Sinned in February

By itstgksherly

5.3K 741 49

[NCT Jaehyun FanFiction] (SUDAH TAMAT) Setelah pesta ulang tahun dihari kasih sayang itu, Shin Hea tampaknya... More

[00] Prolog
[01] Awal
[02] Putus
[03] Jimat
[04] Fakta
[05] Garis
[06] Rasa
[07] Tersesat
[08] Magnet
[09] Solusi
[10] Panti
[11] Teman
[12] Dewasa
[13] Salah
[14] Peringai
[15] Dekat
[16] Berhenti
[18] Akui
[19] Hancur
[20] Malu
[21] Janji
[22] Sosiopat
[23] Mimpi
[24] Berikan
[25] Hampir
[26] Kenangan
[27] Pergi
[28] Tangis
[29] Kacau
[30] Tanya
[31] Ingin
[32] Kencan
[33] Pilihan
[34] Yakin
[35] Tunggu
[36] Maaf
[37] Danau
[38] Ibu
[39] Foto
[40] Duka
[41] Waktu
[42] Damai
[43] Sentuh
[last] Lahir

[17] Sakit

123 14 1
By itstgksherly

"Sakit? Kau hanya bisa menyakiti seseorang, kan? Entah dengan kalimatmu atau perbuatanmu. Sekarang bagaimana rasanya?!"

●•●Sinned in February●•●

Setelah melakukan pembayaran untuk cemilan-cemilan yang dibelinya di mini market itu, Youra mengecek ponselnya untuk memastikan ada pesan atau panggilan yang masuk dari Hea, namun nihil. Youra mengatakan bahwa ia akan mampir ke apartemen yang akan Hea tinggali dan Hea memintanya untuk datang terlebih dahulu dan tidak perlu menunggunya.

Perempuan itu bahkan memberitahu kata sandi apartemennya pada Youra namun Youra merasakan sesuatu yang janggal dihatinya. Padahal perempuan itu sudah mengulur waktu agar ia bisa tiba bersamaan dengan Hea, namun perempuan itu tak kunjung mengabarinya. Apa Hea memerlukan waktu yang lama untuk membohongi Ibu pantinya? Entahlah, namun Youra tidak memiliki perasaan yang baik akan itu.

Youra melangkah keluar dengan sekantong kresek berisi cemilan, membuang napasnya berkali-kali. Ini hari yang berat bagi Hea, tentu saja. Youra rasa ia harus sedikit menghibur perempuan itu, sehingga Youra memutuskan untuk membelikan cemilan. Biasanya suasana hatinya akan membaik ketika ada banyak makanan, Youra harap Hea juga seperti itu.

Ketika Youra memutuskan untuk menghubungi Hea, ponselnya tiba-tiba dirampas secara kasar oleh seseorang. Perempuan itu jelas terkejut dan ketika ia melihat siapa orang yang berani melakukan itu padanya, Youra memutar bola matanya. "Kembalikan," pintanya.

"Kau membeli banyak makanan, mau berpesta dirumah kekasih barumu?" ucap laki-laki itu, sarkas.

"Aku tidak ada urusan lagi denganmu." Balas Youra sambil berusaha mengambil ponselnya namun laki-laki itu justru mengangkat tangannya sehingga membuat Youra kesulitan untuk meraih ponselnya. "Ya! Kim Doyoung! Kau kurang ajar, kembalikan!" pekik Youra nyaring.

Doyoung memutar bola matanya, "Urusan kita masih belum selesai," ucap laki-laki itu.

Youra memandang sinis mantan kekasihnya ini, urusan macam apa lagi memangnya, Youra merasa muak dan malas berhadapan dengan laki-laki ini. Ketika berusaha merebut ponselnya lagi, Doyoung secara tiba-tiba menariknya menjauh dari mini market, Youra tentu memberontak, entah akan dibawa kemana oleh laki-laki ini, Youra jelas tidak menginginkannya.

Doyoung menarik Youra cukup jauh, namun perempuan itu berhasil menghentikannya dan kini mereka berdua berada didepan sebuah toko yang sudah tutup sehingga membuat keadaan sekitar cukup gelap. Youra melepas paksa tangan Doyoung dari pergelangan tangannya, "Apa kau gila?!" ucap Youra tak terima.

Doyoung yang mendengar itu mendesis tak percaya, "Aku gila? Kau yang gila!" balas Doyoung, "Membuat kekasihku koma dan kau masih berkeliaran, aku tidak bisa membayangkan jika ada orang lain yang menjadi korbanmu!" ucap Doyoung lagi.

Youra terkekeh dan perlahan ia tertawa, Doyoung yang melihatnya tentu merasa bingung. "Apa kau tidak merasa bersalah?" tanya Doyoung, hanya perempuan aneh yang tidak merasa bersalah ketika telah menyakiti seseorang dan Doyoung melihat itu pada Youra sekarang.

