ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ [End]✔

By Dita_sr

1M 100K 5.3K

Hwang Hyunjin adalah lulusan dari universitas Oxford jurusan kedokteran. Dengan usia yang masih muda, dia sek... More

Cast
PROLOG
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
EPILOG
cast
Promosi ⚠️

29

10.9K 1.2K 41
By Dita_sr


ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ

Aeri dan Hyunjin sudah berada di dalam mobil. Keadaan terasa begitu hening. Namun, ucapan seorang Hwang Hyunjin yang tiba-tiba membuat Aeri menoleh heran.

"Mau makan dulu nggak?" tanya Hyunjin. Aeri terheran, tumben sekali pria itu mengajaknya untuk makan.

"Eum, terserah kakak aja," balas Aeri.

Hyunjin mengangguk, dan tidak lama mobil menepi ke sebuah restoran yang bisa di bilang berkelas.

Hyunjin dan Aeri keluar mobil, setelahnya mereka masuk dengan Hyunjin yang jalan lebih dulu di ikuti Aeri di belakangnya.

"Selamat sore, tuan Hwang," sapa pelayan restoran dengan ramah.

Hyunjin berdehem dan pelayan restoran melirik Aeri sekilas.b"Di tempat biasa tuan ?" tanyanya.

"Hmm," balas Hyunjin lagi.

Aeri mendesis saat respon pria itu yang terkesan dingin pada pelayan restoran.

Pelayan itu mengangguk dan mengantarkan Hyunjin, Aeri ke sebuah ruangan.

"Silahkan," ucapnya dengan membukakan pintu ruangan tersebut. "Pesan menu biasa?" tanya pelayan itu lagi.


Hyunjin menatap Aeri. "Kamu mau pesan apa?" tanyanya.

"Eum..." jeda Aeri dengan melihat buku menu. "Spaghetti Aglio e Olio, minumnya lemon tea aja!" lanjut Aeri dengan menutup buku menu dan memberikan pada pelayan.

"Saya seperti biasa," ucap Hyunjin pada pelayan.

"Baik, silahkan di tunggu. Pesanan akan segera datang," ucap pelayan, setelahnya meninggalkan Hyunjin dan Aeri.

Keadaan menjadi hening. Aeri melihat ruangan sekitar yang bisa di bilang romantis jika yang datang ke tempat ini sepasang kekasih.

Aeri berdehem. "Kakak sering ke sini?" tanya Aeri sambil celingak-celinguk melihat ruangan.

"Hmm," balas Hyunjin tanpa menatap Aeri karena sibuk dengan ponsel.

"Ohh."

"Eum, aku boleh nanya nggak?" tanya Aeri lagi.

"Apa?" tanya Hyunjin datar.

"Kok kakak mau jemput aku? Bukannya kakak paling nggak suka sama cewek bawel kaya aku?" tanya Aeri penasaran.

Hyunjin diam sejenak. "Saya di suruh Felix" jawabnya.

Senyum Aeri seketika luntur. Ia kira, pria itu menjemputnya karena kemauannya sendiri.

Tidak lama pesanan mereka datang, Aeri langsung menyantap makanan yang ia pesan tanpa bicara dan menatap Hyunjin.

"Uhuk...uhuk..." Tiba-tiba Aeri tersedak karena makan terburu-buru.

"Makan tuh pelan-pelan, kaya anak kecil saja," seru Hyunjin mengejek.

Aeri mendengkus. "Namanya tersedak nggak bisa di prediksi tau!" serunya kesal.

Hyunjin tak merespon membuat Aeri berdecak dan buru-buru makan agar cepat pulang.

"Pelan-pelan aja. Nanti tersedak lagi," seru Hyunjin menatap Aeri lekat.

Set jam kemudian, mereka telah selesai makan.

"Kak Hyunjin?"

"Hm?"

"Nanti mampir ke danau dekat rumah kak Felix dulu, ya," ucap Aeri tiba-tiba.

"Mau apa?" tanya Hyunjin heran.

"Ada urusan tapi, kalau nggak mau juga nggak apa-apa. Aku bisa sendiri ke sana," balas Aeri dengan mengaduk-aduk minuman dengan sedotan.

Hyunjin menghela napas. "Ya udah," balasnya.

Aeri tersenyum. "Siap!"


ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ




Setelah selesai makan, Aeri daln Hyunjin menuju danau. Lima belas menit berlalu, mereka tiba di danau.

