OBLIVIATE - Baekhyun

נכתב על ידי heena_park

279K 53K 4.6K

Aku menjalani tiga tahun belakangan dengan penuh pengorbanan, menahan rasa sakit juga kekecewaan demi Baekhyu... עוד

●PROLOGUE●
● TRAILER ●
● CAST ●
1 ● Plan
3 ● Look At Me
4 ● Remember
5 ● Ring
6 ● Conversation
7 ● His New Girlfriend
8 ● Gift
9 ● Offer
10 ● Save Me
#1 Baekhyun Side ● La Vie En Rose
11 ● Honesty
12 ● Vibes
13 ● If You Know
14 ● Afraid
15 ● Safe And Sound
16 ● First Mission #1
17 ● First Mission #2
18 ● First Mission #3
19 ● First Mission #4
20 ● First Mission #5
#2 Baekhyun Side ● Close To You
21 ● Lie
22 ● Confession
23 ● Jealous
24 ● Painkiller
25 ● Lose
#3 Baekhyun Side ● Special?
Q & A
26 ● Alibi
27 ● Change
28 ● Oblivion
29 ● Get It
30 ● Get It #2
31 ● Get It #3
#4 Baekhyun Side ● Precious Moment
32 ● Get It #4
33 ● Hope [END]
● BOOK 2 ●
[B2] Chapter 1 ● Reality
[B2] Chapter 2 ● She's Okay
[B2] Chapter 3 ● déjà vu
[B2] Chapter 4 ● Real or Not?
[B2] Chapter 5 ● Safe And Sound #2
[B2] Chapter 6 ● Start Over
#5 Baekhyun Side ● The Truth
[B2] Chapter 7 ● Closer
[B2] Chapter 8 ● Possibility
[B2] Chapter 9 ● Promise
[B2] Chapter 10 ● Plan #2
[B2] Chapter 11 ● Escape
[B2] Chapter 12 ● Escape #2
[B2] Chapter 13 ● I Want You
#6 Baekhyun Side ● So Long
[B2] Chapter 14 ● Now or Never
[B2] Chapter 15 ● Mother and Father-in-law
[B2] Chapter 16 ● Thank You
[B2] Chapter 17 ● The Joke's On Her [EXPLICIT]
[B2] Chapter 18 ● Agreement
#7 Baekhyun Side ● Soulmate
[B2] Chapter 19 ● Eumenídes
[B2] Chapter 20 ● Shall We Begin?
[B2] Chapter 21 ● Sound of War
[B2] Chapter 22 ● Future

2 ● Party

7.6K 1.3K 122
נכתב על ידי heena_park

Alunan musik dari DJ bergema di telinga. Awalnya aku tak tahu kenapa mereka menggelar pesta semeriah ini di mansion, namun Katrina akhirnya menjelaskan bahwa keluarga ini memang memiliki kebiasaan membuat pesta setelah melakukan sesuatu atau memiliki banyak pegawai baru—dalam artian pesta ini digelar untuk kami. Ya, aku, Jisoo dan Lucy.

Ini adalah pesta ucapan selamat atas diangkatnya kami menjadi asisten di tempat ini. Aneh memang, tapi siapa peduli, toh aku tak mengeluarkan uang sepeserpun.

Dress yang kukenakan sedikit berbeda dengan yang lain. Ketika mereka berusaha mengekspose tubuh indahnya, aku hanya mengenakan dress bewarna merah sederhana ini. Setidaknya aku telah menonjolkan kedua kakiku yang jenjang.

"Something to drink, Miss?"

Seorang pelayan menghampiriku. Tangan kirinya sibuk membawa nampan di samping kepala. Red Wine sepertinya tidak buruk. "Apa yang kau punya?" tanyaku.

"Cabernet Sauvignon and Sangiovese, Miss."

"Cabernet Sauvignon, please," pintaku yang sepersekian detik kemudian telah menggenggam gelas berisi wine. Sambil menyesapnya pelan, kuarahkan pandanganku untuk menyapu tempat ini. Jisoo dan Lucy sibuk menari dengan beberapa bodyguard, sementara Katrina? Oh lihatlah jalang itu, pantas dia tidak memperbolehkan kami mendekati Suho, rupanya ia memiliki perasaan pada atasannya sendiri.

Sungguh memalukan.

Sayangnya aku tak bisa menemukan Baekhyun. Ia tak pernah memunculkan batang hidungnya kembali setelah terakhir kali berdiri di dekat kolam renang pagi tadi. Aku bahkan tak tahu apa yang membuatnya terus bertahan di sini dan siapa saja anggota keluarga Suho. Aku sangat penasaran dibuatnya.

Sebelum melangkah lebih jauh, sebaiknya aku menemui Siwon dulu. Semoga saja tidak ada penjagaan ketat di gerbang belakang, meskipun aku sendiri tidak yakin.

