ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ [End]✔

By Dita_sr

1M 100K 5.3K

Hwang Hyunjin adalah lulusan dari universitas Oxford jurusan kedokteran. Dengan usia yang masih muda, dia sek... More

Cast
PROLOG
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
EPILOG
cast
Promosi ⚠️

13

11.8K 1.1K 15
By Dita_sr


ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ

Pagi hari, dimana hari pertama Aeri bersekolah setelah pulang dari rumah sakit. Walaupun masih harus menggunakan tongkat untuk membantunya berjalan.

Aeri keluar kamar dan menuruni anak tangga. Ia melangkah pelan saat menuruni anak tangga.

"Pagi semua!" sapa Aeri ceria saat sudah tiba di ruang makan.

Suzy dan Minho tersenyum. Mereka ikut ceria saat anak semata wayangnya bahagia. "Pagi sayang," balas keduanya.

"Pagi nona," balas bibi saat sedang menyiapkan sarapan pagi.

Suzy membantu Aeri melangkah menuju meja makan dan menarik kursi untuk sang putri duduk.

"Kamu yakin mau sekolah?" tanya Minho sedikit cemas. Mengingat kondisi Aeri yang sepenuhnya belum pulih.

"Yakin, ayah. Aeri kuat kok, tenang aja," jawabnya dengan menyuapkan sarapan paginya ke dalam mulut.

Minho mengangguk, ia tidak bisa menolak karena sifat putrinya yang keras kepala.

"Nanti pulang sekolah kamu di jemput Felix. Bunda sama ayah ada dinas di luar kota dan kemungkinan pulangnya malam," ucap Suzy yang sebenarnya tidak ingin meninggalkan Aeri.

Aeri mengangguk mengerti. "Bunda sama ayah tenang aja. Aeri bisa jaga diri," ucapnya meyakinkan. Ia tahu, kedua orangtuanya sangat lah khawatir.

Beberapa menit berlalu, Aeri telah selesai makan pagi. Aeri sudah siap berangkat sekolah dengan di antar kedua orangtuanya.

Menempuh lima belas menit perjalanan. Aeri tiba di sekolah.

"Mau bunda antar?" tanya Suzy membantu Aeri keluar dari mobil.

"Tidak usah, bun. Sampai sini aja, Aeri bisa sendiri," balasnya.

"Yakin?" kali ini Minho yang bertanya.

"Yakin, ayah. Ya sudah Aeri masuk ya, kalian hati-hati," pamit Aeri bersalaman dengan kedua orang tuanya.

"Kalau ada apa-apa telpon bunda atau ayah, ya," pesan Suzy lagi.

"Siap, bunda!" balas Aeri semangat.

Suzy mengelus surai hitam Aeri dengan lembut dan setelahnya meninggalkan Aeri.

"Hati-hati sayang," pesan Suzy lagi.

"Iya bunda. Bye!" pamit Aeri yang mulai masuk kawasan sekolah.

Saat perjalanan masuk sekolah, Aeri menjadi pusat perhatian. Setelah hampir tiga minggu Aeri tidak ada kabar dan saat masuk sekolah dalam keadaan sakit.

"Aeri kenapa? Kok pakai tongkat jalannya?"

"Udah lama gue nggak lihat dia?"

"Gue dengar dia kecelakaan tah!"

"Serius!"

"Kasihan tahu. Basketnya gimana nanti tuh."

"Liatnya aja udah ngilu. Kaki sama tangannya di gips tuh."

Aeri menghela napas saat mendengarnya dirinya menjadi gosip di pagi ini.

"Aeri!" panggil seseorang.

Aeri menoleh dan seketika tersenyum. "Kamu sekolah ?" tanyanya.

"Hmm, aku sekolah. Sudah lama nggak masuk dan aku ketinggalan banyak pelajaran," jawab Aeri.

Hana mendengkus. "Kamu nggak usah belajar aja udah pintar," balasnya.

Aeri tertawa kecil mendengar ucapan Hana.

"Sini aku bawakan tas kamu," ucapnya sambil mengambil alih tas Aeri.

"Terima kasih," ucap Aeri.

Hana tersenyum. "Sama-sama."

Lima menit perjalanan. Aeri dan Hana tiba di kelas mereka. Saat memasuki kelas, Aeri langsung menjadi pusat perhatian.

"Pelan-pelan," ucap Hana membantu Aeri untuk duduk di kursinya.

