Sinned in February

By itstgksherly

5.3K 741 49

[NCT Jaehyun FanFiction] (SUDAH TAMAT) Setelah pesta ulang tahun dihari kasih sayang itu, Shin Hea tampaknya... More

[00] Prolog
[01] Awal
[02] Putus
[03] Jimat
[04] Fakta
[05] Garis
[06] Rasa
[07] Tersesat
[08] Magnet
[09] Solusi
[10] Panti
[11] Teman
[12] Dewasa
[14] Peringai
[15] Dekat
[16] Berhenti
[17] Sakit
[18] Akui
[19] Hancur
[20] Malu
[21] Janji
[22] Sosiopat
[23] Mimpi
[24] Berikan
[25] Hampir
[26] Kenangan
[27] Pergi
[28] Tangis
[29] Kacau
[30] Tanya
[31] Ingin
[32] Kencan
[33] Pilihan
[34] Yakin
[35] Tunggu
[36] Maaf
[37] Danau
[38] Ibu
[39] Foto
[40] Duka
[41] Waktu
[42] Damai
[43] Sentuh
[last] Lahir

[13] Salah

120 17 0
By itstgksherly

"Aku hanya ingin setiap orang berjalan dijalannya. Kita bersaing untuk mendapatkan Taeyong, sedangkan Jaehyun dan Hea berada dijalan mereka. Jangan berusaha untuk membuatnya menjadi berantakan."

●•●Sinned in February●•●

Mata laki-laki itu meneliti setiap sudut ruangan. Walaupun tidak terlalu besar namun apartemen ini setidaknya cukup untuk ditinggali oleh satu orang. Hanya memiliki satu kamar, dapur, toilet, ruang tamu dan balkon, Jaehyun rasa ini cukup. Ia juga tidak bisa menggunakan seluruh tabungannya untuk membeli apartemen yang lebih besar lagi, ia juga mungkin harus bekerja paruh waktu untuk kebutuhan lainnya.

Jaehyun menganggukkan kepalanya pada pemilik apartemen, pertanda bahwa ia akan membeli apartemen ini. Pemilik apartemen balas mengangguk dan Jaehyun akan mengirim uangnya malam nanti. "Apa kau tidak lagi tinggal dengan orang tuamu?" tanya laki-laki setengah baya itu, si pemilik apartemen pada Jaehyun.

Jaehyun yang bingung harus membalas seperti apa kemudian hanya menganggukan kepalanya sambil tersenyum kikuk. "Atau kau pengantin baru? Apartemen ini mungkin cukup untuk kau tinggali sementara dengan istrimu nanti," lanjut si pemilik apartemen itu sambil terkekeh.

"Ah, bukan begitu. Temanku yang akan tinggal disini, aku hanya akan berkunjung beberapa kali." Balas Jaehyun, menyangkal dugaan si pemilik apartemen terhadapnya.

"Teman, ya..?" gumam si pemilik apartemen, tampak ragu namun kemudian ia pamit untuk pergi.

Jaehyun menghembuskan napasnya lega karena si pemilik apartemen telah melangkah pergi sehingga ia tidak perlu meladeni lagi ucapan laki-laki setengah baya itu. Jaehyun kembali melihat sekeliling apartemen yang tak terlalu besar ini, ini baru langkah awalnya. Yaitu, mencari tempat persembunyian dan kini ia telah menemukannya.

Karena memilih untuk tidak melarikan diri, maka Jaehyun harus menyiapkan banyak hal yang akan merepotkannya nanti. Namun ia telah memutuskan dan akan menerima apapun yang akan terjadi dimasa depan. Ketika tengah sibuk dengan lamunannya, ponsel disaku celana Jaehyun berdering lama, rupanya ada telepon masuk.

"Yeoboseyo?" ucap Jaehyun ketika telah menerima panggilan tersebut.

"Kau dimana? Aku ada dikafe, datanglah."

"Baiklah." Jaehyun menutup begitu saja panggilan dari Taeyong sebelum laki-laki itu bertanya lebih banyak.

Jaehyun melangkah keluar dari gedung apartemen dan pergi menggunakan bus. Selama perjalanan menuju kafe, laki-laki itu tampak termenung. Kini, ia tengah menyimpan rahasia besar dari orang-orang terdekatnya, memikirkan ketika orang tuanya dan Taeyong tahu apalagi seluruh isi sekolah, membuat Jaehyun membuang napasnya kasar.

Dirinya yang bahkan tidak pernah bertegur sapa dengan Hea sebelumnya, kini malah terjebak bersama. Membuat Jaehyun harus menyadarkan dirinya beberapa kali bahwa ini bukanlah mimpi. Tidak ada yang salah dengan perempuan itu walaupun selalu dipanggil dengan sebutan 'Si anak panti' dan Hea tidak mempermasalahkannya, perempuan itu terlihat berbeda hanya karena tidak memiliki orang tua saja, selebihnya dia tetaplah sama.

Ketika bus sampai, Jaehyun tersadar dan buru-buru untuk turun. Ia hanya tinggal berjalan sedikit lagi untuk menuju kafe. "Jika Taeyong mengajakku bertemu untuk menyuruhku mendekati Chaeyoung, aku benar-benar tidak ada waktu untuk itu," gumam Jaehyun sambil membuka pintu kafe dan masuk ke dalamnya.

Ia mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kafe, namun bukan Taeyong yang ditemukannya melainkan seorang perempuan yang juga telah melihatnya berdiri didepan pintu masuk. Karena pandangan mereka bertemu, mau tak mau Jaehyun memutuskan untuk melangkah menuju perempuan itu.

"Taeyong menyuruhmu kesini?" tanya Jaehyun sambil menarik kursi dan duduk dihadapan Chaeyoung.

"Iya, aneh sekali. Ia tidak pernah mengajakku pergi, selalu aku yang mengajaknya." Jawab Chaeyoung. "Haruskah aku memesan minuman sambil menunggu dia datang?" tanya perempuan itu pada Jaehyun.

Jaehyun menggeleng, "Tunggu dia saja." Balas Jaehyun.

Setelah itu tidak ada lagi percakapan diantara keduanya. Jaehyun kembali pada lamunannya sedangkan Chaeyoung tampak sibuk dengan ponselnya, berusaha menelepon Taeyong namun laki-laki itu tak kunjung menerima panggilannya.

Jaehyun merasakan getaran disaku celananya, sepertinya ada pesan yang masuk dari ponselnya. Laki-laki itu merongoh saku celananya dan melihat pesan apa yang diterimanya dan isi pesan tersebut sukses membuatnya membulatkan mata dan tak lama kemudian Jaehyun memutar bola matanya malas, tipuan macam apa yang tengah Taeyong mainkan terhadapnya ini.

"Selamat berkencan, katanya." Gumam Jaehyun sambil memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku. Ia melihat Chaeyoung yang tampak masih berusaha menghubungi Taeyong, perempuan itu terlihat masih menyukai Taeyong namun laki-laki itu justru malah terus mengabaikannya, "Taeyong bilang tidak akan datang. Dia hanya mengerjai kita saja." Ucap Jaehyun.

Mendengar itu membuat Chaeyoung menurunkan ponsel dari telinganya kemudian mematikan panggilan teleponnya pada Taeyong. "Sebaiknya kau pulang karena aku akan pergi sekarang," ucap Jaehyun, mulai beranjak untuk pergi.

"Tunggu." Chaeyoung menghentikannya, perempuan itu menatap Jaehyun ragu, "Tidak bisakah kau tetap disini dulu?" tanya perempuan itu kemudian.

Jaehyun yang sudah mengambil ancang untuk bangun kemudian terdiam cukup lama, ia tidak menduga bahwa Chaeyoung akan meminta dirinya untuk tetap tinggal. Jaehyun tidak mempunyai waktu untuk berkencan apalagi memikirkan tentang perasaannya pada perempuan dihadapannya ini, namun ketika melihat tatapan sendu Chaeyoung, Jaehyun memutuskan untuk tidak pergi.

"Baiklah. Kalau begitu aku akan pesan minuman," jawab Jaehyun akhirnya. "Strawberry milkshake, 'kan?" tanya Jaehyun pada Chaeyoung yang mendapat anggukan semangat dari perempuan itu.

Laki-laki itu tak berucap apapun lagi dan beranjak untuk memesan minuman. Ketika sampai, Jaehyun dibuat terkejut karena dihadapannya kini ada seseorang yang tidak ia duga akan bertemu dengannya ditempat ini. Sedangkan seseorang itu cukup terkejut diawal namun sesaat setelahnya ia memasang wajah tak peduli.

"Mau pesan apa?" tanya Youra, bukan selayaknya seorang pegawai yang tengah melayani pelanggan.

"Americano dan strawberry milkshake." Balas Jaehyun, kini berusaha untuk tidak terlihat peduli juga. Toh, mereka hanya sedekar kenal walaupun perempuan dihadapannya kini adalah teman Hea, memangnya kenapa? Jaehyun tidak memiliki hubungan apa-apa dengan Hea, kenapa ia harus khawatir?

Youra menyodorkan kedua minuman itu kepada Jaehyun, "Gratis." Ucapnya kemudian.

Jaehyun yang mendengar itu kembali terkejut, "Kenapa?" tanyanya.

"Aku hanya tidak ingin kau membayarnya," jawab Youra. "Anggap saja karena kita teman." Lanjutnya kemudian.

Jaehyun tampak ragu, kenapa perempuan ini terlihat baik dan menganggapnya teman, padahal ketika disekolah tadi, Youra terlihat sangat tidak sopan. Namun karena merasa tidak nyaman berada didekat perempuan itu, Jaehyun hanya mengangguk dan memutuskan untuk melangkah pergi sambil membawa kedua minuman itu, "Kkamsahamnida," ucap Jaehyun.

Youra hanya mengangguk sebagai jawaban dan menatap setiap langkah Jaehyun bahkan ketika laki-laki itu sudah mendudukkan dirinya dihadapan seorang perempuan yang Youra yakin bahwa perempuan itu adalah perempuan yang selalu menempel pada Taeyong.

"Baguslah, perempuan itu telah menyadarinya." Ucap Youra. Namun tak lama kemudian ia terdiam, memikirkan suatu hal yang membuatnya merasa janggal. "Lalu.. jika perempuan itu bersama Jaehyun.. maka Taeyong.." gumam Youra.

Ia berdecak pinggang, "Aku rasa tidak seharusnya seperti ini. Ini jelas suatu kesalahan," gumam Youra sambil menatap Jaehyun dan Chaeyoung dari balik meja kasirnya. "Bukannya Jaehyun dan Hea..? Buktinya Jaehyun mengajak Hea bicara empat mata disekolah tadi? Lalu kenapa laki-laki itu disini dengan perempuan lain?" gumam Youra.

"Ini jelas kesalahan. Tidak harusnya seperti ini," ucap Youra.

Tampaknya gumamannya tadi menarik perhatian salah satu pegawai yang kini tengah menatap Youra ragu sekaligus takut. "Sajangnim, apa kau baik-baik saja?" tanya Mark, si pegawai yang sedari tadi memperhatikan Bosnya itu dengan takut.

Youra melepas celemeknya dan memberikannya kepada Mark, "Sajangnim, kau sudah ingin pergi?" tanya Mark lagi, tampak antusias karena kehadiran Youra hanya akan membuatnya gemetar takut ketika bekerja.

"Kenapa kau banyak tanya?" Youra justru balik bertanya sambil menatap tajam Mark yang sukses membuat laki-laki itu sulit menelan ludahnya. "Jaga kasir dengan benar, jika ada sesuatu yang terjadi.." Youra tampak menggantungkan kalimatnya yang dapat membuat kedua kaki laki-laki dihadapannya itu gemetar, "Maka aku tidak hanya akan mengganggumu disini, namun disekolah juga," sambungnya.

Sejak Youra pindah sekolah, selain menjadi Bos Mark ditempat kerja, ia juga menjadi kakak kelas Mark, Youra mengingat betapa lucunya ekspresi Mark ketika mengetahui dia tidak hanya akan bertemu Youra ditempat kerja, namun juga disekolah. Youra menepuk beberapa kali pundak Mark sambil terkekeh, "Aku harus mengurus beberapa hal, annyeong!" ucap Youra kemudian melangkah pergi.

Youra melangkahkan kakinya menuju meja dimana Jaehyun dan Chaeyoung berada. Kemudian tanpa mengucapkan permisi, perempuan itu menarik kursi dan duduk di antara Jaehyun dan Chaeyoung. Menyadari itu, membuat Jaehyun maupun Chaeyoung cukup terkejut karena kedatangan tamu tak diundang.

"Kenapa kau ada disini?" tanya Chaeyoung, merasa tak terima dengan kehadiran Youra.

"Karena aku bekerja disini," jawab Youra.

Chaeyoung tertawa kecil mendengar itu, "Kau hanya pekerja paruh waktu dan kembalilah bekerja. Jangan berlagak seperti seorang Bos," ucap Chaeyoung, ia memang tidak menyukai Youra karena perempuan itu hampir saja membuat keributan dengannya ketika disekolah tadi.

Kini Youra tertawa, "Karena aku Bos disini, jadi aku bisa bersikap seenaknya." Balas Youra yang diiringi dengan tawa, sukses membuat Chaeyoung mengepalkan tangannya.

Sedangkan Jaehyun hanya terdiam, tidak menduga bahwa Youra akan menghampirinya kemari. Seharusnya ia mengajak Chaeyoung pergi sedari tadi dan menghindar dari perempuan itu sejauh mungkin.

"Berkencan, ya?" tanya Youra sambil melihat Jaehyun dan Chaeyoung secara bergantian. "Berarti aku mengganggu kalian, ya?" tanya Youra lagi yang tidak mendapat jawaban dari Jaehyun maupun Chaeyoung. "Anggap saja aku tidak ada. Kalian bisa melanjutkannya," ucap Youra sambil mengangguk-angguk, mempersilahkan Jaehyun dan Chaeyoung melanjutkan kencannya.

"Kau lebih baik pergi," ucap Chaeyoung. "Apa yang sebenarnya kau lakukan?" ucap Chaeyoung lagi, merasa tak percaya sekaligus tak nyaman dengan kehadiran perempuan ini didekatnya.

"Aku tidak suka ada yang berkencan dikafe ini," balas Youra.

Chaeyoung yang mendengarnya berdecih tak percaya, "Memangnya hanya aku yang sedang berkencan? Ada banyak yang tengah berkencan juga," jawab Chaeyoung tak terima.

"Maksudku, aku tidak suka melihat kalian berkencan," jelas Youra, terlihat begitu tenang, ia bahkan meraih minuman milik Chaeyoung dan meminumnya, seolah itu miliknya.

"Kenapa? Apa kau menyukai Jaehyun?" tanya Chaeyoung, mulai meninggikan suaranya.

"Temanku yang menyukainya," balas Youra, kemudian melihat ke arah Jaehyun yang hanya bisa terdiam itu, "Shin Hea, yang kau ajak bicara empat mata disekolah tadi. Kau menariknya dan mengajaknya pergi entah kemana, karena itu dia mungkin saja menyukaimu." Jelas Youra pada Jaehyun.

"Memangnya kau tidak menyukainya? Lalu untuk apa kau mengajaknya bicara empat mata?" tanya Youra bertubi-tubi.

"Jaehyun juga menyukai perempuan itu?" gumam Chaeyoung tanpa sadar, yang dapat didengar oleh Jaehyun maupun Youra.

"Aku tidak mengerti apa yang sedang terjadi saat ini. Aku bukan sedang berkencan, ini karena Taeyong yang menyuruhku untuk datang." Jaehyun tidak mengerti kenapa harus menjelaskan hal ini dan kenapa pula ia tidak menyangkal tentang dugaan bahwa ia menyukai Hea? Pikirannya benar-benar dibuat kacau.

"Baiklah, kalau begitu aku pergi." Jaehyun bangkit dan benar-benar melangkah pergi, ia benar-benar tidak mengerti tentang situasi yang tengah terjadi, ia merasa bahwa telinganya akan tuli jika tetap berada bersama kedua perempuan itu.

"Ya, Jung Jaehyun!" Chaeyoung memanggil Jaehyun beberapa kali, namun laki-laki itu benar-benar pergi dan mengabaikannya yang sudah memanggilnya beberapa kali itu.

Youra tampak tersenyum puas dan Chaeyoung menatap sinis ke arahnya. "Apa kau gila?!" ucap Chaeyoung dengan suaranya yang meninggi.

"Aku hanya ingin setiap orang berjalan dijalannya. Kita bersaing untuk mendapatkan Taeyong, sedangkan Jaehyun dan Hea berada dijalan mereka. Jangan berusaha untuk membuatnya menjadi berantakan."

Setelah mengatakan itu, Youra melangkah pergi. Ia tidak akan membiarkan jalan ini menjadi berantakan. Baginya, Chaeyoung hanya kerikil yang dapat menghalangi namun dapat disingkirkan dengan mudah.

Tujuan Youra hanya satu, jangan sampai Taeyong merasakan sakit hati. Ia harus membuat laki-laki itu kehilangan fokusnya pada Hea dan berpaling padanya.

Terima kasih telah membaca!
Jangan lupa vote dan komennya!

Continue Reading

You'll Also Like

988K 59.9K 35
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
741K 35.6K 39
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
942K 41.1K 97
Highrank 🥇 #1 Literasi (24 November 2023) #1 Literasi (30 Januari 2024) #3 Artis (31 Januari 2024) #1 Literasi (14 Februari 2024) #3 Artis (14 Fe...