Yes, Mr Billionaire [COMPLETE...

By Reiinah76

37.1M 1.7M 56.6K

"Mulai sekarang kau milikku, mengerti?" "Y-yes, Mr. Billionaire" --- Dera Destia, seorang perempuan berumur 1... More

REVISI
Yes, Mr Billionaire
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
chapter 45
chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 55
Chapter 56
Chapter 57
Chapter 58
Chapter 59
Chapter 60
Chapter 61
Chapter 62
Chapter 63
Chapter 64
Chapter 65
Chapter 66
Chapter 67
Chapter 68
Chapter 69
Chapter 70
PENGUMUMAN!!!
Chapter 72
Chapter 73
Chapter 74
Chapter 75
Chapter 76
Extra Part (1)
Extra part (2)
PENGUMUMAN!!

Chapter 71

325K 17.6K 798
By Reiinah76

BUAT KALIAN YANG UDAH BACA CHAPTER PENGUMUMAN. UDAH MASUKIN UNSPOKEN LOVE KE LIBRARY BLOM?? ;)

MASUKIN DULU YA SEMWA, BARU BACA KELANJUTAN INI!

LOVE YOU!

----

Semuanya terjadi begitu cepat, sangat cepat bahkan Dera tidak bisa melihat apa apa.

Hatinya masih berdegup begitu kencang dan tubuhnya masih membeku tak bisa bergerak. Ellena berusaha untuk menembaknya lalu menjatuhkannya dari atas balkon

Nafas Dera menderu keras tersenggal dihadapan Gerald yang sedang mencekal tangan Ellena kuat, sangking kuat bahkan Dera yakin tangan itu sudah berubah memar sekarang. Inilah cara Gerald meredamkan emosinya. Ekspresi Gerald tenang, namun Dera tahu dengan jelas, laki laki itu tidak pernah semarah ini sebelumnya dalam hidupnya.

"Jangan bergerak," kata Gerald sekali lagi. Sekuat tenaga Ellena mencoba untuk melawan tapi apa daya, kekuatan Gerald jauh lebih besar dari milikny.

Suara sirine mobil polisi terdengar begitu jelas dari arah luar rumah. Mereka secepat mungkin mengejar Gerald yang mengemudi mobil polisi dengan kecepatan yang gila.

"Sebentar lagi jemputanmu akan datang," desis Gerald semakin menguatkan genggaman tangannya.

Beberapa polisi mulai memasuki ruang tidur itu dan beberapa lagi mengikutinya. Tidak lama Gerald dan Ellena sudah berada di tengah puluhan orang orang berseragam. Kamar Gerald cukup luas untuk dimasuki oleh mereka semua.

"Lepaskan! SIALAN!" bentak Ellena. "Aku harus melakukannya! BRENGSEK! Aku harus membunuhnya! AKU HARUS!"

"Biarkan aku bebas darinya! LEPASKAN!"

Dera terdiam melihat Ellena yang terlihat kehilangan kewarasannya, menggila dibawah tatapan berbagai orang di dalam tempat itu. Bahkan dia tidak sama sekali menyangka Ellena memiliki masalah kejiwaan selama ini, dan saat melihatnya, rasanya seluruh tubuh Dera merinding ngeri dan hatinya berdenyut perih.

"Saya menyerahkan semuanya ketangan Anda," kata Gerald menyerahkan Ellena untuk diborgol dan dibawa pergi.

"Pak, saya minta istri Anda untuk datang ke kantor polisi untuk sesi introgasi," kata salah satu polisi.

"Dia masih dilanda kekagetan, biarkanlah dia beristirahat sejenak. Saya akan mengantarkannya ke kantor besok," kata Gerald.

Polisi itu akhirnya mengangguk. "Baiklah, besok pagi. Terimakasih atas kerja samanya."

Dari kejauhan terdengar teriakan gila Ellena, Dera menutup telinganya erat. Telinga terasa sakit, sangat sakit mendengarkan jeritan histeris Ellena yang berdengung memekakan telinga. Terdengar sangat menyakitkan.

Gerald menghampiri Dera lalu memeluk tubuh Dera yang masih begemetar kuat.

"Semuanya sudah selesai, Sayang," bisiknya mencium kening Dewra. "Semuanya baik baik saja."

Bersamaan dengan kata kata itu terucapkan, air mata mulai luruh membanjiri mata Dera, menumpahkan rasa takut yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya.

