Fox And Flower

By nanaanayi

1M 90.9K 19.5K

Historical Naruhina Fanfiction (FOR 18 +) Hidup bersama dan mengabdi dengan orang yang membatai keluarganya a... More

001. Lamaran Membawa Petaka
002. Malam Pembantaian
004. Kehancuran Uchiha
005. Saudara
006. Sangkar Emas -1-
007. Sangkar Emas -2-
008. Rubah Emas dan Lotus Ungu
009. Kelopak yang Tersayat
010. Penyatuan
011. Luluh
012. Keegoisan
013. Kebimbangan
014. Bertemu Kembali
015. Keputusan
016. Ancaman
017. Terungkapnya Rahasia
018. Legenda Rubah Emas -1-
019. Legenda Rubah Emas -2-
020. Legenda Rubah Emas -3-
021. Legenda Rubah Emas -4-
022. Legenda Rubah Emas -5-
023. Legenda Rubah Emas -6-
024. Legenda Rubah Emas -7-
025. Legenda Rubah Emas -8-
026. Legenda Rubah Emas -9-
027. Legenda Rubah Emas -10
028. Legenda Rubah Emas -11
029. Legenda Rubah Emas -12
030. Awal dari Semua Kehancuran -1-
031. Awal Dari Semua Kehancuran -2-
032. Awal Dari Semua Kehancuran -3-
033. Awal Dari Semua Kehancuran -4-
034. Terciptanya Dendam -1-
035. Terciptanya Dendam -2-
036. Jalan Pembalasan -1-
037. Jalan Pembalasan -2-
038. Dibawah Cahaya Rembulan
039. Air Mata Sang Jendral -1-
040. Air Mata Sang Jendral -2-
041. Dendam Sang Geisha -1-
042. Dendam Sang Geisha -2-
043. Pernikahan Agung -1-
044. Pernikahan Agung -2-
045. Kembang Api Yang Terbakar -1-
046. Kembang Api Yang Terbakar -2-
047. Pangeran Yang Terbuang -1-
048. Pangeran Yang Terbuang -2-
049. Kelopak Sakura Yang Layu -1-
050. Kelopak Sakura Yang Layu -2-
051. Kebahagiaan Kecil Menuju Bencana Besar -1-
052. Kebahagiaan Kecil Menuju Bencana Besar -2-
053. Mimpi Buruk Bagi Sang Jenderal -1-
054. Mimpi Buruk Bagi Sang Jenderal -2-
055. Kehancuran Itu Akan Terulang -1-
056. Kehancuran Itu Akan Terulang -2-
057. Malaikat Kecil Yang Malang -1-
058. Malaikat Kecil Yang Malang -2-
059. Cinta Yang Tak Pernah Terbalas -1-
060. Cinta Yang Tak Pernah Terbalas -2-
061. Rembulan Hitam Di Langit Kyoto -1-
062. Rembulan Hitam Dilangit Kyoto -2-
063. Pertarungan Pertama -1-
064. Pertarungan Pertama -2-
065. Menjelang Penyerangan -1-
066. Menjelang Penyerangan -2-
067. Tahta Atau Cinta -1-
068. Tahta Atau Cinta -2-
069. Menghitung Hari Menuju Perang -1-
070. Menghitung Hari Menuju Perang -2-
071. Penyerangan Pertama, Jebakan Naniwa -1-
072. Penyerangan Pertama, Jebakan Naniwa -2-
073. Penyerangan Pertama, Jebakan Naniwa -3-
074. Menembus Benteng Kyoto -1-
075. Menembus Benteng Kyoto -2-
076. Menembus Benteng Kyoto -3-
077. Kembalinya Kamakura Bakufu Ke Tangan Uchiha -1-
078. Kembalinya Kamakura Bakufu Ketangan Uchiha -2-
