Fox And Flower

By nanaanayi

1M 90.9K 19.5K

Historical Naruhina Fanfiction (FOR 18 +) Hidup bersama dan mengabdi dengan orang yang membatai keluarganya a... More

001. Lamaran Membawa Petaka
002. Malam Pembantaian
003. Di Bawah Pohon Ginko
004. Kehancuran Uchiha
005. Saudara
006. Sangkar Emas -1-
007. Sangkar Emas -2-
008. Rubah Emas dan Lotus Ungu
009. Kelopak yang Tersayat
010. Penyatuan
011. Luluh
012. Keegoisan
013. Kebimbangan
014. Bertemu Kembali
015. Keputusan
016. Ancaman
017. Terungkapnya Rahasia
018. Legenda Rubah Emas -1-
019. Legenda Rubah Emas -2-
020. Legenda Rubah Emas -3-
021. Legenda Rubah Emas -4-
022. Legenda Rubah Emas -5-
023. Legenda Rubah Emas -6-
024. Legenda Rubah Emas -7-
025. Legenda Rubah Emas -8-
026. Legenda Rubah Emas -9-
027. Legenda Rubah Emas -10
028. Legenda Rubah Emas -11
029. Legenda Rubah Emas -12
030. Awal dari Semua Kehancuran -1-
031. Awal Dari Semua Kehancuran -2-
032. Awal Dari Semua Kehancuran -3-
033. Awal Dari Semua Kehancuran -4-
034. Terciptanya Dendam -1-
035. Terciptanya Dendam -2-
036. Jalan Pembalasan -1-
037. Jalan Pembalasan -2-
038. Dibawah Cahaya Rembulan
039. Air Mata Sang Jendral -1-
040. Air Mata Sang Jendral -2-
041. Dendam Sang Geisha -1-
042. Dendam Sang Geisha -2-
043. Pernikahan Agung -1-
044. Pernikahan Agung -2-
045. Kembang Api Yang Terbakar -1-
046. Kembang Api Yang Terbakar -2-
047. Pangeran Yang Terbuang -1-
048. Pangeran Yang Terbuang -2-
049. Kelopak Sakura Yang Layu -1-
050. Kelopak Sakura Yang Layu -2-
051. Kebahagiaan Kecil Menuju Bencana Besar -1-
052. Kebahagiaan Kecil Menuju Bencana Besar -2-
053. Mimpi Buruk Bagi Sang Jenderal -1-
054. Mimpi Buruk Bagi Sang Jenderal -2-
055. Kehancuran Itu Akan Terulang -1-
056. Kehancuran Itu Akan Terulang -2-
057. Malaikat Kecil Yang Malang -1-
058. Malaikat Kecil Yang Malang -2-
059. Cinta Yang Tak Pernah Terbalas -1-
060. Cinta Yang Tak Pernah Terbalas -2-
061. Rembulan Hitam Di Langit Kyoto -1-
062. Rembulan Hitam Dilangit Kyoto -2-
063. Pertarungan Pertama -1-
064. Pertarungan Pertama -2-
065. Menjelang Penyerangan -1-
066. Menjelang Penyerangan -2-
067. Tahta Atau Cinta -1-
068. Tahta Atau Cinta -2-
069. Menghitung Hari Menuju Perang -1-
070. Menghitung Hari Menuju Perang -2-
071. Penyerangan Pertama, Jebakan Naniwa -1-
072. Penyerangan Pertama, Jebakan Naniwa -2-
073. Penyerangan Pertama, Jebakan Naniwa -3-
074. Menembus Benteng Kyoto -1-
076. Menembus Benteng Kyoto -3-
077. Kembalinya Kamakura Bakufu Ke Tangan Uchiha -1-
078. Kembalinya Kamakura Bakufu Ketangan Uchiha -2-
079. Jenderal Baru -1-
080. Jenderal Baru -2-
081. Racun Berwujud Kekuasaan -1-
082. Racun Berwujud Kekuasaan -2-
083. Salju Pertama Menjadi Saksi -1-
084. Salju Pertama Menjadi Saksi -2-
085. Salju Pertama Menjadi Saksi -3-
086. Serangan Dairi -1-
087. Serangan Dairi -2-
088. Serangan Dairi -3-
089. Jatuhnya Dairi -1-
090. Jatuhnya Dairi -2-
091. Binasanya Para Kitsune -1-
092. Binasanya Para Kitsune -2-
093. Cinta Abadi Siluman Rubah Dan Kaisar -1-
094. Cinta Abadi Siluman Rubah dan Kaisar -2-
095. Fitnah Keji -1-
096. Fitnah Keji -2-
097. Dusta Untuk Kebahagiaanmu -1-
098. Dusta Untuk Kebahagiaanmu -2-
099. Teman Hidup
100. Darah Sang Guru
101. Ikatan Hati -1-
102. Ikatan Hati -2-
103. Serigala Berbulu Domba -1-
104. Serigala Berbulu Domba-2-
105. Cinta Yang Kembali Dipersatukan -1-
106. Cinta Yang Kembali Dipersatukan -2-
107. Darah Lebih Kental Dari Air -1-
108. Darah Lebih Kental Dari Air -2-
109. Darah Lebih Kental Dari Air -3-
110. Kemalangan Hime -1-
111. Kemalangan Hime -2-
112. Bersatunya Samurai Tangguh Heian -1-
113. Bersatunya Samurai Tangguh Heian -2-
114. Lahirnya Sang Harapan Baru -1-
115. Lahirnya Sang Harapan Baru -2-
116. Menjemput Takhta Tertinggi -1-
117. Menjemput Takhta Tertinggi -2-
118. Menjemput Takhta Tertinggi -3-
119. Sekeping Rindu Untuk Lotus Ungu
120. Kenangan Malam Pembantaian
121. Pergolakkan Batin
122. Ketika Rembulan Memberikan Sinarnya Pada Sang Mentari
123. Merekahnya Lotus Ungu
124. Permaisuri Hati -1-
125. Permaisuri Hati -2-
126. Titik Hitam Di Musim Semi -1-
127. Titik Hitam Di Musim Semi -2-
128. Sayap Yang Dipatahkan -1-
129. Sayap Yang Dipatahkan -2-
130. Awan Gelap Musim Semi -1-
131. Awan Gelap Musim Semi -2-
132. Genderang Perang Tanpa bunyi -1-
133. Genderang Perang Tanpa Bunyi -2-
134. Pesta Kembang Api terakhir -1-
135. Pesta Kembang Api Terakhir -2-
136. Perisai Berduri Sang Kaisar -1-
137. Perisai Berduri Sang Kaisar -2-
138. Duri Dalam Daging -1-
139. Duri Dalam Daging -2-
140. Duri Dalam Daging -3-
141. Ego Sang Bunga -1-
142. Ego Sang Bunga -2-
143. Dinding Tak Kasat Mata -1-
144. Dinding Tak Kasat Mata -2-
145. Angin Racun Musim Gugur -1-
146. Angin Racun Musim Gugur -2-
147. Noda Cinta
148. Terwujudnya Kutukan -1-
149. Terwujudnya Kutukan -2-
150. Permaisuri Yang Terusir -1-
151. Permaisuri Yang Terusir -2-
152. Rindu Tak Sampai
153. Kelopak Terakhir Lotus Ungu
154. Kisah Cinta Yang Tak Lengkap
155. Sesal Tak Bertepi
156. Yang Tanpa Yin
157. Penebusan Dosa
158. Menanti Musim
159. Era Baru -1-
160. Era Baru -2-
161. Menjemput Takdir
Pengumuman

075. Menembus Benteng Kyoto -2-

4.5K 503 148
By nanaanayi

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata
Setting : Heian/Kamakura Periode

....

Song Fic : Moon Represents
My Heart

...

Kau tanya berapa dalam cintaku padamu

besarnya cintaku padamu
kasihku benar adanya
cintaku sejati
bulan melambangkan hatiku

Kau tanya berapa dalam cintaku padamu
besarnya cintaku padamu
kasihku tak berpindah cintaku tak berubah
bulan melambangkan hatiku

Sebuah kecupan lembut
telah menggetarkan hatiku
sebuah kasih yang begitu dalam
membuatku rindu sampai kini

Kau tanya berapa dalam cintaku padamu
besarnya cintaku padamu
cobalah kamu pikirkan
kau lihatlah
bulan melambangkan hatiku

...

Naruto tak pernah menyangka jika air mata akan kembali membasahi wajah tannya setelah ia memiliki Hinata. Baginya setelah Hinata resmi menjadi istrinya, ia telah memiliki Hinata sepenuhnya. Tak ada yang bisa memisahkan mereka. Bahkan maut sekalipun.

Tapi setelah membaca secarik surat yang sempat ia buang beberapa hari lalu tanpa membacanya, hatinya terasa perih. Hinata, istri mungilnya itu begitu mencintainya, sekalipun beberapa hari ini ia mengabaikan wanita yang sedang mengandung benihnya itu, karena harga dirinya yang terluka.

'Persetan dengan harga diri lelakiku, harta, tahta dan istana itu tak memiliki arti sedikitpun jika tak ada Hinata dihidupku..., bodohnya aku kembali mengabaikannya. Kuharap kau masih bersedia menunggu pria bajinganmu ini Hime, maafkan aku.., aku mencintaimu.'

Kuda hitam itu melesat cepat. Fajar telah menyingsing di bumi Kyoto. Sang Jenderal masih memacu kudanya, tangannya yang tak memegang tali kekang juda, meremas erat dada kirinya. Hatinya ngilu saat mengingat surat terakhir dari sang istri yang baru ia baca. Hatinya di lingkupi ketakutan luar biasa. Ia takut surat itu adalah ucapan terakhir dari istrinya. 'Perasaan ini, kenapa aku benar-benar takut..., Hime tunggu aku...'

🍀🍀🍀🍀


"Hidenka-sama, Anda tak tidur semalaman..."

Tomoyo, dayang itu memperbaiki selimut hijau yang melapisi nagajuban putih Hinata. Sementara sang empunya tubuh, nyaris tak sadar jika benda tebal yang menghangatkannya itu sedikit turun dari bahunya. Pandangannya hanya terfokus pada jendela kamar yang terbuka lebar. "Belum ada kabar Naniwa?" Kembali secara tak langsung Hinata menanyakan kabar suaminya. Tapi kali ini dengan nada lirih yang lemah.

Tomoyo menggeleng sambil menahan isakan. Ia tidak tega melihat keadaan sang lotus ungu yang kian melemah. Kantung mata terlihat jelas mengelilingi kelopak matanya. Mutiara lavender wanita yang tengah hamil tua itu terlihat begitu sayu dan lelah. Ia sedang mengkhawatirkan keaadaan sang suami yang berada di luar tembok ibu kota. Dan mimpi buruk yang ia alami, membuat matanya enggan terpejam barang sebentar.

Tangan lembutnya mengelus sayang perut besar dimana buah hatinya tengah bersemayam dengan nyaman. "Tomoyo, aku benar-benar gelisah saat ini, aku tak mengerti..., tapi sesuatu yang besar dan menakutkan kurasa akan terjadi."

'Tetaplah bersama Okaa-chan sayang....'

...

"Kau belum tidur sejak tadi, Tsuma...?" Hashirama mendudukkan dirinya diatas futton yang di kelilingi oleh kelambu. Menatap lekat sang istri yang duduk termangu disampingnya. Tangannya terulur membelai puncak kepala sewarna mawar itu. Mencoba memberikan kenyamanan pada sang permaisuri.

Mito menggeleng pelan menanggapi pertanyaan sang suami. "Entahlah..., aku benar-benar ketakutan saat ini." Jawaban lirih itu, seumur hidup sang Kaisar tak pernah mendengar permaisurinya itu begitu lirih. Mito selalu tampak bersemangat dan menggebu-gebu. Tak pernah tersirat keputusasaan dalam setiap kata yang terucap darinya. Tapi kali ini, Hashirama merasakan sang istri benar-benar berbeda. Raut ketakutan dan kesedihan jelas terpatri di wajah sang permaisuri.

...

"Aku benar-benar menyayangkan keputusan Shogun-sama untuk tidak membunuhmu!" Onix hitam sang Saiteki menatap amarah pada onix lain yang berada dihadapannya. Onix hitam milik pemuda yang belum genap berusia dua puluh tahun. Sarutobi Konohanaru. Sang pewaris perguruan samurai tertua di Heian, Shinto Ryu.

"Salah jika aku meminta keadilan atas hakku yang dirampas?" Tantang Konohamaru dengan tatapan yang sama tajam dengan Shikamaru. Kedua katana mereka saling beradu, katana Shikamaru berdiri tegak dengan posisi horizontal, mencoba menyerang Konohamaru, sementara katana Konohanaru melintang dengan posisi vertikal menghalau katana sang Saiteki yang siap menghantam kepalanya.

"Khe, bocah tengik tak tahu diri..!"

Tranggggg

Katana dua Samurai beda generasi ini kembali beradu, suara hantaman mereka berdua melebur bersama suara ratusan pasang katana lain yang beradu di padang rumput kaki bukit Fushimi. Perbatasan terjauh dari gerbang ibu Kota Heian itu, menjadi saksi penyerangan pemberontakan pertama di masa pemerintahan Kaisar Hashirama dengan bala pasukan yang amat besar.

Pemberontakan pertama yang tak dapat di halau Kamakura Bafuku dibawah pimpinan Shogun Uzumaki Naruto. Pemberontakan pertama selama kepemimpinan sang Jenderal Uzumaki yang mampu mendekat hingga ke bukit Fushimi, bahkan sebagian dari pemberontak itu telah mencapai benteng Kyoto.

...

Bibir tipis pria bersurai coklat itu menyunggingkan senyuman penuh kemenangan. Bagaimana tidak?, seperti yang telah ia prediksi bersama komplotannya. Fajar itu benteng Kyoto, ibu kota negeri Heian nampak sangat sunyi. Dari atas punggung kuda coklat yang ia tunggangi, Neji, sulung Hyuuga itu dapat melihat begitu lengahnya penjagaan di benteng pelindung ibu kota.

Tenten mengarahkan kudanya mendekat ke tempat kuda Neji berdiri. "Mereka dalam keadaan lengah Hyuuga-sama..."

Neji tersenyum tipis dan mengalihkan pandangannya dari tembok kokoh kota Kyoto. "Sudah berapa kali ku katakan panggil namaku, kau milikku.." Tambah Neji sambil menggerakan tali kekangnya mengatur kuda coklat tunggangannya yang sedikit bergerak di luar kendali.

Rona merah menguar di pipi putih milik budak dari negeri Tang tersebut. Mendapat perlakuan khusus dari bangsawan setelah lama hidup menjadi budak, membuat ia merasakan hangat dihatinya.

Neji kembali memusatkan pandangannya pada benteng ibu kota Heian. Tangannya yang memegang katana terangkat tinggi, menunjuk kearah puncak benteng, memberikan aba-aba pada pasukan di belakangnya untuk menyerang.

"PANAH!!!!!" Teriakan lantang sang sulung Hyuuga menjadi pembuka ribuan anak panah yang di lepaskan ke tembok kota Kyoto.

"KITA DISERANGGGGG!!!" Pasukan samurai yang berjaga di benteng baru menyadari serangan sang pemberontak, setelah anak panah para pemberontak tersebut menancap di tubuh rekan mereka, hingga tak sedikit yang meregang nyawa dan tumbang ke bawah benteng.

"MINTA BANTUAN PADA POS DI DAIDAIRI!!" Seorang samurai berteriak kelabakan, ia memerintahkan pada sebagian pasukan mengabarkan istana kaisar dan meminta bala bantuan.

Sebagian pasukan Kyoto turun menuju gerbang benteng, memasang kayu pasak kuat untuk mempertahankan benteng.

...

Kepala merah sang permaisuri baru saja tergeletak di bantal empuk yang terbuat dari bulu angsa. Menjelang pagi Mito, baru bisa memejamkan matanya setelah hampir semalaman terjaga. Tangan sang Kaisar membelai lembut helaian halus itu dengan penuh kasih sayang.

Kesehatan sang istri yang kian memburuk membuatnya merasakan kecemasan yang begitu mendalam. "Cepatlah sembuh ratuku, aku bisa apa tanpamu..." Bisik sang Kaisar lembut di telinga sang istri yang tengah terlelap.

Tok tok tok

Ketukan halus pada pintu hijau berukiran naga itu, membuat sang Kaisar Heian sedikit mengalihkan perhatiannya dari istri tercintanya. Hashirama turun dari lantai berundak yang menjadi tempat futtonnya tergelar. Menutup dengan hati-hati kelambu yang melindungi tidur lelap sang istri.

"Masuklah." Perintah Hashirama pada salah satu kasim yang menghampiri kamarnya.

"Tenno e no chojuunochi*)" Sang kasim berlutut ketika memasuki peraduan Rajanya dan sang Permaisuri. "Hontou ni gomenasai Tenno-sama.."

"Katakan ada apa?" Hashirama menautkan dua tangannya di belakang tubuh. Menunggu jawaban sang kasim.

"Gerbang Utama Kyoto diserang pasukan berkuda lengkap dengan pasukan memanah." Lapor sang kasim dengan pandangan ke lantai.

Dahi Hashirama berkerut. Darahnya berdesir deras, kekaisaran warisan leluhurnya di serang. "Kau lihat, siapa yang memimpin pasukan itu?" Tanya Hashirama tegas. Ia sedang menyembunyikan keresahannya atas negeri yang ia pimpin.

"Seseorang dengan surai coklat." Jawab sang kasim ragu.

"Kakashi sedang berada di istana Kamakura Bafuku, beritahu dia untuk menghadapku sekarang."

Sang kasim mengangguk mematuhi perintah sang Kaisar. Bergerak mundur kebelakang, setelah memberi penghormatan pada sang Kaisar.

Onix hitam sang Kaisar menerawang keseisi kamar megahnya, memikirkan keberadaan Jenderalnya yang selalu dapat menguasai medan perang.

"Kembalilah Naruto, perang akan segera dimulai."

...

Suara ringkikan kuda di pagi buta, kian membuat mutiara keunguan milik sang Murashakiro No Hime enggan terpejam. "Kenapa diluar ramai sekali Tomoyo? Pergi keluar dan lihatlah apa yang terjadi." Perintah Hinata lembut pada dayang setianya.

Tomoyo beringsut dari posisi duduk bersimpuhnya, membungkuk sekilas pada Hinata sebelum meninggalkan kamar sang Jenderal.

'Semoga tidak terjadi hal buruk, Kami-sama.' Dalam hatinya, Hinata merasa sangat gelisah dengan kedatangan beberapa orang berkuda ke Istana Kamakura Bafuku. Terlebih lagi sang suami tak berada di tempat ini. Membuatnya merasa cemas akan tujuan para pasukan berkuda tersebut bertandang ke istananya.

...

"Hatake-sensei, anda di panggil Tenno-sama ke Daidairi sekarang."

Pria bersurai perak yang baru saja mendudukkan dirinya di tatami hijau ruang tamu istana Kamakura itu tersentak. Pandangan yang sedari tadi mengarah ke tatami hijau seketika beradu dengan iris hitam sang kasim.

"Benteng Kyoto diserang pasukan berkuda, dari gerak-geriknya mereka adalah samurai terlatih." Potong salah satu samurai datang bersama sang kasim.

Guru dari Jenderal samurai itu terdiam. Ibu kota diserang, sementara sang Jenderal bersama dua Samurai yang senior Heian kini tengah berada di luar ibu kota. Ia cukup mengerti maksud sang Kaisar memanggil dirinya ke istana Kekaisaran. "Tunggu disini. Aku akan berganti pakaian dan mengambil katanaku."

...

Langkah pelan dari sepasang kaki mungilnya menapak perlahan, menyusuri rokka kayu istana sang Jenderal. Dengan di papah oleh Tomoyo, sang dayang. Hinata berjalan perlahan membawa tanggungan sang buah hati di perutnya yang kian membesar. Tangannya senantiasa berada di belangkang pinggang mungil yang mulai kepayahan menopang perut buncitnya.

Fajar itu, Hinata dengan masih mengenakan nagajuban putihnya, memaksakan diri untuk keluar dari kamarnya. Berniat melihat siapa yang menyambangi istananya pagi buta begini.

Mutiara lavendernya sontak membulat saat melewati kamar tamu yang tengah dihuni oleh guru sang suami. Hinata mendapati Hatake Kakashi keluar dari pintu geser tersebut diiringi oleh sang istri, Shizune.

Bukan keberadaan Kakashi bersama sang istri dihadapannya yang membuat ia terkejut. Tapi pakaian yang di kenakan oleh sang gurulah yang membuat ia terkejut. Kakashi mengenakan baju zirah yang dibawakan oleh sang kasim yang sempat bertandang ke istana Kamakura Bafuku. Di tangannya ia menggenggam katana. Seolah pria paruh baya itu siap turun ke medan perang.

Shizune, istri sang guru berjalan melewati tubuh tegap sang suami, menghampiri Hinata yang wajahnya sudah memancarkan raut ketakutan yang teramat sangat.

"Apa akan ada perang Kakashi-sensei...?" Suara Hinata bahkan terdengar bergetar diiringi air mata yang sedikit menggenang di pelupuk sayunya.

Shizune buru-buru merengkuh tubuh rapuh wanita hamil itu. Ia mengelus lembut punggung Hinata yang bergetar ketakutan. "Semua akan baik-baik saja, suamimu akan kembali, dan melindungi kota ini..."

"Naruto-kun dimana....?" Racau Hinata mulai ketakutan.

"Kemungkinan mereka terjebak di Naniwa. Aku punya firasat pemberontakan ini di susun oleh para samurai dari Naniwa.

Tubuh Hinata hampir limbung kebelakang jika saja Shizune tidak sigap menopangnya. Penuturan Kakashi membuatnya merasakan gelisah yang sangat besar. Nyawa sang suami yang sangat ia khawatirkan saat ini. Apa lagi ia tahu bahwa keberadaan Naruto di Naniwa adalah untuk menangkap Sasuke. Ia masih ingat jelas bagaimana suaminya di kalahkan oleh pewaris Uchiha itu.

...

"Kau sudah tahu alasanku memanggilmu kesini." Suara Hashirama terdengar berwibawa dan tampak dingin ketika berbicara dengan salah satu guru samurai terkuat di Shinto Ryu, yang sedang duduk dihadapannya.

"Hamba sudah tidak muda lagi, Tenno-sama, tapi demi Negeri ini saya bersedia menggantikan Naruto memimpin pasukan sampai dia kembali."

Hashirama mengangguk sekilas menanggapi ucapan Kakashi. "Kau sempat di calonkan menjadi Shogun, Kakashi, hanya karena kau bukan Uchiha, kemampuan mu tak di perhitungkan."

"Hamba lebih tertarik mendidik samurai baru dari pada memiliki tahta."

...

Bruk

Tubuh Konohamaru jatuh ke hamparan rumput saat usahanya mempertahankan kuda-kuda gagal. Ia terdorong kebelakang saat katana Shikamaru menghantan katananya. Bukan perkara mudah untuk samurai muda sepeti Konohanaru untuk menumbangkan Shikamaru.

Shikamaru tersenyum penuh kemenangan. Berjalan mendekati Konohamaru yang tunbang. Katananya teracung ke arah tubuh Shikamaru. Siap menebas tubuh samurai muda yang terjungkal di atas hamparan rumput.

"Kau tidak bisa berkutik, bocah tengik..?" Katana Shikamaru tepat teracung di leher kekar Konohamaru. Tapi samurai muda malah tersenyum miring.

"Perhatikan sekitarmu Nara-san, boleh jadi kau bisa mengalahkanku, tapi lihat pasukanmu."

Shikamaru mengedarkan pandangannya ke sekitar padang rumput yang menjadi arena pertarungan mereka. Puluhan pasukan yang ia bawa tumbang tak bernyawa dan tinggal menyisakan Sai yang kewalahan menangkis serangan dari para Samurai pengkhianat itu. Tentu saja, jumlah pasukannya kalah banyak dengan pasukan penhkhianat yang di pimpin Konohamaru.

Trangggg

Merasa Shikamaru lengah dengan mudah Konohamaru menangkis katana sang Saiteki yang mengancamnya. "Kami tidak punya waktu untuk meladeni anda Nara-san, Hyuuga-sama sudah tiba di gerbang Utama Kyoto." Konohamaru bangkit dan berjalan menuju kudanya yang berdiri cukup jauh.

"Sampai berjumpa di Kyoto Nara-san." Ejek Konohamaru sambil menunggangi kudanya. Ia mengarahkan kudanya bersama para pasukannya menuju benteng Kyoto.

...