"Ikut nggak kak?" tanya Aeri

"Nggak kamu aja. Saya menunggu di mobil," jawab Hyunjin.

Aeri mengangguk "Kalau mau pulang duluan, pulang aja kak. Nggak apa-apa," ucapnya.

Hyunjin menggeleng pelan. "Saya menunggu kamu," balasnya.

"Oke, aku nggak akan lama," ucap Aeri, setelahnya keluar mobil Hyunjin.

Aeri berjalan menuju danau, setelahnya duduk di pinggir jembatan. "Hai, aku datang lagi," gumam Aeri menatap sendu pada air danau yang sedikit tenang. "Sudah hampir setengah tahun lebih kamu ninggalin aku sama Jeno," lanjutnya lirih.

Mata Aeri berkaca-kaca. "Danish...." jeda Aeri menunduk dan meremas rok sekolah yang digunakannya. "Aku kangen...." lanjutnya kemudian, Aeri menangis dalam diam. Air mata mengalir di kedua pipinya.

"Sekarang....Jeno yang pergi...." lanjut Aeri dengan isakan yang akhirnya keluar. "Kenapa kamu tinggalkan aku, Danish. Aku kesepian," gumamnya terasa sesak, mengingat saat kebersamaannya dengan cowok itu. "Maaf...." Aeri menghapus air matanya. "Seharusnya aku nggak menangis," lanjutnya dengan sesegukkan.

Danish, sahabat Aeri dan Jeno. Dulu saat masih SMP, mereka selalu bersama sampai dimana mereka mengalami kejadian yang membuat Aeri trauma dan kehilangan Danish. Danish, meninggal dunai karena tenggelam di danau ini. Danish meninggalkan Aeri dan Jeno tanpa perpisahan dan membuat trauma Aeri.

Sepuluh menit berlalu.

"Maaf, aku nggak bisa lama-lama. Ada orang yang menunggu ku," ucap Aeri. "Aku janji bakal ke sini lagi, walaupun tanpa seorang Lee Jeno."

"Aku pergi, ya," pamitnya dan ingin meninggalkan area danau.

"Aku pulang ya, mungkin besok aku ke sini lagi" gumam Aeri menatap danau yang terasa begitu tenang.

Aeri bangun dari duduknya di jembatan danau namun, saat ingin berdiri tiba-tiba ia terpeleset dan akhirnya...

Byur!

Aeri terjatuh ke danau dan satu fakta, Aeri tidak bisa berenang.

"To-long!" teriak Aeri berusaha tetap bernapas dan bergerak untuk bisa menuju tepi danau. Namun, karena ia tidak bisa berenang dan ditambah tiba-tiba kakinya terasa keram. Aeri masih saja berada di tengah danau.

"To-long...." Aeri sudah kehabisan oksigen dan lama-lama ia tenggelam. "Danish, seperti kita akan bertemu," ucapnya dalam hati.

Byur!

Seseorang menyeburkan diri untuk menolong Aeri. Aeri masih sadar walaupun samar-samar, ia melihat seorang pria menarik pinggangnya untuk mendekatkan ke tubuh pria itu.

Aeri ditarik dan dipeluknya untuk di bawa ke atas. Setelah sudah di bawa ke atas, pria itu menarik Aeri untuk dibawa ke tepi. Aeri masih tersadar walaupun tubuhnya sangat lemas dan kedinginan.

Aeri melingkarkan tangannya di leher pria itu, dengan wajahnya yang ia sandarkan di dada bidang pria itu.

Pria itu akhirnya sampai membawa Aeri ke tepi danau. Salah satu tangan pria itu merangkul pinggang Aeri untuk diangkat ke pinggir danau.

"Aeri, kamu nggak apa-apa?" Pertanyaan pria itu, tidak di jawab oleh Aeri. Gadis itu hanya memejamkan mata yang membuat pria itu begitu khawatir. Apalagi tubuh Aeri begitu dingin.

"Hey, Aeri, wake up," ucap pria itu lagi dengan menyingkirkan rambut Aeri yang menutupi wajahnya. Namun, Aeri kembali tidak merespon.

Semakin khawatir. Pria itu membaringkan tubuh Aeri di tanah. "Aeri, saya mohon bangun," paniknya dengan menepuk-nepuk pipi gadis itu pelan. Wajah Aeri sudah sangat pucat dengan bibir membiru.

Tidak ingin terjadi sesuatu, segera ia melakukan CPR dengan menekan telapak tangan di bagian tengah dada Aeri.

"Aeri! Sadarlah!" ucapnya khawatir.

