ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ [End]✔

By Dita_sr

1M 100K 5.3K

Hwang Hyunjin adalah lulusan dari universitas Oxford jurusan kedokteran. Dengan usia yang masih muda, dia sek... More

Cast
PROLOG
01
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
EPILOG
cast
Promosi ⚠️

02

16.7K 1.6K 62
By Dita_sr

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ

Setelah membeli barang yang ingin di beli oleh Jeno. Kini cowok itu ingin mengajak Aeri makan bersama, setelahnya mengantarkan Aeri  untuk pulang.

Satu jam lamanya. Kini Aeri telah tiba di rumahnya. Gadis itu turun dari motor Jeno.

"Terima kasih, sudah mau menemani aku beli hadiah untuk Sihyeon," ucap Jeno terlihat senang.

Aeri tersenyum kecut. "Hm, sama-sama. Hati-hati pulangnya," ucapnya berusaha terlihat biasa saja.

"Bye! Sampai bertemu di sekolah," pamit Jeno dan melajukan motornya keluar kawasan rumah Aeri.

Aeri menghela napas panjang dan berjalan masuk ke rumah. Wajahnya terlihat tidak semangat setelah tahu akan satu fakta.

Memasuki rumah, kedatangan Aeri sudah di sambut oleh kedua orang tuanya.

"Ayah bunda!" teriak Aeri bahagia saat melihat kedua orangtuanya. Kedua orang tua Aeri baru saja pulang dari California selama seminggu karena ada urusan pekerjaan.

Lee Suzy tersenyum dan mencium kedua pipi sang putri. "Halo, sayang. Bunda kangen banget sama kamu," peluknya dengan erat.

Aeri tidak mau kalah. Gadis itu mencium setiap jengkal wajah Suzy. "Aeri juga kangen bunda!"

"Ayah nggak di peluk nih?" celetuk Lee Minho. Ayah dari Lee Aeri.

Aeri tertawa. "Aeri juga kangen ayah kok!" jawabnya yang juga memeluk tubuh sang ayah.

"Kamu dari mana sayang?" tanya Suzy dengan merapihkan kedua sisi rambut sang putri.

"Aku habis mengantarkan Jeno ke belanja," jawab Aeri yang sekarang duduk di antara mereka.

"Belanja? Beli apa ?" tanya Suzy penasaran.

Raut wajah Aeri berubah sendu. "Kalung," singkatnya kemudian, menundukkan kepala.

Suzy yang tahu akan perubahan sang putri semata wayangnya menatap serius. "Ada apa, hm?" tanyanya lembut.

Aeri mengigit bibirnya. "Jeno...Jeno belikan kalung buat Sihyeon," jawabnya lirih. Bahkan kedua matanya sudah berkaca-kaca.

Suzy langsung terdiam saat mendengar jawaban dari Aeri. Wanita itu sangat tahu kalau putrinya ini sangat menyukai sosok cowok bernama Lee Jeno.

"Sayang, kamu nggak apa-apa?" tanya Suzy yang sekarang memeluk Aeri sambil mengelus punggungnya lembut.

Aeri menggeleng. Suzy menghela napas dengan respon putrinya. Karena tak ingin putrinya bersedih, Minho yang sedari tadi hanya memperhatikan langsung mencari cara untuk menghiburnya.

"Sayang," panggil Minho dengan senyuman.

"Iya, yah?" tanya Aeri melepaskan pelukan sang bunda dan menatap sang ayah.

"Papah bawa oleh-oleh nih, kamu pasti suka, " ucap Minho menghibur.

Raut wajah Aeri berubah sedikit ceria. "Apa tuh?" tanyanya penasaran.

Minho tersenyum, akhirnya membuahkan hasil. "Kamu buka aja nanti di kamar. Sekarang kamu mandi. Ayah sama bunda mau mengajak kamu makan malam di luar. Sudah lama kita tidak makan bersama," jawab Minho lembut.

Aeri mengangguk patuh. "Siap yah! Ya sudah Aeri ke kamar dulu," pamitnya dan bergegas menuju lantai dua menuju kamar tidurnya.

Suzy dan Minho mengangguk. Menatap kepergian sang putri. Kedua orang dewasa itu menghela napas pelan.

