Backstreet Of Badboy (COMPLET...

sithaiteaaa tarafından

360K 17.8K 21.9K

[BEBERAPA PART DIPRIVAT FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Akibat masa lalunya yang kelam membuat cewek dingin, cantik... Daha Fazla

Chapter 1
T O K O H
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43 [REVISI]
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47 [REVISI]
Chapter 48 [REVISI]
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51 [REVISI]
Chapter 52 [REVISI]
Chapter 53 [REVISI]
Chapter 54 [REVISI]
Chapter 55 [REVISI]
Chapter 56
Chapter 57 [REVISI]
Chapter 58 [END]
EXTRA PART
EXTRA PART II
EXTRA PART III

Chapter 23

4.4K 193 318
sithaiteaaa tarafından

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian (◕‿◕✿)

Happy Reading...

Happy new year semuaaaaa! 🎉🎊

Update chap ini tepat jam 00.00 wkwk, biar agak beda gitu wkwk

Btw, ada yg kangen aku?? 🙋🙋

——

Devan mengerjap rasa pening di kepalanya kembali menyerang, keadannya benar-benar kacau, mata sembab, luka memar berada di mana-mana, hatinya terasa sesak, rambutnya berantakan. menandakan lelaki itu kacau saat ini. Se-pengaruh itu kah Amel dalam hidupnya?

Kata 'break' berputar di otaknya semudah itu Amel mengatakan kata itu. Devan saja tidak pernah terbayang jika ia mengatakan kata itu. Apakah Amel benar-benar menginginkan hubungan nya selesai?

Setelah satu tahun mereka bersama dan sekarang hubungan mereka di ambang kehancuran, kehancuran yang ia buat sendiri, ia sadar selama ini manyakiti perasaan kekasihnya tapi sungguh ia begitu mencintai Amel lebih dari apapun ia rela menyerahkan nyawa nya untuk Amel. Hanya wanita itu.

Semua kebahagiaan digantikan oleh kesedihan dan rasa sakit. Apa yang dia lakukan tidak cukup untuk menggantikan rasa sakit itu. Katakan lah Devan pencundang, ia tidak berani mengatakan maaf kepada kekasihnya.

Devan lemah jika menyangkut Amel, orang yang sangat ia sayangi. Kenapa cinta harus sesakit ini? Devan hanya takut wanita yang ia cintai di rebut oleh orang lain. Amel tidak mengerti itu. Devan tidak mau kejadian waktu itu kembali terulang dan melah menambah luka yang lebih dalam.

Setiap orang mempunyai cara yang berbeda-beda untuk menjaga apa yang sudah jadi miliknya, begitupun dengan Devan.

Mungkin sikap kasar membuat dirinya di pandang sebelah mata tetapi dibalik itu semua Devan benar-benar takut rasanya kehilangan untuk yang kedua kalinya.

Kenapa semua orang tidak mengerti posisi Devan saat ini?

"Aku kangen kamu"

Lirih Devan menatap foto Amel yang berada di ponselnya. Saat itu Amel sedang tersenyum bahagia sambil memperlihatkan liontin pemberian Devan sebagai hadiah Annivesary mereka yang ke 1 tahun. Di foto itu memperlihatkan bahwa Amel satu-satu nya wanita yang paling bahagia di bumi ini.

"Dev, udah deh aku tau ini kamu" Amel terkekeh sambil mengengam tangan Devan yang menutupi matanya.

"Ck, gak seru!" Devan menjauhkan tangannya lalu meletakan tangan itu di pinggang ramping kekasihnya.

Senyum Amel mengambang, deburan ombak dan semilir angin yang menerpa seolah menjadi saksi kebahgaiaan nya saat ini.

Devan menaruh kepala di cekuk leher gadisnya, menikmati aroma cherry blossom kesukaannya. "Aku mau kita tetap kaya gini"

Amel terkekeh lalu menyentuh pipi Devan berada di pundaknya. "Kamu kenapa sih, Dev? Kok jadi melow gini"

"Aku serius" jawab Devan berpura-pura ngambek.

Amel tertawa melihat reaksi Devan."Iya sayang" 

"Jawab aku, jangan cuma iya-iya doang" ucap Devan kesal.

"Lah, bukanya aku udah jawab tadi,"

Devan mencapit hidung Amel gemas. "Kamu bolot banget sih, sayang"

"Kamu ngatain aku bolot" ketus Amel.

"Tau ah, ngerusak suasana" Devan berbalik dengan cepat Amel memeluknya dari belakang, menyembunyikan pipi merona di punggung cowok itu.

"Aku juga, aku mau kita terus sama-sama kaya gini. Aku bahagia banget punya cowok hebat kaya kamu, kamu itu ibarat superhero yang selalu menjaga aku. Aku sayang kamu"

Devan berbalik, merangkup wajah Amel dan mengencup kelopak mata gadisnya.

Cup!

Cup!

"Jika suatu saat nanti, air mata ini keluar karena aku berarti aku gagal bahagia-in kamu"

Amel menggeleng cepat. "Enggak, kamu gak pernah gagal"

Devan kembali memeluk Amel dan mengusap kepala gadisnya dengan lembut, ia bahagia jika Amel bahagia. Karena Amel adalah kebahagiaan nya, tanpa Amel dirinya tidak bisa hidup.

"Happy 1st anniversary honey" Devan mengencup bibir Amel sekilas.

Amel menarik sudut bibirnya ke atas kembali memeluk lelaki yang dia cintai. "Makasih udah hadir dalam hidup aku, Dev"

"No, babe! Aku yabg seharusnya berterima kasih kamu adalah kebahagiaan buat aku"  Devan mengeluarkan sebuah kotak liontin dari saku seragam nya. Melihat itu Amel menintikan air mata nya, air mata bahagia....

Devan memutar badan Amel dan mengaitkan liontin itu. Devan tidak pernah salah, Amel selalu cantik memakai apa pun.

"Makasih sayang." Amel mengencup pipi Devan.

Amel menatap liontin itu dengan perasaan bahagia, sungguh ia belum pernah sebahagia ini sebelumnya meski Devan selalu bersikap manis kepada nya. Entahlah, tapi satu hal yang ia tahu bahwa bahagia itu se-sederhana ini.

Diam-diam Devan mengeluarkan ponselnya untuk mengabadikan momen bahagia ini, ia sama seperti Amel ia lebih bahagia di bandingkan kekasih nya.

"Kok kamu foto aku sih!? Pasti hasilnya jelek, ihh, Devan nyebelin banget sih"  Amel mencoba menggapai ponsel Devan lebih dulu Devan mengangkat ponsel itu tinggi-tinggi. Karena postur tubuh kecil, menyulitkan dirinya.

"Kamu mau ini, " ucap Devan seraya mengangkat ponselnya.

Amel menatap Devan sebal.

"Ayo Ambil, " Devan berlari meninggalkan Amel masih belum sadar.

"Ihhh, kok aku di tinggal" teriak Amel dan mengejar Devan sudah lari lebih dulu.

Dan terjadilah kejar-kejaran di bibir pantai, sesekali mereka tertawa bahagia. Hari ini adalah hari yang tidak akan ia lupakan seumur hidupnya. Kadang Cinta itu memang membahagiakan namun jika kita terlalu dalam mencintai justru membuat kita sakit yang jauh lebih dalam.

"Hap....ketangkap, kamu gak bisa lari lagi," Devan memeluk tubuh Amel dengan nafas masih terengah-engah.

"Kamu nyebelin banget sih, aku capek tau ngejar kamu" Amel mengerucutkan bibirnya.

"Iya sayang, maaf"

Amel menjawab dengan gumaman, ia menikmati aroma tubuh Devan yang menjadi candu nya sejak awal mereka pacaran.

"I love you, babe!"

"I love you more, my prince"

Detik berikutnya bibir mereka saling menempel, menyalurkan rasa bahagianya....

Air matanya kembali menetes, hatinya sangat sakit jika mengingat hal itu. Seorang Devan Aditama menangis hanya karena seorang cewek?

