ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ [End]✔

By Dita_sr

1M 101K 5.3K

Hwang Hyunjin adalah lulusan dari universitas Oxford jurusan kedokteran. Dengan usia yang masih muda, dia sek... More

Cast
PROLOG
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
EPILOG
cast
Promosi ⚠️

45

10.4K 1.1K 71
By Dita_sr




ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ




"Pasien kamu, Jin?" tanya Kyra heran.

Hyunjin terdiam dengan menatap Aeri di depan pintu ruangannya. Ia terkejut dengan kehadiran gadis itu yang tiba-tiba.

"A-ku permisi, maaf menganggu," ucap Aeri dan langsung meninggalkan ruangan.

Aeri keluar ruangan, ia harus pergi dari rumah sakit ini. Hatinya begitu sakit, luka yang lama belum sembuh dan sekarang hatinya kembali terluka oleh seorang pria.

"Jahat," ucap Aeri dalam hati dengan tangan terkepal. Kenapa mereka selalu menyakiti hatinya.

Bruk!

Aeri terjatuh saat seseorang menabrak bahunya.

"Maaf, saya tidak sengaja," ucap seseorang yang telah menabrak Aeri.

Aeri menunduk dengan kedua mata berkaca-kaca. Ia tidak berani untuk menatap lawan bicaranya. "Maaf...saya benar-benar tidak se--Aeri!" ucapnya terkejut saat tahu siapa yang ditabraknya.

"Hiks..." Isakan terdengar. Kali ini Aeri tidak bisa menahannya. Tangan kanannya menepuk dada untuk menahan rasa sesak.

"Aeri, kamu kenapa?" tanya seseorang itu dengan menyingkirkan rambut Aeri yang menghalangi wajahnya.

Aeri menggeleng dan menutupi wajahnya dengan kedua tangannya dan berusaha berdiri walaupun kakinya sangat lemas. Setelahnya meninggalkan orang yang sudah menabraknya.

"Aeri!" panggilnya. "Kamu mau kemana?" lanjutnya dan tubuh Aeri menghilang saat dibelokkan koridor.

"Ehh, bang Carel," sapa Felix tiba-tiba muncul saat melihat Carel sedang terdiam di koridor rumah sakit.

Carel menoleh dan melangkah mendekati Felix.

"Aeri kenapa?" tanya Carel khawatir.

"Hah? Kenapa?" tanya balik Felix yang tidak mengerti.

Carel mendengus. "Aeri menangis tadi," ucapnya.

Felix membulatkan matanya. "Nangis! Lo bohong kan bang?!" seru Felix tidak percaya.

Carel berdecak. "Tadi gue nggak sengaja tabrak Aeri, terus gue dengar Aeri nangis gitu. Gue kira karena jatuh tapi tangannya pukul dadanya, kaya nahan sakit gitu," ucapnya menjelaskan.

Felix langsung berlari menuju pintu keluar rumah sakit. Meninggalkan Carel yang dilanda kebingungan.

Felix berlari keluar rumah sakit, mencari keberadaan Aeri. Ia berharap Aeri masih berada di sekitar rumah sakit. "Dek, kamu dimana, sih?" gumam Felix khawatir.

Keluar dari rumah sakit, Aeri berhenti di halte bus. Duduk disana dengan sisa air mata di kedua pipinya. "Semua cowok sama aja. Selalu menyakiti," ucapnya dalam hati dengan menghapus sisa air matanya dengan kasar.

Tidak lama bus tujuan Aeri tiba, segera Aeri masuk bus dan duduk di kursi paling belakang. Ia menatap keluar jendela. "Jangan pernah jatuh cinta lagi, Aeri," gumamnya dalam hati.

Saat bus tujuannya tiba di halte dekat rumahnya, Aeri turun dan menuju rumahnya. Tiba di rumah, Aeri langsung menuju kamarnya. Ia mengunci pintu kamar dan tanpa menyalakan lampu. Aeri ingin sendiri, menenangkan dirinya dengan keadaan sepi dan gelap.

Aeri membaringkan tubuhnya di atas kasur dan menyelimuti dirinya sampai tubuhnya tertutup semua. Terlalu sesak melihat pria itu dengan wanita lain.

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ

Suara kicauan burung terdengar di pagi hari. Aeri terbangun dan membuka matanya perlahan. Menghela napas pelan, ia berjalan menuju kamar mandi dan bersiap untuk berangkat sekolah.

Sepuluh menit berlalu, Aeri telah selesai mandi dan duduk di depan cermin, menatap wajahnya yang terlihat menyedihkan.

