Part 7 - Honesty

4.1K 242 2
                                    

April’s POV

Aku sangat malas untuk berangkat sekolah pagi ini. Semalam aku tidak bisa tidur dan akhirnya menonton dvd yang mengakibatkan aku masih amat sangat mengantuk sekarang. 

To: Hayley <3

Hayley babe, aku tidak sekolah hari ini. Feels soooooo sleepy. Izinkan aku ya? Bilang saja ada urusan keluarga. Thanks angelku! Kisses kisses sweetheart!

Kuputuskan untuk tidak berangkat ke sekolah. Lebih baik aku lanjut tidur daripada nanti aku tidak konsen belajar :p

From: Hayley <3

Sleepy head! Kalau sekali lagi kau membolos, kau harus traktir aku. Kiss :*

Aku tersenyum kecil membaca pesan balasan dari Hayley, sahabatku yang satu ini memang sangat baik. Kuputuskan untuk menarik selimutku lagi, tapi tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumahku. Ugh, mengganggu saja.

“Hi, mengapa kau belum siap? Kau tidak sekolah?” Shit! Lelaki keriting ini datang di waktu yang sangat tidak tepat.

“Mau apa kau kesini? Ini masih pagi sekali kau, tau? Kau mengganggu tidurku.”

“Hey, kau tidak menjawabku, kau tidak sekolah? Membolos, huh?” 

“Iya, aku mengantuk dan berniat untuk tidur. Tapi kau datang dan menggangguku.”

“Ugh, beraninya membolos di awal masuk sekolah. Aku kesini untuk mengantarmu sekolah. Ayo siap-siap, akan kuantar kau. Nanti setelah aku selesai latihan, aku jemput lagi.” Ujar Harry panjang lebar membuatku bertambah kesal.

“Apa-apaan kau ini, huh? Kau ibuku? Seenaknya saja. Aku tidak mau. Pergi kau! Aku ingin tidur, idiot!” Hentakku membuat Harry membulatkan kedua matanya.

“Ada apa denganmu? Baiklah, jika kau tidak mau sekolah, izinkan aku masuk? Aku ingin bicara padamu.”

Dengan malas aku mengizinkan Harry masuk dan dengan amat sangat terpaksa membuatkannya teh hangat.

“Ini, mau bicara apa kau?” tanyaku datar.

“Ada apa denganmu?”

“Ada apa, apa? Aneh sekali kau ini.” Aku tidak menatap Harry yang kali ini menatapku dengan tatapan sangat serius.

Look at me, Caswell. Dan jawab aku.” Kali ini dia langsung menarikku agar aku melihat ke arahnya.

“Tidak ada apa-apa, Styles. Lepaskan aku.”

“Kau bohong. Setelah Taylor pergi, kau berubah. Ada apa, sih?” Dia masih bertanya? Bodoh! Jelas-jelas aku kesal melihatnya dicium oleh Taylor. Bukannya cemburu, tapi kan.. Ugh, tapi apa, ya?

“Kau tanyakan saja pada rumput yang bergoyang.” Aku menjawab cuek.

“Oh, kumohon! Aku serius. Aku tidak ada apa-apa lagi dengan gadis itu. Aku bersumpah sudah tidak memiliki perasaan apapun padanya, sungguh.”

“Tidak memiliki perasaan apa-apa tapi kau mau diciumnya 2 kali seperti kemarin? Kau pikir aku bodoh? Oh, ayolah, Styles. Kenapa kau bicara seperti itu padaku? Itu sama sekali bukan urusanku. Kau masih memiliki perasaan padanya atau tidak, itu sama sekali bukan urusanku. Aku tidak perduli.” Aku menjawab dengan kesal.

“Tapi kenapa aku merasa kalau kau perduli?” 

What the fuck.” Aku menjawab dengan kasarnya.

“April, aku serius. Tolong lihat aku. Aku tidak ada apa-apa lagi dengan Taylor. Maaf jika kejadian dia menciumku itu membuatmu tidak nyaman, tapi sungguh, aku sama sekali tidak tertarik lagi padanya. Aku sudah tidak pernah memikirkannya lagi. Sekarang ini aku hanya memikirkan satu gadis cantik yang sangat galak padaku. Dan juga bodoh.” Ia menatap mataku. Oh tolong Harry, tutup mata indahmu itu.

Half A HeartWhere stories live. Discover now