Ya, Devan akui ia lemah jika menyangkut soal Amel, gadisnya.

"Maaf, Mel. Maaf"

Devan menundukkan kepala menatap foto gadisnya.

"Maaf karena gak bisa tepatin janji aku untuk buat kamu bahagia"

"Aku lelaki bodoh, hanya membuka luka itu kembali"

"Aku tau, kata maaf gak cukup untuk semuanya, tapi aku mohon....jangan pergi"

Devan seperti orang gila saat ini, berbicara dengan foto.

"Kamu adalah sumber kebahagiaan aku, Mel"

"Jangan buat aku tersiksa seperti ini. Aku sadar, aku sudah terlalu kasar sama kamu, Mel. Aku minta maaf atas semua yang aku lakuin"

Devan menatap guci yang berada di depan nya, hingga....

Prang!!

Guci itu terhempas begitu saja dan jatuh berkeping-keping.

"LO BODOH, DEV! BODOH! BODOH! "

"KENAPA LO BUAT DIA NANGIS TERUS, HAH?! GAK SEHARUSNYA LO LAKUIN ITU, DEV!!!"

"BODOH! BODOH! BODOH! ARGHHHH!"

Tubuh Devan terperosok di lantai, ia menatap lantai marmer itu dengan tatapan sendu. Ia benar-benar rapuh, lemah, tak berdaya, tak mempunyai gairah hidup.

Semua kebahagiaan nya hilang begitu saja...

"Maaf, maaf, maaf, sayang"

Selanjutnya tubuhnya tumbang dan mulai kehilangan kesadaran....

~~BOB~~

Amel memasuki ruang musik sangat sepi, tidak ada satupun orang di sana. Hanya dirinya.


Dia memangku gitar yang biasa Devan pakai untuk latihan musik. Well, Devan sering ke sini jika dirinya tidak mood belajar dan memilih bermain musik.

Air matanya menetes, hatinya terasa sesak mengingat kejadian itu. Matanya sembab sehabis menangis di kantin tadi. Amel menatap sekeliling, alat musik masih tertata rapi memang jarang siswa lain masuk ke dalam karena Devan melarang keras.

Seorang gadis berkuncir kuda berjalan sambil bersenandung riang. Ia menatap amplop berisi bahwa dirinya telah lulus dalam ujian menyanyi, tentu saja membuat hatinya senang.

Sekarang tujuanya hanya satu, ia harus ke ruang musik dan bertemu dengan seseorang yang bernama....umm dia lupa namanya. Ya, maklum lah ia tidak terlalu mengenal siswa di sini.

Cukup sulit baginya untuk menemukan ruang musik, setelah berkeliling cukup lama akhirnya ia berdiri depan pintu yang ia yakini adalah ruang musik.

Ceklek!

Pergerakan berhenti mendengar suara merdu berasal dari dalam.

Indah
Terasa indah
Bila kita terbuai dalam alunan cinta
Sedapat mungkin terciptakan rasa
Keinginan saling memiliki

Namun bila
Itu semua dapat terwujud
Dalam satu ikatan cinta
Tak semudah seperti yang pernah terbayang
Menyatukan perasaan

Tetaplah menjadi bintang dilangit
Agar cinta kita akan abadi
Biarlah sinarmu tetap menyinari alam ini
Agar menjadi saksi cinta kita
Berdua
Berdua

Sudah
Lambat sudah
Kini semua harus berakhir
Mungkin inilah jalan yang terbaik
Dan kita mesti relakan kenyataan ini

Tetaplah menjadi bintang dilangit
Agar cinta kita akan abadi
Biarlah sinarmu tetap menyinari alam ini
Agar menjadi saksi cinta kita
Berdua
Berdua

Menjadi saksi kita berdua

"Bagus" ucapnya tanpa sadar bibirnya melengkung ke atas.

Sedang asik dengan dunia nya hingga dirinya tidak sadar jika seseorang tengah berdiri dan menatap tajam dirinya.

