[11] Teman

110 18 0
                                    

"Dia tidak akan membalas perasaanmu tapi aku akan,"

●•●Sinned in February●•●

Jam pelajaran telah selesai, Hea merapikan buku-bukunya dan melirik seseorang yang duduk disampingnya. Bagaimana bisa, perempuan ini tertidur disepanjang pembelajaran dengan alasan bahwa dia belum mendapat buku yang otomatis membuatnya tidak dapat mengikuti pelajaran. Padahal Hea sudah secara sukarela membagi bersama bukunya, namun perempuan itu tetap menolak dan bersikeras untuk tidur saja.

Dan tidak ada yang bisa melawannya lagi. Hea sebenarnya merasa senang karena ia tidak perlu membagi bukunya, namun ia juga merasa jengkel karena perempuan ini benar-benar.. entahlah, sikapnya luar biasa sekali, luar biasa menjengkelkannya. Ketika Hea beranjak dari kursinya, Youra terbangun dan mencegat tangannya.

"Kau mau kemana?" tanya Youra.

Tunggu, perempuan itu sama sekali tak terlihat seperti baru bangun tidur. Wajahnya terlihat segar-segar saja. "Kau tidak tertidur, ya?" tanya Hea.

Youra yang mendengar itu kemudian terkekeh, "Aku tipe orang yang lebih suka belajar hanya dengan mendengar daripada melihat karena aku akan mengantuk dan benar-benar tertidur," jawab Youra, Hea benar-benar tak mengerti dengan perilaku tak biasa perempuan dihadapannya ini.

"Kau melihatku seperti orang aneh, apa kau menyadari itu?" tanya Youra sambil terkekeh kemudian ia berdiri dan menarik tangan Hea untuk keluar dari kelas, "Kau pasti ingin pergi ke kantin, kan?" tebak Youra yang Hea abaikan.

Youra merangkul pundak Hea seolah mereka teman dekat padahal mereka baru menjadi teman sebangku sejak kemarin. "Kau tahu kelas berapa dia?" tanya Youra.

Dahi Hea berkerut bingung, entah siapa yang dimaksud perempuan itu, Hea tidak tahu siapa dan ia juga tak ingin tahu apalagi peduli. Youra berdecih ketika menyadari bahwa ia diabaikan lagi, "Kau sudah mulai mengidam, ya?" tanyanya yang sukses membuat langkah Hea berhenti.

"Aku tidak pernah bertemu orang sepertimu sebelumnya jadi aku tidak tahu bagaimana cara menghadapimu.. namun, kau sebaiknya tidak mencampuri urusanku dan.." Hea memotong kalimatnya kemudian menepis tangan Youra dari bahunya, "Tidak perlu bertingkah seolah kita dekat." Sambungnya.

Youra terkekeh lagi, "Kau maupun aku, kita tidak memiliki teman. Jadi kita harus berteman, bukan? Lagipula aku hanya sekedar bertanya." Jawabnya.

Hea memutar bola matanya kemudian keduanya melanjutkan langkah mereka. Memang benar apa kata Youra, Hea tidak mempunyai teman begitupula dengan perempuan itu. Terlebih lagi, Youra tahu rahasia penting yang tengah disembunyikannya jadi membuat perempuan itu tidak menyukainya adalah hal yang salah untuk Hea.

Bagaimana bila Youra memberitahu semua orang? Itu mungkin saja karena Hea dapat melihat dari perilaku perempuan itu yang tak mudah ditebak. Youra bisa saja berteriak ditengah lorong dan mengatakan rahasianya, mungkin menjadikan perempuan itu teman dapat mengurangi kemungkinan hal itu terjadi tapi entahlah.

"Puji Tuhan.." ucap Youra, membuat Hea yang tengah menundukkan kepalanya kemudian mengangkatnya. "Itu yang aku maksud, apa kau tahu kelas berapa laki-laki itu? Tunggu, sepertinya dia menghampiri kita, tapi kenapa?" bisik Youra sambil melirik ke arah Taeyong yang semakin mendekat ke arahnya.

Tentu Taeyong tak sendirian, ada Jaehyun bersamanya yang sukses membuat Hea membuang pandangannya ketika Jaehyun menatapnya balik. Langkah Hea dan Youra terhenti karena kedua laki-laki itu menghalangi langkah mereka. Hea membuang lagi pandangannya ketika Jaehyun tepat berdiri dihadapannya sedangkan Jaehyun mengusap leher belakangnya sambil membuang pandangan juga.

Sinned in FebruaryWhere stories live. Discover now