Kehidupan Ketiga Cale Henituse

Від rinel2307

83.8K 13K 1K

Setelah kelompok Cale hidup bahagia dan bebas dari para pemburu. Mereka pergi satu persatu karna umur mereka... Більше

Chapter 01
Chapter 02
Chapter 03
Chapter 04
Chapter 05
Chapter 06
Chapter 07
Chapter 08
Chapter 09
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38

Chapter 24

1.9K 316 31
Від rinel2307

Sudah 3 hari Cale berada dirumah sakit. Padahal dia sudah sadar 2 hari sebelumnya. Dirinya merasa kondisi tubuhnya jauh lebih baik.

Tapi semua orang melarangnya untuk meninggalkan bangsal rumah sakit.

Aku ingin bermalas-malasan tapi tidak ditempat tidur berbau klorofin ini.

Dia hanya merasa lelah dengan perilaku semua orang.

"Kenapa mereka begitu peduli pada sampah sepertiku?" Gumamnya tanpa disadari.

Naruto yang masih setia berada disampingnya mendengar gumam kakaknya.

"Nii-chan jangan mencela dirimu seperti itu! Ku tekankan sekali lagi kau bukan orang seperti itu, ttebayo!" Ucap Naruto frustasi.

Cale tersentak kaget mendengar nada tajam Naruto.

A-apa tadi?

"Lagipula mengapa kau selalu menganggap dirimu seperti itu, Nii-chan?" Naruto terlihat penasaran dengan kakaknya yang selalu menganggap dirinya sendiri seorang sampah.

Cale mendengar hal itu tersenyum nostalgia.

"Yah, itu terjadi dimasa lalu. Semua orang ditempatku menjuluki diriku seperti itu. Mereka semua menganggapku pengganggu dan perusuh kota mereka."

Lagipula itulah masa lalu yang dialami oleh Cale Henituse yang saat ini telah menjadi Kim Rok Soo.

Tanpa sadar Cale mengaktifkan rekamannya.

"Kau bukan sampah, tapi kau orang yang baik manusia!"

"Dia benar, nya!"

"Bungsu benar, nya!"

Kekehan kecil terdengar dibibir Cale saat ini.

Aku sudah merindukan mereka.

Naruto yang mendengar tawa sedih kakaknya merasa hatinya sakit.

Kehidupan Nii-chan sepertinya lebih berat dariku.

Sebelum Naruto mengatakan sesuatu langkah beberapa orang menghampiri mereka berdua.

Cale dan Naruto menoleh disaat yang bersamaan melihat pengunjung yang menghampiri mereka berdua.

Cale merasa merinding dengan tatapan ganas yang ditujukan padanya.

Terlihat Shisui dan Itachi memberikan tatapan tajam pada Cale yang terlihat membatu.

Mengapa mereka berdua menatapku seperti itu?


Flashback

Shisui yang akan menjenguk Cale tanpa sengaja bertemu Itachi ditengah lorong rumah sakit.

Shisui segera mengejar Itachi dan menghampirinya.

"Itachi!"

Itachi yang mendengar itu segera melihat seseorang yang memanggilnya.

Dia melihat Shisui mulai mendekat kearahnya.

"Apa kau juga ingin menjenguk bocah itu?"

Itachi memahami apa yang ia maksud segera menganggukkan kepalanya.

"Itu benar, kudengar dari Kaa-san kalau Cale berada disini lagi."

"Yah, kau benar. Aku hanya bisa berharap dia tidak menjadi langganan rumah sakit."

Itachi hanya bisa tersenyum lelah mendengar keluh kesah Shisui.

"Kurasa kita merasakan hal yang sama."

Langkah kaki mereka perlahan mulai mendekati kamar Cale.

Tanpa sengaja mereka mendengar percakapan antara Cale dan Naruto membuat langkah kaki mereka berhenti.

"Yah, itu terjadi dimasa lalu. Semua orang ditempatku menjuluki diriku seperti itu. Mereka semua menganggapku pengganggu dan perusuh kota mereka."

Suara Cale terdengar jelas ditelinga mereka. Tak lama kekehan sedih itu juga tak luput dari dua orang itu.

Genggaman mereka tanpa sadar mengerat pada bingkisan yang dipegang oleh mereka.

'Jadi seperti itukah dia selalu menganggap dirinya sampah?'

Sorot mata kedua orang itu bertemu dalam pemahaman yang sama.

End Flashback



"Ada apa dengan kalian?" Ucap Cale mengerutkan kening.

"Justru kami yang harusnya bertanya padamu?"

Cale menaikkan sebelah alis terlihat heran.

