ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ [End]✔

By Dita_sr

1M 101K 5.3K

Hwang Hyunjin adalah lulusan dari universitas Oxford jurusan kedokteran. Dengan usia yang masih muda, dia sek... More

Cast
PROLOG
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
EPILOG
cast
Promosi ⚠️

41

11.7K 1.2K 112
By Dita_sr

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ

Aeri semakin mendekati wajahnya pada ceruk leher Hyunjin untuk mencari posisi ternyaman nya dengan mata yang masih terpejam dan tanpa sadar, lengan Aeri memeluk lengan Hyunjin. Membuat Hyunjin diam mematung.

"Terima kasih, kak," Mengigau Aeri pelan.

Hyunjin mengerjap dengan menatap lekat gadis yang tertidur dengan sangat nyenyak namun, setelahnya senyuman kecil tercetak.

"Sama-sama," balasnya bergumam pelan.

Setengah jam berlalu, Aeri tertidur pulas di pundak Hyunjin. Bahkan dengkuran halus terdengar karena sanking nyenyak dan nyamannya.

"Hhmm...." lenguh Aeri terbangun dari tidurnya dan perlahan membuka mata dengan merenggangkan tubuh.

Aeri mengerjapkan mata. "Dimana ini?" tanyanya pelan.

"Sudah tidurnya?" Suara Hyunjin terdengar  tiba-tiba dengan memijit bahunya yang Teresa sedikit nyeri karena menahan Aeri.

Aeri membulatkan mata. "Aku tidur!" serunya heboh dengan menunjuk dirinya.

"Hmm," balas Hyunjin.

"Aduhh! Maaf kak, pegal pasti pundaknya, ya?" ucap Aeri dengan wajah memelas dan sedikit memijit bahu Hyunjin. Ia benar-benar tidak enak.

"Nggak apa-apa. Saya kasihan sama kamu, kelihatannya capek," balas Hyunjin dan keluar dari mobil.

Aeri mengikuti pria itu keluar mobil dan setelahnya binar matanya berubah kagum dan terlihat bahagia. "Woah! Ini dimana kak?!" decak kagumnya saat dirinya melihat pemandangan kota dari atas.

Hyunjin tersenyum tipis melihat senyuman gadis di sebelahnya. "Puncak. Saya sering ke sini kalau lagi ingin sendiri atau ada masalah," jawabnya.

Aeri menatap Hyunjin. "Terima kasih, kak! Aku senang banget di bawa ke sini," serunya bahagia dengan senyuman sangat manis.

Hyunjin yang melihatnya berdehem. "Sama-sama," balasnya sedikit gugup


ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ


"Kak Felix!" panggil Aeri semangat saat membuka ruangan sang kakak.

Orang-orang yang berada di ruangan Felix langsung menatap ke arah pintu. Aeri yang menyadarinya terdiam di tempat dengan wajah polosnya. Aeri kira di dalam hanya ada Felix saja, ternyata, bukan hanya Felix melainkan teman-temannya pria itu.

"Hai, dek. Sini masuk," balas Felix dengan senyuman. Ia bisa lihat rona merah di kedua pipi sang adik.

Aeri meringis malu. Sangat malu terlebih di dalam ada seorang Hwang  Hyunjin yang Aeri bisa lihat pria itu sedang tersenyum miring.

Aeri berdehem untuk menetralkan rasa malunya kemudian, masuk ruangan Felix dengan langkah santai.

"Sini duduk," lanjut Felix menepuk sofa di sebelahnya.

Aeri mengangguk dan duduk dengan wajah menunduk. Masalahnya, ia duduk berhadapan dengan Hwang Hyunjin.

"Lix, adik lo lucu banget sumpah!" bisik Kim Seungmin yang melihat tingkah Aeri yang malu.

Felix tertawa. "Baru tahu lo. Kalau Aeri bukan adik gue, sudah gue pacarin dari lama," balas Felix berbisik juga.

Kini Felix menatap Aeri. "Kamu mau nungguin kakak nggak?" tanyanya. mendongakkan

Aeri mendongakkan kepala. "Memangnya kakak mau kemana?" tanyanya terdengar lucu.

"Ada urusan sebentar. Nggak akan lama," balas Felix.

Aeri berfikir sejenak." Ya sudah deh."

Felix mengangguk dengan mengusak surai hitam Aeri lembut. "Tunggu, ya."

"Okee!"

Felix kembali fokus pada berkas-berkas bersama Seungmin, I.N dan Hyunjin yang sempat tertunda karena kedatangan Aeri.

