Fox And Flower

By nanaanayi

1M 90.9K 19.5K

Historical Naruhina Fanfiction (FOR 18 +) Hidup bersama dan mengabdi dengan orang yang membatai keluarganya a... More

001. Lamaran Membawa Petaka
002. Malam Pembantaian
003. Di Bawah Pohon Ginko
004. Kehancuran Uchiha
005. Saudara
006. Sangkar Emas -1-
007. Sangkar Emas -2-
008. Rubah Emas dan Lotus Ungu
009. Kelopak yang Tersayat
010. Penyatuan
011. Luluh
012. Keegoisan
013. Kebimbangan
014. Bertemu Kembali
015. Keputusan
016. Ancaman
017. Terungkapnya Rahasia
018. Legenda Rubah Emas -1-
019. Legenda Rubah Emas -2-
020. Legenda Rubah Emas -3-
021. Legenda Rubah Emas -4-
023. Legenda Rubah Emas -6-
024. Legenda Rubah Emas -7-
025. Legenda Rubah Emas -8-
026. Legenda Rubah Emas -9-
027. Legenda Rubah Emas -10
028. Legenda Rubah Emas -11
029. Legenda Rubah Emas -12
030. Awal dari Semua Kehancuran -1-
031. Awal Dari Semua Kehancuran -2-
032. Awal Dari Semua Kehancuran -3-
033. Awal Dari Semua Kehancuran -4-
034. Terciptanya Dendam -1-
035. Terciptanya Dendam -2-
036. Jalan Pembalasan -1-
037. Jalan Pembalasan -2-
038. Dibawah Cahaya Rembulan
039. Air Mata Sang Jendral -1-
040. Air Mata Sang Jendral -2-
041. Dendam Sang Geisha -1-
042. Dendam Sang Geisha -2-
043. Pernikahan Agung -1-
044. Pernikahan Agung -2-
045. Kembang Api Yang Terbakar -1-
046. Kembang Api Yang Terbakar -2-
047. Pangeran Yang Terbuang -1-
048. Pangeran Yang Terbuang -2-
049. Kelopak Sakura Yang Layu -1-
050. Kelopak Sakura Yang Layu -2-
051. Kebahagiaan Kecil Menuju Bencana Besar -1-
052. Kebahagiaan Kecil Menuju Bencana Besar -2-
053. Mimpi Buruk Bagi Sang Jenderal -1-
054. Mimpi Buruk Bagi Sang Jenderal -2-
055. Kehancuran Itu Akan Terulang -1-
056. Kehancuran Itu Akan Terulang -2-
057. Malaikat Kecil Yang Malang -1-
058. Malaikat Kecil Yang Malang -2-
059. Cinta Yang Tak Pernah Terbalas -1-
060. Cinta Yang Tak Pernah Terbalas -2-
061. Rembulan Hitam Di Langit Kyoto -1-
062. Rembulan Hitam Dilangit Kyoto -2-
063. Pertarungan Pertama -1-
064. Pertarungan Pertama -2-
065. Menjelang Penyerangan -1-
066. Menjelang Penyerangan -2-
067. Tahta Atau Cinta -1-
068. Tahta Atau Cinta -2-
069. Menghitung Hari Menuju Perang -1-
070. Menghitung Hari Menuju Perang -2-
071. Penyerangan Pertama, Jebakan Naniwa -1-
072. Penyerangan Pertama, Jebakan Naniwa -2-
073. Penyerangan Pertama, Jebakan Naniwa -3-
074. Menembus Benteng Kyoto -1-
075. Menembus Benteng Kyoto -2-
076. Menembus Benteng Kyoto -3-
077. Kembalinya Kamakura Bakufu Ke Tangan Uchiha -1-
078. Kembalinya Kamakura Bakufu Ketangan Uchiha -2-
079. Jenderal Baru -1-
080. Jenderal Baru -2-
081. Racun Berwujud Kekuasaan -1-
082. Racun Berwujud Kekuasaan -2-
083. Salju Pertama Menjadi Saksi -1-
084. Salju Pertama Menjadi Saksi -2-
085. Salju Pertama Menjadi Saksi -3-
086. Serangan Dairi -1-
087. Serangan Dairi -2-
088. Serangan Dairi -3-