079. Jenderal Baru -1-
080. Jenderal Baru -2-
081. Racun Berwujud Kekuasaan -1-
082. Racun Berwujud Kekuasaan -2-
083. Salju Pertama Menjadi Saksi -1-
084. Salju Pertama Menjadi Saksi -2-
085. Salju Pertama Menjadi Saksi -3-
086. Serangan Dairi -1-
087. Serangan Dairi -2-
088. Serangan Dairi -3-
089. Jatuhnya Dairi -1-
090. Jatuhnya Dairi -2-
091. Binasanya Para Kitsune -1-
092. Binasanya Para Kitsune -2-
093. Cinta Abadi Siluman Rubah Dan Kaisar -1-
094. Cinta Abadi Siluman Rubah dan Kaisar -2-
095. Fitnah Keji -1-
096. Fitnah Keji -2-
097. Dusta Untuk Kebahagiaanmu -1-
098. Dusta Untuk Kebahagiaanmu -2-
099. Teman Hidup
100. Darah Sang Guru
101. Ikatan Hati -1-
102. Ikatan Hati -2-
103. Serigala Berbulu Domba -1-
104. Serigala Berbulu Domba-2-
105. Cinta Yang Kembali Dipersatukan -1-
106. Cinta Yang Kembali Dipersatukan -2-
107. Darah Lebih Kental Dari Air -1-
108. Darah Lebih Kental Dari Air -2-
109. Darah Lebih Kental Dari Air -3-
110. Kemalangan Hime -1-
111. Kemalangan Hime -2-
112. Bersatunya Samurai Tangguh Heian -1-
113. Bersatunya Samurai Tangguh Heian -2-
114. Lahirnya Sang Harapan Baru -1-
115. Lahirnya Sang Harapan Baru -2-
116. Menjemput Takhta Tertinggi -1-
117. Menjemput Takhta Tertinggi -2-
118. Menjemput Takhta Tertinggi -3-
119. Sekeping Rindu Untuk Lotus Ungu
120. Kenangan Malam Pembantaian
121. Pergolakkan Batin
122. Ketika Rembulan Memberikan Sinarnya Pada Sang Mentari
123. Merekahnya Lotus Ungu
124. Permaisuri Hati -1-
125. Permaisuri Hati -2-
126. Titik Hitam Di Musim Semi -1-
127. Titik Hitam Di Musim Semi -2-
128. Sayap Yang Dipatahkan -1-
129. Sayap Yang Dipatahkan -2-
130. Awan Gelap Musim Semi -1-
131. Awan Gelap Musim Semi -2-
132. Genderang Perang Tanpa bunyi -1-
133. Genderang Perang Tanpa Bunyi -2-
134. Pesta Kembang Api terakhir -1-
135. Pesta Kembang Api Terakhir -2-
136. Perisai Berduri Sang Kaisar -1-
137. Perisai Berduri Sang Kaisar -2-
138. Duri Dalam Daging -1-
139. Duri Dalam Daging -2-
140. Duri Dalam Daging -3-
141. Ego Sang Bunga -1-
142. Ego Sang Bunga -2-
143. Dinding Tak Kasat Mata -1-
144. Dinding Tak Kasat Mata -2-
145. Angin Racun Musim Gugur -1-
146. Angin Racun Musim Gugur -2-
147. Noda Cinta
148. Terwujudnya Kutukan -1-
149. Terwujudnya Kutukan -2-
150. Permaisuri Yang Terusir -1-
151. Permaisuri Yang Terusir -2-
152. Rindu Tak Sampai
153. Kelopak Terakhir Lotus Ungu
154. Kisah Cinta Yang Tak Lengkap
155. Sesal Tak Bertepi
156. Yang Tanpa Yin
157. Penebusan Dosa
158. Menanti Musim
159. Era Baru -1-
160. Era Baru -2-
161. Menjemput Takdir
Pengumuman

003. Di Bawah Pohon Ginko

13.6K 998 52
By nanaanayi

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata
Setting : Heian/Kamakura Periode

🍁🍁🍁🍁

Gadis kecil berambut pendek indigo itu terseok-seok berjalan menghampiri bocah laki-laki pirang yang duduk meringkuk di depan gerbang istana kaisar.

"Kau sedang apa disini?" Tanya gadis kecil itu sambil memiringkan kepalanya dengan imut.

"Aku sedang menunggu Bibiku disini, dia sedang bekerja di dalam." Bocah pirang itu menunjuk ke gerbang istana yang berada di hadapannya.

"Ayo main bersamaku sambil menunggu..." Gadis kecil itu mengulurkan tangan putihnya pada bocah sang pirang.

Dengan mata birunya yang berbinar bocah pirang itu menerima uluran tangan gadis kecil itu.

🍁🍁🍁🍁

"Siapa namamu?" Tanya bocah pirang itu sambil menatap lekat permata lavender milik si gadis kecil.

Gadis kecil itu tertunduk malu sambil menautkan jarinya, "Hyuuga Hinata, desu."

Bocah pirang itu membersihkan tangannya dengan menepuk telapak tangannya ke hakamanya, "Watashi wa, Uzumaki Naruto, desu." Bocah pirang itu menyodorkan tangannya mengajak sang gadis besalaman.

Hinata terkikik kecil sambil menutup mulutnya menahan tawanya. Melihat tingkah lucu Naruto.

Wajah ceria yang Naruto tampakkan, tiba-tiba memudar melihat Hinata yang tak kunjung menerima jabatan tangannya.

"Maaf, aku tau kau tidak mau bersalaman dengan anak seperti ku." Naruto mulai menarik tangannya, ia tutupi matanya dengan lengannya dan mulai menangis sesegukan dengan ingus yang jatuh di hidungnya lalu di tariknya lagi dengan nafasnya.

"Eh..." Hinata yang tersadar dari kikikan kecilnya segera mendekati Naruto yang sedang menangis.

Perlahan dia singkirkan lengan Naruto yang menutupi permata shapire itu.

Sehingga permata lavendernya bisa melihat jelas bocah pirang itu menangis sesegukan sambil menyedot kembali ingus ke hidungnya.

Hinata berusaha menahan kikikannya agar Naruto tidak semakin menangis "Naruto-kun kenapa menangis?" Tanyanya lembut.

"Kau tidak mau bersalaman dengan ku ttebayo..." Oceh bocah pirang itu di sela tangisnya.

Hinata kembali terkikik melihat tingkah lucu bocah pirang itu.

"Tuh kan kau menertawaiku lagi, hueeeeeee...." Naruto kembali menangis saat melihat Hinata terkikik.

Hinata gelagapan, lalu reflek mengambil sapu tangan yang terselip di obi yukatanya.

"Cup...cup... jangan menangis lagi Naruto-kun" Ujar Hinata lembut sambil menghapus air mata Naruto dengan sapu tangannya.

"Aku tertawa bukan karena mengejekmu tapi kau terlihat sangat lucu Naruto-kun." Jelas Hinata dengan lembut.

"Kalau begitu kau mau menjadi temanku?" Naruto kembali mengulurkan tangan tannya

"Hu'um..." Jawab Hinata sambil membalas uluran tangan Naruto yang memintanya berjabat.

"Yosh sekarang aku punya teman ttebayo..." Teriak Naruto sambil melompat kegirangan.

Hinata terkikik geli melihat tingkah bocah pirang itu.

"Hinata-sama..." Suara sang pengasuh menghentikan kikikan kecil Hinata.

"Ko-san?" Tanya Hinata lembut.

"Kita harus kembali sekarang, Hiashi-sama mencari anda."

"Ji-san, mau kau bawa kemana Hinata, ttebayo?" Rengek Naruto manja sambil memegang lengan Hinata menghalagi sang pengasuh membawa teman barunya pergi.

"Aku pulang dulu Naruto-kun besok kita bertemu lagi, janji....." Ujar Hinata sambil menyodorkan jari kelingkingnya.

"Janji ya... kita bertemu disini?" Naruto mengaitkan kelingingnya dengan kelingking Hinata.

Hinata mengangguk pelan, "Ini untuk Naruto-kun saja."

Sebelum berlalu Hinata menyerahkan sapu tangan putihnya yang di sulam dengan motif katak di salah satu sisinya.

"Jaa-ne..." Teriak Naruto sambil melambaikan tangan pada Hinata yang di bawa oleh pengasuhnya.

Hinata hanya membalas dengan lambaian tangan dan senyum manisnya.

🍁🍁🍁🍁

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, dan bulan berganti tahun, tanpa terasa persahabatan Naruto dan Hinata sudah memasuki tahun ke tiga.

Setiap pagi Naruto akan berdiri di gerbang istana, karena sang bibi akan membawanya masuk kembali saat malam tiba.