---

Dera berdiri di depan sel penjara milik Ellena, menatapnya sendu.

"Kondisi kejiwaannya sudah sangat buruk, kami memutuskan untuk membawakan kepadanya seorang psikiater. Jika terus seperti ini, bahkan berbicara dengannya saja akan sangat menyusahkan," kata polisi yang membawa mereka ke depan sel Ellena.

Dera dan Gerald terdiam di sana melihat seorang dokter yang sedang susah payah membawa Ellena kembali kepada kesadarannya.

"Apakah dia bisa sembuh?" tanya .

"Bisa, namun tidak dengan cepat," kata Polisi itu pelan.

Dera kembali terdiam membisu, membuat susasana berubah kaku. Gerald menatap Dera, mengkhawatirkan kondisi istrinya yang terlihat sangat lesu sejak kejadian kemarin.

"Ehkm, kalau begitu mari kita kembali ke kantor, kita mulai pembicaraan," kata Polisi itu canggung. "Oh dan tentang Nak Rian, setelah sesi interogasinya dia bisa langsung pulang dengan Anda."

Hati Dera melega sedikit mendengar tentang itu. Mereka berjalan menuju kantor dengan tangan Gerald yang tidak pernah meninggalkan tangannya Dera.

Saat tiba di kantornya, Dera dan Gerald dipersilahkan duduk menghadap ke meja introgasi.

"Jadi kami mulai, tapi sebelumnya kami mendapatkan laporan bahwa Nyonya Heston, Anda sebelumnya mengalami kekerasan dalam keluarga Anda, benarkah itu?" tanya polisi itu. Dera mengangguk ragu.

Terkuaknya sebuah masalah, dan masalah lainnya pun akan muncul ke permukaan. Begitu hukum dosa di dunia ini.

"Mungkin Anda tidak ingin bertemu dengan mereka, tapi sekarang di kantor ini ada ayah dan ibu Anda," kata Pak Polisi.

Mata Dera dan Gerald membelalak kaget. Gerald menatap Dera lekat.

"Kau ingin bertemu dengan mereka?" tanya Gerald. Dera bertahan bungkam. "Kalau kau tidak mau tidak perlu dipaksakan, Sayang."

Dera menghela nafas panjang. "Aku akan bertemu dengan mereka."

"Kau yakin?"

Dera mengangguk, "Yakin."

Mereka bertiga beranjak dari kursi mereka masing masing dan lalu berjalan ke ruangan sebelah. Dari ruangan itu sudah terdengar suara ribut, seperti sedang ada perdebatan.

"Saya TIDAK tahu apa apa soal kekerasan dan semacamnya!" Bentak sebuah suara yang familier membuat ingatan kembali menyusup di dalam benak Dera. "Saya ingin anak perempuan saya dikeluarkan sekarang juga! DIA TIDAK GILA! Ini semua hanya KESALAHPAHAMAN! KELUARKAN DIA SEKARANG!"

Ibunya itu yang selalu identik dengan kekerasan, bahkan sudah siap untuk memukul atau menjambak rambut petugas di hadapannya.

Dera tidak pernah berani melawan ibunya yang kasar sepanjang hidupnya, tapi kali ini disebelahnya ada Gerald. Hanya berada bersamanya saja sudah cukup membuat Dera merasa sangat percaya diri.

Pintu ruangan itu diketuk, membuat seluruh perhatian tertuju kepada mereka.

Begitu mata Dera bertemu dengan mata ibu murka tirinya itu, Dera langsung membeku.

"KAU! ANAK SETAN!"

Rina langsung berlari dan saat itu juga dan,

PLAKK!!

Ditampar olehnya wajah Dera sampai membekaskan warna merah yang terasa sangat perih. Air mata mengancam akan keluar dari matanya.

"SEMUANYA KARENA DIRIMU! Semuanya jadi berantakkan karena KAU! ANAK SIALAN!" Gerald reflek menahan tangannya.

"LEPASKAN!"

"Tidak sampai Anda bisa belajar sedikit tentang etika," kata Gerald tajam.

Sebelum Rina bisa berulah lagi, dua polisi datang menahannya.

