ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ [End]✔

By Dita_sr

1M 101K 5.3K

Hwang Hyunjin adalah lulusan dari universitas Oxford jurusan kedokteran. Dengan usia yang masih muda, dia sek... More

Cast
PROLOG
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
EPILOG
cast
Promosi ⚠️

15

12.1K 1.2K 23
By Dita_sr

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ

Rumah sakit. Felix baru saja tiba di ruangan Hyunjin, berniat mengajak pria itu untuk berkunjung ke rumahnya.

"Jin, mau ikut ke rumah gue nggak?" tanya Felix.

"Ngapain?" tanya balik Hyunjin.

"Main aja. Yang lain juga ikut kok," jawab Felix.

"Boleh, tapi gue lihat jadwal pasien dulu," balas Hyunjin.

Felix mengangguk dan beberapa menit kemudian...

"Kosong," ucap Hyunjin setelah selesai melihat daftar pasien siang ini.

Felix bangun duduknya. "Ayoo, sekarang aja. Yang lain sudah pada jalan," ajaknya.

Hyunjin bersiap, melepaskan jas putih khusus rumah sakit. Keluar ruangan, Hyunjin dan Felix langsung menjadi pusat perhatian. Karena mereka memakai baju non formal. Hyunjin terlihat lebih tampan, begitupun Felix.

"Jin, pakai mobil lo ya. Mobil gue lagi di service," ucap Felix dengan cengiran. Ada maksud lain sebenarnya mengajak Hyunjin main ke rumahnya. Bukan hanya sekedar berkunjung melainkan mempertemukan pria itu dengan adiknya.

"Hmm."

"Em, tapi...jemput Aeri dulu di sekolah, ya," ucap Felix lagi dengan tatapan memelas. "Gue nggak tega kalau suruh Aeri naik taksi," lanjutnya. "Orang tuanya lagi dinas. Jadi Aeri tanggung jawab gue."

Menghela napas, akhirnya Hyunjin mengiyakan. "Ya, sudah," jawabnya terpaksa.

Lima belas menit berlalu, Hyunjin dan Felix tiba di sekolah Aeri.

"Mau ikut masuk apa tunggu disini?" tanya Felix.

"Gue tunggu di depan lobi aja," jawab Hyunjin.

"Okee, tunggu sebentar, ya," ucap Felix dan keluar mobil untuk menjemput Aeri yang sudah menunggu di lobi sekolah.

Menunggu Felix datang. Hyunjin menatap sekitar lobi. Disana banyak anak pelajar yang baru saja keluar kelas.

Hyunjin masih bisa melihat keberadaan Felix yang mencari keberadaan adiknya. Beberapa detik, menatap sekitar, tatapan Hyunjin terhenti pada seorang gadis. Dia Aeri, adiknya Felix. Sepertinya Felix belum menemukan keberadaan Aeri. Terlihat dari tatapannya yang menatap sekitar lobi.

Mata Hyunjin masih tertuju pada Aeri yang terduduk di kursi lobi. Kening Hyunjin mengkerut saat melihat Aeri di datangi seseorang. Hyunjin mengenal orang itu. Dia, Lee Jeno. Cowok yang beberapa hari lalu datang ke rumah sakit menjenguk Aeri.

Hyunjin melihat Jeno mengusak surai hitam Aeri setelahnya cowok itu pergi meninggalkan Aeri. Hyunjin bisa lihat sangat jelas, setelah Jeno pergi, Aeri menampilkan wajah sendunya. Tak lama Felix menemukan keberadaan Aeri dan mengendong Aeri menuju mobilnya.

Pintu mobil terbuka. "Sorry, lama. Gue cari Aeri dulu," ucap Felix membantu Aeri untuk duduk di kursi belakang.

"Nggak apa-apa," balas Hyunjin.


Aeri yang sudah masuk mobil melirik kaca pengemudi. "Terima kasih, kak," ucapnya pada Felix karena sudah membantunya masuk mobil.

Felix tersenyum dan keluar untuk masuk ke kursi depan samping pengemudi.

Aeri kembali melirik kaca pengemudi dan bisa lihat wajah Hyunjin yang datar dan dingin.