089. Jatuhnya Dairi -1-
090. Jatuhnya Dairi -2-
091. Binasanya Para Kitsune -1-
092. Binasanya Para Kitsune -2-
093. Cinta Abadi Siluman Rubah Dan Kaisar -1-
094. Cinta Abadi Siluman Rubah dan Kaisar -2-
095. Fitnah Keji -1-
096. Fitnah Keji -2-
097. Dusta Untuk Kebahagiaanmu -1-
098. Dusta Untuk Kebahagiaanmu -2-
099. Teman Hidup
100. Darah Sang Guru
101. Ikatan Hati -1-
102. Ikatan Hati -2-
103. Serigala Berbulu Domba -1-
104. Serigala Berbulu Domba-2-
105. Cinta Yang Kembali Dipersatukan -1-
106. Cinta Yang Kembali Dipersatukan -2-
107. Darah Lebih Kental Dari Air -1-
108. Darah Lebih Kental Dari Air -2-
109. Darah Lebih Kental Dari Air -3-
110. Kemalangan Hime -1-
111. Kemalangan Hime -2-
112. Bersatunya Samurai Tangguh Heian -1-
113. Bersatunya Samurai Tangguh Heian -2-
114. Lahirnya Sang Harapan Baru -1-
115. Lahirnya Sang Harapan Baru -2-
116. Menjemput Takhta Tertinggi -1-
117. Menjemput Takhta Tertinggi -2-
118. Menjemput Takhta Tertinggi -3-
119. Sekeping Rindu Untuk Lotus Ungu
120. Kenangan Malam Pembantaian
121. Pergolakkan Batin
122. Ketika Rembulan Memberikan Sinarnya Pada Sang Mentari
123. Merekahnya Lotus Ungu
124. Permaisuri Hati -1-
125. Permaisuri Hati -2-
126. Titik Hitam Di Musim Semi -1-
127. Titik Hitam Di Musim Semi -2-
128. Sayap Yang Dipatahkan -1-
129. Sayap Yang Dipatahkan -2-
130. Awan Gelap Musim Semi -1-
131. Awan Gelap Musim Semi -2-
132. Genderang Perang Tanpa bunyi -1-
133. Genderang Perang Tanpa Bunyi -2-
134. Pesta Kembang Api terakhir -1-
135. Pesta Kembang Api Terakhir -2-
136. Perisai Berduri Sang Kaisar -1-
137. Perisai Berduri Sang Kaisar -2-
138. Duri Dalam Daging -1-
139. Duri Dalam Daging -2-
140. Duri Dalam Daging -3-
141. Ego Sang Bunga -1-
142. Ego Sang Bunga -2-
143. Dinding Tak Kasat Mata -1-
144. Dinding Tak Kasat Mata -2-
145. Angin Racun Musim Gugur -1-
146. Angin Racun Musim Gugur -2-
147. Noda Cinta
148. Terwujudnya Kutukan -1-
149. Terwujudnya Kutukan -2-
150. Permaisuri Yang Terusir -1-
151. Permaisuri Yang Terusir -2-
152. Rindu Tak Sampai
153. Kelopak Terakhir Lotus Ungu
154. Kisah Cinta Yang Tak Lengkap
155. Sesal Tak Bertepi
156. Yang Tanpa Yin
157. Penebusan Dosa
158. Menanti Musim
159. Era Baru -1-
160. Era Baru -2-
161. Menjemput Takdir
Pengumuman

022. Legenda Rubah Emas -5-

7.2K 585 113
By nanaanayi

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto Alternate Universe Love Story Of Minato and Kushina
Setting : Heian/Kamakura Periode
inspired by
story of White Snake Legend

Gegap gempita kebahagiaan terdengar dari hilir hingga hulu sungai Kamogawa, ketika Senju Hashirama melepaskan kembang api pertamanya dari balkon kuil Shinogamo. Disamping kanan Hashirama berdiri Uzumaki Mito. Siluman rubah betina berusia seribu tahun yang dipercaya mendampingi sang putra mahkota membuka festival besar di negeri matahari terbit ini.

Di samping kiri Hashirama, berdiri Senju Tobirama sang kaisar yang bersebelahan dengan sang istri Permaisuri Senju Ginka.


"Kau lihat itu anata, seperti Hashi-chan jatuh cinta pada gadis bersurai merah itu..." Ujar sang Permaisuri sambil memeluk manja sang Kaisar yang juga menjabat sebagai suaminya.

"Dia itu kakak kekasih Minato. Seorang rakyat biasa." Jawab Tobirama dingin.

"Anata... sejak kapan kau membedakan status manusia seperti itu..." Ginka mengerucutkan bibirnya.

Tobirama mengelus sayang surai sang istri yang juga sudah memutih seperti surainya. "Aku bukan manusia sepicik itu, Tsuma..." Tobirama mencium pucuk kepala Ginka. "Jika memang mereka saling mencintai, aku tak akan menghalangi, lagi pula kita berdua sudah waktunya beristirahat. Sudah saatnya Hashirama mencari seorang putri mahkota, lalu naik tahta menjadi kaisar."

"Kau benar Anata..." Ginka mempererat pelukannya pada sang suami.

Dari hamparan padang rumput hijau tepian sungian Kamogawa, Kushina bersama sang kekasih memandang takjub puluhan kembang api yang menghiasi langit Kyoto malam itu. Sesekali violetnya melirik ke balkon kuil Shinogamo, ia tersenyum ketika melihat tawa sumringah sang kakak perempuan saat berada disamping sang putra mahkota.

Selama lima ratus tahun hidupnya, baru kali ini Kushina melihat kakaknya itu tersenyum begitu bahagia. Mito, kakak yang telah membesarkannya itu setelah orang tua mereka mati, tak pernah sekalipun menampakkan senyuman manis yang selalu di tahannya. Selama beratus-ratus tahun ia hanya mengkhawatirkan keaadaan Kushina yang belum juga melakukan pertapaan.

Tapi hari ini Kitsune betina sulung itu tersenyum bahagia. Sang adik yang telah menyelesaikan pertapaan dan telah mendapatkan pasangan hidup. Lebih dari itu keberadaan pria yang berstatus putra mahkota dinasti Heian yang kini berdiri disampingnya seolah memberi warna pada hidupnya yang hitam putih itu.

"Kenapa kau menangis diantara pesta seperti ini, sayang...??" Minato tiba-tiba berbisik di telinga mungil sang kekasih.

Kushina tak menjawab. Ia hanya menunjuk ke arah balkon di mana kakak perempuan kesayangannya sedang berdiri sejajar dengan para penguasa dinasti Heian.

Minato menolehkan kepalanya ke arah yang di tunjuk sang kekasih. Ia tersenyum kecut. "Kushina..., sudah ku katakan bahwa-" Ucapan Minato terputus. Karena secepat kilat Kushina menempelkan telunjuknya kebibir Minato.

"Biarkan..., kumohon biarkan aku berharap kali ini Minato-kun..., biarkan aku berharap dan berdoa pada Kami-sama, semoga Mito-nee menemukan kebahagiaan bersama Ouji-sama..."

Minato tak sanggup melihat lelehan air mata di pipi putih Kushina. Tangannya terulur dan menghapus perlahan air mata yang meleleh dari pipi kitsune betina.

Legenda pernah menyebutkan bahwa air mata kitsune betina itu terbentuk dari tetesan embun bunga teratai tempat mereka bertapa. Dan itulah yang dirasakan jemari Minato, sejuk. Jemari Minato terasa sejuk ketika menghapus air mata di pipi putih kemerahan bak buah persik milik Uzumaki Kushina.

