Possibility Suspect

79 5 4
                                    


Ayi terus membalikkan tubuhnya tidak tenang. Setelah pengidentifikasian tadi siang hingga menjelang sore, hati Ayi semakin gundah memikirkan sesosok tersangka yang samar-samar telah terpeta di pikirannya. Tapi, gadis itu terus menyangkal, sebab sejauh dia menghabiskan waktu bersama orang itu, Ayi tidak menemukan adanya keanehan pada diri temannya.

Dia mengambil posisi duduk, menangkup wajahnya dan mengusapnya pelan. Meraih ponselnya yang diletakkan di samping bantalnya dan mulai membuka aplikasi google. Mencari sebanyak-banyaknya berita mengenai kasus penculikkan itu dan menuliskan kesimpulannya pada buku kecil miliknya.

Jam telah berdentang tengah malam, matanya tak kunjung menutup karena pikirannya terus mengumandangkan segala kemungkinan orang-orang yang bisa dijadikan tersangka. Matanya justru semakin terbuka setelah mendapatkan fakta lain dari kasus penculikkan tersebut dan menyingkirkan Alvin sebagai orang yang patut dicurigai.

Sebuah ketukkan pintu pelan mengagetkannya dan segera beranjak dari tempat tidur menuju pintu. Rupanya, dua sosok laki-laki sedang berdiri di depan kamarnya dan mendesak ingin segera masuk. Insting gadis itu mengatakan akan ada hal penting yang akan disampaikan kedua laki-laki itu. Ayi membukakan pintu untuk mereka.

Setelah kedua pria itu masuk, Ray dan Deva. Ray mengubah mode kamar adiknya menjadi kedap suara. Jika sudah begini, Ayi tahu hal itu benar-benar penting untuk dibicarakan sampai tak seorang pun diizinkan untuk mendengarnya selain mereka yang berada di dalam ruangan tersebut.

"Gua udah cari semuanya, selengkap-lengkapnya. Antara Renard dengan keempat pelaku itu punya kesamaan yang menonjol. Pertama, kisah dan latar belakang kehidupan mereka, kesamaan bisnis yang ditekuni keluarga mereka dan seperti yang dibilang Obiet, kalo keempat pelaku yang udah kita simpulin adalah orang yang sama itu udah menikah, begitu juga Renard." Deva membuka percakapan mereka dengan penuh semangat, nyaris tanpa jeda dia menerangkan.

"Setelah gua cari lagi dan gua urutin usia kebebasan para korban, kalo kita urutin tempat mereka lahir akan terbentuk kata 'DPOK', mirip kaya kota yang dia tempatin sekarang. Masalahnya, siapa orang yang lahir dengan awalan huruf 'E', kalo emang kata itu merujuk pada kata 'DEPOK'." Ray membacakan hasil pemikirannya.

"Equador. Pelaku sempat tinggal di Equador empat tahun sebelum akhirnya kembali ke negara asal mereka." Deva baru mengingat satu hal yang sempat dia baca sebelum menghampiri kamar Ayi.

"Gua udah coba nyari ulang pemilik tiga akun yang ngefollow kak Excel dan kalau gua sejajarin namanya, membentuk satu nama." Ray tampak ragu membeberkan hasil temuannya. Yang dia lakukan selanjutnya justru menjelaskan terlebih dahulu sebelum menyebutkan nama tersebut. "Gua ngerangkai kata ini sesuai dengan huruf besar username. Seperti yang udah sering ditonton atau dibaca, satu huruf yang mencurigakan bisa dijadikan petunjuk atau huruf mencolok biasanya mengandung unsur petunjuk kalau di rangkai baik-baik, dan kata-kata tersebut udah gue rangkai membentuk nama—" Ray memperhatikan wajah Ayi cukup lama, suatu kabar yang akan membuatnya tidak mempercayai hasil buah pikir dirinya. Tapi, begitulah faktanya. "Bagas"

Dia terkejut melihat wajah datar adiknya, tidak dia temukan sebuah ekspresi di raut wajah gadisnya. Apa mungkin Ayi sudah lebih dulu mengetahui hal ini, namun dia lebih memilih bungkam?

"Gua dapet informasi lain mengenai mantan guru kita itu. Lo berdua kenal Aiden 'kan?" Deva dan Ray sama-sama mengangguk, siapa yang tidak kenal bocah lincah berwajah imut itu, juara karate yang tidak terbantahkan. "Dia ngasih gua sebuah berita. Ternyata, mantan guru kita itu disuruh oleh seseorang ber-Username @RyotaSeDai_ Aiden udah berusaha ngelacak IP akun tersebut, tapi gak bisa. Dan gua baru nyoba tadi. Yang gua temuin, alamat itu merujuk pada rumah kak Wena, alumni kita dua tahun yang lalu, saudara jauhnya Bagas. Dan juga, setelah lo ngejelasin asal-usul satu nama yang lo temuin itu, semuanya semakin jelas. Nama panjang Bagas itu Bagas Rahman Dwi Saputra. Huruf besar di username yang di kasih Aiden itu R, S, D, Rahman Dwi Saputra."

Secret EnemyWhere stories live. Discover now