Merasa hening dan bosan. Aeri memilih untuk bermain games di ponsel miliknya. Saat bermain, raut wajah Aeri terlihat serius sampai gadis itu tidak sadar kalau seorang  Hwang Hyunjin sedang menatapnya dengan lekat.

"Yahhh!" spontan Aeri saat dirinya kalah bermain games. Karena suara Aeri yang begitu keras membuat atensi Felix, Seungmin, I.N tertuju pada Aeri.

Aeri menyenderkan punggungnya kesal pada sofa dan menghela napas kasar. "Kenapa bisa ka—" ucap Aeri terhenti saat melihat atensi teman-teman kakaknya hanya tertuju padanya.

Aeri kembali merasa malu. Ia tersenyum semanis mungkin agar mereka tidak marah padanya karena terlalu berisik. "Maaf, aku berisik, ya?" tanyanya dengan pipi yang sudah merah merona karena malu.

Felix mengusak surai hitam Aeri, ia sangat gemas dengan sang adik. Berbeda dengan Hyunjin yang  menunduk dengan tersenyum.

Hyunjin sama gemasnya dengan Felix, namun ia tahan karena masih ada teman-temannya.


"Nggak kok, lanjutin aja. Jadi hiburan buat kita," balas Seungmin di setujui yang lain.

Aeri menunduk malu dan mengambil ponselnya untuk menyibukkan dirinya dan terhindar dari rasa malu.

Lima belas menit berlalu namun, Felix belum juga menyelesaikan kerjaannya.

"Kak, aku ke cafetaria, ya. Haus sama mau beli cemilan, ucap Aeri yang sudah merasa bosan dan lapar.

"Mau kakak temeni?" tanya Felix.

Aeri menggeleng. "Nggak usah, aku bisa sendiri kak," jawabnya.

Aeri bangun dari duduknya dan keluar ruangan Felix.

Berjalan di koridor rumah sakit. Selama perjalanan menuju cafetaria, Aeri bersenandung dan tersenyum dengan orang yang di lewatinya.

Tiba di depan elevator, Aeri menunggu pintu elevator itu terbuka untuk menuju ke lantai dasar.

Ting....

Pintu elevator terbuka. Aeri masuk, di dalam hanya ada satu orang pria yang sepertinya juga ingin menuju lantai dasar.

Menekan tombol lantai dasar, pintu elevator tertutup. Di dalam elevator keadaan sangat hening sampai dimana seseorang pria yang sedang bersamanya berucap.

"Aeri?" Pemilik nama menoleh dan seketika tersenyum canggung.

"Kak Carel!" gumamnya saat melihat pria itu sedang bersandar di dinding elevator.

"Mau kemana?" tanya Carel.

"Cafetaria kak," balas Aeri, ia merasa canggung dengan pria itu.

"Saya juga mau ke sana. Bareng aja," ucap Carel.

"Boleh," balas Aeri dengan senyuman canggung lagi.

Ting...

Pintu elevator terbuka saat tiba di lantai dasar. Aeri dan Carel keluar dengan beriringan.

Selama perjalanan menuju cafetaria, banyak yang memperhatikan Aeri dan Carel. Bahkan terang-terangan membicarakan mereka.

Mata Aeri mengerjap dengan menatap Carel saat bahunya di rangkul. "Nggak usah di dengarkan. Mereka memang seperti itu," bisik Carel berbisik.

Aeri mengangguk pelan membuat Carel gemas dibuatnya.

"Kamu lucu juga," gumam Carel dengan mengusak surai hitam Aeri pelan.

Aeri tersenyum tipis. "Pantas, Hyunjin luluh sama kamu," lanjut Carel membuat Aeri mengerjap kali ini.

"Hah?"

Carel tersenyum kemudian, menggeleng. "Nggak," balasnya.

Tiba mereka di cafeteria. Carel dan Aeri berada di depan penjual minuman.

"Mau apa, saya traktir," ucap Carel.

"Ehh?! Nggak usah kak. Aku bisa beli sendiri," tolak Aeri tidak enak.

Carel berdecak. "Sudah nurut aja. Kamu mau apa?" tanyanya ulang.

Aeri menghela napas. "Eum...strawberry milkshake deh, sama cinnamon roll, ucapnya.

Carel mengangguk, mengucapkan pesanan Aeri dan dirinya pada penjual minuman.

"Duduk di sana aja," ucap Carel, menunjukan tempat kosong.

Aeri mengangguk dan melangkah ke tempat itu.

