Apa masalahnya?

133 4 2
                                    


Ayi gak tidur semalaman? Hanya untuk mengungkap siapa pelaku Cakka? Bangga gue punya adik yang masih peduli pada orang lain, gue yakin dia ngantuk berat, tapi gue juga gak bisa ngizinin dia bolos, kak Dayat gak bakal suka kalau tau alasan bolosnya Ayi Cuma untuk mencari tahu siapa pemilik lambang itu. Gue juga liat ada bertumpuk-tumpuk kertas di mejanya, gue tau itu pasti hasil temuan dia.

Gue mendekat ke Ayi memberikan rangkulan kebanggaan dan mengusap kepalanya lembut, hal yang sangat jarang gue lakuin karena kesibukkan gue. "Hari ini gak usah bolos dulu ya, tanggung, kan hari jum'at. Pulang sekolah lo bisa tidur puas, gue jamin gak bakal ada yang gangguin tidur lo." Ucap gue lembut. Ayi hanya mengangguk dan ninggalin gue ke kamar mandi. Gue rasa, gue juga harus siap-siap, selesai shalat gue mau langsung bikinin dia sarapan kesukaan dia biar sekolahnya semangat.

Saat gue masuk ke kamar, gue liat kak Dayat sedang berdiri di depan jendela, tangannya dia lipat di depan dada, gue tau maksudnya. Gue coba netralisir diri gue sendiri untuk kemungkinan yang bakal terjadi. Gue tau bakal ada bom lembut yang meledak.

"Lo sayang Ayi, kan?" Tanya kak Dayat dingin, firasat gue mulai gak enak.

"Iya kak dan bukannya lo juga sayang sama dia?"

"Kalo lo sayang, lebih baik lo bakar kertas-kertas yang udah di cari Ayi, lo kubur niat lo buat nolongin temen lo itu atau lo bakal nyesel setelah lo kehilangan adik lo untuk yang kedua kalinya, lo gak mau, kan?" Sedikit takut juga marah mendengar perkataan yang baru saja keluar dari mulut kak Dayat, dia sama sekali gak membantu.

"Kalo lo gak mau ngasih bantuan ke kita, lebih baik lo diem dan akan gue pastikan Ayi aman di tangan gue, kakaknya. Lebih baik lo keluar."

Apa-apaan ini, kenapa sifat kak Dayat yang hangat dan humoris berubah menjadi dingin dan mematikan sejak kami menunjukkan rekaman itu? Gue jadi semakin penasaran siapa mereka sebenarnya dan mau apa mereka dengan Cakka? Juga mengapa kak Dayat begitu emosi melihat lambang itu? Kak Dayat merupakan orang yang pintar mengatur emosi, jadi wajar kalau gue mempertanyakan hal ini.

Gue memutuskan untuk shalat dan mandi dengan waktu yang relatif lama, semua gue lakuin buat mendinginkan isi kepala gue yang nyaris meledak diperlakukan demikian oleh kak Dayat. Setelah gue rasa pikiran gue membaik, gue ke dapur dan mencoba masak dengan waktu sesingkat mungkin, membuat makanan favorit Ayi, sandwich isi tuna dan coklat hangat, yang pasti gue cuma bikin dua karena hati gue udah terlanjur kesal dengan tingkah orang dewasa satu itu.

Ayi turun dengan earphone menutupi telinganya, matanya terpejam meski dia terus melangkah tanpa ada rasa takut akan terjatuh, tangannya sama sekali tidak memegang sisi tangga seolah dia adalah zombie yang mencari mangsa. Bukan hal yang baru bagi gue mengingat Ayi sudah sering melakukan hal itu saat dia mengantuk, malas bahkan ngambek. Dia memang ahlinya berjalan dengan mata tertutup maupun di kegelapan teramat gelap. Bagi gue, mata Ayi tak ubahnya mata kelelawar, mungkin saat mengandung Ayi nyokap gue di gigit kelelawar, hehehe....

"Cepetan deh turunnya, gue bikin makanan kesukaan lo nih!!!" Tidak ada respon sebab setengah arwahnya sedang melayang mencari peristirahatan yang cukup, sedangkan sisanya lagi mencoba tetap beraktifitas walau terpaksa. Kasihan juga melihatnya seperti ini, mungkin nanti disekolah gue bakal izin sama guru yang mengajar di kelas Ayi untuk membiarkan Ayi tertidur, alasannya sakit. Gue terpaksa bohong demi kesehatan Ayi. Ayi kelihatannya mungkin kuat, tapi dibalik raganya yang kuat, Ayi tidak boleh terlalu capek atau rumah sakit akan kembali menantinya seperti tahun kemaren.

"Cepet dimakan, biar datengnya pagian dan lo bisa tidur dulu di kelas sebelum belajar." Dia hanya bergumam dan menampung wajahnya diatas lipatan tangannya. Beberapa detik kemudian tangan kanannya meraih segelas susu yang ada di depannya, matanya masih tertutup saat mulut tipis itu sibuk menyedot seperempat isi gelas.

Secret EnemyWhere stories live. Discover now