Aeri tersenyum miris, mempunyai wajah cantik belum tentu bahagia.

Setelah memoles wajahnya dengan make up tipis, Aeri keluar kamar dan dirinya semakin menyedihkan saat melihat kursi makan yang kosong. Ia baru ingat, kedua orang tuanya sedang keluar negeri.

"Pagi nona Aeri," sapa bibi.

"Pagi, bi," balas Aeri datar dengan menarik kursi makan.

Aeri meminum susu yang dibuatkan bibi. "Nona tidak makan?" tanya bibi saat melihat Aeri bangun dari duduknya setelah meminum susu.

Aeri menggelengkan kepala. "Aku malas makan bi," jawabnya dengan wajah masih datar.

Bibi mengangguk dan ia menyadari perubahan wajah majikannya.

"Aku berangkat bi," pamit Aeri dan keluar rumah. Kali ini Aeri berangkat sekolah diantar oleh supir pribadinya.

Tiba di sekolah, Aeri melangkah menuju kelasnya. Serial berpapasan dengan murid lain, Aeri selalu di sapa dan diberikan senyuman.

"Pagi kak," sapa adik kelas namun, Aeri tidak membalas. Ia hanya memasang wajah dinginnya.

Aeri tiba di kelas dan langsung duduk di kursinya.

"Pagi Aeri," sapa Hana namun, Aeri tidak membalasnya membuat Hana menaikan alisnya heran. Ada apa dengan sahabatnya ini.

Aeri menidurkan kepalanya di atas meja dan memejamkan mata. Gadis itu memilih menunggu bel masuk berbunyi dengan tidur.

"Aeri, kenapa?" tanya Hana yang lagi-lagi tidak dibales oleh Aeri.

Karena penasaran, Hana menyentuh kening Aeri dan terasa panas.

"Aeri, kamu demam!" seru Hana khawatir. "Kita ke UKS, ya," lanjutnya dengan menarik pelan tangan Aeri.

Aeri menggelengkan kepala. "Nggak, aku mau di sini," balas Aeri.

Hana menghela napas. "Tapi, kamu demam Aeri. Nanti kalau pingsan gimana?"

"Aku cuma kurang istirahat, jadi cuma butuh tidur sebentar," balas Aeri dan kembali memejamkan matanya.

Hana tidak bisa membantah kalau Aeri sudah keras kepala.

"Ya sudah, kalau mau ke UKS kasih tahu aku. Nanti aku temani kamu kesana," ucap Hana.

"Hmm," balas Aeri singkat.

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ

Bel pulang sekolah berbunyi. Semua bersorak gembira terkecuali dengan Aeri. Gadis itu tidak terlihat ceria sedari pagi.

"Kamu nggak pulang, Ri?" tanya Hana saat melihat Aeri terlihat tidak bersemangat untuk pulang.

"Nanti," balas Aeri singkat.

"Di jemput kak Felix?" tanya Hana lagi. Ia ingin memastikan kalah sahabatnya ini pulang dengan selamat.

"Hmm," balas Aeri.

Hana menatap Aeri diam, ia bingung dengan sahabatnya ini yang dari tadi terlihat tidak semangat.

"Aku temanin ya, sampai kak Felix datang," ucap Hana, ia khawatir dengan Aeri yang terlihat pucat mengingat suhu tubuh gadis itu yang panas.

"Terserah," balas Aeri singkat.

Hana kembali duduk dan memainkan ponselnya sambil menunggu Aeri di jemput.

Tok...tok....

Ketukan pintu kelas terdengar. Hana menoleh dan menemukan seorang pria berdiri di depan pintu kelas. Cewek itu kenal siapa pria didepan kelasnya.

Hana menyenggol lengan Aeri. "Hmm," ucap Aeri tanpa mau menatap Hana namun, Hana tetap menyenggol lengan Aeri membuat gadis itu mendesis.

"Kenapa sih?!" ketus Aeri.

Hana mengerjap kemudian, menunjuk ke arah pintu dengan dagunya.

Aeri menoleh dan sedetik kemudian, helaan napas terdengar. "Biarkan," ucapnya.

Hana yang heran dengan perilaku Aeri menaikan alisnya. "Ada kak Hyunjin. Serius kamu cuek sama dia?" herannya.

"Hmm."

Hana berdecak. Ia mulai kesal dengan sikap Aeri. "Masuk kak. Aeri lagi nggak enak badan," ucapnya terus terang.

Aeri menoleh kesal pada Hana. "Apasih, kamu. Aku nggak lagi nggak mau ketemu dia," bisiknya.

