan bibirnya. Lucu sekali.

“Ini masih pukul 7, waktu kita masih panjang.” Kataku mencubit hidungnya.

“Yeah, kau benar.”

“Ayo kita susul yang lain.” ajakku. The boys memang sedang berasa di sebuah club dekat hotel Harry, kecuali Niall. Niall dan Hayley sedang pergi ke Bloor Street West, salah satu window shopping yang ada di Toronto.

“Tidak mau.” Harry menggelengkan kepalanya dua kali.

Aku menautkan kedua alisku, "Kenapa?"

“Aku ingin disini saja, berdua denganmu. Aku sangat merindukanmu.” 

“Aku juga sangat merindukanmu.” jawabku memeluknya singkat lalu menangkap tatapan Harry yang sulit ditebak.

“Aku ingin melanjutkan kejadian di London tempo lalu.” Tiba-tiba Harry menciumku, ciuman ini sedikit menggebu. Kurasa aku mengerti maksudnya ‘kejadian di London’. Kalian ingat bukan kejadian dimana Zayn tiba-tiba saja ‘merusak’nya? Ya, kejadian itu.

Tak menunggu lama, akupun membalas ciuman Harry. Mendapat respon dariku, Harry mendorong tubuhku ke king bednya hingga kini ia berada diatasku. Perlahan tapi pasti tangan Harry menelusuri seluruh bagian wajah dan tubuhku.

Aku tidak menahan Harry yang kini sudah mulai membuka baju hangatku. Dan yang harus kalian tau, aku hanya memakai kaus tidak berlengan yang tipis sehingga membuat baju ini tembus pandang.

Half A HeartWhere stories live. Discover now