Aeri duduk berhadapan dengan Carel. Keadaan menjadi hening. Aeri masih canggung karena memang baru kenal pria itu.

Tak lama pesanan Carel dan Aeri datang.

"Kamu pasiennya Hyunjin?" tanya Carel d ngan menyesap kopi panas yang tadi di pesannya.

"Iya kak," jawab Aeri yang sama halnya dengan yang dilakukan Carel.

"Hyunjin gimana menurut kamu?" tanya Carel penasaran. Karena yang ia tahu, Hyunjin sangat dingin dan jutek dengan perempuan.

Aeri mengunyah cinnamon roll. "Awal ketemu dingin, jutek, cuek dan galak. Tetapi, lama kenal ternyata kak Hyunjin baik kok," jawabnya lucu.

Carel mengangguk. "Aku kok nggak pernah ketemu kakak selama aku di rawat di rumah sakit ini?" Kini Aeri yang bertanya.

Carel tersenyum. "Selama lima bulan saya mengurus rumah sakit di Aussie karena kakek saya sedang sakit dan setelah lima bulan berlalu kakek saya sembuh dan kembali mengurus rumah sakit. Jadi saya pulang ke sini," jawab Carel santai

"Ohh. Emang kakak dokter apa?" tanya Aeri.

"Saya dokter ortopedi sama seperti Hyunjin," jawab Carel.

"Kalau saya tidak ke Aussie, mungkin sayang yang bakal menangani kamu. Tetapi, karena saya sedang berada di Aussie, jadi Hyunjin yang menangani kamu," lanjut Carel.

Aeri mengangguk paham.

"Di tunggu ternyata sama bang Carel," ucap Felix tiba-tiba dengan tangan yang di lipat di depan dadanya.

Aeri tersenyum manis. "Habisnya kak Carel asik. Jadi aku ngobrol dulu," jawabnya.

"Hai, Felix," sapa Carel.

"Hai, bang," sapa balik Felix.

"Jin, tatapan lo biasa aja dong ke gue," seru Carel saat melihat tatapan sang adik yang begitu tajam.

Hyunjin mendengus. "Gue sudah biasa," balasnya datar.

Felix dan yang lain hanya geleng-geleng kepala. Hyunjin dan Carel memang tak selalu akur jika di satukan.

"Jadi pergi?" tanya Felix pada Aeri.

"Jadi!" balas Aeri semangat.

"Mau kemana?" tanya Seungmin penasaran.

"Biasa, menemani belanja," jawab Felix dengan melirik Aeri.

Aeri mendesis. "Aku mau beli buku kak," sambungnya.

"Iya, iya beli buku. Tapi nanti pasti mampir ke toko baju atau skin care," balas Felix.

"Kalau uang aku cukup sih," jawab Aeri dengan cengiran.

Felix mengusak surai hitam Aeri lembut.

"Gue boleh ikut," ucap Hyunjin tiba-tiba, membuat Carel, Felix, I.N dan Seungmin menaikan alisnya. Mereka terkejut.

"Gue mau beli buku tentang kedokteran. Nanti kalau sudah selesai beli buku gue pisah sama kalian," lanjut Hyunjin menjelaskan.

Felix tersenyum tipis. "Dengan senang hati."

"Ya sudah, kita pergi ya," pamit Felix.

Aeri hanya tersenyum, sedangkan Hyunjin malah jalan duluan tanpa pamit dengan teman-teman dan kakaknya.

"Dasar, cemburuan," ucap Carel dalam hati.

Vote, share and momments
Thanks

Continue Reading

You'll Also Like

21.9K 3.2K 53
Rosa Felicia, gadis baik hati yang berjuang melawan penyakit gagal jantungnya dan pada akhirnya sembuh. Satu-satunya orang yang membuatnya semangat u...
154K 11.7K 86
AREA DILUAR ASTEROID🔞🔞🔞 Didunia ini semua orang memiliki jalan berbeda-beda tergantung pelakunya, seperti jalan hidup yang di pilih pemuda 23 tahu...
9.6M 548K 59
(FOLLOW MAKCE DULU YAHH🖤) Apa jadinya seorang pelanyan harus menikah dengan Tuannya sendiri, bahkan keduanya tidak pernah saling menegur ataupun bi...
81.8K 7.9K 70
"Aku akan mendapatkan apapun yang aku inginkan, aku tidak pernah membiarkan siapa pun menyentuh milikku secuil pun." Arsakha. "Ayo sudahi hubungan i...