"Kau yang mendekatiku sedangkan aku hanya menyambutmu dan kekasihmu itu tidak terima. Dan sekarang, kau malah menyalahkanku?" balas Youra dengan tawaaannya. "Jika saat itu, kau menyukaiku, kau seharusnya memutuskan hubunganmu dengannya dan berkencan denganku. Pada dasarnya, kau hanya ingin memiliki banyak kekasih, bukan?" sambung Youra.

Mendengar itu membuat Doyoung kehilangan kata-kata sejenak, Youra yang menyadari itu kembali tertawa. "Perempuan itu masih menjadi kekasihmu? Dia 'kan sedang koma, aku pikir kau sudah mencari perempuan baru diluar sana." Ucap Youra sambil tertawa kecil.

Doyoung tak lagi diam, kini tangannya terangkat dan menampar keras pipi Youra. "Bagaimana manusia sepertimu bisa hidup," ucap laki-laki itu.

Youra yang terkejut karena Doyoung yang tiba-tiba menamparnya tentu merasa tak terima. Bagaimana bisa kejadian waktu itu menjadi sepenuhnya kesalahan Youra? Youra tentu merasa tidak adil karena itu, Doyoung yang memulai semuanya namun Youra sudah menerima segala hinaan dan apa yang Doyoung dapatkan? Laki-laki itu bahkan tak menerima satupun hinaan.

"Kau menamparku terlebih dulu, jangan salahkan aku bila kau akan terbaring koma sama seperti kekasihmu itu." Ujar Youra penuh penekanan dan berusaha merebut ponselnya karena ia akan pergi saat ini juga namun sialnya Doyoung lagi-lagi tak membiarkannya begitu saja. "Aish, brengsek. Kau ingin apa lagi?" Youra memekik, perempuan itu sudah tersulut emosi.

"Kenapa kita tidak pergi ke kantor polisi, kau bisa melaporkanku karena sudah melakukan kekerasan padamu dan aku bisa melaporkan bahwa kau telah membuat seseorang koma dan terancam kehilangan masa depannya!" balas Doyoung dengan suara yang cukup tinggi.

Youra yang mendengar itu membuang napasnya tak percaya, "Dengarkan aku baik-baik." Youra melangkah mendekat ke arah Doyoung. "Kau hanya tinggal menjalani hidupmu, kekasihmu akan bangun dan dia masih memiliki masa depan." Jelas Youra, menatap Doyoung tajam namun laki-laki itu tiba-tiba mendorongnya keras sehingga membuat punggung Youra menghantam keras sebuah tembok dibelakangnya.

"Brengsek!" Youra memekik tak terima sedangkan Doyoung justru terkekeh ketika melihat perempuan itu kesakitan.

"Sakit? Kau hanya bisa menyakiti seseorang, kan? Entah dengan kalimatmu atau perbuatanmu. Sekarang bagaimana rasanya?!" balas Doyoung membuat Youra lagi dan lagi terkekeh tak percaya dengan apa yang didengarnya.

"Youra-sshi?" tiba-tiba terdengar sebuah suara yang menyebut namanya, membuat Youra melihat siapa yang memangilnya itu dan sontak membuatnya terkejut. "Apa yang kau lakukan disana?" itu Taeyong, berjalan mendekat ke arahnya, membuat Youra merasa bahwa takdir kembali berpihak padanya.

"Kekasihmu sudah datang, ya?" ucap Doyoung dengan kekehan kecil. Tanpa Youra duga, Doyoung tiba-tiba melangkah mendekat ke arah Taeyong dan langsung memberinya sebuah pukulan yang membuat Taeyong saat itu juga langsung jatuh tersungkur diaspal.

"Ya!" pekik Youra.

Taeyong merasa terkejut atas apa yang diterimanya, ia berusaha menghentikan laki-laki yang tak dikenalnya itu ketika ingin memukulnya lagi. "Tenang, ada apa ini?" tanya Taeyong baik-baik.

Doyoung yang menyadari bahwa laki-laki yang dipukulnya itu tak melawannya balik membuatnya membuang napas tak percaya. "Kau laki-laki baik rupanya, bagaimana bisa kau mengenal perempuan sepertinya?" ucap Doyoung dan setelah itu, ia melayangkan beberapa pukulan lagi diwajah Taeyong.

Youra yang terkejut karena Taeyong tak berusaha melawan hanya menghindari pukulan-pukulan Doyoung tentu merasa tak terima. Youra melihat sekitarnya, matanya tertuju pada sebuah tong sampah didekat toko itu dan mengambil sebuah tongkat besi yang sudah tak terpakai itu, "Kebetulan sekali," gumam Youra dengan tongkat besi yang sudah digenggamannya.

Perempuan itu melangkah mendekat ke arah Doyoung yang masih memukul-mukul Taeyong yang jatuh tersungkur itu, tanpa pikir panjang Youra langsung melayangkan satu pukulan pada punggung Doyoung dengan tongkat besinya, yang sukses membuat laki-laki itu terjatuh disebelah Taeyong.

"Ya, saekkiya. Sudah aku peringatkan, kau juga bisa koma kalau melawanku." Ucap Youra dan kembali melayangkan pukulan bertubi-tubi pada Doyoung dengan tongkat besi itu.

