Fox And Flower

By nanaanayi

1M 90.9K 19.5K

Historical Naruhina Fanfiction (FOR 18 +) Hidup bersama dan mengabdi dengan orang yang membatai keluarganya a... More

001. Lamaran Membawa Petaka
002. Malam Pembantaian
003. Di Bawah Pohon Ginko
004. Kehancuran Uchiha
005. Saudara
006. Sangkar Emas -1-
007. Sangkar Emas -2-
008. Rubah Emas dan Lotus Ungu
009. Kelopak yang Tersayat
010. Penyatuan
011. Luluh
012. Keegoisan
013. Kebimbangan
014. Bertemu Kembali
015. Keputusan
016. Ancaman
017. Terungkapnya Rahasia
018. Legenda Rubah Emas -1-
019. Legenda Rubah Emas -2-
020. Legenda Rubah Emas -3-
021. Legenda Rubah Emas -4-
022. Legenda Rubah Emas -5-
023. Legenda Rubah Emas -6-
024. Legenda Rubah Emas -7-
025. Legenda Rubah Emas -8-
026. Legenda Rubah Emas -9-
027. Legenda Rubah Emas -10
028. Legenda Rubah Emas -11
029. Legenda Rubah Emas -12
030. Awal dari Semua Kehancuran -1-
031. Awal Dari Semua Kehancuran -2-
032. Awal Dari Semua Kehancuran -3-
033. Awal Dari Semua Kehancuran -4-
034. Terciptanya Dendam -1-
035. Terciptanya Dendam -2-
036. Jalan Pembalasan -1-
037. Jalan Pembalasan -2-
038. Dibawah Cahaya Rembulan
039. Air Mata Sang Jendral -1-
040. Air Mata Sang Jendral -2-
041. Dendam Sang Geisha -1-
042. Dendam Sang Geisha -2-
043. Pernikahan Agung -1-
044. Pernikahan Agung -2-
045. Kembang Api Yang Terbakar -1-
046. Kembang Api Yang Terbakar -2-
047. Pangeran Yang Terbuang -1-
048. Pangeran Yang Terbuang -2-
049. Kelopak Sakura Yang Layu -1-
050. Kelopak Sakura Yang Layu -2-
051. Kebahagiaan Kecil Menuju Bencana Besar -1-
052. Kebahagiaan Kecil Menuju Bencana Besar -2-
053. Mimpi Buruk Bagi Sang Jenderal -1-
054. Mimpi Buruk Bagi Sang Jenderal -2-
055. Kehancuran Itu Akan Terulang -1-
056. Kehancuran Itu Akan Terulang -2-
057. Malaikat Kecil Yang Malang -1-
058. Malaikat Kecil Yang Malang -2-
059. Cinta Yang Tak Pernah Terbalas -1-
060. Cinta Yang Tak Pernah Terbalas -2-
061. Rembulan Hitam Di Langit Kyoto -1-
062. Rembulan Hitam Dilangit Kyoto -2-
063. Pertarungan Pertama -1-
064. Pertarungan Pertama -2-
065. Menjelang Penyerangan -1-
066. Menjelang Penyerangan -2-
067. Tahta Atau Cinta -1-
068. Tahta Atau Cinta -2-
069. Menghitung Hari Menuju Perang -1-
070. Menghitung Hari Menuju Perang -2-
071. Penyerangan Pertama, Jebakan Naniwa -1-
072. Penyerangan Pertama, Jebakan Naniwa -2-
073. Penyerangan Pertama, Jebakan Naniwa -3-
074. Menembus Benteng Kyoto -1-
075. Menembus Benteng Kyoto -2-
077. Kembalinya Kamakura Bakufu Ke Tangan Uchiha -1-
078. Kembalinya Kamakura Bakufu Ketangan Uchiha -2-
