ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ [End]✔

By Dita_sr

1M 100K 5.3K

Hwang Hyunjin adalah lulusan dari universitas Oxford jurusan kedokteran. Dengan usia yang masih muda, dia sek... More

Cast
PROLOG
01
02
03
04
05
06
07
08
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
EPILOG
cast
Promosi ⚠️

09

12K 1.2K 28
By Dita_sr

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ


"Je-Jeno," ucap Aeri dalam hati. Tatapannya hanya tertuju pada cowok itu.

Felix yang menyadari, mengikuti arah tatapan Aeri. "Siapa?" tanyanya penasaran.

Jeno tersenyum ramah dengan membungkukkan tubuhnya sedikit. "Sahabat Aeri," jawabnya dan melangkah mendekati Aeri.

"Benar dia sahabat kamu?" tanya Felix pada Aeri.

Aeri mengerjap kemudian, menatap Felix. "Be-benar kak," jawabnya pelan.

Hyunjin yang berada di antara mereka, menaikan alisnya dengan respon gadis itu yang terkesan gugup. Sedangkan Felix mengangguk pelan dan menerima kedatangan Jeno.

"Maaf, saya periksa dulu," ucap Hyunjin agar tugasnya cepat selesai.

"Tunggu!" tahan Aeri dengan menahan tangan dokter Hyunjin. Tatapan Aeri berubah kesal. "Kenapa harus kamu? yang lain aja nggak bisa?" lanjutnya. "Aku nggak mau di periksa sama kamu."

Hyunjin memejamkan matanya, menahan kesal. Berbeda dengan Felix yang menghela napas. "Aeri, nurut aja, ya," ucapnya tegas.

"Tapi kak, Aeri nggak mau di periksa sama dia!" balas Aeri melirik Hyunjin tidak suka.

"Kamu mau cepat sembuh nggak?" tanya Felix serius.

Aeri mengangguk cepat dengan mata yang membulat lucu. Akibat respon lucu Aeri membuat Felix tertawa. Adiknya sungguh menggemaskan. "Makanya mau di periksa sama teman kakak. Dia ahli di bidang ortopedi," lanjut Felix.

Aeri melirik sebentar Hyunjin, setelahnya kembali pada Felix dan menghela napas pelan. "Mau, ya?" bujuk Felix.

"Ya, sudah cepetan." Terima pasrah Aeri membuat Felix tersenyum, sedangkan Hyunjin mendengus. Kalau bukan gadis di depannya adalah adiknya Felix, ia sudah langsung pergi meninggalkan kamar rawat ini.

Hyunjin mulai periksa keadaan Aeri dan saat menyentuh kaki gadis itu.

"Aduh! sakit tau!" jerit Aeri dengan menatap tajam Hyunjin.

Hyunjin meringis. Jeritan Aeri sangat melengking di telinganya.

"Jin, pelan-pelan," seru Felix. Telinganya juga sakit karena jeritan Aeri.

Hyunjin menghela napas dan kembali periksa keadaan Aeri. Lima menit berlalu, Hyunjin telah selesai periksa keadaan Aeri.

"Gimana keadaan adik gue ?" tanya Felix penasaran.

"Bakal gue jelasin di ruangan gue," jawab Hyunjin datar.

"Di sini aja. Aku mau tahu," sambung Aeri yang juga penasaran.

Hyunjin memutar bola mata malas. Berbeda dengan Felix yang membujuk Aeri. "Nanti kakak kasih tahu, ya. Kamu istirahat aja dulu," ucapnya.

Aeri cemberut, membuat Felix gemas.
"Lo, bisa tolong jagain Aeri sebentar. Gue ada urusan," ucap Felix pada Jeno.

"Bisa kok," balas cowok itu.

Felix mengangguk, sedangkan Aeri melebarkan matanya. Bagaimana bisa di biarkan berdua dengan Jeno. Hatinya masih sakit setelah mendengar kabar pacaran cowok itu. Aeri masih belum terima.

"Kak," tahan Aeri menggenggam tangan Felix.

Felix berhenti dan menatap Aeri. "Kenapa, hm?"

"Di sini aja," ucap Aeri dengan wajah memelas

Felix mengusak surai hitam Aeri gemas. "Sebentar aja. Nanti kakak ke sini lagi," balasnya.

Felix melepaskan genggaman tangan Aeri pelan dan pergi keluar ruangan bersama Hyunjin. Di ruangan menyisahkan Aeri dengan Jeno. Keadaan menjadi hening dan canggung.

Jeno berdehem, memecahkan keheningan. Ia menarik kursi samping ranjang dan duduk di sana. "Sakit nggak?" tanya Jeno melihat kaki Aeri.

Aeri diam sejenak. "Hmm" jawabnya singkat.

"Kemarin aku datang ke sini tetapi, kamu belum sadar. Aku ke sini lagi setelah pulang sekolah," ucap Jeno lagi.

Aeri memilih diam. "Kenapa bisa kecelakaan?" tanya Jeno lembut.

Aeri mengalihkan pandangannya ke arah lain. "Musibah," balasnya dingin.

"Kamu nggak hati-hati, sih," ucap Jeno.

Aeri masih memasang wajah dinginnya. Jeno merasa, sikap Aeri berubah padanya.

"Aku ada salah, ya?" tanya Jeno, membuat Aeri menatapnya.

"Ada, kamu buat aku patah hati," ucap Aeri dalam hati. "Nggak kok" jawab Aeri berbohong.

