Yes, Mr Billionaire [COMPLETE...

By Reiinah76

37.1M 1.7M 56.6K

"Mulai sekarang kau milikku, mengerti?" "Y-yes, Mr. Billionaire" --- Dera Destia, seorang perempuan berumur 1... More

REVISI
Yes, Mr Billionaire
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
chapter 45
chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 55
Chapter 56
Chapter 57
Chapter 58
Chapter 59
Chapter 60
Chapter 61
Chapter 62
Chapter 63
Chapter 65
Chapter 66
Chapter 67
Chapter 68
Chapter 69
Chapter 70
PENGUMUMAN!!!
Chapter 71
Chapter 72
Chapter 73
Chapter 74
Chapter 75
Chapter 76
Extra Part (1)
Extra part (2)
PENGUMUMAN!!

Chapter 64

323K 16.5K 480
By Reiinah76

TRIPLE UPDATE!

SEUMUR HIDUP TRIPLE UPDATE PERTAMA NIII

HAPPY READING! JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!

---

"Dera, kau baik baik saja?" tanya Gerald meraih kedua pundak Dera. Sesaat dia turun dari panggung, Gerald melihat Dera mengedarkan pandangannya mencari seseorang diantara kerumunan. Gerald langsung menghampirinya. Dera tampak terkejut, wajahnya pucat, dan suaranya tercekat di dalam.

Andai saja dia tahu kalau hal itu membuat Gerald sangat panik.

"Apa yang terjadi? Dera!?"

Dera terperanjat kaget. "A-apa?"

"Kau baik baik saja? Kau terlihat pucat," tanya Gerald serak, terdengar begitu khawatir. Dera hanya bisa mengangguk kaku melihat wajah Gerald.

"Tolong katakan padaku jika terjadi sesuatu padamu, kau mengerti. Jangan membuatku khawatir, apalagi jika Silvia muncul," kata Gerald. "Nah sekarang dimana orang itu."

Dera hanya bisa mengangguk ngangguk tidak jelas dengan otaknya masih berkeliaran liar di alam sana. Datangnya Silvia sudah cukup mengejutkan baginya, apalagi perkataannya setelah itu.

Adik tiri?!

Ellena adalah adiknya, adik kandungnya, Dera yakin akan itu. Dia selalu tinggal dengan Ellena sedari kecil, selalu bersama, selalu hidup dalam satu atap bersamanya. Adik tiri? Mustahil. Tapi mengapa Silvia mengtakan seperti itu?

"Kau kembali lagi terlihat berpikir berat, sebenarnya ada apa, sayang?" tanya Gerald mengusap wajah bagian kanan Dera, menghentakkan Dera kembali kepada kenyataan.

Haruskah dia mengatakan ini kepada Gerald?

Gerald menghela nafasanya panjang. Dera sedang beohong, dia tahu itu.

Gerald menunduk mencium bibir Dera dengan lembut sembari merengkuh pinggang gadis itu, tidak peduli sekian ratus pasang mata yang sedang melihat mereka.

"Silvia sepertinya tidak akan memunculkan batang hidupnya. Kita sudah tidak memiliki urusan apa apa di sini. Ayo pulang," bisik Gerald pelan, membiarkan Dera berjalan bersama dengan perasaan berat mengusik hatinya.

---

"Tidak bisa tidur?" tanya Gerald lembut. Malam itu Dera tidak bisa tidur karena dua hal, pertama karena dia merasa tidak nyaman menyembunyikan hal tentang Silvia dari Gerald, dan yang kedua adalah karena dera tiba tiba merindukan tidurnya bersama dengan Gerald.

Dia memanglah sangat ragu awalnya, namun tidak bisa di pungkiri, rasanya sangat susah untuk tidur serang diri saja di atas kasurnya. Akhirnya Dera menyerah.

Dia memberanikan diri untuk menghampiri Gerald. Tapi dia tidak menyangka kalau laki laki itu menyambutnya dnegan keadaan setengah telanjang kel;uar dari kamar. Wajah Dera merona malu.