079. Jenderal Baru -1-
080. Jenderal Baru -2-
081. Racun Berwujud Kekuasaan -1-
082. Racun Berwujud Kekuasaan -2-
083. Salju Pertama Menjadi Saksi -1-
084. Salju Pertama Menjadi Saksi -2-
085. Salju Pertama Menjadi Saksi -3-
086. Serangan Dairi -1-
087. Serangan Dairi -2-
088. Serangan Dairi -3-
089. Jatuhnya Dairi -1-
090. Jatuhnya Dairi -2-
091. Binasanya Para Kitsune -1-
092. Binasanya Para Kitsune -2-
093. Cinta Abadi Siluman Rubah Dan Kaisar -1-
094. Cinta Abadi Siluman Rubah dan Kaisar -2-
095. Fitnah Keji -1-
096. Fitnah Keji -2-
097. Dusta Untuk Kebahagiaanmu -1-
098. Dusta Untuk Kebahagiaanmu -2-
099. Teman Hidup
100. Darah Sang Guru
101. Ikatan Hati -1-
102. Ikatan Hati -2-
103. Serigala Berbulu Domba -1-
104. Serigala Berbulu Domba-2-
105. Cinta Yang Kembali Dipersatukan -1-
106. Cinta Yang Kembali Dipersatukan -2-
107. Darah Lebih Kental Dari Air -1-
108. Darah Lebih Kental Dari Air -2-
109. Darah Lebih Kental Dari Air -3-
110. Kemalangan Hime -1-
111. Kemalangan Hime -2-
112. Bersatunya Samurai Tangguh Heian -1-
113. Bersatunya Samurai Tangguh Heian -2-
114. Lahirnya Sang Harapan Baru -1-
115. Lahirnya Sang Harapan Baru -2-
116. Menjemput Takhta Tertinggi -1-
117. Menjemput Takhta Tertinggi -2-
118. Menjemput Takhta Tertinggi -3-
119. Sekeping Rindu Untuk Lotus Ungu
120. Kenangan Malam Pembantaian
121. Pergolakkan Batin
122. Ketika Rembulan Memberikan Sinarnya Pada Sang Mentari
123. Merekahnya Lotus Ungu
124. Permaisuri Hati -1-
125. Permaisuri Hati -2-
126. Titik Hitam Di Musim Semi -1-
127. Titik Hitam Di Musim Semi -2-
128. Sayap Yang Dipatahkan -1-
129. Sayap Yang Dipatahkan -2-
130. Awan Gelap Musim Semi -1-
131. Awan Gelap Musim Semi -2-
132. Genderang Perang Tanpa bunyi -1-
133. Genderang Perang Tanpa Bunyi -2-
134. Pesta Kembang Api terakhir -1-
135. Pesta Kembang Api Terakhir -2-
136. Perisai Berduri Sang Kaisar -1-
137. Perisai Berduri Sang Kaisar -2-
138. Duri Dalam Daging -1-
139. Duri Dalam Daging -2-
140. Duri Dalam Daging -3-
141. Ego Sang Bunga -1-
142. Ego Sang Bunga -2-
143. Dinding Tak Kasat Mata -1-
144. Dinding Tak Kasat Mata -2-
145. Angin Racun Musim Gugur -1-
146. Angin Racun Musim Gugur -2-
147. Noda Cinta
148. Terwujudnya Kutukan -1-
149. Terwujudnya Kutukan -2-
150. Permaisuri Yang Terusir -1-
151. Permaisuri Yang Terusir -2-
152. Rindu Tak Sampai
153. Kelopak Terakhir Lotus Ungu
154. Kisah Cinta Yang Tak Lengkap
155. Sesal Tak Bertepi
156. Yang Tanpa Yin
157. Penebusan Dosa
158. Menanti Musim
159. Era Baru -1-
160. Era Baru -2-
161. Menjemput Takdir
Pengumuman

076. Menembus Benteng Kyoto -3-

4.4K 493 196
By nanaanayi

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata
Setting : Heian/Kamakura Periode

Iris obsidan bak elangnya menatap penuh kemenangan tembok menjulang tinggi yang terpampang jelas dihadapannya. Tujuannya, balas dendamnya akan kehancuran klan dan keluarganya ada di balik tembok itu. Istana Kamakura Bafuku, istana keshogunan milik keluarganya yang beberapa tahun lalu di rampas paksa oleh bocah ingusan berusia dua puluh tahun. Mengambil posisi Jenderal Samurai Negeri Heian yang seharusnya di tempati sang kakak.

Membantai keluarganya tanpa belas kasihan, menjadikan para wanita klannya sebagai budak. Dan yang paling membekas di benaknya adalah ketika ia di paksa menjadi pembunuh Uchiha Itachi, kakak kandung yang amat ia sayangi.

Uchiha Sasuke menatap penuh kemenangan gerbang selatan benteng Kyoto, yang langsung menuju istana Kamakura Bafuku. Rumah masa kecilnya yang dirampas dengan keji oleh sahabatnya sendiri.

'Naruto aku akan membuatmu menggunakan tanganmu sendiri menghabisi orang yang paling berarti untukmu, seperti kau memaksaku menjadi pembunuh kakakku.'

Onixnya melirik ke arah sang sulung Hyuuga yang tengah mengangkat katananya kelangit-langit, memberikan aba-aba pada pemanah jitu yang ada di barisan belakangnya.

"Jangan lepaskan panah." Perintah Sasuke datar.

Neji menolehkan pandangannya pada sang Uchiha, tatapan penuh tanda tanya terlempar dari iris mutiara keunguan yang diliputi dendam itu. "Mereka yang akan menyerang kita, jika kita tinggal diam."

Sasuke malah menggeleng sambil menyeringai tipis. "Aku tidak berkata kita hanya diam saja, Neji." Dan jawaban Sasuke semakin membuat rasa penasaran sulung Hyuuga itu membuncah.

Dahi Neji berkerut, mencoba mencari alasan dari Sasuke. Sasuke malah menengadah ke langit. Menatap puluhan pasukan Kyoto di puncak benteng yang siap melepaskan anak panah. Seolah ia membiarkan wajah putih tegasnya di hujam ratusan anak panah.

"Kau gila!" Umpat Neji sambil sesekali membenarkan arah kuda tunggangannya yang menggeliat.

Sasuke kembali memandang Neji dengan seringai tipis. "Kau lihat ini." Tangan Sasuke mengarah ke tanah. Tanah yang menjadi pijakan mereka mulai bergetar.

Kuda-kuda yang di tunggangi oleh para pemberontak ini mulai kocar-kacir jika saja tangan-tangan tuan mereka tak mengekang. Wajah para pasukan itu menampakkan kebingungan saat menatap tanah pijakan mereka sedikit demi sedikit terbelah. Gempa. Mungkin itu yang ada di benak mereka.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Neji penasaran.

"Menunjukkan kemampuan warisan Uchiha yang tak semua orang tahu." Jawab Sasuke dengan bangganya.

...

Kelopak mata putih sang permaisuri mengerjap. Ia tak dapat tidur nyenyak. Rasa gelisah menyelimuti benaknya. Ia tak tahu jika sebab dari kegelisahannya selama ini telah terjadi hadapannya.

"Kogo-sama, anda sudah bangun.." Suara lembut gadis yang amat akrab di telinganya itu membuat Mito sadar sepenuhnya. Ia menolehkan kepala merahnya dan memandang lekat sosok gadis berfurisode putih yang duduk di sisi futton empuknya.

"Sara, kau disini." Mito sangat mengenali sosok pimpinan dewan tabib istana ini. Murid yang ia ajarkan ilmu pengobatan para kitsune. Sara, gadis kitsune dengan helaian merah serupa dengan sang permaisuri itu mengangguk pelan. Tangannya dengan sigap memapah tubuh sintal Mito yang sedang berusaha untuk duduk.

"Kau belum menjawab pertanyaan ku Sara." Tagih Mito setelah ia berhasil duduk dengan sempurna diatas futtonnya.

Sara beranjak perlahan dari futton mewah dengan sulaman bangau emas itu, menyingkap perlahan kelambu yang menyelubungi tempat istirahat raja dan ratu Heian tersebut. Dirinya berjalan pelan menuju meja pendek yang letaknya tak jauh dari lantai tinggi tempat futton sang permaisuri tergelar.

"Tenno-sama memerintahkan hamba menemai anda yang mulia..." Jawab Sara lembut sambil berkonsentrasi pada teko yang sedang mengalirkan teh obat ke cawan-cawan kecil.

"Dimana suamiku?" Walau dengan wajahnya yang pucat dan tubuhnya yang masih lemah Mito tetap bertutur dengan tegas. Sisi lemahnya hanya ia nampakkan pada sang Kaisar Heian.

Sara terdiam. Ia hanya menyodorkan cawan teh obat itu pada Mito, tanpa berkata sepatahpun.

"Aku tanya dimana Kaisar, Sara?" Tuntut Mito dengan nada lebih tinggi, ia bahkan menepis pelan cawan yang baru saja di berikan oleh sang tabib wanita.

"Okaa-sama...!!!" Teriakan sang Putera Mahkota kecil mengalihkan perhatian dua perempuan bersurai merah itu. Secara bersamaan kepala mereka tertoleh pada pintu besar dengan ukiran naga yang di buka kasar oleh sang calon Kaisar cilik.

Brukk

Nawaki, sang Putera Mahkota cilik itu menerjang sang pernaisuri dengan pelukannya. Mito sedikit oleng oleh perlakuan sang putera."Kau kenapa Nawaki..?" Tanya Mito sambil menunduk memperhatikan sang putera yang menyembunyikan wajah di perut ratanya.

"Ada banyak kembang api di benteng, itu sangat mengerikan Okaa-sama, Otou-sama ada di puncak benteng, panah bertebaran dimana-mana..., hueee Nawaki takut......"

Mito mengalihkan pandangannya ke Sara setelah mendengar rengekan sang putera. Ia seolah menuntut penjelasan pada sang gadis rubah. "Dimana paman Nagato, nak?" Mito kembali menaruh perhatiannya pada sang pangeran kecil.

"Dia berjaga di gerbang istana." Jawab Nawaki ketakutan.

"Sara, bawa Nawaki pada pengasuhnya dan panggil Nagato kemari. Nak kau bermain dikamarmu saja ya." Mito mengelus surai cokelat sang putera. Mencoba menenangkan sang calon Kaisar cilik.

Nawaki mengangguk. Menerima tangan Sara yang menyentuh bahunya, dan mengikuti langkah si gadis kitsune.

Sepeninggal Sara dan Nawaki, Mito memaksakan diri menggunakan kekuatan siluman rubahnya. Tubuhnya mulai di lingkupi cahaya kemerahan.

'Akatsuki, Toneri,Uchiha Sasuke, dah Hyuuga Neji. Dia masih hidup. Mereka menyegel benteng Kyoto.'

...

Dahi sewarna madunya berkerut, safir birunya menatap lekat gerbang kokoh yang ada dihadapannya. Tanda tanya besar bersarang dalam benak sang Jenderal. Gerbang Barat benteng Kyoto tampak sepi, hanya ada beberapa pasukan pemberontak disana. Dan itupun sudah dihabisinya bersama dengan dua rekan dan para Samurai yang ia bawa dari Shinto Ryu.

"Mereka melengahkan serangan di gerbang barat." Asuma, guru besar Shinto Ryu itu beringsut bersama kudanya ke arah kuda Naruto yang berdiri tepat di depan gerbang.

"Mereka memfokuskan penyerangan di gerbang Utama." Timpal Shikamaru yang baru selesai menghabisi seorang samurai pengkhianat.

"Gerbang timur juga sama sepinya seperti ini, Sai dan Yamato sudah berhasil masuk." Tambah Asuma kembali.

"Kita ke gerbang selatan." Perintah Naruto dengan tatapan kosong. Ia tak mengerti. Harusnya ia segera masuk ke Kyoto melalui gerbang yang lebih dahulu ia taklukkan. Tapi hati kecilnya berkata ia harus masuk melalui gerbang selatan yang jaraknya begitu dekat dengan istana Kamakura Bafuku. Tempat sang istri tengah menunggunya.

Shikamaru menepuk pelan bahu Naruto yang terlapis pakaian zirah. Mereka sempat berganti pakaian perang saat melintasi Shinto Ryu. Sang Saiteki tahu, bawa apa yang di perintahkan Naruto itu berdasarkan naluri kasih sayangnya pada Hinata. "Kita harus segera masuk ke Kyoto. Menuju gerbang selatan hanya akan mengulur waktu."

"Shikamaru benar Shogun-sama, gerbang selatan terhubung lansung dengan istana Kamakura. Pasti ada banyak samurai bersiaga disana. Dan istana Kamakura pasti di lindungi dengan ketat." Timpalan sang guru besar Shinto Ryu membuat hati Naruto sedikit tenang. Walau rasa cemas tak bisa ia hilangkan sepenuhnya.

"Rakyat, menunggumu, Shogun-sama."

Naruto tersenyum kecut mendengar ucapan pelipur dari Saitekinya itu. Walau jika ia boleh jujur. Ia ingin memastikan keadaan wanita yang mengandung benihnya lebih dahulu saat memasuki ibu kota.

"BUKA GERBANGNYA, SHOGUN-SAMA SUDAH TIBAAAA."

Teriakan lantang Shikamaru serta merta membuat gerbang barat benteng Heian terbuka. Naruto bersama pasukan kecilnya melangkah memasuki gerbang.

Begitu kaki kuda hitamnya menginjak tanah Kyoto, spontan Naruto mengarahkan kudanya ke istana Kamakura. Tapi lagi-lagi, ada tangan yang memegang bahunya. Kali ini tangan Asuma sang guru besar Shinto Ryu.

"Lihat mereka." Asuma mengarahkan pandangannya pada rakyat Kyoto yang berbaris ketakutan di bawah kuda mereka.

Naruto mengikuti pandangan sang guru besar. Hatinya miris melihat warga sipil yang tak berdaya dak ketakutan.

"Ada banyak samurai yang melindungi istrimu di istana Kamakura. Kau, sumpahmu pada dinasti ini adalah melindungi Heian. Ada banyak pemberontak yang menyerang di gerbang utama. Jika kau ke istanamu sekarang. Mereka berkesempatan menyerang Kyoto. Dan usahamu akan sia-sia. Kau terlambat melindungi Kyoto. Bukan hanya istrimu, tapi seluruh rakyat dan keluarga Kaisar yang terancam. Tapi jika kau ke gerbang utama sekarang dan memimpin penyerangan. Kau melindungi seluruh Kyoto dan juga istrimu."

Naruto tertunduk dan berpikir sejenak. Lalu ia kembali mendongakkan kepalanya, sekilas ia memandang ke arah istana Kamakura Bafuku, lalu kembali menatap Asuma. "Kita ke gerbang utama." Naruto, mengarahkan kuda hitamnya ke arah gerbang utama yang berada satu garis lurus dengan Daidairi, istana kekaisaran. Tempat yang mereka prediksi akan menjadi sasaran utama pemberontak.

Mereka tak pernah tahu, bahwa para pemberontak itu merencenakan rencana keji untuk menyerang dari dalam. Mereka telah bersiaga di gerbang selatan.

Dengan tidak rela ia memandang gerbang istana Kamakura yang terjaga ketat. Mengingat ancaman Sasuke, hatinya kembali ngilu. Tapi ia teringat satu hal. Kakashi, gurunya tengah berada di istana Kamakura. Guru bersurai perak itu pasti akan melindungi sang istri. Tapi Naruto salah. Semua perlindungan hanya terpusat pada istana sang kaisar.

...

Yahiko, membuka kelopak matanya, ia tersenyum puas saat mendapati pandangan dari mata batinya. "Naruto sudah masuk ke Kyoto dari gerbang barat." Ujarnya dengan seringai licik.

"Kau tidak menyegel gerbang barat?" Tanya Toneri tak percaya. Ia benar-benar tak menyangka Yahiko seceroboh itu.

"Kau ingin melihat dia menderita kan?" Yahiko menyeringai bak iblis. "Kau tak bisa melihatnya tersiksa pelan-pelan saat kita menghabisi keluarganya jika dia berada di luar benteng. Aku sudah menutup lagi segelnya."

Toneri tersenyum miring mendengar kelicikan Yahiko. "Dia tak akan berkutik saat Sasuke merantainya. Anjing Uchiha itu sangat berguna. Dan Hyuuga bodoh itu bersiap nenyiksa adiknya sendiri. Itu sangat cukup untuk mengecoh konsentrasi Uzumaki keparat itu."

"Kita ke gerbang selatan? Bergabung dengan para anjing?" Tawar Yahiko penuh kemenangan.

"Lalu siapa yang akan berjaga disini?" Tanya Toneri dengan ragu.

"Anjing baru kita." Jawab Toneri sambil melirik ke arah Konohamaru yang baru tiba.

"Dia? Aku tak yakin." Sangkal Toneri.

"Dia di keluarkan Naruto dari keshogunan dan meminta haknya kembali, Neji berkata begitu." Jawab Yahiko enteng.

"Dia samurai yang setia." Toneri kembali mengelak.

"Akatsuki yang lain akan tetap disini, dia akan dijadikan makanan hewan jika berani mengkhianati kita." Jawab Yahiko sambil membawa kudanya ke arah Konohamaru. Memberikan titah pada remaja itu untuk menentang sang Kaisar yang berada di puncak benteng.

...

Mutiara lavender Neji terbelalak, saat dari retakan tanah tersebut, muncul rantai-rantai berpendar emas. Dan yang lebih membuatnya terkejut lagi. Rantai-rantai itu bergerak mengikuti arah tangan kanan Sasuke. Rantai-rantai tersebut menjalar ke tembok benteng dan dengan cepat menarik para samurai yang berjaga di puncak benteng.

Sementara dari arah lain, tangan kiri Sasuke mengarahkan rantai ke gerbang benteng. Dan dalam sekali hentakan gerbang itu terbuka, dan mereka masuk dengan mudah.

"Kenapa tak kau gunakan ini di gerbang utama?" Tanya Neji sedikit kesal. Bagaimana tidak. Jika tahu Sasuke bisa membuka gerbang dengan mudah. Ia tak perlu susah payah mengerahkan pasukan.

"Karena tujuan utamaku adalah istana Kamakura." Jawab Sasuke santai sambil menggerakkan tangannya mengarahkan rantai emas itu menghantam tubuh Samurai yang menghalangi jalannya.

...

Brakkkk

Hantaman tangan sang permaisuri dengan meja kayu mewah itu cukup membuat sepasang kitsune beda generasi yang berada dihadapannya terlonjak kaget. "Kenapa tak ada yang memberi tahuku?!!" Mito setengah berteriak, naluri liar kitsunenya meruntuhkan tembok keanggunan yang selama ini ia bangun.

"Mereka menyegel seluruh benteng saat semua orang lengah." Nagato menjawab sambil menunduk. "Semua terfokus pada penyergapan di Naniwa."

"Bodoh!" Kali ini Mito tak tahan untuk tak mengumpat. "Mereka mengincar Kyoto, sementara kalian sibuk mengincar Naniwa. Jangan katakan kalian hanya terfokus melindungi Daidairi."

Kali ini Nagato dan Sara mendongak bersamaan. Ucapan sang permaisuri benar. Seluruh pasukan bersiaga melindungi istana Kaisar. Dan istana Kamakura Bafuku luput dari prioritas.