Karena para dayang di istana dilarang membawa anggota keluarga, maka Mito hanya bisa membawa Naruto masuk di malam hari, siang hari akan ada kasim yang diminta Mito mengantarkan makanan untuk keponakannya ini.

Setiap pagi, Naruto menunggu Hinatanya sambil duduk di ayunan di bawah pohon ginko di depan gerbang istana, Hinata akan datang dengan membawakan kue moci atau ramen kesukaan Naruto.

Hinta berlari terengah-engah, dengan kesusahan karena furisode yang digunakannya menjuntai-juntai di tanah.

"Hontou ni gomenasai Naruto-kun, aku terlambat karena harus berlatih menari..." Cicit Hinata lembut sambil membungkkukan badannya sebagai wujud permintaan maafnya.

Naruto berdiri dari ayunan yang didudukinya, dan melipat kedua tangannya di depan dada, pipinya dikembungkannya dan bibirnya mengerucut. "Aku tidak mau memamaafkan mu." Dengus Naruto.

Hinata ingin sekali terkikik melihat tingkah laku Naruto tapi dia tahan kikikannya, karena bocah pirang berusia tiga belas tahun itu akan marah padanya.

"Kau harus mendapatkan hukuman Hinata." Ucap Naruto sambil menampakkan seringai liciknya

"Heh, hukum?" Beo Hinata

"Kalau kau tidak mau dihukum aku tidak akan memaafkanmu." Rajuk Naruto lagi sambil membuang mukanya.

"Huh... Baiklah..." Jawab Hinata pasrah.

Naruto memasang pose berfikir sambil dengan menunjuk'nunjuk dagunya dengan telunjuknya. "Kau bilang tadi kau terlambat karena berlatih menari, aku ingin melihat kau menari."

"Bukankah setiap Naruto-kun memintaku menari, dan kemarin Naruto-kun janji tidak akan memintaku menari hari ini...." Rengek Hinata manja sambil menghentakkan kakinya ketanah.

Naruto terkikik geli melihat tingkah manja Hinata yang dianggapnya imut itu tapi dia tidak akan menyerah begitu saja, dia tidak mau melewatkan satu haripun tanpa melihat Hinata yang menari dengan indahnya.

Ada satu keistimewaan yang membuat Naruto, selalu ingin dan ingin melihat Hinata menari.

Tubuh Hinata selalu menguarkan wangi yang sangat harum, dan saat dia menari angin akan menguarkan aroma tubuhnya yang serupa bunga itu sampai sampai kupu-kupu selalu mengelinginya saat dia menari.

"Kalau kau tidak mau menari, aku tidak akan memaafkanmu, aku juga tidak akan mengayunkan ayunanmu saat kau bermain lagi." Ancam Naruto.

"Tidak, aku mau bermain ayunan dan Naruto-kun yang harus mengayunkannya untukku!" Rengek Hinata manja.

Naruto mendekatkan wajahnya ke wajah Hinata dan menatap lekat permata lavender dihadapannya. "Kalau begitu menarilah..."

Jika Naruto sudah meminta dengan cara seperti ini tidak mungkin Hinata bisa mengelak lagi.

Naruto mengeluarkan shinobue*) yang dia selipkan di hakamanya dan menunujukan pada Hinata.

Hinata tersenyum seraya menggangguk, ia mundur beberapa langkah kebelakang diiringi alunan musik mengalun lembut yang berasal dari shinobue yang di tiup Naruto.

Kaki mungilnya mulai mengikuti alunan musik dari shinobue, Hinata merentangkan tangannya sehingga tamotonya membentuk seperti sayap kupu-kupu.

Ia berputar-putar sambil mengikuti alunan musik dari shinobue yang ditiup Naruto, selang beberapa waktu bersama dengan angin yang menguarkan aroma bunga dari tubuhnya, puluhan kupu-kupu datang menghampiri Hinata, mengerubuninya seolah ikut menari bersamanya.

Sementara Naruto melihat keindahan dihadapannya tanpa berkedip, sambil meniup hikmat shinobuenya.

🍁🍁🍁🍁

Setelah puas melihat Hinata menari bersama kupu-kupu, kini giliran Naruto lah yang memenuhi permintaan Hinata untuk mengayunkan ayunan yang sedang didudukinya.