"Kau juga?"

Gerald mengangguk. Dia membukakan pintu lebih lebar untuk Dera masuk ke dalam kamarnya.

Wangi maskulin langsung menyapa Dera. Kamar Gerald tidak dipenuh oleh barang barang di dalamnya, membuat kamar itu terlihat sangat luas, namun bagi Dera kaamr itulah yang terpenuh dan terhangat dari kamar manapun di seluruh rumah.

Dera tiba tiba merasakan tangan Gerald melingkar di pinggangnya memeluk Dera erat."Kau harus istirahat, kasihan kedua jagoanku ini harus menahan kantuk menemani ibunya kesepian malam ini," kata Gerald. Dera tertawa kecil.

Tanpa mengatakan apapun, Gerald membawa Dera sampai ke kasurnya, membantu perempuan itu terbaring di atas kasurnya. Tangannya meraih wajah Dera, mengusapnya dengan lembut, dengan perlahan, seperti dia sedang menyentuh permata paling berharga di dunia ini.

Dera merasa sangat berharga saat sedang diperlakukan seperti ini oleh Gerald.

"Gerald," panggil Dera lembut.

"Hmm?" Dera mengambil nafasnya dalam.

"Aku bertemu dengan Silvia."

Walau dalam kegelapan, Dera bisa melihat keterkejutan di wajah Gerald yang sangat kentara. Rahang laki laki mengeras dan tangannya terkepal di atas pahanya.

"Di acara tadi kah? Mengapa kau tidak bilang kepadaku?" kata Gerald sambil bangkit mengambil ponselnya.

"Apa yang akan kau lakukan?"

"Tentu aku akan menelopon keamanan gedung itu untuk mengecek setiap orang disana. Aku tidak bisa membiarkan Silvia berkeliaran bebas," kata Gerald .

"Aku yakin dia sudah keluar sejak makan malam kita," kata Dera bangkit duduk di atas kasur.

Gerald berdiri kaku di tengah kamar. Beberapa kali Gerald menarik nafas lalu membuangnya, mencoba menenangkannya dari emosi yang sudah akan meluap.

Gerald lagi lagi menghampiri Dera, duduk disampingnya dan lalu menyandarkan kepalanya ke pundak perempuan itu."Mengapa kau tidak mengatakannya kepadaku? Kau tidak tahu sebetapa khawatirnya aku saat aku kembali melihat wajah pucatmu tadi."

"Aku tidak bisa," kata Dera sambil mengusap pucuk kepala Gerald dengan lembut, membenarkan rambut acak acakannya itu sambil sesekali mencium kening Gerald. "Silvia, dia sudah tidak ingin melakukan kejahatan lagi."

Dera menceritakan semuanya, mulai dari awal mereka bertemu, perbincangan mereka. dimulai dari ketidak inginan Silvia untuk tetap bekerja sama dnegan Ellena, dan apa yang terjadi setelahnya. Gerald sempat terpancing emosinya saat mendengar Silvia menyondorkan senjata kepada Dera, walaupun itu sekedar air gun saja. Namun Gerald tahan sampai akhir. Dia mendengarkan seluruh ceritanya dan berusaha semaksimal mungkin untuk mengerti perasaan Dera.

"Tapi tetap saja kau seharusnya mengatakan kepadaku, atau minimal memberilah kode padaku, Sayang," kata Gerald pelan.

"Kau sedang berasa di atas panggung."

"Mau aku diatas panggung, mau aku di atas gedung, maupun aku sedang menggali diri di bawah tanah sekalipun, aku akan tetap datang menajwab panggilanmu," kata Gerald. "Tolong jangan lakukan ini lagi, aku tidak ingin mati muda karena jantungan."

Dera terkekeh pelan sambil menarik Gerald ke dalam dekapannya."Mungkin itu tidak apa juga, aku tidak perlu mengurus bayi besarku ini lagi," kata Dera pastinya hanya lelucon.