"Lo siapa?" ucap cowok itu dingin.

Gadis itu mengerjap. "Eh? A-aku....aku....aku" dia jadi gugup saat ini, karena aura dingin yang terpancar di wajah cowok itu membuat dirinya menjadi takut.

"Lo gagu, hah?!"  cowok itu menaikkan suara.

Sontak gadis itu menggeleng dan kembali menundukkan kepala. Tangan nya meremas ujung rok menandakan dirinya sangat gugup saat ini.

"Sepertinya lo emang bisu" cowok itu berbalik namun dengan cepat gadis itu menahannya. Langsung di tepis kasar oleh cowok itu.

"Umm...s-sebenarnya aku mau cari cowok yang bernama Devan" ucapnya sedikit menunduk.

"Gue Devan, " ketusnya.

Gadis itu menelan ludah susah payah, ia tidak menyangka bahwa cowok tampan di depan nya benar-benar Devan.

"Buat apa lo ketemu sama gue," ucap Devan dingin.

"A-aku di suruh pak Yuda ketemu kamu, katanya biar kamu yang ngajarin aku tadi" jelasnya.

Devan mengangguk, "Nama lo siapa?"

"a-aku Amel, "

"Oke, di sini ada beberapa peraturan yang harus lo taati dan gak boleh ngebantah. Pertama, lo harus dateng tepat waktu karena gue gak suka orang yang lelet. Kedua, lo harus siap layanin gue apa pun itu tanpa ngebantah. Ketiga, lo harus ketuk pintu dulu sebelum masuk dan gue gak suka orang lain masuk ke dalam tanpa se-pengetahuan gue. Terakhir, gue mau ngajarin lo nyayi"

Amel menatap Devan dengan wajah berseri-seri. "Beneran aku di terima?"

Devan berdecak. "Kelima, gue gak suka orang yang lemot kaya lo, "

Amel memanyunkan bibir membuat Devan gemas.

"Besok lo dateng kita langsung latihan"

Amel tersenyum mengingat kejadian pertama kalinya ia bertemu dengan Devan. Awal dari semuanya, semua kebahagiaan dan kesedihan dirinya.

Amel memetik senar gitar itu dan menyanyikan lirik demi lirik yang sering ia nyanyikan bersama Devan. Kekasihnya.

"Mel, sini" Devan menepuk sofa kosong di sebelahnya.

Devan memberi gitar yang berada di pangkuannya kepada Amel.

"Ini buat apa, Dev?" tanya Amel binggung.

Cowok itu menggeser sedikit duduknya, satu tangan cowok itu berada di belakang Amel dan siap untuk mengajari gadisnya.

"Aku mau ngajarin kamu main gitar, "

"Tapi aku gak bisa,"  ucap Amel polos.

Devan mencubit pipi Amel dengan gemas. "Makanya aku mau ngajarin kamu. Duh, pacar gue jadi lemot gini"

Amel merengut kesal.

Cup

Devan mengencup pipi kanan gadisnya.

"Itu maksudnya apa bibir di maju-maju- in hm? Minta di cium" bisik Devan tepat di telinga Amel.

Amel melotot dan memukul lengan Devan dengan perasaan dengkol.

"Ihh, Devan jangan macem-macem deh. " ketus gadis itu melipat tangan di depan dada.

Devan tertawa melihat gadisnya yang begitu menggemaskan di matanya. "Iya-iya, maaf deh"

Amel menyerah akhirnya gadis itu mengangguk. Dengan sabar Devan mengajari gadisnya bermain gitar, sedangkan Amel tidak bisa fokus karena jarak di antara mereka sangat dekat membuat jantung berdetak kencang. Amel akui Devan sangat tampan bila di lihat dari dekat.

"Kamu ngerti kan?" tanya Devan membuyarkan lamunan nya.

"Eh?"

Devan menghela nafas. "Pasti kamu gak fokus kan liat wajah tampan aku" goda Devan.

"E-enggak kata siapa, tadi ak––"

Amel gelagapan memutar otak untuk mencari alasan yang tepat.

