01.1 | Before the Podium

31.3K 871 40
                                    

01.1
Before the Podium



Bintaro. Mei 2017.

Ruangan itu bercat putih. Ukurannya cukup besar dengan sebuah tempat tidur dengan ukuran master bed berada di tengah. Tempat tidur itu berwarna light blue dengan selimut berwarna ocean blue. Di atas tempat tidur itu terdapat beberapa tumpuk baju dan celana jeans, buku-buku dan komik, kresek yang beisi kartu-kartu entah apa itu, ada syal berwarna baby blue, ada topi fedora bermotif bunga, dan koper yang terbuka yang baru terisi setengah. Sepertinya si pemilik memutuskan untuk berhenti mengepaki barang-barangnya sebelum selesai.

Di samping tempat tidur itu ada sebuah table lamp bergaya retro berwarna kayu coklat pastel lembut. Di atasnya terdapat  sebuah lampu duduk bergaya modern dengan bahan stainless, kontras sekali dengan kesan pertama ruangan itu. Di sebelah kanan ruangan terdapat rak yang berasal dari susunan kubus tanpa tutup depan belakang, warnanya sama dengan table lamp. Di sela-sela rak itu terdapat tumpukan buku yang ditata tak beraturan. Ada juga komik di sana, souvenir pajangan hasil backpacker-an, topi, mug-mug pajangan, kamera lomo merk leica dan beberapa wadah film yang dijejer cukup rapi, dan juga sekaleng permen foxs.

Di atas rak itu terdapat deretan foto-foto dalam piguran. Dari yang paling pojok, foto seorang laki-laki dan perempuan berumur 20-an menggandeng seorang anak perempuan berpotongan seperti Dora di tengah, foto anak perempuan itu agak lebih besar - dikuncir kuda, berpose di kebun binatang  sepertinya karena latar belakangnya adalah kawanan menjangan - , foto anak perempuan itu berseragam merah putih bertopi merah sambil menggendong tas yang kebesara - ia tetawa terpaksa karena sepertinya tak mau difoto-, foto anak perempuan itu berkebaya putih ala Bali dengan bunga di telinga kirinya - ia terlihat manis di sana- , foto anak perempuan itu berambut sebahu - rambutnya kini mulai mengikal, berseragam biru putih sambil tertawa nyengir ke arah yang memfotonya -, foto selanjutnya adalah foto perempuan itu dalam baju khas penari Tari Merak -foto itu diambil candid.

Selanjutnya, kebanyakan foto adalah foto-foto anak perempuan itu ketika masih remaja. Ada foto seorang anak perempuan berseragam SMA, -berpose di tengah bersama ayah dan ibunya dengan background nama SMAnya-. Frame selanjutnya berisi 6 foto – foto-fotonya bersama teman-teman SMAnya, foto ia dan teman sekelasnya saat kelulusan SMA – yang perempuan berkebaya dan yang laki-laki berjas rapi-, foto ia dan teman-teman SMAnya –geng main basket-.

Beranjak, foto berganti menampilkan perempuan yang sama tetapi terlihat lebih dewasa dan teman-teman kuliahnya –kali ini rambutnya sudah sepundak lebih sedikit dengan ikal halus yang mempesona-, foto ia dengan kostum tari Sekar Pudyastuti –berpose dengan seorang wanita paruh baya berkebaya, background di belakangnya adalah International Traditional Dance Festival-. Ada juga foto saat perempuan itu di wisuda –kebayanya putih model bali dengan border biru, bawahannya ia memakai rok batik mega mendung Cirebon berwarna biru tua-. Ia berfoto bersama ayah dan ibunya dan juga kakek dan neneknya. Dan yang terakhir, foto perempuan itu bersama seorang laki-laki berkacamata bermata teduh saling tertawa ke arah kamera dengan latar belakang pemandangan perbukitan.

Di ujung rak itu, di samping rak itu tepatnya, ada sebuah pintu yang terbuka, mengarah ke ruang berisi almari pakaian dan langsung terhubung ke main bath room. Di sebelah kiri ruangan itu, hanya pintu-pintu geser kaca saja yang menghalangi dari beranda. Tirai putih tertiup angin berkelebat lembut. Ada seorang wanita di beranda itu, berdiri sambil melipat tangannya di atas railing beranda, melamun menatap langit kota. Di bawah sana, lalu lintas padat karena sudah masuk rush hours.

Pintu kamar yang mengarah ke ruang tengah yang langsung terhubung dengan dapur dibiarkan terbuka. Ia merasa aman membiarkan pintu itu terbuka karena hanya ada dia saja di apartemen itu. Ketika pintu depan apartemennya dibuka oleh tetangganya yang telah mengetuk-ngetuk tetapi tak dijawab, ia masih saja terjebak dalam lamunan. Ada yang mengganjal pikirannya akhir-akhir ini. Tahun ini rasanya, pulang terasa sangat berat. Ia menghela napas.

JARAK [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang