ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ [End]✔

By Dita_sr

1M 100K 5.3K

Hwang Hyunjin adalah lulusan dari universitas Oxford jurusan kedokteran. Dengan usia yang masih muda, dia sek... More

Cast
PROLOG
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
EPILOG
cast
Promosi ⚠️

58

10K 1K 80
By Dita_sr

Hyunjin membawa Aeri ke mobilnya. Tiba di mobil, Aeri langsung menatap Hyunjin kesal. Gadis itu memukul bahu sang kekasih.

Hyunjin terkejut dan menoleh, ia mendapatkan raut wajah Aeri yang kesal namun, terlihat lucu baginya.

"Kak Hyunjin! Tadi apa-apaan sih!" omel Aeri. "Untung sudah sepi sekolah. Kalau masih ada murid-murid bisa malu aku seumur hidup!" lanjutnya dengan cemberut.

Hyunjin tertawa, ia sangat gemas dengan Aeri. "Maaf deh, habisnya mereka menyebalkan. Nggak percayaan banget kalau kita sepasang kekasih," balasnya tenang.

"Ihh! tapi aku malu kak sama mereka, apa lagi ada—"

"Jeno?" potong Hyunjin berubah serius. Aeri langsung terdiam. "Biarkan aja, biar dia tahu rasa udah sia-siakan kamu," lanjut Hyunjin sambil mencubit kedua pipi Aeri gemas.

Aeri mendengus. "Sakit, ihh!" serunya kesal dengan menepis pelan tangan Hyunjin yang mencubit pipinya.

Hyunjin tertawa dan mengusak surai hitam Aeri. "Main ke rumah aku, ya," ajaknya tiba-tiba.

"Hah? Kakak nggak ada praktek?" tanya Aeri lucu.

"Ada jadwal sih tapi, aku minta digantikan sama dokter lain," jawab Hyunjin santai.

"Ihh! Kok gitu, kasihan dokter yang lain dong nggak bisa istirahat," balas Aeri mendelik.

"Biarkan aja, lagian kakak nggak mau kelewatan buat jemput kamu sekolah," balas Hyunjin santai.

Aeri menghela napas. "Terserah pimpinan rumah sakit aja deh," balasnya.

Hyunjin cengir kuda. "Mau, kan main ke rumah kakak?" tanyanya lagi dengan memelas.

"Ada siapa aja?" tanya balik Aeri.

Hyunjin memasangkan sabuk pengaman pada Aeri. "Eum, palingan bang Carel. Ayah lagi di rumah sakit sama bunda," jawabnya.

"Ohh, ya, sudah." Aeri mengiyakan dan mobil langsung melaju ke rumah Hyunjin.


ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ

Tibalah Aeri di rumah Hyunjin yang bisa dibilang seperti mansion, sangat besar, luas dan mewah dengan bernuansa putih.

"Ayo masuk," ajak Hyunjin dengan menggenggam tangan Aeri masuk mansion nya.

Saat masuk rumah Hyunjin, Aeri terkagum-kagum dengan arsitek rumahnya. Bahkan ia tidak berhenti untuk berdecak kagum.

"Duduk sini dulu. Mau ambil minum buat kamu,"  ucap Hyunjin lembut.

Aeri mengangguk dan duduk di sofa. Hyunjin telah meninggalkan Aeri. Sedangkan Aeri masih melihat sekitar rumah Hyunjin. Ia sangat penasaran dengan seluruh isi rumah dari keluarga Hwang.

"Aeri?" ucap seseorang dari arah tangga yang tidak jauh dari tempat Aeri duduk.

Aeri menoleh dan seketika mengerjap.

"Hai, kak Carel," sapa Aeri canggung.

Carel tersenyum dan turun untuk menemui Aeri. "Sama Hyunjin ke sini?" tanyanya dengan melangkah mendekati Aeri.

"Iyaa, kak," jawab Aeri.

Carel mengangguk dan duduk di samping Aeri. "Udah jadi pacarnya Hyunjin, ya?" godanya dengan tersenyum miring.

Pipi Aeri merah merona mendengar ucapan Carel. "I-iya, kak," balasnya dengan menunduk, ia malu terlebih Carel adalah kakak nya Hyunjin.

Carel tertawa dan mengusak pucuk kepala Aeri. "Lucu banget sih, pantes Hyunjin luluh sama kamu," ucapnya.

Aeri mendongakkan kepalanya dan menatap Carel. "Oiya, tapi kamu harus sabar-sabar ya kalau jadi pacar Hyunjin," ucapnya membuat Aeri menaikan alisnya.

"Hyunjin banyak fans nya, jadi, ya, sabar aja. Tapi tenang kok, Hyunjin tipe cowok yang setia dan penyayang sama satu perempuan," lanjut Carel.

Aeri mengangguk, ia lega ternyata kak Hyunjin bukan cowok yang jahat.

"Bang, lepaskan tangan lo dari Aeri," ucap Hyunjin tiba-tiba dengan tangan yang di lipat di depan dadanya dengan tatapan dingin.

Carel tersenyum miring, kayanya seru membuat Hyunjin cemburu.

"Kalau nggak mau gimana?" tanya Carel dengan merangkul bahu Aeri. Pria itu semakin memanas-manasi Hyunjin.

Aeri mengerjapkan mata dan melirik Hyunjin. Ia bisa lihat, pria itu menampilkan tatapan tajamnya pada Carel.

"Bang, sana deh pergi! Jangan ganggu gue," seru Hyunjin menahan kesal.

Carel kembali tersenyum miring. "Ri, mau main PS nggak sama kakak?" tanyanya kembali memanas-manasi Hyunjin.

Aeri melirik Hyunjin namun, ia tidak enak jika menolak ajakan Carel.

"Bo-leh, kak, aku—" ucap Aeri terpotong saat Hyunjin menarik lengan Aeri agar menjauh dari Carel.

"Don't touch my girlfriend!" seru Hyunjin posesif.

"Calm down Mr. Hwang Hyunjin," balas Carel santai dengan smirk nya.

"Ke ruang kerja kakak aja ya. Kamu nggak baik di sini," ajak Hyunjin dengan melirik Carel yang tersenyum melihat dirinya yang begitu posesifnya pada Aeri

"I-iya kak."

Hyunjin langsung membawa Aeri ke lantai dua, dimana ruang kerja Hyunjin berada.

"Kak, aku permisi," pamit Aeri namun, secepat kilat Hyunjin menolehkan wajah Aeri ke depan. "Ish! Kak Hyunjin, nggak sopan sama kak Carel!" kesal Aeri.

"Biarkan, habisnya menyebalkan," balas Hyunjin tenang.

Aeri menghela napas, berbeda dengan Carel yang menggelengkan kepala melihat sikap posesif sang adik.

Hyunjin dan Aeri tiba di depan pintu ruangan kerja.

Hyunjin membuka pintu, dan seketika mata Aeri kembali berbinar saat melihat suasana di dalam ruangan.

"I-ini ruangan kerja kakak?" terkejut Aeri dengan memasuki ruangan.

"Hmm," balas Hyunjin santai dan mengikuti Aeri di belakang.

Hyunjin membawa Aeri ke sofa dekat meja kerjanya. "Duduk sini," serunya.

Aeri mengangguk namun, matanya tidak berhenti untuk melihat sekitar ruangan kerja Hyunjin. Aeri sangat kagum dengan interior dan nuansa di dalam ruangan ini.

Hyunjin tertawa kecil dan mengusap wajah Aeri pelan. "Biasa aja mukanya."

Aeri mendengus dan raut wajah berubah kembali bahagia. "Kalau mau baca buku, baca aja. Buku pengetahuan semuanya ada di sini, kecuali novel," lanjut Hyunjin dengan senyuman tipis.

"Yaahh..." sedih Aeri, tetapi kembali ceria saat seorang wanita paruh baya membawakan makanan banyak di nampan.