Menghela napas, Aeri memilih memainkan ponsel. Pria itu terlihat lebih cuek.

Mobil melaju keluar kawasan sekolah. Keadaan menjadi hening sesaat sampai dimana Felix memulai percakapan. "Gimana hari pertama kamu sekolah?" tanya Felixm

"Biasa aja," jawab Aeri dengan menatap keluar jendela mobil.

"Besok kamu cek up?" ucap Felix.

"Iya, kak," balas Aeri dan melirik kaca pengemudi. Berniat ingin tahu respon pria bernama Hwang Hyunjin itu.

"Kalau capek tidur aja," ucap Felix lagi.

"Hmm."

Aeri yang memang sudah lelah dengan hari pertama sekolah memilih menyenderkan kepalanya pada jendela berusaha memejamkan mata. Tanpa di sadari seseorang yang sedang mengemudi melirik Aeri dari kaca pengemudi. Felix menyadari itu, ia hanya tersenyum kecil.

Sepuluh menit perjalanan. Mereka tiba di rumah Felix.

"Duh! Gue udah kebelet banget nih. Gue minta tolong gendong Aeri, bawa dia masuk ke dalam kamar gue. Gue nggak tega bangunin Aeri," ucap Felix terburu-buru.

"Hyunjin berdecak. " Please, ini udah kebelet banget," lanjut Felix memelas.

Menghela napas kasar. "Ya, sudah," terpaksanya.

Felix tersenyum dan langsung berlari ke dalam rumah. "Thanks!"

Hyunjin mendengkus. Kenapa harus yang harus bawa gadis cerewet ini. Menyebalkan.

Menoleh ke belakang. Hyunjin melihat Aeri yang masih tertidur dengan sangat pulas. Dengan terpaksa, Hyunjin menggendong Aeri ala bridal style dan membawanya masuk menuju kamar Felix.

Hyunjin membawa Aeri dengan sangat hati-hati. Ia tidak ingin melukai Aeri. Memasuki rumah, Hyunjin sudah bisa mendengar suara teman-temannya yang rusuh. Pasti mereka sudah pada datang dan sekarang berada di ruang keluarga.

Hyunjin kembali melanjutkan langkahnya untuk menuju kamar Felix yang kebetulan melewati ruang keluarga. Ruang keluarga yang tadinya rusuh, menjadi hening seketika saat melihat kedatangan Hyunjin dengan seorang gadis dalam gendongannya.

"Ehh, Hyunjin. Aeri kenapa?!" tanya Seungmin khawatir saat melihat Hyunjin yang menggendong Aeri.

"Tidur," jawab Hyunjin singkat dan menaiki anak tangga menuju kamar Felix.

Mendengar jawaban Hyunjin, teman-temannya saling tatapan dan setelahnya tersenyum jahil.

"Akhirnya, ada juga yang bisa lelehin es batu," celetuk Chan tenang.

"Akhirnya si kanebo kering jadi luluh juga," sambung Lee Know.

"Iya, semenjak Aeri jadi pasien Hyunjin. Hyunjin jadi sedikit  perhatian gitu sama Aeri," sambung Seungmin.

"Jarang-jarang loh, Hyunjin mau terima pasien cewek," ceplos Changbin.

Semua mengangguk setuju. "Sekalinya terima pasien wanita umurnya sudah tua," ucap I.N tertawa.

Semua ikut tertawa dan kembali rusuh.

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ




Saat Hyunjin menaiki tangga, Aeri menelungkup wajahnya ke dada bidang Hyunjin membuat Hyunjin menghentikan langkah dan menatap Aeri lekat.

Hyunjin bisa mendengar kalai gadis dalam gendongannya sedang mengingau. Menghela napas, Hyunjin kembali berjalan setelah Aeri tidak lagi mengigau.

Hyunjin tiba di depan kamar Felix dan langsung membuka pintu kamar tanpa mengetuk. Melangkahkan kakinya menuju kasur king size milik Felix dan membaringkan Aeri pelan-pelan di atas kasur, setelahnya menarikkan selimut sampai menutupi setengah bagian tubuh Aeri.

