Planning

72 6 0
                                    

"Kita bakal masang ATIS GUEHER di sekolah, kegunaan alat ini untuk mengetahui setiap telepon yang digunain siswa-siswi, guru atau staf sekolah lainnya juga para tamu yang dateng ke sekolah. Siapa penggunanya, waktunya kapan dan nomor teleponnya bakal terdeteksi sama alat ini." Gue pernah denger alat ini. Gila, mereka berdua bisa punya alat yang harganya selangit. "Alat ini bakal kita taruh di tempat persembunyian kita kemaren. Dengan kata lain, kita Cuma bisa masuk ke lubang itu saat semua orang benar-benar udah pulang. Yang ngelanggar bakal kena sanksi berat. Kita juga bakal masang SPY AC Plug ke masing-masing ruangan, termasuk kamar mandi, tapi untuk kamar mandi cukup di luar aja."

"Untuk sehari-hari kalian harus dan wajib masang semua benda ini di tubuh kalian." Sebenernya apa yang lagi kami hadapin, kenapa alat-alat yang mereka keluarin begitu lengkap? Gue jadi ngerasa sebagai seorang mata-mata, bukan siswa yang sedang menempuh gerbang kematian hidupnya untuk menentukan surga-nerakanya masa depan kami.

"Seragam kalian bakal gue modifikasi malam ini, salah satu kancing seragam kalian bakal gue ganti dengan kancing ini. Pulpen yang kalian gunain juga harus pulpen yang kami kasih. SpyCam Bulpen. Tas kalian bakal gue pasangin pinhole camera. Gue perhatiin kalian semua suka make jam, maka dari itu gue bakal ganti jam kalian dengan Spywatch 720p. Khusus buat Obiet karena dia make kacamata, kacamata lo diganti sama kacamata pengintai ini dan seluruh laki-laki diruangan ini gue yakin pada perokok semua, termasuk kakak gue sendiri. Pake ini, Lighter SpyCam dan yang terakhir, gue mohon kebijakannya dalam pemakaian. Stun gun, ini bukan sembarang senter, senter ini bisa nyentrum orang, gunain ini kalo kalian terdesak aja. Semua cara pemakaian alat-alat ini ada di dalam buku yang gue taro di kamar kalian masing-masing di ujung kiri rak buku nomor 3 dari bawah." Ayi menjelaskan semuanya begitu terburu-buru, seolah di kejar anjing rabies.

"Hang on, sebenernya apa sih yang lagi kita hadapin? Kenapa semua jadi serba alat pengintai? Seberapa bahayanya monster itu buat kita?" Akhirnya pertanyaan itu lolos juga dari mulut gue setelah sekian menit gue tahan dengan ketidaksabaran ekstra.

"Yo, apapun yang bakal kita hadapin, gue jamin kalian gak bakal mau tau. Sesuatu yang lebih dari sekedar bahaya. Sesuatu yang harus kita perhatiin gerak-geriknya karena dia bergerak satu kaki dengan kita, melangkah satu langkah dengan kita, mengambil oksigen di tempat yang sama dengan kita dan tentunya berbaur dengan semua orang yang ada di sekeliling kita. Kehadirannya gak akan terlihat kecuali kalian peka dan teliti, menganalisis sebelum akhirnya mengeksekusi. Itu yang bakal kita hadapi."

Penjelasan Ray bikin gue ngeri, otak gue yang biasanya berimajinasi dengan hebat mendadak macet dan susah untuk kembali menggas imajinasi tersebut. Gue emang gak tau apa yang bakal gue hadapi, tapi penjelasan itu cukup untuk gue tau seberapa bahayanya hidup gue ke depan.

"Malam ini kita bakal ke sekolah buat masing ATIS."

*****

"You were my rock and now you ain't there. Had so much time and memories to share. Now you gone I don't know what to do. My hearts messed up in a daze and it's crazy. To think you was here not long ago. Now you gone and you ain't around no more. I'm putting on a front just to keep me close. Not letting the world in so they can take away your memory. And how we used to be so close together. Now there's miles between us and there's a change in the weather. Replacing your sunshine and what you did for me. When the world made me blind you helped me see. Even though it's hard keep battling on. So many people torn apart but you gotta be strong. The whisper that I cry out around the globe. No matter where you may be your heart is my home."

Suara mereka cukup ribut di tengah malam kaya gini. Keributan yang berirama dan menggetarkan isi hati. Rap yang indah dilakukan sepasang adik-kakak yang tengah mengenang duka mereka tanpa mengenal lelah setelah tadi kami berhasil mengendap-endap dan memasang alat yang dimaksud Ayi.

Sekeras apapun lo berkata ikhlas, hati gak akan bisa dibohongi dan itu jelas terlihat di kehidupan mereka. Saat matahari nyalang, mereka dingin bagai es, tak pernah mencair sekalipun seseorang sedang terluka. Tapi bukan berarti mereka membiarkan luka itu terbuka lebar, mereka punya cara sendiri untuk menyembuhkan luka orang-orang tersebut. Dan saat bulan menggantikan lelahnya tugas matahari, mereka berduka, duka yang dalam dan sangat mengiris hati.

Meski lagu yang mereka suarakan berupa irama yang menghentak tanpa ada nada mellow di dalamnya, namun liriknya mengalahkah beribu nada sendu. Lirik yang mendalam dari hati yang hampa dan kosong.

"I know it's hard to stay and be strong. But my heart is aching I can't take this any longer. It's so hard without you making me smile. Your words of strength they always conjure. The best of me cause' that's who you are. I named it after you the brightest star. 'Cause without you in my life there will be no hope. Like Noah and his Ark God gave him the boat. So if you hear this wherever you are. You're in my mind your my shining star. It's sad knowing you were here and now you ain't. I would kill for one last time to see your face. There's nothing left for me now I've given up. Life's so hard and it's treating me tough. You don't know how much I love somebody till they're gone. It's hard on me but I've gotta move on."


"
People come and go. But memories never fade. They've gone away for a while. And we'll never know why. What hurts the most is seeing you break down and cry. Just remember he's still close to you. Just remember he's still close to you."

"Reminiscing on the days we shared. Now you're gone and we wasn't prepared. Have to live every day as a last."

"Never knowing what you've got till it's gone. But life continues and the beat creeps on. Gotta stay strong and look up to the sky. Put your hands together and believe in that guy."

Lagu itu selesai, gak ada isak tangis, mereka sudah menuangkan segalanya dalam lagu tersebut. Gue masih bisa denger ada suara petikan gitar yang bermain, permainan yang asal menandakan sebuah kejenuhan. Mereka merindukan kelengkapan mereka di masa lalu. Gue bisa ngerasain itu karena sebelum Ray berubah sedingin ini, gue pernah dekat sama dia.

Dari dulu sampe sekarang posisi gue gak pernah berubah, selalu jadi wakilnya Ray, dia yang minta. Dia gak mau ada orang lain yang mengambil posisi gue karena alasan yang gak gue tau. Maka dari itu gue kenal baik gimana kepribadian Ray.

Dan semuanya berubah seiring duka yang mereka selami. Satu hari dirumah ini aja gue bisa ngerasain gimana sepinya mereka menghadapi segala kerumitan yang mereka temui di jalan. Tapi mereka gak pernah nyerah, hanya kedinginan mereka bertambah setiap kali masalah itu datang menghampiri. Kedinginan yang membuat hati mereka kuat.

"Zy, semoga lo bisa ngeliat mereka disana."

*****

Vote and Comment, thanks ^^

Kritik dan saran membangun dibutuhkan ^^

Secret EnemyWhere stories live. Discover now