Fox And Flower

By nanaanayi

1M 90.9K 19.5K

Historical Naruhina Fanfiction (FOR 18 +) Hidup bersama dan mengabdi dengan orang yang membatai keluarganya a... More

001. Lamaran Membawa Petaka
002. Malam Pembantaian
003. Di Bawah Pohon Ginko
004. Kehancuran Uchiha
005. Saudara
006. Sangkar Emas -1-
007. Sangkar Emas -2-
008. Rubah Emas dan Lotus Ungu
009. Kelopak yang Tersayat
010. Penyatuan
011. Luluh
012. Keegoisan
013. Kebimbangan
014. Bertemu Kembali
015. Keputusan
016. Ancaman
017. Terungkapnya Rahasia
018. Legenda Rubah Emas -1-
019. Legenda Rubah Emas -2-
020. Legenda Rubah Emas -3-
021. Legenda Rubah Emas -4-
022. Legenda Rubah Emas -5-
023. Legenda Rubah Emas -6-
024. Legenda Rubah Emas -7-
025. Legenda Rubah Emas -8-
026. Legenda Rubah Emas -9-
027. Legenda Rubah Emas -10
028. Legenda Rubah Emas -11
029. Legenda Rubah Emas -12
030. Awal dari Semua Kehancuran -1-
031. Awal Dari Semua Kehancuran -2-
032. Awal Dari Semua Kehancuran -3-
033. Awal Dari Semua Kehancuran -4-
034. Terciptanya Dendam -1-
035. Terciptanya Dendam -2-
036. Jalan Pembalasan -1-
037. Jalan Pembalasan -2-
038. Dibawah Cahaya Rembulan
039. Air Mata Sang Jendral -1-
040. Air Mata Sang Jendral -2-
041. Dendam Sang Geisha -1-
042. Dendam Sang Geisha -2-
043. Pernikahan Agung -1-
044. Pernikahan Agung -2-
045. Kembang Api Yang Terbakar -1-
046. Kembang Api Yang Terbakar -2-
047. Pangeran Yang Terbuang -1-
048. Pangeran Yang Terbuang -2-
049. Kelopak Sakura Yang Layu -1-
050. Kelopak Sakura Yang Layu -2-
051. Kebahagiaan Kecil Menuju Bencana Besar -1-
053. Mimpi Buruk Bagi Sang Jenderal -1-
054. Mimpi Buruk Bagi Sang Jenderal -2-
055. Kehancuran Itu Akan Terulang -1-
056. Kehancuran Itu Akan Terulang -2-
057. Malaikat Kecil Yang Malang -1-
058. Malaikat Kecil Yang Malang -2-
059. Cinta Yang Tak Pernah Terbalas -1-
060. Cinta Yang Tak Pernah Terbalas -2-
061. Rembulan Hitam Di Langit Kyoto -1-
062. Rembulan Hitam Dilangit Kyoto -2-
063. Pertarungan Pertama -1-
064. Pertarungan Pertama -2-
065. Menjelang Penyerangan -1-
066. Menjelang Penyerangan -2-
067. Tahta Atau Cinta -1-
068. Tahta Atau Cinta -2-
069. Menghitung Hari Menuju Perang -1-
070. Menghitung Hari Menuju Perang -2-
071. Penyerangan Pertama, Jebakan Naniwa -1-
072. Penyerangan Pertama, Jebakan Naniwa -2-
073. Penyerangan Pertama, Jebakan Naniwa -3-
074. Menembus Benteng Kyoto -1-
075. Menembus Benteng Kyoto -2-
076. Menembus Benteng Kyoto -3-
077. Kembalinya Kamakura Bakufu Ke Tangan Uchiha -1-
078. Kembalinya Kamakura Bakufu Ketangan Uchiha -2-
079. Jenderal Baru -1-
080. Jenderal Baru -2-
081. Racun Berwujud Kekuasaan -1-
082. Racun Berwujud Kekuasaan -2-
083. Salju Pertama Menjadi Saksi -1-
084. Salju Pertama Menjadi Saksi -2-
085. Salju Pertama Menjadi Saksi -3-
086. Serangan Dairi -1-
087. Serangan Dairi -2-
088. Serangan Dairi -3-
089. Jatuhnya Dairi -1-
090. Jatuhnya Dairi -2-
091. Binasanya Para Kitsune -1-
092. Binasanya Para Kitsune -2-
093. Cinta Abadi Siluman Rubah Dan Kaisar -1-
094. Cinta Abadi Siluman Rubah dan Kaisar -2-
095. Fitnah Keji -1-
096. Fitnah Keji -2-
097. Dusta Untuk Kebahagiaanmu -1-
098. Dusta Untuk Kebahagiaanmu -2-
099. Teman Hidup
100. Darah Sang Guru
101. Ikatan Hati -1-
102. Ikatan Hati -2-
103. Serigala Berbulu Domba -1-
104. Serigala Berbulu Domba-2-
105. Cinta Yang Kembali Dipersatukan -1-
106. Cinta Yang Kembali Dipersatukan -2-
107. Darah Lebih Kental Dari Air -1-
108. Darah Lebih Kental Dari Air -2-
109. Darah Lebih Kental Dari Air -3-
110. Kemalangan Hime -1-
111. Kemalangan Hime -2-
112. Bersatunya Samurai Tangguh Heian -1-
113. Bersatunya Samurai Tangguh Heian -2-
114. Lahirnya Sang Harapan Baru -1-
115. Lahirnya Sang Harapan Baru -2-
116. Menjemput Takhta Tertinggi -1-
117. Menjemput Takhta Tertinggi -2-
118. Menjemput Takhta Tertinggi -3-
119. Sekeping Rindu Untuk Lotus Ungu
120. Kenangan Malam Pembantaian
121. Pergolakkan Batin
122. Ketika Rembulan Memberikan Sinarnya Pada Sang Mentari
123. Merekahnya Lotus Ungu
124. Permaisuri Hati -1-
125. Permaisuri Hati -2-
126. Titik Hitam Di Musim Semi -1-
127. Titik Hitam Di Musim Semi -2-
128. Sayap Yang Dipatahkan -1-
129. Sayap Yang Dipatahkan -2-
130. Awan Gelap Musim Semi -1-
131. Awan Gelap Musim Semi -2-
132. Genderang Perang Tanpa bunyi -1-
133. Genderang Perang Tanpa Bunyi -2-
134. Pesta Kembang Api terakhir -1-
135. Pesta Kembang Api Terakhir -2-
136. Perisai Berduri Sang Kaisar -1-
137. Perisai Berduri Sang Kaisar -2-
138. Duri Dalam Daging -1-
139. Duri Dalam Daging -2-
140. Duri Dalam Daging -3-
141. Ego Sang Bunga -1-
142. Ego Sang Bunga -2-
143. Dinding Tak Kasat Mata -1-
144. Dinding Tak Kasat Mata -2-
145. Angin Racun Musim Gugur -1-
146. Angin Racun Musim Gugur -2-
147. Noda Cinta
148. Terwujudnya Kutukan -1-
149. Terwujudnya Kutukan -2-
150. Permaisuri Yang Terusir -1-
151. Permaisuri Yang Terusir -2-
152. Rindu Tak Sampai
153. Kelopak Terakhir Lotus Ungu
154. Kisah Cinta Yang Tak Lengkap
155. Sesal Tak Bertepi
156. Yang Tanpa Yin
157. Penebusan Dosa
158. Menanti Musim
159. Era Baru -1-
160. Era Baru -2-
161. Menjemput Takdir
Pengumuman