Minato membawa Kushina kedalam pelukkannya, dan menyandarkan kepala sang kekasih di dada bidangnya. Ia tak tega jika harus kembali meluluhkan harapan Kushina akan sang kakak yang kelak bisa bersanding dengan putra mahkota. Minato lupa dengan kekuatan doa.., bahwa kelak Mitolah yang mengendalikan kekaisaran ini. Bahkan menjadikan putra mereka kelak sebagai Jendral para samurai.

"Minato-kun..." Panggil Kushina sambil tetap bersandar di dada bidang sang kekasih.

"Hummm" Jawab Minato ambigu. Saat ini dia hanya sedang menikmati mengelus surai merah sang kekasih dan menyembunyikan biru safirnya dibalik kelopak sewarna madunya.

"Kau kenal dengan orang yang ku tabrak di dekat stan minuman tadi???" Tanya Kushina sambil tetap bersandar di dada bidang Minato.

"Aku tak tahu namanya, tapi dari lempengan yang tergantung di obi hakama menunjukkan bahwa dia adalah anggota klan Uchiha."

"Apa mereka setara dengan klan senju yang menguasai kekaisaran?"

"Ya..., Klan Uchiha sudah beratus tahun menguasai Keshogunnan, putra sulung mereka selalu di nobatkan sebagai Shogun.., Jendral para samurai, bahkan keputusan Shogun setara dengan keputusan kaisar." Jelas Minato sambil menerawang kelangit. Menengok warna-warna kembang api yang menghiasi langit Kyoto malam itu.

"Apa mereka baik hati seperti klan senju...?" Tanya Kushina sambil memejamkan matanya.

"Tidak bisa dikatakan seperti itu.." Jawaban Minato ambigu. Dia tidak bisa menjawab terang-terangan jika salah satu dari samurai mendengar ia menjelekkan klan Uchiha hidupnya bisa berakhir di tiang gantungan.

"Mereka tidak baik..., setelah kita menikah aku tak mau tinggal disini..., aku tinggal di desa saja ya Minato-kun..., bersama orang tua mu..."

"Kau takut pada mereka?" Tanya Minato lembut. Ia mengecup pucuk kepala Kushina.

Kushina mengangguk dalam rengkuhan Minato.

"Aku akan melindungimu..., tapi aku tak akan memaksa jika setelah kita menikah dan aku di terima bekerja diistana kaisar, kau tak mau tinggal di Kyoto, tapi setiap aku kembali ke desa aku akan membuatmu kelelahan semalaman."

"Messuuummm ttebaneeeee" Kushina memukul pelan dada bidang Minato.

"Au....au... itu sakit Kushina..." Rengek Minato dibuat-buat.

oOo

Sudah sepertiga malam. Tapi Mito enggan memasuki alam mimpinya. Ia masih terjaga. Padahal besok pagi buta dia Minato dan Kushina akan melakukan perjalanan kembali ke desa di Kaki Fuji.

Dia menoleh ke sebelah kanannya. Kushina adiknya itu tertidur dengan tidak elit. Untung dia tidur di futton yang berbeda. Kushina tidur terlentang dengan kaki mengangkang dan air liur yang membasahi bantalnya.

'Apa yang akan di pikirkan Minato setelah mereka menikah..' Batin Mito sambil menggelengkan kepalanya.

Ia singkap selimut tebal yang menutupi tubuhnya yang terbalut Nagajuban putih. Mito keluar dari salah satu kamar tamu di paviliun Reikeiden itu.

Gazebo berbentuk persegi lima dengan atap meniru arsitektur china itu menjadi tempat Mito menghabiskan sisa malamnya di Daidairi. Ia duduk bersimpuh di lantai kayu gazebo yang terletak di taman paviliun itu. Membuat sebuah kaligrafi lambang klannya.