Itachi dan Shisui hanya bisa mendengus kasar melihat tingkah bocah merah didepan mereka.

"Kami tanpa sengaja mendengar percakapan kalian."

Naruto langsung menutup mulutnya rapat tanpa sepatah kata keluar.

Sedangkan Cale tidak dapat mencerna perkataan dari kedua shinobi didepannya saat ini.

Shisui mulai menjelaskannya dengan perlahan.

"Aku tidak percaya kau menganggap dirimu serendah itu tapi bagi kami kau orang pertama yang mau mengulurkan bantuanmu kepada klan kami meski kau bukan penduduk desa asli disini.

Walau nama klan kami tercemar buruk karena peristiwa tertentu. Yang jelas pendapatku kau orang yang baik."

Itachi mengangguk setuju dengan ucapan Shisui.

"Aku bukan orang yang baik." Cale menggumamkan katanya.

Ketiga orang yang berada di dalam ruangan hanya bisa menghela napas lelah dengan pola pikir Cale.

Mata Cale mencoba mencari kedua bocah yang biasanya menjenguknya tepat waktu.

Aneh mengapa mereka tidak ada disini?

Cale memiliki firasat buruk dengan keadaan kedua bocah itu.

Dia bertanya kepada Naruto tentang keberadaan Shin dan adiknya Sai.

Naruto tersentak kaget dan segera menundukkan kepalanya merasa bersalah.

Dia segera menceritakan kepada semua orang yang ada didalam ruangan itu.

Disetiap penjelasan Naruto ekspresi wajah mereka berkerut seperti memakan sesuatu yang asam.

"Jadi, maksudmu mereka dihukum karena memukuli anak-anak nakal itu?"

"Itu tidak adil. Bukankah Sai hanya membelamu karena perilaku bocah-bocah kurang ajar padamu?!"

Itachi dan Shisui tidak terima dengan hukuman berat sebelah.

Cengkraman Naruto dipangkuannya mengerat tanpa disadari olehnya sendiri.

Dia mengingat ekspresi yang ditunjukan kedua orang itu padanya.

Mereka menunjukan senyum meyakinkan padanya.

Tapi Naruto tidak ingin melibatkan permasalahannya pada orang lain yang memang tidak bersalah.

Aku seharusnya yang menanggung semua masalah itu. Karena membelaku mereka menanggung akibatnya.

Seharusnya biar aku sendiri saja yang dibenci.

Naruto merasakan tepukan lembut dikepalanya.  Segera kepala Naruto terangkat melihat dengan jelas ekspresi kakaknya.

Sorot mata Cale terlihat jernih dan tegas tanpa rasa menghakimi atau menyalahkannya.

"Kau harus ingat ini Naruto kau tidak bersalah dan tidak pantas untuk dibenci semua orang. Jadilah dirimu sendiri dan buktikan pada semua orang bahwa kau ninja yang hebat."

Mata Naruto bergetar mendengar perkataan dari kakaknya.

Merasakan air mata yang menumpuk di matanya. Naruto segera menghapusnya dengan kasar.

"Kau benar Nii-chan aku akan membuktikan bahwa aku layak dan suatu hari aku akan menjadi hokage agar semua orang bisa mengakuiku, dattebayo!"

Senyum khas Naruto tercetak jelas diwajahnya.

Semua orang yang berada di kamar tersenyum bangga padanya.

Tapi itu tidak berlangsung lama. Naruto, Itachi, dan Shisui tercengang melihat Cale yang bangkit berdiri meninggalkan tempat tidurnya.

"Hei! kau mau kemana?!" Itachi dengan ragu mengatakan pertanyaan itu.

Cale menoleh kearah mereka dengan seringai khasnya.

"Tentu saja memukul belakang kepala orang-orang." Cale berjalan meninggalkan ketiga orang yang tercengang dengan perkataannya.

Mereka segera tersadar dan mengejar bocah berambut merah itu.

""Setidaknya ganti bajumu dulu!!!""



***



Kedua bocah itu dengan percaya diri berada dihadapan para wali yang terlihat mencaci maki dan mencemooh mereka.

Para orang tua itu tak terima dan protes karena wajah anak mereka babak belur.

"Kami tidak ingin tahu. Yang jelas kau harus menghukum mereka dengan keras!"

"Itu benar, aku tidak terima anakku dipukul hanya karena dia membela anak monster itu!"

Semua orang itu berteriak pada Sai dan Shin yang terlihat tak terima dengan perkataan orang dewasa yang menyinggung keluarga baru mereka.

Iruka mencoba untuk tenang dan menjelaskan kronologi yang sebenarnya. Meski dirinya juga tak terima dengan pendapat orang lain yang menghujat anak didiknya.