Sambil berjalan, kuamati keadaan sekitar, siapa tahu bertemu Baekhyun di jalan sampai akhirnya kedua kakiku terhenti di balik gerbang sementara dua orang bodyguard sudah siap menghadangku sambil menyilangkan kedua lengan.

"Aku harus keluar," kataku berusaha terlihat tak kaku.

Mereka menatapku curiga. "Katakan alasannya."

Sialan, seharusnya aku menyiapkan alasan sejak tadi, tapi otakku yang entah kenapa menjadi beku karena Baekhyun tak mau diajak bekerja sama. Tenanglah Mia, kau pasti bisa mendapatkan alasan yang tepat.

Ya..

Alasan tepat...

Yang hanya dibutuhkan wanita...

"Aku harus membeli pembalut."

Bagus! Aku tahu mereka akan percaya.

Keduanya saling berpandangan dan mengerutkan kening. Alasanku rupanya sangat masuk akal untuk membuat mereka sedikit memaklumi.

"Kalian bisa mengikutiku kalau tidak percaya," lanjutku lalu melenggang begitu saja melewati mereka.

Salahku sendiri menawarkan agar mereka mengikutiku. Salah satu dari mereka berjalan beberapa meter di belakangku, menyebalkan. Aku bahkan tak bisa lari karena takut dia curiga. Untungnya tadi aku memilih mini market yang berada beberapa blok dari mansion untuk bertemu, kuharap bodyguard itu tak akan mengikutiku untuk masuk.

Mini market yang kumaksud tinggal beberapa meter lagi, sekumpulan pria berdiri menghadang pintu sambil merokok. Anak SMA, berandalan, ah aku membenci mereka. Namun senyumanku mengembang kala menyadari hal ini bisa dijadikan tameng. Aku berhenti dan menunggu bodyguard itu berjalan di sampingku.

"Maukah kau menungguku di depan mini market? Aku merasa tidak aman dengan pakaian ini, mereka pasti akan menggangguku," pintaku dengan suara agak menggoda. Yah, semua pria pasti akan lemah dengan lenguhan seperti tadi.

"Ehm...aku haru—"

"Sssttt." Persetan dengan harga diri! Kutempelkan jari telunjukku di bibir bodyguard itu dan kudekatkan wajahku di telinganya. "Bagaimana dengan satu kecupan?"

Ia menggeleng, "Aku akan ikut denganmu masuk ke sana."

"Tidak," suaraku melirih. "Kau tahu? Sebagai seorang wanita aku malu bila mengambil itu dan seorang lelaki melihatnya. Tunggulah aku di depan, oke?"

Kelemahan lelaki adalah wanita dan aku yakin bisa membuatnya bertekuk lutut. Kuraba paha lelaki itu sambil mengedipkan mata. "Kau mau kan?"

Ekpresinya berubah tegang, matanya berusaha untuk tak menatapku, namun aku bisa merasakan tubuhnya bergetar. Pria memang lemah, baru disentuh saja sudah tak karuan.

"Baiklah, tapi kau harus menepati janjimu," gumamnya cepat.

Aku mengangguk setuju, urusan bercumbu bisa dipikirkan nanti untuk menghindarinya. Sekarang yang terpenting aku segera berjalan dan menemui Siwon yang bisa dipastikan telah menunggu di sana.

Semua berjalan seperti dugaanku, berandalan-berandalan cilik itu berusaha menggoda kala aku mendekat dan berusaha melewatinya, lalu bodyguard yang mengikutiku segera menghadang dan berdiri di tengah anak-anak tadi. Aku tersenyum simpul, yah, Mia kamu memang pintar.

Segera kucari keberadaan Siwon, namun sebelumnya tak lupa kuambil keranjang belanja agar tidak mencurigakan. Pandanganku terfokus pada seorang pria yang tengah berdiri di rak paling belakang, ia mengenakan jumper bewarna hitam dengan logo Liverpool di belakangnya.

Bodoh, mau sedang bertugas ataupun tidak, Siwon memang fans Liverpool garis keras yang pernah kukenal.

"Sepertinya semangatmu sedang membara, Mia."

Ia bergumam setelah menyadari kehadiranku beberapa detik lalu. Otomatis bualannya membuatku tertawa. "Aku bisa membuat siapapun ikut membara dengan dress ini, kau tahu?"

Kami memang cukup dekat sejak tiga tahun belakangan. Siwon berada satu tingkat di atasku, beberapa kali kami sempat bekerja bersama namun dengan kasus yang lebih kecil.

"Well, aku percaya pria berbadan besar di luar sana juga telah kau pengaruhi, Miss. Savannah? Ah tidak, Sofia Hailey."

"Berhentilah menggodaku dan berikan alatnya," potongku sebelum Siwon semakin melantur kemana-mana. "Aku melihatnya tadi pagi tapi dia tak mengenaliku, sama seperti apa yang kudengar tiga tahun lalu."

