[26] Kenangan

90 15 1
                                    

"Cinta yang tak terbatas untuk Hea.."

●•●Sinned in February●•●

9 bulan yang lalu, 1 Juli...

Dengan perlengkapan piknik yang dibawanya, Hea melangkah riang menuju taman sambil melihat sekeliling, mencari tempat yang sekiranya tepat untuk membuka tikarnya. Mata perempuan itu berbinar ketika ia akhirnya menemukan bagian dari taman dengan rumput hijau yang menyejukkan mata, Hea tanpa ragu langsung membuka tikarnya dan menaruh keranjang khas piknik diatas tikar.

Matahari tidak terlalu terik, itu sebabnya Hea memilih untuk pergi piknik disore hari. Perempuan itu mengeluarkan sebuah kue ulang tahun yang dibuatnya bersama keluarga panti kemudian menaruh lilin diatas kue itu. Kini ia hanya tinggal menunggu seseorang yang tengah berulang tahun hari ini.

Taman tidak terlalu ramai, membuat Hea dapat menenangkan dirinya sejenak. Hari ini adalah hari yang menyenangkan buatnya, Hea harap ia bisa merasakan hari ini disetiap harinya. Hea tidak menyiapkan hadiah yang mewah, ia hanya akan memberikan sepasang sepatu sederhana yang tidak terlalu mahal.

Hea melihat jam dipergelangan tangannya, hari semakin sore dan akan berganti malam namun seseorang yang ditunggunya tak kunjung datang. "Apa dia tidak dapat menemukanku?" gumam Hea sambil meraih ponselnya untuk menghubungi seseorang itu. "Lee Taeyong.. laki-laki yang paling sulit dihubungi," gumam Hea sambil menutup kembali ponselnya.

Matahari yang mulai turun, membuat Hea perlahan mengeratkan jaket yang dikenakannya. Angin akan semakin dingin seiring berjalannya malam, taman memang terlihat lebih indah dimalam hari namun akan terasa lebih menyenangkan jika Hea tidak melihat ini sendirian. "Setidaknya dia memberitahu kalau akan datang telat.." gumam Hea, menatap kue ulang tahun itu dengan lesu.

Taman yang berkelap-kelip oleh lampu-lampu cantik mungkin dapat membuat suasana hati Hea membaik namun perempuan itu masih merasakan perasaan kesal karena ia harus menunggu begitu lama dimalam yang semakin dingin ini. Hea memeluk kedua kakinya dengan dagunya yang berada diatas lutut, mulai merasa bosan apalagi ketika melihat orang-orang yang tampak menikmati malam ini.

Ketika mendengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa ke arahnya, Hea langsung menoleh ke belakang kemudian tersenyum lebar ketika melihat Taeyong sudah mendekat ke tempatnya. "Mianhae.." ucap laki-laki itu dengan napas tak beraturan.

Hea menggeleng dan memberi isyarat untuk Taeyong duduk disebelahnya. "Kau yang membuat kue itu?" tanya Taeyong ketika sudah mendudukkan dirinya disebelah Hea dan melihat sebuah kue yang berada didekat perempuan itu.

"Iya," jawab Hea dengan senyuman, membuat Taeyong tak dapat menahan ekspresi gembiranya. Laki-laki itu yang meminta Hea untuk membuat sendiri kue ulang tahun untuknya karena Taeyong bingung ketika Hea menanyakan hadiah apa yang laki-laki itu inginkan.

"Aku tidak percaya kalau kau akan benar-benar membuatkannya untukku." Kata Taeyong sambik mencolek-colek dagu Hea karena ingin menggoda perempuan itu.

Hea yang tengah menghidupkan lilin-lilin yang berada diatas kue itu dengan korek api yang dibawanya hanya bisa menahan senyum, "Ini pertama kalinya aku membuat kue, kau harus maklum bila rasanya tidak enak." Ucap Hea dengan kue yang sudah berada ditangannya dan siap membuat Taeyong meniup lilin-lilin tersebut.

"Ya.." Taeyong berucap lemas, "Tapi mana mungkin, kau pasti membuatnya penuh kasih sayang." Ucap laki-laki itu lagi dengan kekehan. "Kau mau apa?" tanya Taeyong yang sudah siap mengucapkan harapannya sebelum meniup lilin ulang tahunnya.

"Kenapa tanya aku? Kau yang berulang tahun," jawab Hea dengan alis yang terangkat, bingung.

Taeyong tak bertanya lagi, laki-laki itu menutup matanya beberapa detik kemudian meniup lilin pada kue ulang tahunnya. "Selamat ulang tahun, Lee Taeyong-sshi." Ucap Hea penuh hormat yang dibuat-buat.

Sinned in FebruaryWhere stories live. Discover now