Devan mengacak-acak rambut Amel. "Yaudah, mending sekarang kita nyanyi. Kamu mau lagu apa?"

Amel tampak berfikir lalu berkata. "Percayalah - Afgan Raisa. Nanti aku bagian 'Raisa' dan kamu bagian 'Afgan'  oke? "

Devan mengangguk, "Siap?"

[ Amel]
Aku yang tak akan melepaskan
Kamu yang mengenggam hatiku
Kita tak 'kan mungkin terpisahkan
Biarlah terjadi apapun yang terjadi

[ Devan]
Aku yang tak bisa melepaskan
Kamu yang miliki hatiku
Walau mungkin terlalu cepat
Bagi kita berdua untuk mengatakan…

[Amel dan Devan]
Selamanya kita akan bersama
Melewati segalanya yang dapat pisahkan kita berdua
Selamanya kita akan bersama
Tak 'kan ada keraguan kini dan nanti
Percayalah

[Devan]
Aku yang tak bisa melepaskan
Kamu yang mengenggam hatiku
Walau mungkin terlalu cepat
Bagi kita berdua untuk mengatakan…

[Amel]
Selamanya kita akan bersama
Melewati segalanya yang dapat pisahkan kita berdua
Selamanya kita akan bersama
Tak 'kan ada keraguan kini dan nanti
Percayalah

[Amel]
Percayalah
Hanya dirimu satu-satunya tercipta untukku

[ Amel dan Devan]
Selamanya kita akan bersama
Tak 'kan ada keraguan kini dan nanti
Percayalah
Tak 'kan ada keraguan kini dan nanti
Tak 'kan ada keraguan
Hati t'lah memilih
Percayalah (Percayalah)

Keduanya saling menatap satu sama lain. Telihat jelas di mata mereka ada Cinta yang cukup besar buat keduanya.

Apakah semua ini akan berakhir dengan bahagia?

Amel menatap ke depan dengan pandangan kosong, mengingat itu hanya membuatnya kembali terbayang sosok Devan.

Devan membawa pengaruh besar dalam hidup nya, tanpa ada nya Devan ia tidak bisa seperti ini.

Banyak yang perlu kita pelajari dari masalah yang datang danjangan jadikan masalah itu sebagai beban namun jadikan itu sebagai pembelajaran untuk kedepannya.

Amel tidak bisa membohongi perasaannya jika dirinya sangat merindukan Devan saat ini, biasanya Devan akan memeluk nya jika ia merasa sedih dan memberikan kata kata manis untuknya.

Namun kini, tidak ada.

"Maaf, Dev"

••••

Yeayyyy! Mood nulisku kembali....

Chapter ini kita flashback singkat masa-masa Indah mereka dulu.

Ets, bukan berarti sekarang tidak indah yaaaaa

Gimana menurut kalian chapter kali ini?

Ada yang kebawa perasaan gak? Haha kalo ada maaf ya huhu:(

O iya, aku minta maaf karena jarang up. Ya, kalian tau lah masalah anak pelajar ehehe.

Tapi tenang aja kok aku bakal sering-sering on di wattpad meski jarang up haha.

Vote 200++aku update next chap...

Tbc❤

Melvan

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

82K 4.8K 53
(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) "Adakah takdir yang baik untuk kita" Di sebuah ruangan terdengar suara pecahkan kaca " LO PIKIR GUA MAU SAMA CEWEK MISKIN...
445K 19.1K 61
Ini kisah Mady dan Griff. Dimana Mady cewek galak yang di jodohkan dengan Griffin George sang ketua Ravegar gang, cowok bermata tajam, rahang tegas b...
156K 12K 42
Spin-Off Bad Couple Completed Tentang Arion bersama Greta nya . . Jaminan 1000milyar% tidak ada orang ketiga. . . Cerita 100% hasil pemikiran sendiri...
80.6K 3.5K 36
[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] Kesalahan tak sengaja yang Elbra dan Arventa lakukan membuat mereka harus menerima kehadiran nyawa kecil yang tak bersalah...