Aeri menghela napas dengan menatap sekitar ruangan kelas. Ia sangat kangen dengan suasana kelasnya.

"Aeri," panggil Hana saat duduk di kursi sebelah Aeri.

"Hm ?" balas Aeri sambil mengeluarkan buku-buku yang akan menjadi pelajaran pertamanya.

"Jeno sama-" Aeri menghentikan kegiatannya sejenak. "Aku sudah tahu," sambung Aeri kembali sibuk dengan buku-bukunya.

Hana menatap Aeri iba. Cewek itu sangat mengenal Aeri. Hana tahu, bagaimana Aeri menyukai Jeno. Setiap kali ada sesuatu yang menarik dari cowok itu, Aeri akan selalu bercerita padanya maupun Nakana.

"Kamu, nggak apa-apa?" tanya Hana.

Aeri terdiam lagi dan menghela napas pelan. "Aku harus baik-baik aja, kan," jawabnya lirih.

Hana langsung memeluk Aeri. "Jangan sedih, yaa. Aku sama Nakana akan selalu bersama kamu kok. Kamu harus bisa move on dari Jeno. Aku bakal bantuin kamu," serunya.

Aeri tersenyum tipis. Ia sangat beruntung mempunyai teman yang selalu ada untuknya. "Terima kasih, Hana. Aku lagi berusaha kok," balasnya dengan tersenyum miris.

Hana melepaskan pelukannya dan tersenyum. Sebenarnya Hana juga merasakan sakit saat tahu Jeno berpacaran dengan Sihyeon, karena Hana yang paling tau perasaan Aeri pada cowok itu.

Hana sangat tau dari kapan Aeri mempunyai perasaan pada Jeno, karena Hana lebih dulu yang berteman dengan Aeri sebelum Nakana.

"Aku tahu, sangat sulit melupakan perasaan yang sudah 10 tahun ada di hati kamu. Tapi berusahalah, kamu nggak pantas dapat itu Aeri. Kamu harus dapat yang lebih baik dari Jeno. Oke!" ucap Hana menyemangati Aeri.

Aeri mengangguk. "Bantuin aku, buat hilangin perasaan aku ke Jeno," pintanya.

"Siap! Aku sama Nakana bakal bantuin kamu," balas Hana semangat.

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ

Jam istirahat berbunyi. Aeri membereskan buku-bukunya.

"Kantin?" tanya Hana.

"Boleh," jawab Aeri.

Hana mengangguk dan membantu Aeri untuk berdiri. "Pelan-pelan," seru Hana.

Setelah berhasil berdiri Hana dan Aeri keluar kelas. Saat Aeri dan Hana berjalan di koridor sekolah, mereka kembali menjadi pusat perhatian terutama Aeri.

"Halo, kak Aeri!" Sapa adik kelas.

Aeri hanya tersenyum tipis. Karena menang sifat Aeri yang agak cuek dengan orang yang tidak di kenalnya.

"Hai, Aeri," sapa siswi yang seangkatan dengan Aeri. Lagi-lagi Aeri hanya membalas dengan senyuman.

Hana tersenyum, Aeri tidak berubah. Gadis itu masih saja cuek dan jutek.

Mereka tiba di kantin. Hana menatap sekitar dan menemukan kursi kantin yang kosong. "Duduk sini aja ya. Kamu mau makan apa? aku yang pesankan," ucap Hana.

"Samakan aja sama kamu," balas Aeri.

"Okee."

"Nakana kemana?" tanya Aeri. Karena memang kelas mereka berbeda.

"Perpus balikin buku. Tadi dia chat aku," jawab Hana.

"Hmm."

"Ya sudah aku pesan makanan dulu, ya," pamit Hana dan meninggalkan Aeri.

Aeri di meja kantin sendiri, walaupun di kantin ramai tetapi, tidak ada yang berani untuk mengganggu Aeri.

Aeri melihat ke sekitar kantin dan matanya berhenti saat ia melihat sosok Jeno sedang bersama Sihyeon. Mereka baru saja masuk kantin.

Aeri menghela napas dan memilih memainkan ponsel. Ia berusaha untuk mengabaikan mereka.

"Aeri," ucap seseorang dan duduk di sebelah Aeri.

Aeri menarik napas pelan. Ia hafal suara ini. Dia, Jeno.

Aeri mendongak dan tersenyum tipis. Berusaha untuk terlihat baik-baik saja. "Sudah pesan makan?" tanya Jeno.

"Sudah," jawab Aeri singkat.