Jeno mengusak surai hitam Aeri pelan. "Aku nggak suka kamu sakit kaya gini. Lain kali hati-hati."

"Hmm," balas Aeri singkat.

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ

Felix sedang berada di ruangan Hyunjin. Ia penasaran akan keadaan adiknya. "Gimana keadaan Aeri?"

"Belum ada perkembangan. Karena baru mau mulai penyembuhan," jawab Hyunjin.

Felix menghela napas pelan. "Kira-kira kapan Aeri bisa berjalan walaupun harus menggunakan tongkat?" tanya Felix.

"Nggak tahu gue. Kalau struktur tulangnya sudah merekat dan di rontgen sudah kelihatan ada perubahan baru bisa di bebaskan berjalan menggunakan tongkat. Kalau sekarang belum bisa," jawab Hyunjin panjang. Felix mengangguk mengerti.

Suzy dan Minho sedang berada di kafe cat & dog. Mereka ingin melihat kamera pengawas kafe dan untungnya pengawai kafe memberikan izin untuk melihatnya. Setelah melihat dengan teliti. Mereka berdua langsung saling tatap saat mendengar ucapan Jeno. Mereka jadi tau penyebab Aeri melamun saat menyebrang.

"Pantas Aeri seperti itu. Apa kita pindahkan saja sekolah Aeri?" tanya Suzy khawatir. Wanita itu begitu menyayangi putri semata wayangnya.

Minho kurang setuju. "Kita tanya Aeri dulu. Jika dia setuju baru kita pindahkan," jawabnya. "Aku nggak mau membuat dia merasa tidak nyaman atas tindakan kita." Suzy mengangguk mengerti.

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ

Aeri masih bersama Jeno. Keadaan juga masih sama. Hening dan canggung.

"Aeri."

"Hm?" balas Aeri singkat tanpa menatap Jeno. Ia sedang sibuk membaca buku.

"Aku keluar sebentar, ya, " izin Jeno yang sontak membuat tatapan Aeri teralih.

"Mau kemana?" tanya Aeri.

"Aku mau jemput Sihyeon di lobi rumah sakit. Dia mau jenguk kamu," jawab Jeno membuat Aeri terdiam dengan senyuman miris. Aeri lupa, sahabatnya itu sudah memiliki pacar.

"Aeri?"

"Ya sudah sana," jawab Aeri datar dan kembali membaca buku.

Jeno keluar dan Aeri menatap pintu yang sudah tertutup kemudian, menghela napas. "Rasanya belum bisa merelakan kamu, Jen," gumamnya lirih.

Beberapa menit berlalu. Pintu ruang rawat Aeri terbuka. Seseorang masuk, Aeri menoleh dan setelahnya menghela napas.

"Anda memiliki jadwal rontgen untuk hari ini," ucap Hyunjin.

Aeri mendengkus kemudian, menutup bukunya dan menatap Hyunjin. "Kak, kalau bicara sama aku jangan kaku," ucapnya, membuat Hyunjin menaikan alisnya.

"Terserah saya," balas Hyunjin datar

Aeri menghela napas lagi. "Canggung. Aku nggak suka. Kalau bicara sama aku bisa pakai gue-lo atau aku-kamu aja ngomongnya. Kalau saya-anda formal banget," ujarnya.

Hyunjin memejamkan matanya sejenak, gadis di depannya ini sungguh cerewet. "Oke, terserah ka-mu," jawab Hyunjin yang malah merasa canggung.

Aeri tersenyum manis. "Nah! gitu kan lebih enak. Jadi nggak canggung," balasnya. "Jam berapa, aku rontgen?" lanjut tanya Aeri.

"Sekarang, makanya," jeda Hyunjin. Ia merasa aneh saat bicara aku-kamu. "A-aku ke sini," lanjut Hyunjin.

Aeri mengangguk. "Kak Felix mana? Katanya mau kesini" tanya Aeri lagi.

"Lagi ada pasien," jawab Hyunjin mempersiapkan kursi roda untuk Aeri.

"Ayoo," ajak Hyunjin datar.

"Aku nggak bisa turun. Bantuin," dengus Aeri. Teman kakaknya ini sangat tidak peka sekali.

Hyunjin menghela napas. "Ya sudah," terpaksa nya. Ia memegang lengan Aeri agar bisa turun dan menuntunnya ke kursi roda.

"Pelan-pelan," ucap Aeri. Hyunjin diam saja, ia malas meladeni gadis ini.

Setelah Aeri sudah duduk di kursi roda, segera Hyunjin mendorong Aeri menuju ruangan rontgen.

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ

Vote and comments
Thanks

Continue Reading

You'll Also Like

5K 730 53
"Tolong yakinkan aku, Tuhan. Bahwa dia memang benar-benar ditakdirkan untukku. Jangan hilangkan rasa kepercayaanku terhadap dirinya. Aku benar-benar...
38.1K 2.8K 49
Kating : kakak tingkat (kakak kelas) Komting : komandan tingkat (ketua kelas) *** Kisah tentang Dheana, seorang mahasiswi baru jurusan manajemen yang...
3.3K 450 5
Hanya berkisah tentang Elliot-pemuda cantik namun memiliki sifat yang suram dan acuh tak acuh yang masuk ke dunia novel.
37.4K 5.5K 34
Fajar, anak di luar nikah yang dibuang ibunya. Mentari, gadis yang diusir dari rumah karena sebuah fitnahan. Keduanya adalah korban, kesepian, dan se...