"Kau belum tidur..." Suara hangat itu menguar dihati Mito. Ia menoleh kebelakang tubuhnya. Hashirama berdiri tegap disana dengan cengiran lebarnya.

"Anda belum tidur Ouji-sama?" Tanya Mito sambil menatap Onix Hashirama penuh tanda tanya.

Hashirama berjalan dan duduk disamping Mito. "Kaligrafi buatan mu bagus..." Ujar Hashirama berbasa-basi.

"Tak perlu berbasa-basi Ouji-sama..., pasti ada hal lain yang membuatmu susah tidur." Mito kembali menggoreskan kuas di kertasnya.

"Bisakah kau tak pulang ke desamu." Satu kalimat Hashirama mampu membuat Mito menjatuhkan kuasnya.

"Aku harus pulang..." Jawab Mito lirih.

"Tinggalah disini dan jadi permaisuriku. Aku mencintaimu."

Deg.

Tiba-tiba degup jantung Mito terasa amat kencang. Tapi dia memilih untuk tak mengikuti kata hatinya.

Ia meletakkan kuasnya di tengah kertas, dan menggulung kertas yang menjadi media kaligrafinya. "Aku harus tidur segera..." Mito berdiri dan berjalan menjauhi gazebo. Tapi sebelum ia keluar dari gazebo langkahnya terhenti. "Aku akan kembali besok, dan kau tetap menjalankan kehidupanmu sebagai putra mahkota. Kita akan kembali menjalani kehidupan masing-masing. Terimakasih untuk hari ini." Ujar Mito tanpa menoleh. Ia berjalan menuju kamarnya.

Tapi Suara Hashirama kembali menghentikan langkahnya. Pria itu kini berdiri hanya dengan jarak beberapa centi meter di belakangnya. "Kita akan bertemu kembali di pernikahan Minato dan Kushina. Pikirkanlah jawabanku. Aku akan menanyakannya kembali dihari itu."

Mito hanya memilih diam seribu bahasa . Ia kembali melanjutkan langkahnya. Naik ke tangga berundak rendah dan setelah mencapai rokka paviliun ia geser shoji kamarnya dan masuk.

Sementara Hashirama. Ia hanya bisa tersenyum kecut sambil menatap punggung Mito.

oOo

Kereta kuda milik kekaisaran Heian sudah terparkir rapi di depan gerbang daidairi bersamaaan dengan menyingsingnya sang fajar.

Atas permintaan sang Putra Mahkota, Minato, Kushina dan Mito akan di antar dengan menggunakan kereta kuda menuju desa Kawaguchiko. Kawaguchiko adalah desa terdekat dengan kaki gunung Fuji yang menjadi tempat tinggal Minato.

Onix Hashirama menatap sendu wajah ayu Mito yang kini duduk di dalam kereta kuda. "Tolong pikirkan lagi permintaanku..." Ujar Hashirama lirih.

"Hamba tak pantas untuk anda Ouji-sama..." Jawab Mito tak kalah lirihnya.

Kereta kuda itupun melaju. Meninggalkan lubang yang amat dalam dihati sang putra mahkota.

...

"Berhenti disini." Pinta Mito pada sang kusir kereta tepat ketika mereka tiba di tengah hutan.

"Kenapa berhenti disini?" Tanya Minato panik. "Kalian akan diantar langsung kedesa kalian, aku akan langsung menemui orang tua kalian untuk melamar Kushina."

"Kami yatim piatu." Jawab Mito tegas. "Kau sudah melamar Kushina di hadapanku. Dan aku sudah menerimanya. Malam ini kami akan kerumah mu untuk membicarakan pernikahan."

Kushina hanya menunduk sambil meremas bagian bawah Yukata kuningnya. Ia hanya mematuhi apa keinginan sang kakak yang telah membesarkannya. Bisa diijinkan menikah dengan Minato saja dia sudah sangat bersyukur.

Tak ada pilihan lain. Minato mengizinkan Mito dan Kushina turun di tengah hutan. Karena perkataan Mito tak dapat terbantahkan lagi.

"Kami akan kembali kerumah untuk menyiapkan diri bertemu dengan orang tuamu." Mito berbicara pada Minato lewat jendela kereta.

Minato mengangguk sambil menatap sendu wajah Kushina. "Berjanjilah kau akan datang nanti malam." Minato menggenggam erat tangan Kushina.

Kushina mengangguk cepat, violetnya memandang penuh cinta safir biru Minato.

"Baiklah kami harus pulang." Ujar Mito.

Dengan berat hati Minato melepaskan pautan tangannya dengan tangan Kushina. Safir birunya memandang jauh ke arah Kushina yang berjalan beriringan bersama kakak perempuannya. Hingga dua gadis kitsune itu perlahan luput dari pandangan safir birunya.

oOo

Jiraiya dan Tsunade senang bukan kepalang saat mendengar Minato putranya mengatakan bahwa telah memiliki calon istri. Tsunade bahkan menyiapkan berbagai hidangan lezat dari hasil kebun dan ternak yang digarapnya selama ini bersama sang suami. Walau sebenarnya pasangan Namikaze ini ingin agar mereka saja yang menyambangi rumah Kushina.

Namun keterangan dari Minato bahwa sang kakak calon istri sudah bersikeras untuk datang ke rumah sederhana mereka. Akhirnya Tsunade memutuskan untuk menjamu sebaik mungkin keluarga calon menantunya itu.

oOo

Kushina memperhatikan pantulan cerminannya dirinya dari air kolam teratai yang ada di dalam goa tempat tinggalnya. Malam ini dia begitu cantik dengan Furisode putih berobi merah, sewarna dengan rambutnya tergerai melewati pinggul.

"Kau sudah siap?" Suara sang kakak yang berdiri di mulut goa membuat Kushina beralih dari pantulan dirinya.

Ia mengangguk dan berjalan menghampiri sang kakak.

"Malam ini juga aku akan beritahu pada meka tentang identitas kita." Mito sudah mengambil keputusan dan Kushina menerima itu.

"Tidak boleh ada kebohongan ketika sudah menjadi keluarga. Aku tak mau kehidupan baruku berlandaskan kebohongan. Sekalipun Minato-kun dan orang tuanya akan menolakku saat mengetahui kebenaran identitas kita, itu jauh lebih baik dari pada kita memulai hubungan baru dengan dasar kebohongan." Jawab Kushina tanpa ada keraguan di setiap perkataannya. Walau di dalam hatinya kini tengah diliputi kecemasan bagaimana jika orang tua Minato menolak hubungan mereka.

Bukan hanya itu Kushina juga takut jika Minato akan berhenti mencintainya jika pria pirang itu tau kebenaran siapa dirinya.

oOo

Manik sewarna madu Tsunade terbelalak antara terkejut dan bahagia saat ia menggeser shoji rumah sederhananya. Dua orang gadis yang amat cantik dengan rambut merah menyala melampaui pinggul berdiri diambang shoji. Salah satunya malah tersenyum hangat ke arah Tsunade.

Siapa lagi jika bukan Kushina.

...

"Jadi ini gadis pilihan Minato...,cantik sekali..." Puji Tsunade sambil menatap lekat penuh kasih sayang wajah cantik Kushina.

Kushina yang duduk bersimpuh di hadapan Jiraiya, Tsunade dan Minatopun tertunduk malu. Semua sifat sulit diatur bungsu kitsune ini sirna seketika, jika dia sedang berhadapan dengan pujaan hati.

"Ehem," Mito akhirnya mengeluarkan suaranya. Ia mulai berniat membicarakan hal serius, setelah beberapa saat lalu mereka saling berkenalan dan mengobrol santai. "Sebentar lagi kita akan menjadi satu keluarga, aku tak mau ada kebohongan diantara keluarga kita, aku ingin kalian mengetahui siapa kami sebenarnya."

Minato, Jiraiya dan Tsunade tak mengerti dengan yang baru saja Mito ucapkan. Mereka baru saja berkenalan dan Sekarang Mito ingin mengatakan siapa mereka sebenarnya.

"Sumimasen, apa maksudmu Mito-nee?" Tanya Minato dengan raut wajah penuh rasa penasaran.

"Aku tak akan berbasa-basi lagi. Aku akan mengatakan yang sebenarnya pada Oji-san dan Oba-san. Aku dan Kushina bukanlah manusia." Ucap Mito lantang.

"Pfffttttt" Jiraiya, ayah dari Minato itu menahan tawanya. "Ya..., kalian berdua memang bukan manusia, kalian itu cantik seperti bidadari. Aku saja mengira kalian bidadari yang turun dari Nirwana." Rupanya Jiraiya menganggap ucapan Mito itu adalah sebuah candaan.

Tsunade pun sama, seketika ia menyembunyikan kikikan kecilnya di balik telapak tangan yang menutup mulutnya. Sementara Minato, pria berambut pirang ini tak mampu membendung lagi tawanya. Ia bahkan terkekeh sampai mengeluarkan air mata dari sudut matanya.

"Ya...,ya..., hahhaha, kau benar Mito-nee, kalian berdua memang bukan manusia, kalian itu bidadari yang di turunkan dari Nirwana." Ujar Minato sambil tertawa.

Mito menghela nafasnya cukup panjang, karena ucapannya dianggap lelucon oleh tiga orang Namikaze dihadapannya ini. Sementara Kushina, hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan melihat kelakuan calon keluarga barunya ini.

"Kami adalah Kitsune."

Ketiga Namikaze ini terdiam mendengarkan kalimat yang baru saja dilontarkan Mito. Safir biru Minato seketika memandang violet Kushina seolah meminta penjelasan.

Sementara Jiraiya dan Tsunade terdiam dan berfikir. Tidak ada sama sekali raut wajah kebohongan atau ekspresi bercanda dari sang sulung Kitsune saat mengucapkan kalimat itu.

Kushina akhirnya memutuskan untuk menceritakan pertemuannya pertama dengan Minato. Minato terkejut setelah mendengar cerita Kushina.

Ternyata Kushina adalah rubah berekor sembilan yang pernah di tolongnya sepuluh tahun yang lalu.

Sementara Jiraiya dan Tsunade saling menatap penuh ketakutan. Mereka akui memang putra mereka sangat tampan. Hingga banyak orang tua gadis di desa mereka yang datang untuk melamar Minato. Catat orang tua para gadislah yang melamar anak laki-laki mereka.

Tapi tak pernah terlintas dipikiran mantan samurai dan mantan tuan putri ini bahwa siluman rubahpun bisa jatuh cinta pada putra tampan dan baik hati mereka ini.

Kushina hanya terdiam. Kini semua keputusan ada di tangan Minato. Dan dia sudah menerima keputusan terburuk yang akan diambil oleh Minato.

Mito menatap sendu sang adik yang duduk bersimpuh di sebelahnya. Ia mengelus bahu Kushina dengan lembut. Mencoba melapangkan hati Kushina atas kemungkinan buruk yamg terjadi.

Jiraiya dan Tsunade memandang putra mereka yang menunduk dan berfikir. Dua orang tua ini sebenarnya bingung. Mereka berdua sudah terlanjur menyayangi Kushina, sekalipun baru pertama kali bertemu. Tapi mereka juga tidak tahu resiko apa yang harus mereka terima jika putra mereka menikah dengan kitsune betina.

"Aku akan tetap menikah dengan Kushina." Suara Minato yang akhirnya terdengar membuat senyum mengembang di bibir ranum Kushina.

Sekaligus membuat Jiraiya dan Tsunade terkejut. Mito yang tak ingin melihat adiknya bahagia terburu-buru, melirikkan matanya kearah wajah khawatir Jiraiya dan Tsunade di hadapan Kushina.

