ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ [End]✔

By Dita_sr

1M 100K 5.3K

Hwang Hyunjin adalah lulusan dari universitas Oxford jurusan kedokteran. Dengan usia yang masih muda, dia sek... More

Cast
PROLOG
01
02
03
04
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
EPILOG
cast
Promosi ⚠️

05

14.4K 1.2K 22
By Dita_sr

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ

Turnamen basket telah selesai dan dimenangkan oleh tim basket wanita dari SMA Angkasa. Semua anak Angkasa bersorak-sorak gembira. Aeri yang mendengarnya ikut bahagia.

"Good job, tinggal tunggu babak final!" ucap pelatih merasa bangga.

Semua mengangguk senang. "Ya sudah kalian boleh istirahat," lanjut pelatih.

Aeri, Hana dan Nakana pergi meninggalkan area lapangan karena ingin menuju kantin.

"Aeri!" panggil seseorang.

Aeri menoleh dan seketika mengerjap. "Kak Felix!" Aeri terlihat senang.

"Kalian duluan aja ke kantin. Aku mau ke kak Felix dulu," pamit Aeri pada sahabatnya.

"Okee," jawab mereka serempak dan pergi lebih dulu ke kantin.

Felix mendekati Aeri diikuti oleh teman-temannya. "Tadi kamu hebat banget dek," ucap Felix dengan mengelus surai hitam Aeri dengan lembut. Pria itu merasa bangga.

"Makasih kak," jawab Aeri dengan senyuman.

"Hai Aeri," sapa Chan.

Aeri sempat terkejut namun, kembali stay cool.

"Ha-hai kak," jawab Aeri.

"Tadi keren mainnya," ucap Chan.

"Makasih kak."

"Kamu jadi playmaker, ya?" tanya Lee Know dengan tiba-tiba.

"Hmm."

Aeri mengangguk dan melihat satu persatu temennya Felix namun, pandangan Aeri terhenti saat melihat orang yang pernah membuat Aeri kesal. Gadis itu langsung mengalihkan tatapannya.

"Jin diam aja. Nggak ucapin selamat ke Aeri?" tanya Seungmin yang mulai jahil.

Hyunjin menghela napas. "Selamat," ucapnya malas.

"Kalau nggak ikhlas nggak usah ucapin!" jawab Aeri ketus. Merasa ucapan pria itu terpaksa.

Felix dan yang lain menghela napas. Sepertinya kedua orang itu akan saling bertengkar.

"Aeri nggak boleh gitu," ucap Felix menasehati.

Hyunjin yang sudah tidak betah berada di antara mereka memilih pergi.

"Ehh? Hyunjin mau kemana?" tanya Changbin heran.

"Pulang. Males gue disini," jawab Hyunjin sambil tetap terus melangkah pergi.

"Ehh, kok jadi gini sih. Lix, gue ke Hyunjin dulu ya," ucap Seungmin merasa tidak enak.

Felix mengangguk setuju. "Dek pulang bareng kakak, ya. Kakak mau ajak kamu ke sesuatu tempat," pinta Felix.

"Ohh, ya sudah Aeri pamit sama teman dulu. Kakak duluan aja ke parkiran," ucap Aeri.

"Okee."

Setelah Aeri pamit dengan teman-temannya, Aeri langsung ke parkiran karena Felix sudah menunggunya. Sedangkan teman-temannya Felix sudah pulang lebih dulu bersama dengan Hyunjin.

Felix dan Aeri sekarang sedang berada di dalam mobil dan perjalanan ke sesuatu tempat yang ingin Felix kunjungi.

"Kak, kakak deket sama kakak yang jutek itu?" tanya Aeri tiba-tiba.

Felix tersenyum. "Hyunjin, sayang namanya."

Aeri menghela napas. "Iya, Kak Hyunjin," ucapnya malas.

"Sebenarnya dia baik dek. Tapi emang kesan pertama saat bertemu dia ya emang gitu," balas Felix.

"Tapi kak, dia cuek banget udah gitu sombong lagi!" lanjut Aeri lucu.

Felix kembali tersenyum. "Baik kok dia. Coba kenal lebih dekat sama dia, pasti kamu bakal merasa klop nanti," balasnya.

"Gak tau ah!"

Felix tertawa kecil. "Udah, jangan ngomongin temen kakak, nanti kuping dia panas lagi," ucapnya.

"Iya, iya," mengalah Aeri.

Felix dan Aeri tiba di sebuah tempat yang ingin Felix kunjungi.

"Yuk" ajak Felix, sambil melepaskan seatbelt.

"Ini dimana kak?" tanya Aeri penasaran.

"Ikut aja. Nanti kakak akan kenalkan kamu ke seseorang," jawab Felix.

Aeri mengangguk dan mengikuti Felix di belakangnya.

"Ini tempat pemakaman," ucap Aeri dalam hati dengan menatap ke sekitar.

Felix berhenti pada sebuah tumpukan tanah, Aeri mengikuti pria itu dan menatap papan nama yang tertanam di tumpukan tanah itu.

"Hai, aku kembali. Kali ini bersama Aeri, adikku," gumam Felix menatap tumpukan tanah di depannya. Terlihat sendu.

"Kim Zara," ucap Aeri dalam hati. Karena penasaran, Aeri memilih langsung bertanya. "Kak dia siapa ?" tanyanya.

Felix menatap Aeri dan tersenyum. "Sahabat dan orang yang kakak cintai," jawabnya lirih.

Aeri menatap Felix dalam diam. Mengerjap karena jawab sang kakak. "Dia—orang yang pernah kakak ceritakan?"