052. Kebahagiaan Kecil Menuju Bencana Besar -2-

9.1K 574 232
By nanaanayi

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata
Setting : Heian/Kamakura Periode

🌻🌻🌻🌻
Song Fic : Endless Love
By : Jackie Chan Kin & Hee Seon

Ost. The Myth

🌻🌻🌻🌻

Senja yang menjadi saksi bagaimana cinta sepasang manusia ini berpadu. Kilauan jingga yang kian meredup mengiringi sepasang manusia yang kini tengah mengejar tempat sang mentari beristirahat. Sang wanita melepaskan tiga anak panah dalam sekali tarikan busur ke mega jingga yang anggun, dan sang pria memacu laju kencang sang kuda hitam yang menjadi tunggangan mereka.

...

Hinata, istri sang Jenderal Samurai itu memang dididik oleh sang ayah untuk di persiapkan menjadi seorang istri penguasa. Kelembutan bak dewi hujan, dan kekuatan bak dewi perang berpadu dalam dirinya.

Dididik sejak kecil untuk menjadi alat politik sang ayah, membuatnya mau tidak mau harus bisa berperan sebagai geisha lembut yang mampu memainkan segala jenis alat musik, menari berbagai jenis tarian, hingga berhias yang memikat. Disisi lain dia juga harus bisa berperan sebagai yamato nandeshiko istri idaman yang mampu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga dengan baik, Hinata mampu memasak berbagai masakan rumit yang biasa di makan oleh para keluarga istana. Sekalipun seorang istri penguasa dilarang menginjak dapur. Tapi belajar memasak membuatnya memiliki cita rasa tinggi yang di perlukan seorang istri penguasa untuk mengendalikan dapur istana.

Disamping semua itu Hinata tumbuh menjadi wanita dengan perawakan lembut namun tegas di dalam. Memanah, Menggunakan katana, dan menunggang kuda sudah menjadi makanan sehari-harinya, mengingat ia tumbuh besar bersama sang kakak, Samurai yang bertugas dalam Majelis Hukum Dinasti Heian.

Tak akan ada yang meragukan kepantasan tuan puteri dari klan Hyuuga ini untuk mendampingi sang Jenderal Samurai. Hasil dididikan Hyuuga Hiashi yang memiliki ambisi tinggi menjadi besan keluarga Kaisar atau Keshogunan kini menghasilkan seorang wanita tangguh yang mampu mendampingi sang Jendral yang paling di takuti seluruh penjuru dinasti ini.

...

Mito menggelengkan kepalanya. Ia sedikit kesal dengan kecerobohan yang dilakukan sang keponakan dan istrinya yang baru saja melakukan hal gila.

"Kau tahu, aku ini seorang siluman rubah, tapi tak sekalipun aku berani menunggang kuda saat sedang hamil.., dan kau Hinata, perutmu itu sudah benar-benar kentara jika kau hamil. Kau juga Baka." Mito melirik sang keponakan yang duduk bersila di dekat oshiire besar seraya menutup nagajuban putih yang tadi sempat disingkapnya untuk memeriksa perut besar Hinata.

"Aku, kenapa aku disalahkan?, dia yang meminta menunggang kuda, lagi pula aku sudah menjaganya, dia hanya mengalami keram. Kau berlebihan Ba-san!" Jawab Naruto enteng. Bukannya tidak khawatir pada keadaan anak dan istrinya. Tapi bibinya sendirilah yang pernah mengatakan bila perut wanita hamil keram itu adalah hal yang biasa.

Prang..

Mito melemparkan asal vas bunga yang terbuat dari giok itu ke arah kepala sang keponakan. Beruntung Naruto dengan cepat menghindar. Hingga vas bunga itu pecah menghantam lemari geser dibelakang tubuhnya.

"Kau mau membunuhku Kogo-sama?" Tanya Naruto dengan nada angkuhnya.

"Kau tidak akan mati hanya karena terlempar vas bunga." Jawab Mito santai. Ia bahkan melempar senyum anggun pada sang keponakan.

Hinata terduduk dengan susah payah dari posisi berbaringnya di futton. Ia bergidik ngeri saat melihat dengan enteng tangan sang permaisuri melempar vas bunga giok itu ke arah suaminya.

"Hal yang kau anggap biasa sering kali, membawa malapetaka ketika kau menyepelekannya." Pesan Mito seraya berdiri dan berjalan menuju pintu geser yang menjadi jalan keluar dari kamar keponakannya ini. "Istri dan anakmu baik-baik saja. Lain kali jangan sembarangan menuruti keinginan wanita hamil yang terkadang tidak logis."

Hinata tertunduk merasa bersalah mendengar teguran sang bibi. Sementara Naruto, ia tersenyum simpul. Ia tahu cara sang bibi mendidiknya sedikit menakutkan. Tapi dibalik semua sikap kejam dan angkuh yang di tunjukan Mito. Dia adalah seorang istri, ibu dan bibi yang menyayangi dan melindungi keluarganya dengan caranya sendiri.

"Naruto, temui aku di zanshiki ada yang ingin ku sampaikan padamu." Mito melangkah keluar dari kamar sang keponakan dengan uchikake merah keemasannya yang terseret indah di tatatami.

Jenderal Samurai itu, menghampiri sang istri yang tengah duduk diatas futton ia duduk tepat disamping sang istri. Tangan sewarna madunya membelai lembut helaian indigo kesayangannya itu. "Jangan meminta yang aneh-aneh lagi, jika kau tak mau Ba-san menganiayaku..." Bisiknya lembut tepat di telinga sang istri.

Bibir merah muda itu tersenyum dengan manis, tangan putihnya terulur membelai surai pirang sang suami. "Maafkan aku ya..."

Bukan jawaban yang di dapatnya, pria itu malah menariknya kedalam pelukan. Menumpukan dagu lancipnya pada bahu kecil yang menjadi sandaran kokoh baginya. Di kecupnya pelan pundak sang istri. "Aku akan menemui Ba-san di ruang tamu, kau tidurlah lebih dahulu.."

Hinata menggeleng pelan. "Aku akan menunggumu..."

Tangan sewarna madu milik sang Jenderal Samurai menyentil hidung mancung nan mungil milik sang istri. "Nakal..."

🍀🍀🍀🍀

"Apa mungkin , ada keterlibatan Sasuke dalam penyerangan di gerbang Naniwa?" Safir biru sang Shogun menatap lekat sang bibi yang kini duduk dihadapannya.

Cahaya temaram lilin yang menerangi ruang tamu istana Keshogunan tak dapat membuat Mito menyembunyikan kegelisahan yang ditampakkan manik kelabu dari safir sang keponakan.

Mito menghela nafas panjang. Dan itu cukup memancing rasa ketidak sabaran keponakannya yang menjabat sebagai Jenderal Samurai. "Kau tahu.., beberapa hari setelah kaburnya Sasuke dari penjara bawah tanah. Penglihatan mata batinku padanya tertutup. Ada kekuatan lain yang menutupi dirinya...,"

"Kekuatan yang sama seperti kekuatan yang melingkupi Kyoto saat Okaa-chan diserang?" Tanya Naruto dengan amarah yang menggebu-gebu.

Berat hati Mito untuk mengakuinya. Tapi yang dikatakan oleh keponakannya itu benar. Ada kekuatan besar yang melindungi Sasuke saat ini. Kekuatan yang sama saat Kyoto di segel oleh Obito saat Kushina di perkosa. "Dengar..." Mito mencoba mengatur intonasi bicaranya agar keponakan tempramentalnya itu tak mengamuk di tengah malam.

Naruto mendengus kesal. Ia tahu sikap yang ditunjukkan sang bibi adalah untuk menenangkan emosinya.

"Kita tahu, saat pembantaian klan Uchiha, Akatsuki lolos dari jangkauanmu. Mereka membawa semua pusaka milik Obito. Dan yang tentu kau juga mengetahuinya, bahwa akatsuki adalah murid setia Obito, yang juga menganut ilmu hitam untuk menumbalkan kitsune?" Jelas Mito dengan tiap pekataan yang ia atur serapi mungkin agar Naruto tidak mengamuk.

Brakkkk

Mito menghela nafas, ia gagal. Naruto kini memukul kuat meja pendek yang ada dihadapannya. Beruntung otak sang Shogun masih berpikir tentang istri hamilnya yang tengah beristirahat. Karena bisa saja meja yang terbuat dari kayu jati itu terbalik karena menjadi pelampiasan emosinya.

"BAKA! BAKA! BAKA!" Sang Jenderal menggeram marah dengan tangan yang menjambak surai pirang pendeknya. "Kenapa aku tak bisa menghabisi mereka dalam kurun waktu tiga tahun?"

"Tak ada yang menyalahkamu jika Uchiha kembali bangkit. Aku tahu ikatan batinmu dengan Sasuke, sama seperti Hinata, dia adalah orang pertama di luar keluarga kita yang menerimamu. Kau masih menyayanginya sebagai saudara, itulah yang membuatmu menunda menghabisinya. Kau bahkan tak memprediksi dia bisa berkomplot dengan Akatsuki."

"Cih.." Naruto mendecih muak. "Omong kosong apa itu Kogo-sama?"

"Kau pernah mengatakan sudah tak mencintai Hinata, tapi kini..., kau bahkan tidak bisa di jauhkan darinya. Jika kau tak menganggap Sasuke lagi sebagai saudaramu, kenapa tak kau perkosa saja istrinya. Bukankah ayahnya melakukan hal yang sama pada ibumu? Tak perlu berbohong Naruto, matamu menjelaskan semua padaku." Mito berlalu begitu saja meninggalkan keponakannya.

Tapi sebelum melangkah keluar dari kamar ia menoleh sekilas pada sang keponakan. "Kau memberikan kesempatan hidup padanya. Berharaplah kelak ia juga memberikan kesempatan hidup padamu."

"AGGHHHHHHH!!!!" Naruto melempar semua pajangan yang ada dalam ruang tamu istana keshogunan itu. "Hhhhhh..., Uchiha Sasuke kali ini tak akan ku biarkan kau hidup."

🍀🍀🍀🍀

"Hime...Kenapa disini, bukankah aku menyuruhmu tidur?" Dahi tannya mengerenyit ketika mendapati sang istri yang kini tengah duduk di rokka kamar mereka.

Hinata mengalihkan pandangannya yang mendongak ke langit kelam malam itu. "Duduk disini, Naruto-kun...." Hinata menepuk tempat kosong disampingnya. Senyuman manis yang tersungging di bibirnya membuat sang suami tergelitik dan juga menampakkan senyuman tipis.

Sang Jenderal duduk di samping sang istri, dan hal yang sama yang akan ia lakukan saat bedekatan dengan sang istri. Tangannya kembali merengkuh hangat tubuh yang kini tengah menampung benihnya.

"Aku meyuruhmu istirahat..., kenapa berada di luar hmmmm?" Dagu lancip kecoklatan itu bertumpu pada pucuk kepala yang di tumbuhi surai indigo lebat yang selalu menjadi pusat ketenangannya.

Tangan Hinata melingkar erat pada pinggang tegap sang Jenderal, kepala indigonya ia sandarkan di dada bidang sang suami. Tubuhnya begitu pas masuk kedalam pelukan Naruto. Seolah tubuhnya memang di ciptakan untuk sang Jenderal.

"Aku belum mengantuk..." Jawab Hinata seraya menyamankan sandarannya pada dada bidang sang suami.

"Dasar nakal..., kau tidak hidup untuk dirimu sendiri sekarang..." Tangan Naruto yang melingkar di pinggang Hinata mengelus sekilas perut buncit dimana benihnya sedang tumbuh.

"Dia juga belum mengantuk..." Hinata mengalihkan pandangannya pada langit kelam yang di taburi ribuan bintang. "Kami ingin melihat bintang.." Satu tangannya menunjuk langit yang dihiaskan ribuan bintang.

"Sayang sekali malam ini tidak ada bulan..." Naruto mengecup sekilas pucuk kepala kesayangannya.

"Bulan akan muncul..., karena malam tak pernah mengingkari janjinya menanti rembulan.., dan bulan juga tak akan pernah mengingkari janjinya menemui sang malam..., ya kan, Anata...?"

Tangan Naruto mengelus lembut lengan yang berada dalam kungkungannya. Pipi tannya ia eluskan pada helaian indigo sang istri. "Terkadang bulan tak datang untuk menemani sang malam, tapi malam akan di temani dengan ribuan bintang yang menyayanginya."

"Cahaya rembulan tak akan pernah tergantikan untuk menyinari sang malam. Bahkan terkadang tanpa sang bintang sang malam tetap menanti cahaya rembulan walau dalam kehampaan.." Balas Hinata lembut. Tangan putihnya mengelus rahang tegas sang suami yang bertumpu pada kepalanya.

"Seperti Hinata yang selalu menanti Naruto kembali mencintainya...?"

Hinata mengangguk mendengar rayuan sang Shogun. "Kau pandai merayu sekarang Anata.."

"Aku perayu ulung..., kau jangan lupakan itu..., sejak kecil hanya aku yang dapat membuat wajahmu memerah..." Naruto mengeratkan pelukannya pada sang istri.

Hening.

Tak ada kata yang terucap dari pasangan suami istri ini. Mereka hanya saling memeluk dalam diam sambil memandang syahdunya langit malam. Hingga sang istri menggeliat dan mendongakan kepalanya. Menatap biru safir sang suami yang memancarkan ketakutan.

"Naruto-kun.....?"

"Hmm..." Naruto membalas tatapan mutiara lavender sang istri. Ibu jarinya mengelus lembut pipi putih tembam milik sang lotus ungu kesayangannya ini.

"Tak akan terjadi apa-apakan...?" Batin Hinata merasakan kegelisahan sang suami setelah kembali dari zanshiki.

Naruto tersenyum tipis. Menarik sang istri kembali bersandar pada dada bidangnya. "Semua akan baik-baik saja. Selagi kau mendampingiku semuanya akan baik-baik saja..."

"Aku sangat mencintaimu Naruto-kun..." Hinata menyamankan kepalanya bersandar pada dada bidang suaminya.

"Aku lebih mencintaimu dari yang kau tahu Hime...."

🍀🍀🍀🍀

Kelamnya langit malam itu tak hanya menjadi saksi pertautan cinta dari sang Jenderal dan sang istri. Jauh di tengah hutan rimba di arah barat daya Kyoto. Sepasang manusia tengah memandang langit yang sama. Di bawah pohon jati. Seorang gadis bersurai coklat tengah memandang kilauan cahaya bintang. Melihat kelamnya malam dengan ribuan cahaya bintang mengingatkannya pada sang kakak yang kini berada di istana sang Jenderal Samurai.

"Kau belum tidur, Hanabi?" Suara pria yang telah menyelamatkan nyawanya membuatnya tersadar dari lamunannya.

"Apa Hinata-nee bahagia disana?" Tanya Hanabi sambil menerawang.

Konohamaru tersenyum tipis. Onixnya memandang jari-jemari Hanabi yang telah di balut perban. "Shogun-sama sangat mencintai Hidenka-sama..."

"Aku tak yakin itu..." Jawab Hababi datar.

"Akan ku ceritakan kisah cinta mereka, yang tak kau ketahui. Dan hanya bisa kau dengar dari orang-orang yang telah lama menetap di Shinto Ryu."

🍀🍀🍀🍀

Mutiara lavender pria itu terus menatap lekat sosok wanita bersurai coklat yang tengah mengoleskan salep di lengannya dengan sangat telaten. "Siapa namamu?," Tanya sang pria dengan nada dingin.

"Tenten." Jawab wanita itu singkat. Dengan tatapan tak lepas dari kegiatannya.

"Klanmu?" Pria itu bertanya lagi seolah sedang mengintrogasi.

Gadis bernama Tenten itu hanya menggeleng pelan sambil tersenyum. "Hamba seorang budak Hyuuga-sama..."

Neji mengerutkan alisnya mendengar jawaban gadis itu. "Kau bukan orang Heian?"

"Hamba di beli dari Han*)..." Tak sedikitpun mata Tenten berani menatap mutiara sang pangeran Hyuuga. Entah bukan karena rasa takut atau rasa segan. Tapi ada perasaan lain yang mampu membuatnya gugup dan pipinya memanas ketika ia beradu pandang dengan Neji.

Sreekkk

Tenten dan Neji menoleh ke arah shoji yang terbuka. Toneri berdiri diambang pintu geser bersama Yahiko sang pemimpin Akatsuki.

"Bagaimana keadaanmu Hyuuga-sama?" Senyum dingin Toneri mengiringi pertanyaannya pada sang sulung Hyuuga.

"Seperti yang kau lihat Otsutsuki-san." Jawab Neji datar seraya mengalihkan pandangannya dari Tenten.

Toneri tersenyum simpul. "Kalau begitu kau akan kuungsikan sementara. Karena akan ada tamu agung dari Kyoto yang akan berkunjung keistana Naniwa."

🍀🍀🍀🍀

Tak ada yang menyadari kehadirannya di istana keshogunan. Bahkan mata para kitsune yang berada di dalam benteng kota Kyotopun tak dapat menyadari kehadiran Uchiha Sasuke yang kini tengah menikmati tiap inci kehangatan tubuh istri merah mudanya.

Sejak pertamakali menyelinap untuk melakukan malam pertama dengan sang istri. Uchiha Sasuke berulang kali nyusup kedalam istana keshogunan. Bahkan kini penyusupannya jauh lebih mudah dengan bantuan sang istri.

"Kenapa kau diam saja..., apa aku tak memuaskanmu malam ini hmmm?" Kedua tangan putih nan kekar mantan pewaris keshogunan Kamakura itu menyelinap di kedua sisi pinggang ramping sang istri.

Keadaan tubuh mereka yang hanya di tutupi selembar selimut tebal, membuat kulit mereka kembali bergesekan akibat pelukan dari belakang tersebut.

"Sampai kapan kita akan seperti ini terus...?" Sasuke mengangkat kepalanya yang tertunduk pada ceruk leher mulus sang istri. Begitu mendengar suara bergetar sang istri.

"Kau lelah dengan semua ini..?"

Sakura mengangguk sambil menahan isakan atas pertanyaan suaminya.

Pria Uchiha itu mengecup sekilas sisi kepala merah muda sang istri. "Setelah aku kembali menguasai istana ini."

Jawaban sang suami membuat Sakura mengigit bibirnya menahan isakan. "Aku tak sanggup lagi."

Sasuke seketika membalikkan tubuh sang istri dengan kasar. Hingga wanita musim semi itu meringis kesakitan. Onixnya menatap tajam pada emerald sang istri. Membuat nyali Sakura ciut seketika.

"Apa kau benar-benar mencintaiku?"

Pertanyaan sang suami membuat Sakura bak tersambar petir. Sang suami meragukan cintanya. Tak cukupkah bukti kesetiaannya selama ini.

"Jawab Sakura jangan hanya menangis..!" Sasuke mencengkram erat kedua lengan putih istrinya.

Sakura mengangguk sambil menangis.

"Buktikan cintamu. Jadilah mata-mata disini."

🍀🍀🍀🍀

"Ada apa datang kesini tengah malam?" Shion, wanita cantik bersurai pirang pucat itu bertanya ketus saat Ayame datang dari Istana utama ke Istana selatan untuk menemuinya.

Ayame tersenyum muak. 'Sungguh berbeda dengan Hidenka-sama.'

"Aku kesini hanya menjalankan perintah Hidenka-sama untuk mengantarkan shiromuku dan wataboshi untuk hari pernikahan anda." Sebenarnya Ayame benar-benar muak harus bertandang ke istana yang kini sepenuhnya di kuasai oleh mantan geisha kesayangan sang Jenderal ini. Tapi ia tidak mampu menolak permintaan nyonya cantiknya yang tengah hamil itu.

Ya, permintaan, karena Hinata tak pernah sekalipun memerintah pada dayang-dayang di istana utama. Istri sah Jenderal Samurai itu selalu menyelipkan kata 'tolong' ketika meminta sesuatu pada dayang-dayang disana.

'Aku tak habis pikir mengapa Hidenka-sama mengizinkan suaminya menikah dengan perempuan seperti ini.'

Sementara Shion memandang penuh kemenangan pada kimono putih pernikahan itu. 'Tak masalah pernikahan ini dilangsungkan secara tertutup. Aku akan tetap di panggil Hidenka-sama jika wanita jalang itu bersama bayi sialnya mati secara perlahan-lahan.

...

"Jadi bagaimana Hidan-san apa aku bisa mengirimkan guna-guna untuk melenyapkannya dan bayinya."

"Jangan melakukan hal ceroboh Shion. Ada kekuatan besar yang melindungi mereka. Guna-guna apapun tak akan berpengaruh. Hanya wanita itu sendirilah yang mampu membunuh janinnya. Dari pada sibuk memikirkan bagaimana cara membunuhnya. Lebih baik kau berusaha menarik simpatinya agar dia lengah. Lalu kirimkan guna-guna yang merusak akal sehatnya. Hingga dia membunuh dirinya sendiri dan janin dalam kandungannya."

つづく
Tsudzuku.

......

"Next Chap"

"Mimpi Buruk Bagi Sang Jenderal"

.........

*) Han : Sebutan untuk negeri Tiongkok/China pada masa dinasti Tang. Dinasti Tang di China berada dalam satu masa dengan Dinasti Heian di Jepang serta Dinasti Silla dan Goryeo di Korea.

Continue Reading

You'll Also Like

6.4M 615K 67
[Sudah terbit & Part masih lengkap] ARFAN itu singkatan [Arka Fanya] 🎧🎧 Arka zaidan adhinata, adalah siswa baru pindahan dari USA. Ia mempunyai bak...
52.2K 8.4K 35
Dalam perjalanan balas dendamnya Hinata menemukan Naruto, pria dengan sejuta ambisi di dalam kepalanya. Namun jika punya satu tujuan yang sama, buka...
1.4M 122K 64
Ziel adalah candu. Tawanya Candanya Aroma tubuhnya Senyum manisnya Suara merajuknya dan Umpatannya. . . . "Ngeri bang." - Ziel "Wake up, Zainka."...
194K 16.5K 87
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...