Hana memilih tidak peduli, sampai Hyunjin sudah berdiri di depan mereka.

"Kak, tolong antar kan Aeri dengan selamat, ya. Dia lagi demam, terus tolong rawat Aeri juga. Di keras kepala, dari tadi pagi nggak mau disuruh ke UKS," seru Hana menjelaskan.

Aeri yang mendengar penjelasan Hana mendengus kesal.

"Hana!"

"Sorry, untuk kali ini. Kamu pulang sama kak Hyunjin. Aku pulang ya," pamitnya dan ingin keluar kelas namun, lengan Hana di tahan Aeri

"Ikut," gumam Aeri memelas.

Hana menaikan alisnya. "Ada kak Hyunjin, masa di tinggal," balasnya yang heran.

"Pokoknya—"

"Terima kasih sudah mau menemani Aeri," Selak Hyunjin.

Hana tersenyum, sedangkan Aeri mendesis.

"Sama-sama kak," balas Hana dan langsung meninggalkan Aeri.

Hana sudah pergi. Aeri yang kesal di tinggal kan memilih bangun dari duduknya dan ingin keluar kelas. Namun lengannya di tahan oleh Hwang Hyunjin.

Aeri menghela napas dan menatap Hyunjin dingin.

Hyunjin yang ditatap berbeda dengan Aeri menaikan alisnya. "Pulang bareng saya. Felix nggak bisa jemput kamu," ucapnya menjelaskan akan kedatangannya.

"Aku bisa pulang sendiri," ketus Aeri dan menepis tangan Hyunjin.

Hyunjin mengerjapkan mata saat mendapat perlakuan sedikit kasar dari Aeri.

Aeri sudah keluar kelas. Segera Hyunjin mengejar gadis itu dan kembali menahannya. "Kamu kenapa?" tanya Hyunjin dengan tatapan lekatnya.

Aeri tidak menjawab dan kembali berjalan menuju pintu keluar sekolah.

Hyunjin menggerang kesal saat diabaikan.

Saat tiba di gerbang sekolah, Aeri ingin melangkah menuju halte. Tetapi, lagi-lagi Hyunjin menahannya namun, kali ini Hyunjin menghadang Aeri dengan tubuhnya yang menjulang tinggi di depannya.

Aeri menatap Hyunjin dingin, sangat dingin. Berbeda dari tatapan biasanya.

"Ada apa?" tanya Hyunjin dengan menatap Aeri lekat. Ia benar-benar bingung dengan sikap Aeri yang berubah dingin.

Aeri memutar bola mata malas dan memilih melanjutkan langkahnya dengan berbelok ke kiri.

Hyunjin semakin penasaran dan bertanya-tanya. Ada apa pada Aeri hari ini.

Hyunjin kembali mengejar Aeri sampai ke halte namun, dengan mobilnya. Tiba di halte Hyunjin keluar mobil dan melangkah mendekati Aeri.

"Masuk," ucap Hyunjin.

Aeri melirik Hyunjin sekilas namun, kembali sibuk dengan ponselnya.

Hyunjin yang sedari tadi di abaikan semakin emosi.

"Masuk Aeri," tekan Hyunjin.

Aeri menghela napas kasar. "Nggak mau!"

Hyunjin yang kesal menyisir rambutnya ke belakang. "Kamu kenapa sih?" tanyanya.

Aeri tersenyum miring dan saat itu juga bus tujuan Aeri tiba di halte. Segera Aeri naik, ia tidak peduli dengan Hyunjin yang terus memanggilnya.

Vote, share and comments
Thanks

Continue Reading

You'll Also Like

256K 17K 58
(Follow sebelum membaca you understand?!) Raina putri Maheswari gadis cantik yg mencintai seorang kapten tim futsal dalam diam Muhammad Wiliam abimae...
1.7M 65.5K 96
Highrank 🥇 #1 Literasi (24 November 2023) #1 Literasi (30 Januari 2024) #3 Artis (31 Januari 2024) #1 Literasi (14 Februari 2024) #3 Artis (14 Fe...
952K 103K 44
"Aku pilih mama muda, biar janda tidak masalah." Mungkin lirik lagu tersebut cocok sekali untuk menggambarkan seorang Vodka Liandras Azeleas. Tinggal...
21.9K 3.2K 53
Rosa Felicia, gadis baik hati yang berjuang melawan penyakit gagal jantungnya dan pada akhirnya sembuh. Satu-satunya orang yang membuatnya semangat u...