"Jangan kencang-kencang Naruto-kun nanti jika aku terlempar bagaimana?" Rengek Hinata ketakutan karna Naruto mengayunkan ayunannya sangat kencang.

Naruto terkekeh mendengar rengekan manja sahabatnya itu. "Jika kau terlempar maka aku pasti menangkapmu."

"Aku mau turun pokoknya"! Rengek Hinata manja.

"Baiklah..., baiklah Hime-sama." Tanggap Naruto sambil terkekeh.

Ditahannya pergerakkan ayunan itu dengan kedua tangan tannya.

Hinata merajuk dan duduk di bawah pohon beralaskan rumput dengan memeluk kakinya dan menyembunyikan wajah putihnya di lututnya, disusul Naruto yang merebahkan tubuhnya di samping gadis kecil itu.

"Nee, menyenangkan bukan?" Tanya Naruto dengan mata menerawang.

Hinata masih terdiam karena merajuk.

Merasa tak mendapat jawaban dari Hinata, Naruto berpindah ke posisi duduk dihadapan Hinata dan menatap intens wajah seputih susu itu.

"Kau marah padaku ya?" Tanya Naruto lembut dengan wajah polosnya. "Hinata ku mohon maafkan aku, jangan marah seperti ini aku mohon bicaralah..." Pinta Naruto putus asa.

Hinata masih terdiam tanpa melakukan pergerakan.

"Hinata kumohon jangan marah padaku...." Rengek bocah pirang itu, tangannya memegangi bahu Hinata sambi menggoyang goyangkan tubuh mungil itu.

"PFFFTTTT..." Suara menahan tawa itu terdengar bersamaan dengan mendongak nya kepala Hinata. "Naruto-kun lucu sekali saat ketakutan seperti itu, hihihihi..."

Tak ada jawaban dari bocah pirang itu. Ia hanya menatap intens permata lavender milik Hinata, dan hanya dalam hitungan detik bocah pirang itu langsung memeluk tubuh Hinata.

"Hinata berjanjilah padaku kau tidak akan pernah marah padaku, kau tidak akan pernah membenciku apalagi meninggalkanku." Suara sesegukan Naruto terdengar jelas di telinga Hinata karna Naruto menyandarkan kepala kuningnya dibahu Hinata.

Hinata menjauhkan kepala Naruto dari bahunya agar dia bisa melihat jelas wajah Naruto, dengan ujung ujung furisodenya dia menghapus lembut ari mata yang turun dari permata shapire Naruto.

"Bejanjilah Hinata kita akan bersama seperti ini selamanya, hanya kau satu-satunya temanku." Ucap Naruto sambil mengacungkan kelingkingnya , mengajak Hinata berjanji.

"Ya, aku berjanji kita akan bersama selamanya aku tak akan pernah meninggalkanmu." Jawab Hinata sambil menyambut kelingking Naruto.

Kelingking mereka saling bertaut menandakan perjanjian telah disepakati oleh kedua bocah berusia tiga belas tahun ini

"Kyaaaaa, Aku senang sekali, kita akan selalu bersama, bermain sepuasnya dan aku bisa melihat mu menari setiap hari, ttebayo..." Girang Naruto sambil mengangkat kedua tangannya ke atas.

Seketika bocah pirang itu langsung memeluk Hinata yang berada dihadapannya.

Sementara Hinata wajahnya sekarang sudah semerah tomat.

🍁🍁🍁🍁

"Naruto..." Merasa namanya di panggil Naruto melepaskan pelukannya dari sahabatnya ini dan menoleh ke asal suara.

Uzumaki Mito sang bibi rupanya sudah berada tidak jauh dari tempat mereka duduk sekarang.

"Tunggu ya Hinata..., aku dipanggil Ba-san kau jangan kemana mana ya, aku akan segera kembali" Pinta Naruto seraya mencubit pipi gembul Hinata yang kemerahan.

🍁🍁🍁🍁

Saat Naruto menghampirinya Mito langsung menarik Naruto kedalam istana.

Tangan-tangan putih Mito mencengkram kuat lengan Naruto "Sudah berapa kali Ba-san bilang jauhi gadis Hyuuga itu, jangan pernah bermain dengannya!" Bentak Mito sambil menggunacangkan tubuh keponakannya.