Shikamaru dan Sai, menyeret satu persatu jenazah pasukan mereka yang tergeletak di padang rumput, mereka berencana akan mengkremasi jenazah-jenazah itu, lalu melanjutkan perjalanan ke Kyoto. Beruntung masih ada beberapa kuda yang bernyawa.

"Kremasi mereka, kita akan bergerak menuju Kyoto."

Pandangan Shikamaru dan Sai teralih dari tumpukan jenazah tersebut. Suara tegas yang sangat mereka kenali. Suara pemimpin mereka.

"Shogun-sama..." Ucap keduanya bersamaan.

...

Kakashi berdiri tegak dipuncak benteng Kyoto. Menyaksikan para pasukan pengkhianat dengan persiapan yang matang memanahkan ratusan anak panah kepuncak benteng. Sudah tak terhitung lagi berapa banyak samurai setia yang gugur. Kyoto mulai kehilangan kekuatannya. Mereka diisolir dari luar. Ribuan pasukan dari berbagai provinsi mengepung empat penjuru gerbang benteng Kyoto.

Tak ada jalan lain meminta bantuan, sekalipun itu pada perguruan Shinto Ryu yang letaknya tak jauh dari Kyoto. Pergerakan pasukan ibu kota benar-benar di batasi.

"Kau tahu dalang dibalik ini semua." Guru Samurai bersurai perak dengan bekas luka di kelopak matanya itu mengalihkan pandangannya pada sang Kaisar yang berdiri di belakangnya.

"Seseorang yang punya kekuatan mengendalikan provinsi di luar Kyoto. Bangsawan dari Otsutsuki, dan orang yang paling berambisi untuk menguasai seluruh istana di Kyoto adalah mantan putera mahkota" Jawab Kakashi dengan analisanya.

Hashirama tersenyum kecut mendengar spekulasi Kakashi. "Aku salah memberikan kehidupan bangsawan padanya, dia menggigit tangan orang yang memberinya makan."

"Nasi sudah menjadi bubur Tenno-sama, yang bisa kita lakukan sekarang hanya mempertahankan Kyoto."

...

"Mereka belum membuka gerbangnya?"

Kepala Neji tertoleh, di belakangnya kini Sasuke sudah bersiaga dengan kudanya.

"Mereka cukup keras kepala." Jawab Neji sambil menyaksikan satu persatu pasukan Kyoto yang jatuh dari benteng akibat anak panah yang dilancarkan pasukannya.

"Kecoh mereka." Kali ini suara Toneri yang baru tiba di medan perang.

"Kurangi pasukan di gerbang utama. Perkuat serangan di gerbang selatan." Ucap Sasuke sambil menyeringai tipis.

"Kita serang mereka dari belakang." Timpal Toneri.

"Gerbang selatan Kyoto, langsung menuju istana Kamakura Bafuku." Neji tersenyum penuh kemenangan.

"Kau akan langsung bertemu adik jalangmu itu..." Goda Toneri dengan sedikit meledek.

"Kita serang mereka dari dalam benteng. Aku dan Neji akan membawa pasukan keselatan. Kau tetap disini Toneri. Perhatikan gerak-gerik ayahmu diatas sana." Kali ini Sasuke yang meledek Toneri sambil mengalihkan arah kudanya bersamaan di ikuti oleh Neji.

'Hinata, kita bertemu lagi imouto.'

つづく
Tsudzuku

Continue Reading

You'll Also Like

902K 57.7K 37
Sakura menginginkan bayi tanpa harus menikahi laki-laki. -oOo- Naruto © Masashi Kishimoto AvalerieAva 2017 present : Single.
52.4K 8.4K 35
Dalam perjalanan balas dendamnya Hinata menemukan Naruto, pria dengan sejuta ambisi di dalam kepalanya. Namun jika punya satu tujuan yang sama, buka...
73.6K 9.5K 46
Kau tahu apa yang paling aneh dengan diriku? Aku tetap mempertahankan hubungan ini meski situasi kita salah, dan masih mencintaimu walaupun kau telah...
518K 24.8K 27
[FANFICTION ANIME NARUTO PAIR SASUSAKU] Disini Riani akan mencoba untuk menghubung kan setiap bagian dari Sakura dan Sasuke seperti menghubungkan Sak...