Mata Dera yang sudah berkaca kaca, diusap olehnya. Matanya menerawang mencari sosok ayahnya yang terduduk disana sambil melihat ke arah jendela, seperti tidak peduli apapun yang terjadi. Bahkan orang berdarah dingin ini tidak perduli jika anak kandungnya masuk ke penjara sekalipun.

Kembali lagi ibunya meronta ronta di bawah tangan kedua petugas itu berusaha untuk melepaskan diri.

"Kau tidak apa apa? Sakit?" tanya Gerald.

Dera tersenyum. "Aku tidak apa apa."

"Jangan membual, tamparannya bahkan sudah mulai membiru, ayo ke rumah sakit."

"Tidak apa Gerald, tidak usah berlebihan sampai ke rumah sakit."

"Tapi tetap saja," kata Gerald. "Ayo kita mengobati wajahmu lalu pergi dari tempat ini, disini tidak aman."

Dera menggenggam tangan Gerald lalu menyandarkan pipinya di tangan besar Gerald dan tersenyum. "Sebelum itu, berikanlah aku waktu sebentar. Aku ingin berbicara dengan Mamah. Temani aku."

Gerald tersenyum lembut lalu mengiyakannya. Dera berjalan tanpa sekalipun melepaskan genggaman tangannya yang mulai berkeringat di tangan Gerald.

"LEPASKAN AKU! LEPASK-"

"Mamah," panggil Dera pelan, namun tegas. Kembali lagi amarah terpancar dari manik mata Rina.

"JANGAN PANGGIL AKU MAMAH, ANAK SIALAN!"

Dera mengangguk kecil."Baiklah, Rina."

"Aku tidak tahu untuk apa aku ingin berbicara denganmu, kau membesarkanku di dalam keluargamu dan membuatku percaya bahwa keluargaku memanglah hancur. Aku tidak pernah merasakan sedikitpun kasih sayang seorang ibu dari kecil, dan itu semua karena dirimu."

"Karena dari awal aku tidak pernah mengasihimu! Tidak pernah dan tidak akan!" bentaknya. Kata katanya tetap saja terasa menyakitkan.

Dera menghela nafas panjang dan melanjutkan. "Aku tidak ingin banyak beromong kosong denganmu. Aku hanya ingin berterimakasih kepadamu. Rina, aku ingin berterimakasih pertama atas sumpah serapahmu, kau membuatku sadar kau tidak bisa melebihiku tanpa merendahkanku terlebih dahulu. Terimakasih atas bencinya, aku menjadi tahu betapa tidak butuhnya diriku akan kasih cintamu. Makasih atas hari hari tanpa makannya, aku jadi bisa memakan sesuatu yang jauh lebih layak daripadamu sekarang. Terimakasih atas kasih sayang yang tak pernah kau berikan, Aku sadar betapa menjijikan kasih sayang palsumu itu. Dan terimakasih atas segalanya keburukan yang telah kau berikan, aku sadar selama ini aku jauh lebih baik daripada dirimu.

"Terimakasih telah memberikan aku hidup seperti neraka, dan tolong tetaplah menjadi malaikat jahanam yang keji, karena kau tidak membutuhkanmu di kehidupanku yang indah sekarang. Jadi jangan pernah mengganggu kehidupanku lagi, coretlah aku dari daftar keluarga munafikmu itu, aku tidak membutuhkan tempat disana. Sekali lagi terimakasih, dan selamat tinggal."

.

FOLLOW ME ON INSTAGRAM
Nanreina

Deraku akhirnya membernaikan diri :")

Yang udah baca tapi gabut nungguin update, mendingan cek dulu cerita yang UNSPOKEN LOVE. soalnya ngga kaya cerita perfect accident, cerita ini ngga ada spoiler buat kalian tim pembaca revisi <3

Next? Komennn!!!

KOMEN ya semuanya!! Yang banyak, spam aja gapapa <3

Jangan lupa VOTE dan KOMEN! Thank youu!!

Love you all!!

Continue Reading

You'll Also Like

865K 52.1K 55
Tatapan yang tajam dan gelap itu sangat menusuk mataku. Baru kali ini aku melihat seorang pria yang menatapku dengan tatapan tajam dan penuh kebencia...
687K 79.8K 58
[SLOW UPDATE] Setelah mengalami kecelakaan bus dan tewas, Renna bereinkarnasi menjadi salah satu anak dari tokoh villain psycopat dalam sebuah novel...
3.7M 40.3K 32
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
1M 149K 49
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...