"Aku tidak mau Ba-san aku dan Hinata sudang berjanji akan bersama-sama selamanya, kenapa Ba-san selalu menyuruhku menjauhinya?!" Jawab Naruto dengan sedikit meringis kesakitan karna cengkraman sang bibi.

"Tatap mata Ba-san sekarang!" Perintah Mito sambil mengguncang tubuh Naruto.

Seketika mata Mito berubah menjadi merah menyerupai mata seekor rubah, perlahan pandangan Naruto mulai bepindah ke dimensi lain.

Dia melihat jelas pria bertubuh tegap dengan rambut sebahu berwarna coklat sedang duduk di atas tatami, ya, Naruto sangat kenal siapa pria ini, pria yang datang kerumahnya bersama segerombolan orang yang membantai keluarganya.

🍁🍁🍁🍁

"Hinata.." Pria itu memanggil nama Hinata. Kenapa orang itu mengenal Hinata.

Hinata berlari kecil menghampiri orang itu, sebenarnya ada hubungan apa orang jahat ini dengan Hinata.

"Ya, ada apa Otou-sama?" Jantungku seperti akan lepas saat Hinata memanggil orang yang menghancurkan keluarga ku ini degngan panggilan Otou-sama, katakan ini bohong, katakan Hinata bukan anak pria jahat itu.

🍁🍁🍁🍁

"TIDAAAKKKKKK!!!!!" Jerit Naruto keras, Mito segera memeluk tubuh keponakan kesayangannya itu.

Naruto memandang sekitarnya, dia sudah berada di dimensi nyata sekarang.

"Kau tahu 'kan kenapa Ba-san melarangmu berteman dengannya?" Ujar Mito sambil mengelus punggung sang keponakannya

Naruto mengangguk dalam pelukan sang bibi.

"Mulai sekarang kau tak perlu keluar dari istana di pagi hari dan kembali saat malam hari, kau bebas bermain di istana sekarang." Pelukan Mito semakin erat pada sang keponakan.

Naruto melepas pelukan sang bibi dan menatap mata abu-abu sang bibi dengan penuh tanda tanya.

"Bibi akan menikah dengan putra mahkota, Naruto, kau dengar itu, kita akan menguasai kekaisaran, kita akan habisi semua orang yang menyakiti keluargamu." Ucap Mito pelan, karena sekarang mereka berada di halaman belakang istana kekaisaran.

🍁🍁🍁🍁

Hinata terus menunggu Naruto di depan gerbang istana, bahkan sampai pengasuhnya menjemput, Naruto tak kunjung keluar untuk menemuinya sesuai janjinya.

Sejak Hari itu Naruto tidak pernah lagi keluar dari gerbang istana untuk menemui Hinata, padahal setiap hari Hinata selalu datang dan menunggunya.

Hingga suatu hari dimana diadakannya pesta pernikahan di istana, pernikahan putra mahkota Senju Hashirama dengan seseorang yang bernama Uzumaki Mito, yang merupakan kepala dayang istana dalam kekaisaran yang disebut Dairi. Hinata dan seluruh keluarganya datang ke pesta penting itu.

"Naruto-kun kau kah itu...?" Panggil Hinata saat melihat bocah pirang yang tak ia jumpai selama satu bulan itu, sedang berjalan dengan hakama dan haori mewahnya di pekarangan istana.

Naruto menoleh dan mencari asal suara, sebuah jawaban menyakitkan keluar dari bibir Naruto "Maaf Nona kau siapa?"

🍁🍁🍁🍁

Tepukan pelan dipipi putihnya membuat Hinata membuka matanya dari tidur panjangnya selama perjalanan dari kediamannya yang sudah rata dengan tanah menuju istana keshogunan.

Dia memang sengaja memejamkan matanya hingga tertidur agar dapat melupakan kenyataan bahwa sang ayah sedang terseret bersama kereta yang ia duduki.

Tapi semua itu sia-sia karena sekarang dia terbaring di atas fufon, dengan posisi tertindih di bawah kungkungan pria keji yang sudah menghancurkan keluarganya, dan itu membuatnya menyadari bahwa pembantaian klannya bukanlah sebuah mimpi.