Jeno mengangguk dan menatap Sihyeon. "Sihyeon, kamu mau makan apa?" tanyanya.

Aeri tersenyum kecut dan kembali memainkan ponsel.

"Mie ayam aja deh," jawab Sihyeon.

Jeno mengangguk dan bangun dari kursinya untuk pesan makanan. "Aeri, aku tinggal dulu, ya," pamit Jeno pergi ke penjualan makanan, dengan mengusak surai hitam Aeri pelan.

Aeri hanya berdehem. Setelah Jeno pergi. Keadaan menjadi hening. Aeri kembali memainkan ponselnya, begitupun Sihyeon yang sibuk dengan pikirannyam

"Ae-ri," ucapan Hana terhenti sejenak saat melihat kehadiran Sihyeon. "Ini makanannya" lanjutnya dan berubah raut wajahnya tajam saat Sihyeon menatapnya.

Aeri mendongakkan kepala. "Terima kasih."

"Hmm, sama-sama," balas Hana dan duduk di sebelah Aeri.

"Ngapain dia di sini?" bisik Hana sangat pelan pada Aeri.

"Jeno," balas Aeri yang juga berbisik.

Hana menghela napas. Kalau dibiarkan Aeri akan kembali merasakan sakit hati. "Kita pindah tempat duduknya," ujarnya.

"Nih, mie ayam kamu." Datang Jeno dengan nampan di tangannya.

"Nggak usah. Nggak enak kalau kita tiba-tiba menghindar," balas Aeri pelan.

"Yakin?" bisik Hana lagi.

"Hmm."

Hana ikut saja. "Tapi kalau mau pindah bilang sama aku," pesannya.

Aeri mengangguk dan mulai menyantap makan siangnya. Walaupun harus menahan sesak.

"Kamu kalau makan pelan-pelan dong! Sausnya kemana-mana, tuh," ucap Jeno tiba-tiba pada Sihyeon, membuat Aeri mengerjap dan menatap Jeno yang tepat di hadapan Aeri.

Hana yang juga melihatnya menghela napas. Ia tidak bisa membiarkan Aeri menambah rasa sakit. "Kita pergi, nggak baik kalau kamu di sini terus," ucap Hana membantu Aeri berdiri agar pergi dari jangkauan Jeno.

"Ehh, aku-"

"Nurut Aeri!" ucap Hana tegas, membuat Aeri menciut dan akhirnya menuruti kemauan Hana. "Ayoo!" lanjut Hana membantu Aeri berjalan.

"Aeri, kamu mau kemana?" tanya Jeno saat melihat Aeri yang ingin meninggalkan meja.

"Kelas!" kali ini Hana yang membalas Jeno.

Aeri yang melihat sahabatnya kesal hanya terdiam.

Aeri dan Hana sudah meninggalkan kantin. "Lain kali pergi aja kalau nyatanya Jeno buat kamu sakit," seru Hana kesal.

Aeri tersenyum tipis. "Iyaa, tapi-"

"Nggak enak?!" sambung Hana. "Kapan kamu enaknya sih, ra. Jeno selalu buat kamu sakit, nggak capek di kasih harapan palsu mulu?"

Aeri menghela napas. "Aku tahu Hana. Tapi ini bukan salah Jeno," balasnya lirih. "Dia nggak tahu akan perasaan aku."

Hana mendesis. "Jeno nya aja yang nggak peka, atau pura-pura nggak tahu. Masa sepuluh tahun dia nggak sadar sama perasaan kamu. Bohong, banget pasti," ucapnya yang sudah terlanjur kesal.

Aeri terdiam mendengar ucapan Hana. Sangat tersentil. Ia juga memikirkannya, bagaimana bisa Jeno tidak menyadari akan perasaannya ini selama 10 tahun.

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ

Vote, share and comments
Thanks

Continue Reading

You'll Also Like

495K 5.3K 88
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
293K 11.5K 55
𝐁𝐚𝐠𝐢 𝐀𝐲𝐧𝐚 𝐬𝐲𝐢𝐥𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐢𝐤𝐚𝐡 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐚𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚𝐢𝐧𝐲𝐚 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐢𝐚𝐩 𝐦𝐞𝐧𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 �...
248K 36.9K 68
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
38.1K 2.8K 49
Kating : kakak tingkat (kakak kelas) Komting : komandan tingkat (ketua kelas) *** Kisah tentang Dheana, seorang mahasiswi baru jurusan manajemen yang...