"Hyunjin!" ucap Felix yang masuk tiba-tiba, membuat Hyunjin tersentak.

Memejamkan matanya sejenak, Hyunjin menahan kesal karena Felix yang datang tiba-tiba. "Thanks sudah mau bawa Aeri," lanjut Felix dengan melangkah mendekati kasurnya dan menatap Aeri.

"Hmm, gue keluar," balas Hyunjin dan keluar kamar.

Felix mengangguk dan mengelus surai hitam Aeri sebelum ikut keluar untuk menemui teman-temannya di ruang keluarga.

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ

Hyunjin dan Felix sudah berkumpul di ruang keluarga namun, hanya Felix yang ikut rusuh bersama yang lain. Sedangkan Hyunjin berdiam diri dengan membaca buku.

"Jin, gabung sini!" Ajak Lee Know.

"Males," balas Hyunjin singkat.

Mereka semua mendengkus. "Buku mulu. Lo itu sudah pinter. Sini gabung, lagi seru nih," ajak Chan.

Hyunjin menghela napas dan berdiri. "Mau kemana lo?" tanya Felix.

"Toilet," jawab Hyunjin singkat.

Felix mengangguk. Hyunjin segera melangkah menuju toilet yang letaknya dekat dengan dapur.

Hyunjin masuk ke toilet. Lima menit berlalu, Hyunjin keluar namun, dirinya terkejut saat seseorang berdiri di kulkas dengan rambutnya yang di gerai.

Hyunjin mengelus dadanya sejenak dan berdehem.

Sadar akan seseorang di belakangnya, Aeri langsung menoleh dan seketika tersenyum. "Hai, kak Hyunjin!" sapa Aeri lucu dengan menyuapkan roti ke dalam mulutnya.

"Hmm," dehem Hyunjin cuek.

Aeri cemberut dengan respon pria itu. "Mau nggak?" tawar Aeri dengan roti yang masih utuh di tangan kanannya. Berniat mengubah suasana yang canggung.

Hyunjin menggeleng kepala namun, ia melangkah ke arah kulkas dimana tempat Aeri berdiri karena ingin mengambil minuman dingin.

Aeri yang melihat Hyunjin melangkah mendekatinya, jadi memundurkan langkah. "Mau ngapain nih orang?" ucapnya dalam hati.

Hyunjin tersenyum tipis. Sangat tipis, saat melihat Aeri yang terlihat gugup.

"Minggir," tekan Hyunjin dengan sedikit mendorong tubuh Aeri pelan ke samping.

Untungnya Aeri bisa menyeimbangkan tubuhnya kalau tidak, dia bisa terjatuh.

Aeri mendengkus. "Nggak usah dorong bisa nggak?! Nanti kalau aku jatuh gimana?! Cideranya makin parah gimana?!" ucapnya lucu dengan nada kesal.

Hyunjin menghela napas namun, masih mencari minuman dingin di kulkas Felix. Setelah menemukannya, Hyunjin menutup pintu kulkas dan menatap Aeri datar.

"Saya dokternya. Jadi kalau kamu jatuh karena saya, tinggal di obatin lagi. Gampang, bukan?" balas Hyunjin santai dengan kalimat kakunya itu.

Aeri mendesis. Pria itu sangat susah sekali diluluhin. Menyebalkan.


ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ

Vote, shareand comments
Thanks

Continue Reading

You'll Also Like

YES, DADDY! By

Fanfiction

294K 1.7K 9
Tentang Ola dan Daddy Leon. Tentang hubungan mereka yang di luar batas wajar
4.7K 1.4K 46
𝐆𝐞𝐧𝐫𝐞 : fiksi remaja | humor °°°°° "Lo ngapain ke sini?" "Mau ketemu papa. Papa udah pulang, bi?" "Papa siapa yang den maksud?" "Papanya Naya la...
256K 17K 58
(Follow sebelum membaca you understand?!) Raina putri Maheswari gadis cantik yg mencintai seorang kapten tim futsal dalam diam Muhammad Wiliam abimae...
77.5K 7.9K 34
FIKSI