"KAMI-SAMA!!!" Mito menggeram frustasi melihat ekspresi dua kitsune dihadapannya. "Kalian tahu!, ada wanita hamil di dalam istana Kamakura dan dia sedang mengandung benih kitsune!!!!" Mito tak tahu lagi harus bagaimana, yang ada di pikirannya sekarang hanya menyelamatkan Hinata dan bayinya. "Sara, bawa Nawaki kelorong bawah tanah. Tunggu aku disana. Aku akan membawa Hinata kesana. Kita akan berangkat ke Fuji. Kita tidak bisa berteleportasi kesana. Seluruh kota di segel."

Setelah Sara pergi. Mito menggulung surai merah panjangnya asal. Menyabet sembarangan mantel yang tergantung dan menutupi nagajuban putih yang ia kenakan. "Nagato, ikut aku, kita akan menjemput Hinata."

"Kita tidak bisa berteleportasi kesana Mito, segel itu menghalau kita menggunakan kekuatan kitsune."

"Sial!" Mito menggeram marah setelah mendengar penjelasan Nagato. "Cepat siapkan kuda!"

"Tapi kesehatanmu.."

"Aku perintahkan siapkan kuda Nagato!"

"Hai' Kogo-sama"

Baru satu langkah Mito berjalan keluar dari kamarnya. Sasori, kitsune muda itu tiba-tiba hadir dihadapannya sambil bersujud. "Lapor Yang Mulia, Shogun-sama sudah masuk ke Kyoto melalui gerbang barat."

'Mereka membuka segel di gerbang barat lalu menutupnya lagi. Apa sebenarnya rencana mereka.' Batin Mito saat ini diliputi kecemasan yang sangat hebat.

...

"Kau berhasil Shogun-sama.." Sasuke tersenyum tipis mendengar pujian dari Yahiko yang kini tengah berdiri disampingnya bersama Neji dan Toneri. Mereka berhasil menginjakkan kaki di halaman istana Kamakura Bafuku setelah berhasil membantai puluhan samurai yang berjaga di gerbang istana ini.

"Aku tak sabar ingin bertemu adikku..." Neji turun dari kuda mendahului Sasuke. Menyusul para pasukannya yang kini tengah menebas satu persatu dayang dan kasim yang terperanjat dengan kehadiran mereka.

...

Jerit ketakutan dan pilu para dayang dan kasim yang tengah meregang nyawa di istana Kamakura bafuku mengiringi langkah terengah Hinata yang berlari kecil menyusuri rokka. Dengan di papah oleh Shizune dan Ayame, serta Tomoyo yang berlari dibelakang sebagai tameng, Hinata senantiasa memeluk perut besarnya sambil berlari kecil.

"Ayo Hidenka-sama kita harus segera pergi sebelum mereka menemukan kita." Dengan telaten Ayame memapah wanita yang tengah hamil tua itu berlari menuju jalan rahasia.

Tapi tiba-tiba langkah kecil Hinata terhenti. Dan sontak membuat Shizune dan Ayame terkejut. "Ada apa Hinata...?" Tanya Shizune yang sudah lupa memanggil gelar Hinata karena rasa takutnya.

Hinata membalikkan tubuhnya dan berjalan melawan arah menuju kembali kekamarnya. "Abu keluarga Naruto-kun tertinggal di kamarku, aku harus membawanya." Racau Hinata panik.

"Hidenka-sama ini terlalu berbahaya..." Tomoyo yang berhasil menyusul, menghalau Hinata yang nekat kembali ke kamarnya.

"Aku tidak bisa meninggalkannya, Naruto-kun bisa bertambah marah padaku, itu benda penting baginya, aku tak mau dia mengabaikanku lagi..." Hinata meracau cemas, mencoba menghindar dari tiga orang perempuan yang menghalangi jalannya kembali kekamar. Ia sangat jika karena ini Naruto semakin menjauhinya.

"Biarkan aku saja yang mengambilnya Hinata-nee..." Tawar Tomoyo sambil terisak.

"Tidak, kau tak tahu dimana tempatnya." Tolak Hinata sambil menggeleng cepat.

"Hidenka-sama kami mohon..." Ayame memohon sambil bersujud untuk menghalau Hinata.

"Kalian boleh pergi meninggalkanku..., aku akan tetap mengambil abu keluarga Namikaze..." Jawab Hinata lirih sambil melangkahkan kakinya.

...

Tak ada pilihan lain. Mereka tak setega itu meninggalkan Hinata sendirian di istana itu. Dan pada akhirnya mereka kembali kedalam kamar Hinata.

Tomoyo dan Shizune berjaga di luar kamar. Teriakan para penghuni istana yang sedang meregang nyawa itu kembali memenuhi gendang telinga mereka. Keringat dingin membasahi pelipis mereka. Suasana mengancam sangat terasa. Derap langkah tegap para samurai pemberontak kian jelas beradu denga kayu rokka.

Sementara di dalam kamar, Hinata dan Ayame akhirnya mendapatkan kantung berisi abu keluarga Namikaze. "Hidenka-sama aku akan keluar lebih dahulu untuk memeriksa keadaan. Hinata mengangguk pelan sambil memeluk kantung hitam berisi abu itu, tapi tiba-tiba...

Srakkkkkk

Crassssss

"AGGGHHHHHHHHHH" Mutiara lavender Hinata terbelalak lebar mendengar jeritan pilu Ayame. Air mata jatuh dari pelupuknya.

Ayame tumbang dalam satu kali tebasan. Kepala dayang istana keshogunan itu memuntahkan banyak darah dari mulutnya, ia menggelinjang hebat sebelum meregang nyawa.

"Ayame-Nee..." Hinata berteriak ketakutan dan berlari menghampiri tubuh Ayame yang sudah tak bernyawa lagi. Tapi....

"Aghhhh....." Hinata berteriak tercekat. Punggung belakangnya di tendang hingga ia hampir jatuh tertelungkup. Beruntung kedua tangannya bersiaga menopang tubuhnya hingga perut besar yang berisi janin itu tak membentur tatami.

"Agggghhh..." Hinata kembali meringis kesakitan saat helaian kelamnya di jambak dari belakang. Tubuhnya yang tengah hamil itu di tarik berdiri paksa oleh seseorang dengan pakaian zirah lengkap.

Mutiara lavendernya menyusuri pemandangan dihadapannya. Sekelompok samurai lengkap dengan pakaian zirah berdiri mengepungnya.

"Aghhhhhh, sakit...." Hinata mencicit kesakitan saat surai indigonya kembali di jambak hingga ia mendongak.

"Seret dia ke hadapan Shogun-sama.."

Hinata terperanjat mendengar sebutan gelar sang suami. Sedendam itukah Naruto padanya hingga ia tega memperlakukan istrinya yang tengah hamil tua seperti binatang.

Dengan sangat kejam samurai pemberontak menyeret tubuh wanita yang tengah hamil tua itu. Mengabaikan rintihan sang wanita yang kesakitan sambil memeluk perut besarnya.

"Tolong..., biarkan bayiku lahir dengan selamat..."

つづく
Tsudzuku

Next Chap
Kembalinya Kamakura Bafuku Ke Tangan Uchiha

Gimana udah mulai tegang... kuatkan hati kalian yaaaaaaaa....

Continue Reading

You'll Also Like

72.8K 3.4K 7
meskipun kau mantan kekasih ibuku Lisa😸 (GirlxFuta)🔞+++
56.8K 8.2K 42
Mereka menyebutnya pertemanan, tapi situasi membawa mereka pada sesuatu yang melebihi ikatan sederhana yang sedang terjalin. Naruto: "Aku berjanji ak...
94.8K 10.7K 34
(The End) *Hurt Aroma petrichor yang bersatu di antara air hujan dan tanah membuat siapa pun yang menghirupnya seakan melayang. Dia Hinata, jatuh cin...
442K 34.5K 58
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.