Senyum bahagia yang tadinya mengembang di bibir Kushina kini berganti dengan raut wajah murung. 'Orang tua mana yang mengizinkan putranya menikah dengan seekor siluman rubah ekor sembilan betina." Batin Kushina.

Minato beranjak dari zabuton yang didudukinya di samping kedua orang tuanya. Ia mengambil posisi duduk bersimpuh dihadapan kedua orang tuanya dan membelakangi Kushina. Dan seketika pemandangan mengharukan pun terlihat di zanshiki sederhana rumah keluarga Namikaze.

Minato bersujud di hadapan kedua orang tuanya. "Aku mohon dengan sangat Otou-san, Okaa-san. Izinkan aku menikahi Kushina. Aku mencintainya dengan segenap hatiku. Dan aku bersumpah aku yang bertanggung jawab penuh atas apa yang dilakukan oleh Kushina."

Setitik air mata membasahi sudut mata Tsunade. Apa yang dilakukan Minato saat ini sama persis seperti yang dilakukan oleh sang suami saat mengakui hubungan diam-diam mereka di depan ayah Tsunade, kaisar terdahulu.

Jiraiya menghela nafas panjang. "Tegakkan kepalamu!"

Minato menuruti perkataan sang ayah. Ia kembali duduk bersimpuh di hadapan kedua orang tuanya.

"Kau tahu nak.." Jiraiya mulai berkisah. "Cara yang kau lakukan barusan, sama seperti cara ku meminta izin menikahi ibumu dihadapan ayahnya sang kaisar."

Tsunade memandang sendu wajah suaminya yang kini sedang menerawang. Sementara Kushina dan Mito, mereka harap-harap cemas menanti jawaban Jiraiya.

"Jadi aku tak punya alasan untuk memisahkan dua orang yang saling mencintai. " Jiraiya melemparkan senyum hangat secara bergantian pada Minato dan Kushina.

"Begitupun aku..." Timpal Tsunade dengan air mata haru yang membasahi pipinya.

Kushina menangis bahagia mendengar jawaban dari Jiraiya dan Tsunade. Impiannya untuk menikah dan mendampingi hidup Minato kini hampir menjadi kenyataan.

Sementara Mito, walau dia juga bahagia, ia sedang berfikir keras sekarang apa yang sebenarnya membuat Jiraiya dan Tsunade menerima adiknya yang seorang Kitsune menjadi menantu mereka.

"Kalian berdua pasti merasa curiga kenapa aku dengan mudah menerima semua ini." Ujar Jiraiya sambil melempar senyum pada Mito dan Kushina.

"Semua itu karena cinta. Kami berdua pernah mengalami penolakan akibat cinta kami yang terhalang status." Timpal Tsunade, yang disetujui melalui angguķan oleh sang suami.

"Dan untuk masalah kau adalah seorang kitsune aku juga punya alasan sendiri." Tambah Jiraiya.

つづく
Tsudzuku

Continue Reading

You'll Also Like

137K 8.3K 16
Terjemah Bahasa Indonesia Novel Naruto The Last Novel yang berisi kisah cinta sang tokoh utama yakni Uzumaki Naruto Novel akan memberikan penjelasa...
48K 6.8K 41
[SELESAI] "Di balik pria yang sukses, ada wanita kuat di belakangnya." Sayangnya peribahasa itu tak berlaku untuk Sasuke. Kesendirian yang banyak mem...
53.6K 7.8K 24
Disclaimer Naruto © Masashi Kishimoto Hyuuga Hinata, seorang Polisi lalu lintas yang baru pertama kali merasakan jatuh cinta dan bertekad akan memper...
52.4K 8.4K 35
Dalam perjalanan balas dendamnya Hinata menemukan Naruto, pria dengan sejuta ambisi di dalam kepalanya. Namun jika punya satu tujuan yang sama, buka...