"Sayang, " panggil Suzy pada sang suami. "Apa tidak apa-apa kalau Aeri tetap di sekolah Angkasa bersama Jeno" lanjut tanyanya khawatir. Suzy sangat menyayangi Aeri. Ia akan melakukan apapun asalkan sang anak hidup dengan bahagia.

Lee Minho menghela napas. "Biarkan saja. Kalau Aeri sudah menyerah. Dia akan bilang sendiri pada kita," jawabnya.

Suzy mengangguk mengerti. Suzy dan Minho sudah mengetahui bahwa putrinya itu sangat menyukai Lee Jeno. Aeri adalah tipe cewek yang tidak mudah dekat dengan cowok. Walaupun Aeri sedikit tomboy. Tetapi Aeri tidak punya teman cowok, selain Jeno sahabat kecilnya.

Aeri bertemu dengan Jeno saat usianya enam tahun dan sudah hampir 10 tahun Aeri menyukai Lee Jeno. tetapi cowok itu tidak peka sama sekali dengan perasaan Aeri sampai saat ini.

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ

Setengah jam berlalu. Aeri sudah siap dengan pakaian santainya. Ia akan turun menuju ruang keluarga untuk menemui ayah dan bundanya. Aeri tidak sabar untuk makan malam bersama.

"Ayah, bunda. Ayoo Aeri sudah siap!" ajak Aeri senang saat menuruni anak tangga.

"Iya sayang, yuk," balas Suzy.

Minho, Suzy dan Aeri berangkat menuju restoran untuk makan malam bersama.

ᴛiba di restoran. Mereka langsung memesan makanan. Suasana terlihat begitu hangat dan ramai walaupun hanya ada tiga orang di meja. Aeri dengan sifat manjanya saat bersama kedua orang tuanya, membuat Suzy dan Minho merasa senang. Karena putrinya menjadi dirinya sendiri saat bersama mereka.

"Bunda, ayah. Aeri izin ke toilet dulu ya," ucapnya.

"Iya sayang. Mau bunda temeni?" tanya Suzy.

"Nggak usah bunda. Emang Aeri masih anak kecil apa ke toilet aja di temenin, " jawab Aeri dengan memanyunkan bibirnya. Terlihat menggemaskan.

Suzy dan Minho tertawa. "Kamu memang masih anak kecil di mata bunda, " balas Suzy yang membuat Aeri mendengkus kesal.

"Udah ah! Aeri ke toilet dulu, " ucap Aeri yang langsung bergegas menuju toilet.

Sepuluh menit berlalu. Aeri sudah selesai dengan urusannya di toilet. Kini gadis itu ingin menuju ke tempat mejanya kembali.

Bruk!

"Aww!" Meringis Aeri saat dirinya jatuh terduduk karena seseorang telah menabraknya. "Kalau jalan tuh yang benar!" gerutu Aeri berusaha berdiri dan membersihkan bajunya dari debu lantai.

"Harusnya kamu yang hati-hati. Jalan saja menunduk, " jawab seseorang yang menabrak Aeri dengan nada beratnya.

Aeri mendesis dan mendongakkan kepalanya karena tidak terima dirinya telah di salahkan.

Mata Aeri mengerjap namun, setelahnya merubah raut wajahnya marah. "Kamu tuh, sdah salah nggak mau ngaku lagi!" serunya kesal.

"Siapa namamu?" tanyanya dingin.

Aeri menaikkan alisnya. "Baru ketemu aja sok kenal!" ketus Aeri.

Hwang Hyunjin menghela napas jengah. "Terserah!" serunya dan memilih meninggalkan Aeri yang terlihat kesal.

"Dih! Sudah salah nggak mau minta maaf. Malah pergi gitu aja!" Kesal Aeri sambil berjalan melangkah menuju mejanya.

"Sayang kok lama sih?" tanya Suzy khawatir saat Aeri tiba di mejanya.

"Itu bun! Tadi ada yang nabrak Aeri sampai jatuh. Bukannya minta maaf, malah pergi gitu aja! " Adu Aeri menjelaskan pada Suzy dengan nada lucunya.

Suzy tersenyum tipis. "Ya, sudah sayang nggak apa-apa. Mungkin dia lagi buru-buru," balasnya menenangkan.

Aeri mendesis. "Buru-buru apanya! Dia aja sempat berdebat sama Aeri," serunya tidak rela.

