[08] Magnet

117 20 0
                                    

"Pegang ucapanku. Kemanapun aku melarikan diri, kau akan selalu menemukanku karena ini nomer teleponku. Ini jaminanku, panggil aku jika kau memerlukan sesuatu."

●•●Sinned in February●•●

Laki-laki itu memandang pantulan wajahnya dari cermin, memandang kosong ke arah dirinya sendiri. Memandang wajahnya yang masih basah karena ia membasuh wajahnya tadi, bahkan rambutnya ikut basah, ia seperti menyirami seluruh wajahnya dengan air, tak peduli dengan rambut atau seragamnya yang mungkin saja bisa basah.

Berkali-kali Jaehyun memukul tepi-tepi wastafel dengan tangannya hingga tangannya memerah. Tubuhnya benar-benar terasa lemas, jiwanya seolah terbang entah kemana, raganya seperti kosong dan matanya tak lagi memancarkan cahaya, kini mata itu terlihat memerah, matanya sedang berusaha untuk tidak menesteskan sebutirpun air mata.

Namun gagal, hingga Jaehyun kembali menyirami wajahnya dengan air untuk menyamarkan air mata itu. Laki-laki itu bahkan lupa kapan terakhir kali dirinya menangis. Ia menjalani hidup seperti anak muda pada umumnya, ia datang ke sekolah, ia belajar dengan benar dan ketika pulang Ibunya akan menyambutnya dengan hangat. Ia juga memiliki teman yang selalu ada untuknya.

Jaehyun mencintai kehidupannya. Namun, ia tahu, semuanya akan berubah. Jaehyun akan memilih melakukan segala macam hal untuk menemukan jalan keluar, namun ia mengerti apa yang ada dipikiran perempuan itu. Perempuan itu ingin janin itu tetap hidup. Jalan keluar satu-satunya adalah aborsi dan bila ia melakukan itu, seumur hidupnya, Jaehyun akan menganggap dirinya sebagai pembunuh.

Apalagi dengan perempuan yang membawa janin itu, semuanya terasa membingungkan. Jaehyun meraih saku pada kantong celananya, ia mengambil alat test kehamilan itu dan menatapnya lagi. "Ini benar-benar gila," gumamnya.

Bagaimana bisa pesta ulang tahunnya justru yang membawanya pada titik ini, membawanya pada keadaannya yang membuat seolah jiwanya hilang entah kemana, keadaan yang membuat tubuhnya lemas seolah tak ada tulang-tulang sebagai penyangga?

Jaehyun menatap wajahnya pada pantulan cermin lagi kemudian membuang pandangan, ia berjalan ke arah tempat sampah yang tak jauh dari tempatnya berada, ia berniat membuang alat test kehamilan itu, namun ketika ingin menjatuhkannya, salah satu bilik toilet terbuka yang membuat Jaehyun buru-buru memasukkan kembali alat test kehamilan itu ke dalam saku kantong celananya.

"Apa yang kau lakukan disini?" ternyata itu Taeyong. "Ada apa dengan wajah dan rambutmu? Kau apa habis selesai mandi?" tanya Taeyong lagi sambil berjalan menuju wastafel untuk membasuh tangannya.

"Bukannya kelas sudah dimulai? Kenapa kau masih disini?" tanya Jaehyun tampak gugup dan tak menjawab pertanyaan Taeyong tadi.

Mimik wajah Taeyong tampak menunjukkan kebingungan, "Benarkah?" laki-laki itu bergumam sambil melihat jam dipergelangan tangannya, "Sudah lewat sangat jauh. Tidurku sepertinya sangat nyenyak sampai aku melupakan jam masuk kelas," sambung Taeyong sambil terkekeh.

 Tidurku sepertinya sangat nyenyak sampai aku melupakan jam masuk kelas," sambung Taeyong sambil terkekeh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sinned in FebruaryWhere stories live. Discover now