Silent Can Be Killer

127 7 3
                                    


Sejak gue di culik sama geng sialan itu, hidup gue bener-bener hancur, keluarga gue berantakan dan gue sama sekali gak bisa nikmatin masa SMA gue dengan baik. Jangankan gue, seluruh isi sekolah juga ikut merasakan apa yang gue rasain. Kekacauan hidup.

Awalnya gue pikir peristiwa yang menimpa Nyopon cuma peristiwa pembalasan dendam aja, secara tuh anak jailnya gak tanggung-tanggung. Dan gue salah. Saat gue di rumah sakit, gue coba retas sistem sekolah, cuma Cctv kelas gue sih, gue pengen tau apa yang sebenarnya terjadi. Gue dapetin rekaman itu, tapi pas gue mau buka, gagal mulu. Gue putusin buat ngebuka rekaman itu dengan cara yang beda dan gue berhasil.

Rekaman itu nunjukin kalo Nyopon keliatan bingung waktu masuk kelas, dia berkali-kali memperhatikan layar hpnya, tiba-tiba aja ada orang masuk dan mukul Nyopon dari belakang. Dia pingsan dan si pemukul mulai membuka seragam Nyopon, menggoreskan sesuatu di punggung Nyopon sampai mengeluarkan darah sangat banyak. Selesai dengan 'seni lukis'nya, si pelaku memakaikan kembali seragam Nyopon dan mulai memaku Nyopon di dinding. Gambar yang dibuat si pelaku adalah sebuah wajah dengan kombinasi hewan. Mata elang, mulut manusia, hidung anjing dan telinga kelelawar. Gambar itu gak akan jelas kalo videonya gak gue slow motion-in dan gue zoom. Sampe sekarang, gue masih belum tau siapa pelakunya, cuma gue udah megang beberapa ciri yang bisa gue jadiin pedoman nyari pelaku itu. Bagian yang bikin gue merinding waktu ngeliat rekaman itu adalah, saat gue masuk ke kelas dan berdiri memaku, ternyata pelaku masih ada di kelas bersembunyi di suatu tempat. Gue gak tau dia sembunyi dimana, dia muncul gitu aja di belakang gue jalan santai. Dari cara dia jalan, kayanya gue tau siapa orangnya, tapi gue gak bisa nuduh gitu aja.

Dan sekarang, hal serupa bahkan lebih sadis lagi terjadi, salah satu korbannya adalah adik kelas yang gue belain kemaren. Gue kaya ngeliat film Final Destination, kematian yang tertunda hari ini namun terjadi di hari berikutnya.

Sion, rival abadinya Cakka, ketua dari Sang Pengatur ngajakin 3 elemen lainnya bersama para anggota untuk rapat diluar sekolah. Kami rapat di cafe milik Ray, cafe itu emang punya ruang pribadi yang kedap suara, kata Ray sih dibangun khusus untuk mereka yang pengen diskusi tanpa di denger orang lain. Tapi gak ada yang tau kalo cafe yang menjadi tempat rapat adalah cafe milik Ray. Ray yang nyuruh gue untuk ngerahasiain ini.

Gak ada yang berbicara karena semuanya emang terpaku pada laptop masing-masing. Kami 'berbicara' lewat dunia maya. Tim gue dan Sion kebagian mencari informasi dari setiap sosial media yang dimilikin penghuni sekolah dan dua tim lainnya berfokus mengamati Cctv sedetail mungkin. Semua kegiatan itu terasa berat buat kondisi gue saat ini. Gue lebih sering memejamkan mata karena kepala gue emang masih sering sakit, bukan masalah sih, toh gue bisa liat objek apapun dengan mata tertutup.

"Yi, kalo lo masih pusing, tidur aja. Biar gue yang ambil alih." Kak Kiki yang merupakan wakil gue emang selalu pengertian. Sakit sedikit, gue langsung disuruh istirahat. Tapi untuk saat ini, istirahat bukanlah kegiatan yang tepat saat semua kerunyeman menghampiri.

"Enggak kak, masih semangat kok." Gue tersenyum saat kak Kiki mengusap lembut kepala gue. Hal yang selalu dilakuin Ray dan Ozy. Hah, gue jadi kangen Ozy. Ngestalk masa lalu, gak masalah kali ya? Eh, entar aja deh, yang ini lebih penting.

Sekian menit kami diskusi dengan cara yang 'unik'. Belum ada yang memberikan komentarnya sama sekali. Sosmed anak kelas satu yang jadi bagian tugas gue gak ada yang aneh sama sekali, rata-rata mereka membuat status tentang perasaan, game, guyonan dan hal-hal gak penting lainnya, postingan foto kebanyakan tentang keseharian mereka. Kalo gini gua yakin anak kelas satu gak ada hubungannya dengan permasalahan yang dihadapin sekolah.

"Guys, look at this!!!" Pekik Goldi, ketua sang Mematai, yang tengah sibuk dengan proyektornya. Mungkin dia pengen nunjukkin sesuatu. "Gue nemuin kejanggalan disetiap video yang gue buka." Goldi memainkan rekaman Cctv yang mereka retas dengan cara baik-baik a.k.a diizinin sama penjaga Cctv-nya. Awalnya semua rekaman itu biasa-biasa aja. Tapi pas rekaman itu dihentiin Osa dan di zoom... Kami tetap gak nemuin sesuatu yang spesial.

Secret EnemyWhere stories live. Discover now