ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ [End]✔

By Dita_sr

1M 100K 5.3K

Hwang Hyunjin adalah lulusan dari universitas Oxford jurusan kedokteran. Dengan usia yang masih muda, dia sek... More

Cast
PROLOG
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
EPILOG
cast
Promosi ⚠️

27

10.9K 1.2K 70
By Dita_sr




ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ





Setelah para wanita yang mengganggu pergi, Hyunjin langsung melepaskan genggaman pada pinggang Aeri dan sedikit mendorong tubuh gadis itu agar menjauh darinya.

Aeri yang di dorong mendengkus kesal. Bisa-bisanya dia di manfaatkan untuk kepentingannya.

"Awas aja, kalau kaya tadi lagi aku nggak mau bantu!" ketus Aeri dan langsung pergi kembali ke tempat rak novel dengan menghentakkan kaki.

Hyunjin tidak peduli. Pria itu kembali ke kegiatannya membaca buku-buku juga.

Aeri berdecak saat sudah tiba di rak buku novel. "Menyebalkan. Kalau ada cewek yang ganggu dia lagi, nggak bakal aku bantu," gerutunya dengan membuka halaman buku tidak santai.

Lima belas menit berlalu. Karena lama berdiri kakinya mulai terasa sakit. Aeri memilih membaca buku, dengan duduk bersila di pojokan toko. Tidak peduli dengan Hyunjin yang akan mencarinya nanti. Aeri masih kesal dengan kejadian yang tadi.

"Aeri!" sapa seseorang cewek.

Aeri menoleh dan seketika memasang raut wajah datar saat melihat Sihyeon berada di dekatnya.

"Kamu kesini sama siapa ?" tanya Sihyeon semangat.

"Sama teman," jawab Aeri malas.

Sihyeon mengangguk. "Aku kira hanya sendiri," ucapnya dan tiba-tiba seseorang lainnya memanggil cewek itu.

"Sihyeon! Aku cari kamu ternyata di sini."

Melihat siapa yang datang Aeri langsung mengalihkan tatapannya kearah lain. Sejujurnya, Aeri tidak ingin bertemu mereka di sini.

"Aeri?" Karena namanya di panggil Aeri berusaha untuk terlihat biasa saja. Gadis itu memberikan senyuman tipis.

"Aku permisi," ucap Aeri. Ia harus pergi dari situasi menyakitkan ini. Namun tangannya di tahan oleh Sihyeon.

"Aeri, kamu selesaikan masalah dulu dengan Jeno," ucap cewek itu tiba-tiba, membuat Aeri menatap Sihyeon ketus.

"Aku nggak ada masalah sama Jeno," balas Aeri dengan penekanan dan menepis tangan Sihyeon.

Sihyeon yang belum siap sedikit terdorong ke belakang dan untungnya ada Jeno yang menahan tubuh cewek itu.

"Aeri, kamu kok kasar sama Sihyeon?!" seru Jeno tak santai.

Aeri menghela napas. "Aku nggak kasar...."jedanya dan melirik sekilas Sihyeon. "Dia aja yang lemah," lanjutnya menatap datar Jeno.

Jeno mengepalkan tangannya. "Mau kamu apa sih?! Kalau aku ada salah ngomong! Jangan libatkan Sihyeon dalam masalah!" bentaknya tiba-tiba, membuat Aeri diam mematung. Ia baru pertama kali di bentak oleh seorang Lee Jeno. "Jawab mau kamu apa?!"

Tanpa sadar Aeri memundurkan langkah. Ia tidak percaya dengan sikap Jeno pada dirinya. Jeno telah berubah banyak.

Tiba-tiba seseorang membalikan tubuh Aeri dan memeluknya, membuat Aeri membelakangi Jeno dan Sihyeon.

"Kak-Hyun-jin," lirih Aeri bergetar. Aeri sudah ingin menangis.

Hyunjin menunduk, menatap Aeri yang sudah siap ingin menangis. "Jangan di sini, buktikan kalau kamu kuat," bisiknya dengan mengelus punggung Aeri.

Aeri membalas pelukan Hyunjin dengan erat dan mengangguk kecil. Kini tatapan Hyunjin tertuju pada Jeno.

"Lo lagi," seru Jeno tidak santai.

"Kenapa?" tanya Hyunjin balik dengan tatapan tajamnya.

"Gue masih ada urusan sama Aeri, mending lo pergi!" seru Jeno ketus dan ingin menarik tangan Aeri agar Hyunjin melepaskan pelukannya namun, Hyunjin semakin mengeratkan pelukannya dan menepis tangan Jeno. "Don't touch. Jangan buat Aeri tambah sakit sama sikap kamu," serunya dengan penekanan.

Jeno menaikan alisnya. "Maksud lo apa?!" tanyanya.

Hyunjin menghela napas jengah. Cowok itu masih saja tidak menyadari perasaan Aeri.

"Ka-kak...a-aku mau pulang," bisik Aeri lirih dengan tubuh gemetar.

Hyunjin yang mengerti langsung mengangguk pelan. Sepertinya Aeri sudah ingin menangis. "Tunggu sebentar, ada yang ingin saya sampaikan sama teman kamu," balasnya berbisik juga.

