[30] Tanya

78 14 3
                                    

"Memang melelahkan namun dia yang menjadi penyemangatku, sehingga aku rela melakukan apapun untuknya."

●•●Sinned in February●•●

3 minggu yang lalu, 5 April..

Malam ini terasa dingin, sehingga laki-laki itu mengeratkan jaket yang dikenakannya. Ia tidak tahu kenapa dirinya senekat ini, menaruh curiga yang tidak mendasar namun memiliki keyakinan yang kuat. Laki-laki itu tidak menemukan jawaban sampai sekarang dan langkah ini merupakan cara terakhirnya.

Beberapa saat lalu, Taeyong mengunjungi panti dan tidak mendapat apapun yang diinginkannya. Ia merasa bahwa Hea kini benar-benar menghilang darinya dan Taeyong hanya ingin mengetahui dimana perempuan itu sekarang. Walaupun Ibu panti mengatakan bahwa Hea sudah kembali pada orang tuanya namun laki-laki itu hanya ingin memastikan, agar rasa curiga dihatinya menghilang.

Taeyong benci ketika ia menaruh curiga itu pada Jaehyun, ia pikir tak seharusnya ia merasa demikian namun tingkah Jaehyun belakangan ini membuatnya yakin bahwa sahabatnya itu tengah menyembunyikan sesuatu. Jika yang terjadi pada Hea dan Jaehyun hanya sebuah kebetulan, maka tak apa, Taeyong akan menyalahkan dirinya yang merasa bahwa keduanya memiliki keterkaitan.

Namun jika apa yang dirasakannya benar, bahwa Jaehyun dan Hea memiliki sesuatu hal yang berusaha disembunyikan darinya, Taeyong belum tahu apa yang harus dilakukannya. "Mana mungkin, mereka bahkan tak pernah kulihat mengobrol." Gumam Taeyong setelah lamunannya terbang kemana-mana.

Taeyong mengikuti Jaehyun sejak pulang dari sekolah tadi, laki-laki itu jarang pulang ke rumahnya. Jaehyun jelas mengetahui bahwa Taeyong lebih suka berada dirumah laki-laki itu daripada dirumahnya sendiri, sehingga Taeyong memutuskan untuk menjadikan rumah Jaehyun rumah keduanya.

Namun akhir-akhir ini, Jaehyun justru tak pernah pulang, membuat alasan Taeyong yang sering berkunjung adalah untuk menemui Jaehyun tak dapat laki-laki itu gunakan lagi karena Jaehyun tak ada dirumah. "Apa yang dilakukannya..?" gumam Taeyong setelah Jaehyun masuk ke salah satu restoran yang menjual makanan-makanan China.

Taeyong menunggu diluar, tak jauh dari restoran. "Haruskah aku melakukan ini? Jangan-jangan dia mampir untuk makan dan aku berdiri disini menunggunya, seharusnya aku ikut makan juga." Gumam Taeyong sambil mengeratkan jaketnya lagi.

Karena tak tahan akan dinginnya malam, Taeyong memutuskan untuk ikut masuk ke dalam restoran itu. Namun baru beberapa langkah menuju pintu masuk, Jaehyun sudah keluar sambil membawa beberapa kantong kresek dan pergi dengan salah satu sepeda motor milik restoran tersebut, tanpa menyadari kehadiran Taeyong yang tak jauh darinya.

"Jaehyun bekerja disini? Bagaimana mungkin, untuk apa ia melakukannya?" gumam Taeyong.

Niat awal Taeyong yang ingin menghampiri Jaehyun dengan menduga bahwa laki-laki itu mungkin mampir untuk makan, dibatalkannya. Jaehyun jelas-jelas pergi untuk mengantarkan makanan, laki-laki itu bekerja direstoran ini. Padahal sebelumnya, Taeyong tak merasakan aneh yang sebesar ini namun sekarang ia merasakan itu dengan sangat.

Selama ia mengenal Jaehyun, laki-laki itu tidak pernah kekurangan apapun dalam hidupnya. Sehingga bekerja paruh waktu adalah hal yang seharusnya tak Jaehyun lakukan. Kesalahan apapun yang Jaehyun lakukan pada orang tuanya, orang tuanya tak mungkin akan melepas Jaehyun begitu saja.

Ketika Jaehyun sampai, laki-laki itu terlihat langsung melayani pelanggan dan tak lama kemudian kembali pergi untuk mengantar makanan. Taeyong berdiri tak jauh dari restoran, pintu kaca pada restoran itu membuatnya dapat melihat sekilas kesibukan Jaehyun yang berjalan kesana-kemari untuk melayani pelanggan.

Sinned in FebruaryOù les histoires vivent. Découvrez maintenant