Suzy menghela napas. Dia tahu sekali kalau putrinya ini sangat keras kepala. "Ya, sudah. Sekarang udahan ya marah-marahnya, lagi juga orangnya sudah pergi." Nasehatnya.

"Iya sih, tapi kesal aja gitu. Bokong Aeri jadi sakit," cemberutnya.

"Ya sudah habis ini kita ke rumah sakit, mau?" tanya Suzy dengan senyum jahil. Karena ia tau, kalau sang putri sangat tidak menyukai rumah sakit.

"Ehh?! Nggak usah bun! Aeri sudah nggak sakit lagi kok!" tolaknya langsung.

Suzy menggeleng kepala, sedangkan Minho hanya tersenyum tipis dengan tingkah putrinya.

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ

"Jin, wajah lo kenapa di tekuk gitu?" tanya Felix saat melihat Hyunjin yang kedatangan pria itu yang terlihat kesal.

Hyunjin menghela napas pelan. "Tadi gue ditabrak anak kecil. Dia malah nyalahin gue," jawabnya menjelaskan dan duduk di samping Changbin.

Teman-teman Hyunjin pada tertawa mendengar penjelasan pria itu.

"Anak kecil atau perempuan remaja?" tanya Chan jahil.

Hyunjin memutar bola mata malas. "Perempuan remaja," jawabnya jujur.

Changbin semakin menggoda. "Pasti cantik ya, Jin?" tanyanya yang membuat Hyunjin terdiam beberapa detik.
Senyum Changbin semakin menyebalkan, begitu pun dengan yang lain. "Benarkan ucapan gue?" lanjut Changbin sambil menaik turunkan alisnya.

"Jangan bahas itu!" jawab Hyunjin mengalihkan topik.

Teman-teman Hyunjin pada menghela napas. Pasti kalau bahas soal wanita, Hyunjin akan langsung mengalihkan topik.

Minho, Suzy dan Aeri akhirnya telah selesai makan malam dan sekarang ingin pulang.

"Lah itu bukannya Aeri, ya?" gumam Felix saat melihat sosok seorang perempuan yang begitu di kenalnya. Perempuan itu sedang bersama dengan kedua orangtuanya yang menuju pintu keluar restoran.

"Aeri!" panggil Felix dengan melambaikan tangan. Ia tidak salah lihat. Dia benar, Aeri.

Aeri yang sedang menggandeng  lengan kedua orang tuanya menghentikan langkah dan menoleh ke sumber suara.

"Aeri sini!" panggil Felix lagi masih dengan melambaikan tangan.

Aeri langsung tersenyum saat tahu siapa yang memanggilnya. "Bunda, ada kak Felix di sana. Aeri ke sana sebentar ya," izinnya.

"Ya sudah. Bunda tunggu di mobil sama ayah ya. Titip salam sama Felix." Suzy mengizinkan dan meninggalkan Aeri.

"Siap bunda."

Aeri mendekati meja Felix.

"Hai kak, " sapa Aeri.

Semua menatap Aeri. tetapi Aeri tidak menyadari kalau Felix sedang bersama dengan teman-temannya.

"Hai Aeri. Kamu habis makan sama bunda?" tanya Felix lembut.

"Iya kak! " jawab Aeri semangat.

"Lix, siapa?" bisik Chan yang tepat duduk di sampingnya.

"Oiya, Aeri. Kenalkan, ini teman-teman kakak," ucap Felix memperkenalkannya pada Aeri.

Aeri yang telah sadar, langsung merubah raut wajahnya menjadi datar. Dirinya baru menyadari kalau Felix tidak sendirian.

Felix langsung tertawa melihat perubahan pada wajah Aeri.

"Lee Aeri," ucap Aeri singkat.

Teman-teman Felix menaikkan alis, karena sikap gadis itu yang berubah drastis ke mereka.

"Chan."

"Lino."

"Seungmin."

"Jeongin."

"Han."

"Changbin."

Seketika Aeri melebarkan mata saat tatapannya tertuju pada seseorang yang tadi menabrak dirinya. "Kamu! Kamu yang nabrak aku tadi bukan?!" tanya Aeri tidak santai.

Felix menaikkan alisnya. "Kalo iya, kenapa? " jawab Hyunjin tenang dengan tangan terlipat di lipat di depan dada.