"Kau sudah bangun Hime?" Suara itu, suara yang sangat dia rindukan itu sekarang terdengar sangat menjijikkan, setelah apa yang dilakukan oleh sang pemilik suara tersebut.

"Oh aku lupa, kalau totokan bibiku belum dilepaskan, jadi kau tidak bisa bicara, tapi sepertinya aku mau menikmati tubuh mu dulu sebelum kulepas totokannya, kau pasti akan meronta-ronta jika ku lepaskan totokannya." Ucap pria yang sekarang sudah berada di atas tubuhnya.

Tangan Naruto membelai pipi mulus Hinata, lalu beralih ke bibir mungil yang berwarna peach itu.

Elusan di bibirnya yang begitu lembut, di akui hinata memang terasa sangat nyaman, tapi dia tidak lupa bagaimana orang yang sedang mengelus bibirnya ini menghancurkan keluarganya.

"Kau pikir kenapa bibiku melamarkan mu untukku, karena cinta? Kau naif sekali Hime, percaya begitu saja bahwa, ketika aku berkata tidak mengenalmu itu karna aku sempat terjatuh dan kepala ku terbentur sehingga aku kehilangan ingatan, kau terlalu bodoh, aku memang dengan sengaja saat itu tidak mengakui mengenal mu."

Hinata tau jika itulah kenyataan yang harus dia hadapi sekarang, pria pirang yang sedang menindih tubuhnya ini tidak pernah mencintainya, rencana pernikahan, dan lamaran itu hanyalah sebuah jebakan untuk membantai klannya.

Jika saja dia tidak terbujuk permintaan maaf Naruto sambil bersujud dikakinya karena sudah melupakannya. Jika saja dia tidak pernah menerima lamaran hina ini, keluarganya tidak akan pernah dibantai.

Air mata mengalir dari mata bulannya, tubuhnya yang tidak bisa digerakan itu membuat tangan Naruto dengan bebasnya melepaskan obi yang mengikat furisodenya, pria itu bahkan dengan sangat lancang mendekatkan wajahnya dengan wajah Hinata dan menempelkan bibirnya dengan bibir mungil berwarna peach itu.

"Kau masih sangat wangi seperti dulu Hime...." Ucapnya sambil menikmati tiap kecupan pada leher putih itu.

Hinata ingin berteriak keras, dan membunuh pria yang sekarang sedang menjamahi tubuhnya ini. Jika saja dia tidak di totok sudah dari tadi dia meronta dari kukungan pria yang sudah membantai klannya ini.

"Sumimasen Shogun-sama ada berita penting yang harus disampaikan." Suara orang dari balik shoji itu menghentikan aktivitas Naruto bermain dengan tubuh Hinata.

"Cih, Kusso!" Umpat Naruto sambil menjauhkan tubunya dari Hinata.

Ia tutup kembali tubuh Hinata dengan selimut tebal yang tadi dia singkirkan ketika bermain dengan Hinata.

"Ini belum selesai Hime." Ujar Naruto sambil menampilkan senyuman iblisnya.

🍁🍁🍁🍁

"Ada apa Shika?" Jawab Naruto malas sambil memperbaiki montsukinya yang terbuka dibagian dada. Setelah dia keluar dari kamarnya.

"Uchiha Sasuke melarikan diri dari penjara bawah tanah."

つづく

Tsudzuku

------------------------------------------------


Info :

Shinobue : Alat musik tradisional jepang yang menyerupai seruling, terbuat dari bambu (bagian dekat akar)

Continue Reading

You'll Also Like

381K 31.5K 58
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
168K 19.2K 39
VOTE DAN COMMENT JANGAN LUPA, TERIMA KASIH. Naruto Namikaze itu kejam, suka sekali membully Hinata yang polos. Menurut Naruto itu balas dendam. Ever...
23.6K 3.1K 11
Mas Mantan Commission Story by Pororo90 X AphroditeHyuga Naruto © Masashi Kishimoto animed by Periot Studios. NaruHina Fanfiction Indonesia. Credits:...
1.4M 124K 65
Ziel adalah candu. Tawanya Candanya Aroma tubuhnya Senyum manisnya Suara merajuknya dan Umpatannya. . . . "Ngeri bang." - Ziel "Wake up, Zainka."...