Taeyong terkejut melihat bagaimana Youra menghajar laki-laki itu dengan sebuah tongkat besi dan ia berusaha untuk menghentikan Youra dengan menariknya menjauh. Youra yang masih tersulut emosi mencoba untuk melepas Taeyong yang menarik kuat tangannya, "Sudah cukup." Ucap Taeyong pada Youra.

Mendengar itu membuat Youra berhenti, ia membuang tongkat besi itu. "Kebetulan dia menarikku hingga ke depan toko bangunan ini, sehingga ada senjata yang bisa aku gunakan untuk menghabisinya." Gumam perempuan itu sambil menatap Doyoung yang terlihat kesakitan.

"Kau tidak seharusnya melakukan itu," ucap Taeyong yang masih terkejut dengan apa yang dilihatnya.

"Aish, persetan. Aku tidak peduli," balas Youra, menyadari bahwa ia berucap kasar didepan laki-laki yang disukainya membuat perempuan itu sontak memukul mulutnya beberapa kali. "Maksudku, dia pantas mendapat itu," sambung Youra kemudian.

"Siapa dia?" tanya Taeyong.

"Orang gila, ayo kita pergi." Jawab Youra sambil menarik Taeyong pergi, meninggalkan Doyoung yang masih terkapar diaspal itu.

"Kita harus membawanya ke rumah sakit," ucap Taeyong kemudian menghentikan langkahnya dan Youra.

"Kenapa kau peduli? Kau bahkan tak mengenalnya." Balas Youra, berurusan dengan orang baik atau brengsek sama-sama membuang waktunya, tidak bisakah langsung pergi saja?

Youra memutar bola matanya, ia kembali berjalan ke arah Doyoung dan Taeyong mengikutinya dibelakang. Youra memandang Doyoung yang kesakitan itu dengan datar kemudian mengambil ponselnya yang sempat ia lupakan, "Nanti ada orang yang menolongmu tapi bukan aku, tunggu saja." Pesan Youra.

Taeyong dibuat terkejut lagi oleh Youra, "Aku bilang, kita harus membawanya ke rumah sakit." Ucap Taeyong lagi, memastikan bahwa ucapannya didengar oleh Youra.

"Taeyong-sshi.." ucap Youra dengan kekehan, "Aku bilang, apa pedulimu? Tidak perlu membawanya ke rumah sakit." Lanjut Youra penuh penekanan dan menarik Taeyong untuk menjauh dari Doyoung.

Untungnya, Taeyong tak berucap apa-apa dan memilih mengikutinya. Tiba-tiba Youra menyadari sesuatu, apa yang Taeyong lakukan disekitar daerah apartemen Hea? Bagaimana bila laki-laki itu melihat Hea dan Jaehyun? Bukankah keadaan akan menjadi rumit?

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Youra, tiba-tiba menghentikan langkah mereka. "Aish, sial.. aku meninggalkan belanjaanku. Kim Doyoung brengsek." Gumam perempuan itu sambil menunggu Taeyong menjawab pertanyaannya.

"Tidak ada, hanya saja Jaehyun cukup sering pergi ke daerah ini. Aku penasaran apa yang dilakukannya," jawab Taeyong.

"Mana mungkin.." ucap Youra sambil terkekeh kaku. "Sebaiknya kau tidak perlu ke daerah ini lagi, ada banyak orang gila yang tiba-tiba memukulmu dan akan sangat bahaya bila aku tidak ada. Bagaimana kau bisa tidak melawannya!" sambung Youra, masih merasa gemas karena Taeyong tak melawan Doyoung tadi.

Taeyong hanya menjawab dengan senyuman kecil, "Aku hanya tidak ingin," jawabnya.

Youra mengangguk malas, jawaban apa itu. Ketika melihat wajah Taeyong yang babak belur, membuatnya meringis. "Ayo ikut aku." Ucap Youra, menarik tangan Taeyong dan berniat untuk mengobati luka-luka diwajah laki-laki itu.

"Kemana?" tanya Taeyong.

"Mengobati lukamu." Jawab Youra, "Tapi aku serius dengan ucapanku, kau tidak perlu datang ke daerah ini lagi." Sambung perempuan itu.

Taeyong mungkin bisa bertanya kenapa, namun laki-laki itu memilih untuk mencari jawabannya sendiri.

Terima kasih sudah membaca!
Jangan lupa vote dan komennya!

Continue Reading

You'll Also Like

960K 78.2K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
30.9M 2M 103
COMPLETED! MASIH LENGKAP DI WATTPAD. DON'T COPY MY STORY! NO PLAGIAT!! (Beberapa bagian yang 18+ dipisah dari cerita, ada di cerita berjudul "Private...
721K 67.5K 50
{Rilis in :1 February 2021} [Fantasy Vampire series] Ivylina terjebak di sebuah Museum kuno di negara Rumania dan terkunci di kamar yang penuh dengan...
260K 20.5K 99
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...