Aeri mengangguk kecil dan Hyunjin kembali menatap Jeno. "Saya kira kamu murid pintar. Nyatanya IQ kamu di bawah rata-rata," ucap Hyunjin sarkas dan kini beralih menatap Sihyeon. " Kamu pacarnya bukan?" Sihyeon mengangguk pelan. "Kamu tanya masalahnya ke pacar kamu. Jangan mendesak Aeri. Kalau kamu pintar, saya yakin kamu akan mengerti maksud saya," lanjut Hyunjin membuat Sihyeon terdiam.

Setelah Hyunjin bicara panjang lebar. Ia melepaskan pelukannya dan merangkul bahu Aeri, membawa gadis itu pergi dari hadapan Jeno dan Sihyeon.


ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ






Aeri terdiam dengan menatap keluar jendela mobil saat sudah berada di mobil sekitar sepuluh menit yang lalu. Sedangkan Hyunjin fokus menyetir mobil, namun sesekali ia melirik gadis di sebelahnya.

Mobil Hyunjin tiba di rumah Felix. Saat tau sudah sampai tujuan, Aeri langsung melepaskan sabuk pengaman dan keluar mobil.

"Terima kasih, kak" ucap Aeri pelan dengan menatap Hyunjin sendu. Setelahnya keluar mobil.

Hyunjin mengangguk dan ikut keluar mobil. Ia sedikit khawatir dengan keadaan Aeri yang bisa di bilang tidak baik-baik saja.

Aeri masuk rumah dan sudah di sambut Felix di ruang keluarga

"Aeri, dari mana kamu?" tanya Felix lembut.

"Toko buku. Aku ke kamar dulu, kak," jawan Aeri dengan wajah datar dan langsung naik ke lantai dua menuju kamarnya.

Felix melihat raut wajah Aeri berbeda dari biasanya. Pasti ada yang tidak beres.

Hyunjin masuk dan bertemu Felix di ruang keluarga.

"Dari mana?" tanya Felix langsung.

"Toko buku," jawab Hyunjin dengan duduk di sofa dan menyenderkan punggungnya pada sofa.

"Aeri kenapa? Dia kaya beda gitu?" tanya Felix memancing.

Hyunjin menghela napas. "Jeno."

"Jeno? Lenapa lagi sama cowok itu?!" tanya Felix tak santai.

"Dia bentak Aeri," jawab Hyunjin dengan memejamkan matanya. Sedikit lelah dengan kejadian di toko buku tadi.

Rahang Felix langsung mengeras. "Apa?! Kok bisa? Gimana ceritanya sampai Jeno bentak Aeri?!" tanyanya lagi.

"Gue nggak tau kenapa tuh cowok bentak Aeri. Saat gue tiba di tempar itu gue sudah melihat Aeri ingin menangis. Makanya Aeri langsung gue bawa pulang," jawab Hyunjin menjelaskan.

Felix menghela napas panjang. "Pasti Aeri demam lagi nanti," ucapnya. "Aeri kalau habis menangis dan memikirkan suatu masalah pasti akan demam tinggi, " lanjut Felix.

Hyunjin diam.

"Nyokap lo gimana kabarnya?" tanya Hyunjin mengalihkan topik.

"Baik, tadi habis tiba di bandara langsung istirahat," jawab Felix.

Hyunjin mengangguk.

"Gue balik. Tugas gue sudah selesai," pamit Hyunjin dan bersiap untuk pulang.

Felix mengangguk. "Thanks, bro. Lo selalu bantu gue," ucapnya.

"Hm, sama-sama," balas Hyunjin dan pergi.

Felix mengantarkan Hyunjin ke pintu keluar namu, saat ingin masuk mobil, Hyunjin menghentikan gerakannya dan menoleh pada Felix. "Kalau lo butuh bantuan gue buat menjaga Aeri lagi. Gue..."jeda pria itu terdiam beberapa detik. "Bakal bantu. Aeri akan aman sama gue," lanjut Hyunjin pelan membuat Felix tersenyum.

"Siap! Gue pasti bakal butuh bantuan lo untuk menjaga adik gue yang cantik," balas Felix dengan senyum jahil.

Hyunjin memutar bola mata malas. "Gue pulang," pamitnya dan langsung masuk mobil dan melajukan mobil keluar kawasan rumah Felix.

Felix menatap mobil Hyunjin yang sudah menjauh. "Aeri. Kamu berhasil meluluhkan si kulkas berjalan."

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ

Vote, share and comments
Thanks

Continue Reading

You'll Also Like

4.3K 514 63
"tang, lo percaya cinta pada pandangan pertama gak? " - Alkena "gak! Yang gue percaya itu lo ngutang ke gue waktu pertama kali ketemu" -Bintang Kat...
292K 11.5K 55
𝐁𝐚𝐠𝐢 𝐀𝐲𝐧𝐚 𝐬𝐲𝐢𝐥𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐢𝐤𝐚𝐡 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐚𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚𝐢𝐧𝐲𝐚 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐢𝐚𝐩 𝐦𝐞𝐧𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 �...
17.7K 1.1K 44
Satu tahun lebih pacaran online pas ketemu ternyata sepupu sendiri (Sudah Tamat )#jan lupa vote😊
178K 14.6K 48
Kisah rumah tangga CEO Cho Corporation Group yang mempunyai sifat dingin, kejam serta tatapan intimidasi yang membunuh. Dengan seorang gadis biasa ya...