"Maaf den Hyunjin, saya membawa cemilan untuk den Hyunjin dan...."

"Lee Aeri, bi," ucap Aeri memperkenalkan dirinya dengan senyuman manisnya.

"Nona Aeri," sambung bibi ikut tersenyum.

"Terima kasih, bi. Letakan di meja saja," seru Hyunjin.

Bibi mengangguk, setelahnya keluar ruangan. Tidak lupa menutup pintu.

Aeri melangkah ke sebuah rak buku dan melihat-lihat tumpukan buku-buku yang tersusun sangat rapi.

"Mau baca yang mana?" tanya Hyunjin tiba-tiba berada berdiri di belakang Aeri dengan dagunya diletakan di atas pucuk kepala Aeri.

Aeri terkejut namun, ia berusaha menetralkannya. "Eumm, bu-ku yang atas itu!" tunjuk Aeri dengan kedua pipi merona.

Hyunjin mengangguk dan mengambilkan buku yang di pinta Aeri dengan sangat mudah. Padahal tingginya melebih tinggi Aeri.

"Ada lagi?" tanya Hyunjin lembut.

Aeri menggelengkan kepalanya dan kembali ke sofa. "Aku baca yang ini dulu."

Hyunjin mengikuti Aeri dan duduk di sebelah Aeri. Menatap gadis itu dengan lekat.

Aeri mulai membaca dengan menyenderkan punggungnya pada sofa dengan kaki bersila dan bukunya di letakan di atas kakinya yang di sila.

Hyunjin yang sedikit bosan mulai memainkan jari tangan mungil Aeri yang menganggur. Sedangkan, Aeri fokus membaca.

"Kak," panggil Aeri tanpa menatap.

"Iya?" Hyunjin menatap lekat sang kekasih.

Aeri mengalihkan tatapannya sejenak pada cemilan di depannya. "Aku main ini, boleh?"

Hyunjin tersenyum tipis dan mengangguk dengan memainkan anak rambut Aeri. "Boleh, makan yang banyak. Kalau perlu habiskan, kalau kurang bilang aja. Nanti aku suruh bibi bawakan makanan lagi ke sini," jawabnya.

Aeri tersenyum dengan mata berbinar. Tangannya mulai mengambil beberapa cemilan dan kembali fokus membaca.

Sangking seriusnya Aeri membaca diikuti dengan mulutnya yang mengunyah. Hyunjin semakin di buat gemas saat pipi gadisnya mengembung.

"Aww!" Ringis Aeri dan menatap Hyunjin dengan lucu. "Kok pipi aku di gigit sih!" kesalnya dengan mengusap pipinya yang di gigit Hyunjin, walaupun tidak sakit. Hanya saja, Aeri terkejut.

Hyunjin menampilkan gigi putihnya. "Gemes habisnya," balasnya santai.

Aeri berdecak. "Nggak boleh! Sakit tahu," serunya tegas.

"Yahh, gigit yang lain nggak boleh?" tanya Hyunjin balik.

Aeri mengerjap polos. "Yang lain?"

Hyunjin mengangguk. "Di bagian ini misalnya," jawabnya dengan menunjuk leher jenjang Aeri.

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ


Vote, share and comments

Thanks

Continue Reading

You'll Also Like

10.7K 1.2K 37
FOLLOW DULU SEBELUM BACA!! JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA!! DILARANG PLAGIAT!! Orang bilang, cinta pertama itu sulit dilupakan. Memang b...
5K 730 53
"Tolong yakinkan aku, Tuhan. Bahwa dia memang benar-benar ditakdirkan untukku. Jangan hilangkan rasa kepercayaanku terhadap dirinya. Aku benar-benar...
1K 94 3
ini cerita aku yang pertama mohon pengertiannya 🙏 kalo nggk suka ceritanya skip aja😁
30.7K 1.5K 35
Mencintai bukan perihal siapa yang lebih dulu memikat hati. Namun soal siapa yang dengan tulus tetap bertahan dan tak berniat untuk pergi. Mencintai...