Pertolongan pertamanya belum berhasil. Pria itu kembali melakukannya.

"Uhuk...uhuk..." Aeri terbatuk dengan mengeluarkan air. Matanya masih terpejam dan tubuhnya menggigil kedinginan.

"Ta-kut...." lirih Aeri sangat pelan, namun bisa di dengar orang itu.

Segera Aeri di gendongnya ala bridal style dan di bawanya pergi dari danau.

Saat di perjalanan meninggalkan danau, Aeri membuka mata perlahan dan sedikit terkejut karena seorang Hwang Hyunjin lah yang telah menolongnya.

Aeri yang masih lemas kembali memejamkan matanya dan menyembunyikan wajahnya di dada bidang Hyunjin.

Tiba di mobil, Hyunjin membaringkan Aeri di kursi depan samping pengemudi dengan kursinya yang sedikit di mundurkan agar Aeri bisa berbaring dengan nyaman.

Hyunjin mengambil selimut yang selalu ia sediakan di belakang mobilnya. Ia selimut kan Aeri hingga semuanya tertutup kecuali wajah.

Hyunjin masuk mobil dan mulai menjalankan mobilnya menuju rumah Felix.

Tiba di rumah Felix. Hyunjin kembali menggendong Aeri untuk membawanya masuk rumah.

"Aeri kenapa?!" khawatir Felix saat melihat Aeri di gendong Hyunjin dengan selimut yang menutupi tubuh gadis itu.

"Nanti gue cerita. Gue mau bawa ke kamarnya dulu," jawab Hyunjin.

Felix mengangguk dan berjalan lebih dulu untuk membantu Hyunjin membukakan pintu kamar.

Tiba di dalam kamar. Felix membenarkan posisi bantal Aeri. Sedangkan Hyunjin membaringkan Aeri dengan perlahan.

"Bajunya basah. Cepat gantikan," ucap Hyunjin.

Felix mengerutkan keningnya. Bingung dengan ucapan Hyunjin. "Maksud lo?"

"Gantikan aja dulu. Takutnya dia demam," seru Hyunjin tegas.

Felix menghela napas dan memanggil pembantu rumahnya untuk menggantikan bajunya. Karena bundanya sedang pergi.

Hyunjin dan Felix keluar menunggu di depan pintu kamar Aeri hingga pembantunya selesai menggantikan pakaian gadis itu.

"Bisa jelaskan. Aeri kenapa?" tanya Felix serius.

Hyunjin menghela napas pelan dengan bersandar pada dinding. "Aeri tenggelam di danau dekat komplek rumah lo."

"Hah! Kok bisa?!" tanya Felix heboh.

"Gue nggak tau," jawab Hyunjin. "Gue tahu dia tenggelam saat mau jemput dia di danau. Sebelumnya dia minta gue untuk mengantarkannya ke danau. Gue langsung antarkan dan dia pamit untuk ke danau sebentar. Gue nggak ikut. Karena lama, gue jemput dia dan ternyata dia terjatuh ke danau," lanjutnya menjelaskan.

Felix menatap pintu kamar Aeri yang masih tertutup setelahnya menghela napas. "Aeri nggak bisa berenang dan semenjak kejadian sahabatnya, Danish meninggal karena tenggelam di danau itu membuat Aeri jadi semakin trauma sama air banyak," lanjut Felix sendu.

Felix mengenal Danish, karena Danish sudah lebih dulu mengenal Aeri dari pada Jeno. Felix hanya mengetahui sahabatnya Aeri adalah Danish bukan Jeno. "Tapi, setelah Aeri kehilangan sahabatnya. Aeri berusaha melawan traumanya hanya untuk mengunjungi tempat yang sering mereka kunjungi."

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ

Vote, share and comments
Thanks

Continue Reading

You'll Also Like

502K 37.3K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
223K 4.9K 41
Keisya Anatasya, seorang gadis yang dijadikan bahan taruhan oleh Kevin Pratama. Sakit bukan? Jika kita telah menaruh hati pada seseorang lalu ia mema...
139K 12.4K 18
(Wintop 👍) °° | Bahasa Non Baku | Kata-kata kasar
293K 11.5K 55
𝐁𝐚𝐠𝐢 𝐀𝐲𝐧𝐚 𝐬𝐲𝐢𝐥𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐢𝐤𝐚𝐡 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐚𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚𝐢𝐧𝐲𝐚 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐢𝐚𝐩 𝐦𝐞𝐧𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 �...