Biasanya pada saat seperti ini—saat aku teringat akan Baekhyun yang lama—Siwon akan memelukku. Namun penyamaran kami membuatnya tak bisa bergerak dan hanya melirik sebentar ke arahku.

"Sabarlah Mia, segala sesuatu yang baik memang membutuhkan proses. Ingatlah tujuan awalmu mau bergabung dengan kami. Kau telah disiapkan untuk semua ini, jadi berjuanglah."

Benar, tabahkanlah hatimu Mia. Aku harus memperjuangkan Baekhyun, bagaimanapun aku tak ingin kehilangan dia. Aku benar-benar mencintainya bahkan setelah tiga tahun berlalu. Aku tidak pernah melupakannya walau hanya sebentar saja. Dia adalah milikku dan aku adalah miliknya.

Kami seharusnya bersatu, kami seharusnya bahagia. Tapi tak apa, toh kebahagiaan memang mahal harganya dan aku akan menebus berapapun harganya untuk itu. Bahkan dengan mempertaruhkan nyawaku sendiri.

"Aku sengaja tidak memberi wadah untuk alat-alatnya agar bisa kau pakai langsung. Cincin ini adalah alat komunikasi, tekan safirnya sekali dan kau bisa terhubung dengan kami. Sementara kalungnya adalah penyadap suara dan anting-anting ini kamera. Kau bisa menekan permatanya untuk menyalakan maupun mematikan. Dalam cincinmu telah terpasang GPS sehingga kami bisa mengetahui lokasimu," jelas Siwon padaku.

Aku menangguk-angukkan kepala mendengar penjelasannya. Peralatan kami memang canggih dan aku menyukainya. Setelah Siwon selesai, segera kugunakan alat-alat tersebut di tubuhku. Well, kurasa warnanya cocok dengan kulitku.

Agar waktu yang terbuang tidak terlalu lama, aku segera mengambil dua pack pembalut dan membayarnya di kasir, sementara Siwon masih berjaga di tempat semula untuk menghubungi Lucas agar mengembalikan CCTV seperti semula.

Tentu saja kami tak mungkin melakukan pertemuan dengan CCTV mini market yang terus merekam. Lucas-lah yang bertugas melakukan hacking pada CCTV tempat ini selama aku dan Siwon berbincang tadi.

Bodyguard yang menungguku di depan tak bisa memalingkan matanya saat aku berdiri di depan meja kasir sambil menunggu barang belanjaanku. Oh, hell! Aku tahu apa yang ada dalam otak pria berwajah mesum itu! Apalagi kalau tidak janjiku, dia pasti telah menanti-nantikannya.

Yah, semoga aku tak berakhir dengan mengikuti kemauannya.

Setelah menerima kantong plastik berisi belanjaan, aku segera keluar dan berjalan mendahului bodyguard tadi. Ia hanya berjarak satu meter di belakangku. Langkahku juga tak begitu cepat, aku hanya berusaha tenang dan memikirkan cara agar bisa menghindar.

Saat aku hendak berjalan meninggalkan pria itu di balik gerbang, ia meraih tangan kananku dan menariknya ke dekat gazebo. Cukup jauh dari halaman utama, ditambah lagi lampu gazebo mati sehingga ia bisa bersikap semaunya.

Ia menahan tubuhku di dinding gazebo dan menghalangiku untuk pergi. Brengsek! Aku tak percaya harus melakukannya!

"Kau pasti tidak melupakan janjimu kan, cantik?"

Tamatlah riwayatku! Sekali melakukannya, pasti si bodoh ini akan terus-terusan memintaku melakukannya. Bolehkah aku menendangnya sekarang?

Oh, bau napasnya seperti asap rokok. Aku benci bau rokok dan ia terus mendekatkan wajahnya padaku tanpa ragu. Kalau saja aku memiliki bius sekarang, pasti sudah kubius lelaki ini sebelum jarak kami hanya tinggal sepuluh senti.

Demi apapun!

Tak adakah seseorang di tempat ini yang bisa menghentikan pria hidung belang ini?

Aku tidak ingin menyentuh bibirnya!

"Apa yang sedang kalian lakukan?"


TO BE CONTINUED


Finally chapter 2~

Oke, buat schedule FF ini akan up 2 kali dalam satu Minggu, dengan catatan Minggu berikutnya aku up 1 kali. Jadi gimana ya aku bingung jelasinnya, pokoknya kalau Minggu ini aku up dua kali, berarti Minggu depannya aku bakal up satu kali.

Jangan lupa tinggalkan voment:)

המשך קריאה

You'll Also Like

74.6K 5.4K 24
"MOMMY?!!" "HEH! COWOK TULEN GINI DIPANGGIL MOMMY! ENAK AJA!" "MOMMY!" "OM!! INI ANAKNYA TOLONG DIBAWA BALIK YAA! MERESAHKAN BANGET!" Lapak BxB ⚠️ Ma...
196K 9.6K 31
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
246K 36.8K 67
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
132K 10.2K 87
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...