"Dasar pembohon yang payah," kata Gerald. Laki laki itu tidak membiarkan Dera membalas kalimatnya, karena sebelum Dera sempat melakukan apapun, Gerald sudah mencium bibir Dera dengan ganas, dengan haus, dengan panuh gairah.

Dera bahkan sampai terhentak mundur karena dorongan dari Gerald. Dera memegang kedua sisi wajah Gerald, membalas ciumannya dengan susah payah. Dera menikmati ciuman dan sentuhan laki laki itu di balik kaus tidur tipisnya. Rasanya kulitnya seperti terbakar oleh kehangatan orang itu.

Tidak lama mereka saling terlepas, membutuhkan oksigen. Nafas mereka tersenggal, tapi tidak Gerald biarkan Dera menarik nafas terlalu lama. Dibaringkannya tubuh Dera diatas kasur dan menguncinya disana, tidak membiarkan Dera bergerak sedikit pun.

"Aku menginkanmu, sepenuhnya," bisik laki laki itu sebelum kembali menyerang Dera dengan ciumannya. Ciuman yang sangat dalam, sangat memabukkan.

Ciuman Gerald beralih ke leher Dera yang halus. Menciumnya disana semabri sebelah tangannya mengusap paha Dera dengan lembut. Gerald menciumnya, menghisapnya lembut, membekaskan beberapa tanda kemerahan di sana.

Dera menarik nafasnya dalam, merasakan sentuhan membakar itu. Dera meremas sprei kasur Gerald merasakan tubuhnya yang bereaksi dengan sentuhan Gerald. Gerald sepenuhnya mengambil alih kontrol tubuh Dera, menyiksa perempuan itu dengan sentuhan sentuhan lembutnya. Dera mengerang beberapa kali membuat gairah Gerald semakin berkobar.

Namun sebelum laki laki itu kehilangan kontrol pada dirinya sndiri, Dera terlalu cepat memberhentikannya.

"Gerald!" kata Dera.

Gerald mendongak.

"Mereka tadi menendang perutku!"

"Benarkah!?" tanya Gerald tersenyum lebar. Dera mengangguk tersenyum sangat lebar.

"Kedua anak ini membalas sentuhan Ayahnya," kata Gerald tersenyum lembut. "Tapi tenanglah di sana sementara waktu, sayang, Ayah akan menyiksa ibumu dulu malam ini baru dia bisa menghabiskan waktu denganmu, ya? Kau boleh tonton di dalam sana, tapi jangan kebablasan."

Dera membelalak matanya besar.

Pasalnya, laki laki yang menjadi suaminya ini mengajarkan hal yang tidak benar padahal anak mereka lahir pun belum!

.

FOLLOW ME ON INSTAGRAM
Nnareina

Horeee tripleeeee

siapa yang kangen Gerald sama Dera???

mana lagi kali ini ada adegan debay first debut wwkwkwkkw

Next? Komennn!!!

KOMEN ya semuanya!! Yang banyak, spam aja gapapa <3

Jangan lupa VOTE dan KOMEN! Thank youu!!

Love you all!!

Continue Reading

You'll Also Like

25.3M 791K 67
"Papih, ini om-om yang udah ngehamilin Abi!" cast : ~ Kendall Jenner as Abigail Meshach Pradipta ~ Harry Styles as Aldrich Reynand Maxston _________...
2.2M 69.4K 52
[TamatπŸ’―] SEQUEL [ZHAFRAN (ON GOING)] jangan lupa mampir jika kalian mau tau kelanjutan dari ini☺ [Wajib follow and komen aku maksa] Siapa sangka per...
3.8M 40.8K 33
(βš οΈπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žβš οΈ) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] β€’β€’β€’β€’ punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
687K 79.9K 58
[SLOW UPDATE] Setelah mengalami kecelakaan bus dan tewas, Renna bereinkarnasi menjadi salah satu anak dari tokoh villain psycopat dalam sebuah novel...