"Kak Felix temenan sama dia?" tanya Aeri dengan wajah tidak suka.

"Iya, ʀi, kenapa?" tanya Felix balik.

"Kak! Dia tuu yang sudah nabrak Aeri sampai jatuh. Terus nggak mau minta maaf!" adu Aeri pada Felix sambil menatap tajam Hyunjin.

Hyunjin yang mendengar dan ditatap Aeri hanya memutar bola mata malas.

"Ohh, jadi ini ceweknya?" tanya Chan menggoda Hyunjin.

"Bang!" Kesal Hyunjin.

"Oiya, kamu belum kenal dia kan Aeri ?" tanya Felix merubah suasana.

"Aeri nggak mau kenal tuh!" jawab Aeri sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Terlihat menggemaskan.

Hyunjin langsung melebarkan matanya mendengar jawaban Aeri sedangkan yang lain tertawa. Merasa puas dengan jawaban Aeri.

"Nggak boleh gitu sayang. Dia teman kakak, " jawab Felix menasehati.

Aeri menghela napas jengah. "Ya udah mau!"

"Jin, " tegur Felix agar Hyunjin memperkenalkan dirinya pada Aeri.

Hyunjin menghela napas, pasrah. "Hwang Hyunjin " jawabnya singkat.

Aeri hanya membalas dengan deheman. "Kak, Aeri pulang, ya. Sudah malam, bunda sama ayah nungguin di parkiran," pamitnya.

"Ohh, ya sudah hati-hati Aeri. Titip salam buat bunda dan ayah kamu."

"Siap kak, bye!" pamit Aeri meninggalkan Felix sambil melambaikan tangannya

"Felix, dia sepupu lo yang kemarin lo bicarakan bukan?" tanya Seungmin.

"Iya, cantik nggak?" jawab Felix.

"Cantik. Cocok kayanya sama Hyunjin," goda Seungmin.

Hyunjin memilih diam dan memainkan ponsel, tidak peduli dengan apa yang mereka bicarakan.

"Dia kuliah ?" tanya Seungmin penasaran.

Felix menggeleng. "Bukan. Aeri masih SMA kelas 11 di SMA Angkasa," jawabnya yang sontak membuat mereka terkejut.

" SMA Angkasa?" tanya Seungmin tidak percaya.

"Hm, lo pada tahu nggak?" tanya Felix dengan semangat.

"Nggak, lo kan belum kasih tahu kita," jawab Han. Seketika dapat toyoran dari Felix.

"Gue belum selesai ngomong!" jawab Felix kesal.

Han tertawa. "Iya, iya, iya, lanjut!" ucap Han.

"Aeri kapten basket di SMA Angkasa."

"Serius?!" terkejut Chan.

"Hmm," balas Felix merasa bangga.

"Tunggu! Jangan bilang dia yang di juluki 'the queen basketball'?" tanya Lino penasaran.

"Benar sekali!" jawab Felix semangat sambil menjentikkan jarinya.

"Serius?"

"Serius gue!" jawab Felix kembali bangga.

"Padahal dia kelihatan feminim," ucap Minho.

"Dia itu emang kadang bisa feminim bisa tomboy. Sifatnya juga nggak bisa di prediksi," jawab Felix menjelaskan.

Karena mereka penasaran dengan Aeri, Felix menceritakan ke mereka dengan antusia. Sedangkan Hyunjin hanya diam sambil memainkan ponsel. Pria itu tidak peduli dengan pembicaraan mereka.

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ

Vote, share and comments
Thanks

Continue Reading

You'll Also Like

139K 12.4K 18
(Wintop 👍) °° | Bahasa Non Baku | Kata-kata kasar
249K 36.9K 67
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
5K 730 53
"Tolong yakinkan aku, Tuhan. Bahwa dia memang benar-benar ditakdirkan untukku. Jangan hilangkan rasa kepercayaanku terhadap dirinya. Aku benar-benar...
293K 11.5K 55
𝐁𝐚𝐠𝐢 𝐀𝐲𝐧𝐚 𝐬𝐲𝐢𝐥𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐢𝐤𝐚𝐡 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐚𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚𝐢𝐧𝐲𝐚 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐢𝐚𝐩 𝐦𝐞𝐧𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 �...