Felix mengangguk. "Sebulan yang lalu dia mengalami kecelakaan. Dia koma selama satu minggu dan akhirnya meninggal dunia," jawabnya sendu.

Aeri langsung memeluk tubuh Felix. Ia juga ikut merasakan sakit dan sedih karena Felix adalah salah satu orang yang paling Aeri sayang. "Kakak sudah merelakannya kan? Dia pasti sudah bahagia di sana," ucapnya memberikan semangat.

Felix mengangguk dengan senyuman sendu. "Awalnya belum terima tetapi, mengingat kesakitan yang dia rasakan setelah mengalami kecelakaan, kakak merelakannya. Kakak nggak mau lihat dia menderita lagi," jawabnya.

Aeri kembali memeluk Felix. "Aeri selalu ada buat kak Felix," ucapnya menyalurkan rasa ketenangan.

"Makasih dek," balas Felix melepaskan pelukan Aeri dan kembali menatap tumpukan tanah. "Selama di Australia, dia ingin sekali bertemu dengan kamu. Tetapi karena kerjaannya di sana dia nggak bisa ke sini," ucap Felix bercerita. "Tapi, sekarang dia sudah ketemu kamu. Walaupun nggak secara langsung," lanjut Felix.

Aeri tersenyum dan memandang tumpukan tanah itu. "Halo kak. Aku, Aeri," gumamnya memperkenalkan diri. "Aku datang. Kakak yang tenang di sana, ya. Kak Felix akan aman sama Aeri. Aeri akan selalu buat kak Felix senang. Janji," lanjutnya.

Felix tersenyum mendengar ucapan Aeri. Gadis itu selalu membuatnya merasa senang dan nyaman.

"Kita pamit pulang. Mungkin minggu depan aku akan ke sini lagi," pamit Felix dan meninggal kan area pemakaman bersama Aeri.

Menempuh lima belas menit. Felix dan Aeri sudah sampai di rumah. Tepatnya di rumah Aeri.

"Kak nggak mau menginap di rumah?" tanya Aeri.

"Nggak deh. Kakak ada jam praktek malam. Lain kali aja ya," jawab Felix.

"Ya sudah, kakak hati-hati ya."

Felix mengangguk dan pergi meninggalkan rumah Aeri.


ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ





"Aeri bangun!" ucap Suzy sambil menggoyangkan tubuh putrinya. Sudah lebih dari lima menit berlalu wanita itu membangunkan Aeri namun, sampai saat ini gadis itu tak kunjung bangun.

"Sayang bangun. Kamu bisa terlambat berangkat sekolah," seru Suzy tegas.

Aeri mengeliat dan mendengkus. "Ayoo, Aeri bangun. Kamu kan harus sekolah," ucap Suzy lagi.

"Sepuluh menit lagi," ucap Aeri setengah sadar.

Karena Aeri tidak kunjung bangun. Suzy langsung di menarik lengan Aeri menjadi terduduk. "Ish!" Aeri terkejut dengan mata yang langsung terbuka.

"Bunda!" dengus Aeri kesal.

Suzy tertawa kecil. "Bangun, ayo! Sudah jam enam kamu nggak suka berangkat siang bukan?" ucap Suzy lagi.

Aeri menghela napas dan langsung melangkah malas menuju kamar mandi.

Suzy yang melihat tingkah putrinya tertawa kecil. Wanita itu sangat suka membangunkan Aeri tidur apalagi sampai kesal.

Lima belas menit berlalu....

Aeri sudah rapi dengan seragam sekolahnya dan kini turun menuju ruang makan.

"Pagi," sapa Aeri.

"Pagi dek," sapa balik Suzy dan Minho bersamaan dan mereka langsung menikmati sarapan pagi bersama. Setelah sarapan pagi selesai, Aeri berangkat sekolah dengan diantar oleh pak Kim. Supir pribadi keluarganya.

"Makasih pak," ucap Aeri.

"Sama-sama, nona."

"Bye! pak," pamit Aeri sebelum keluar dari mobil.

Aeri berjalan di koridor sekolah dan melihat Jeno yang berjalan ke arah kelasnya juga.

Menarik napas sejenak. "Jeno," panggil Aeri.

"Hai Aeri," sapa Jeno juga yang langsung merangkul Aeri.

"Aeri. Aku mau curhat sama kamu. Tapi pulang sekolah aja bisa nggak?" tanya Jeno.

Mata berbinar. "Bisa kok," jawab Aeri.

"Oke, nanti bel pulang sekolah aku ke kelas kamu, ya," ucap Jeno dengan mengucak surai hitam Aeri lembut.

"Hmm."

"Aku duluan, ya," pamit Jeno langsung pergi meninggalkan Aeri karena sudah sampai lebih dulu di kelasnya.

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ

Vote, share and comments
Thanks

Continue Reading

You'll Also Like

10.7K 1.2K 37
FOLLOW DULU SEBELUM BACA!! JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA!! DILARANG PLAGIAT!! Orang bilang, cinta pertama itu sulit dilupakan. Memang b...
5K 730 53
"Tolong yakinkan aku, Tuhan. Bahwa dia memang benar-benar ditakdirkan untukku. Jangan hilangkan rasa kepercayaanku terhadap dirinya. Aku benar-benar...
38.1K 2.8K 49
Kating : kakak tingkat (kakak kelas) Komting : komandan tingkat (ketua kelas) *** Kisah tentang Dheana, seorang mahasiswi baru jurusan manajemen yang...
64.6K 6.2K 38
[Vote dulu sebelum membaca] [Dan kalo bisa jangan lupa follow] [Proses revisi] Karnika, salah satu fans dari antagonis sebuah novel. dia meninggal ka...