Blam

Bantingan pintu terdengar keras menghentikan sementara keributan yang ada di dalam ruangan itu. Memperlihatkan bocah cantik berambut merah dihadapan mereka dan dengan ketiga orang dibelakang yang sangat dikenal oleh Iruka, Shin, dan Sai sendiri.

"Ah! Apakah aku mengganggu sesuatu yang penting disini?"

Seringai Cale terlihat melebar melihat beberapa orang tua beserta anak mereka masing-masing.




Flashback

Mereka berjalan di lorong sekolah yang masih terlihat ramai.

Semua orang memandang kehadiran keempat orang itu, terutama Cale yang paling menonjol di antara keempat orang itu.

Pipi semua orang bersemu merah melihat kecantikan didepan mata mereka.

Tapi keempat orang itu terutama Naruto, Itachi, dan Shisui mencoba menggubris tatapan orang disekitarnya. Sedangkan Cale yang merasa dirinya ditatap banyak orang tidak menyadarinya.

"Nii-chan kau harus istirahat." Naruto mengkhawatirkan kondisi kakaknya yang terlihat masih pucat.

"Hei! Apa kau gila langsung pergi dari rumah sakit mendadak?!"

"Kau masih proses penyembuhan. Serahkan masalah ini pada orang dewasa. Kau paham!"

Justru aku orang dewasa disini.

Ingin sekali Cale mengatakan hal itu di depan wajah mereka.

Tapi mengingat tubuhnya yang mengecil dia hanya bisa bungkam.

"Aku yang membawa kedua bocah itu dalam perlindunganku. Jadi sebagai walinya aku wajib melindungi mereka." Tanpa menunggu respon ketiga orang itu Cale segera melanjutkan perjalanannya menuju kantor Iruka.

'Nii-chan keren sekali!'

'Tapi dia masih bocah!'

'Ini benar-benar membuatku gila!'

Tak ingin tertinggal ketiga orang itu segera menyusul langkah Cale.

Semakin mereka mendekati kantor itu. Keributan terdengar semakin jelas ditelinga mereka.

"Itu benar, aku tidak terima anakku dipukul hanya karena dia membela anak monster itu!"

Langkah Cale dan lainnya berhenti.

Tatapan Cale langsung teruju pada Naruto yang sudah memang menyadari sebutan semua warga desa pada dirinya tertunduk lesu.

Telapak tangan kedua Uchiha mengepal dengan erat mendengar perkataan orang-orang itu.

"Sepertinya sudah lama aku tidak bertindak seperti sampah."

Ketiga orang itu reflek menoleh dengan cepat mendengar ucapan bocah berambut merah itu.

"Huh?"

"Apa barusan yang kudengar?"

"Sepertinya pendengaranku salah?"

Kaki Cale terangkat dan menendang pintu dengan brutal (dengan sedikit bantuan dari Super Rock).

Blam

Mereka bertiga tersentak kaget. Dan akan mengingat kejadian ini dibenak mereka.

Jangan pernah membuat Cale marah.

"Ah! Apakah aku mengganggu sesuatu yang penting disini?"

Seringai Cale terlihat melebar melihat beberapa orang tua beserta anak mereka masing-masing.

End Flashback





"Kalian...?" Iruka terlihat terkejut melihat kedatangan keempat orang itu.

Cale dengan enteng segera duduk di sofa tanpa Iruka mempersilahkan Cale terlebih dahulu.

"Jadi?" Cale segera bertanya dan semua orang segera tersadar dari pemikiran mereka.

"Apa yang dilakukan para bocah itu disini?"

Wajah Cale yang tabah terlihat dimata semua orang.

"Aku wali mereka."

Semua orang dewasa seakan tak percaya mendengar bahwa bocah berumur 9 tahun mengakui dirinya sebagai wali dari kedua bocah yang berusia hampir sama dengannya.

"Jangan bercanda! Bocah sepertimu tahu apa urusan orang dewasa?!"

Salah satu wali mereka tak terima dengan kehadiran Cale.

Suasana diruangan itu terasa dingin dalam sekejab.

Cale yang masih terlihat tenang mulai mengatakan sesuatu.

"Aku bisa membalik perkataan kalian."

Cale menunjukkan satu persatu bocah yang masih berada disamping para orang tua mereka.

"Jika adikku yang kau sebut monster. Bukankah anak kalian ini iblis bermulut manis."

"Kau mengatai anak kami iblis?!"

Aura mendominasi perlahan mulai terpancar dari Cale seiring dia berbicara.

"Ya."

Dia tak terima dan ingin membalas, namun mulutnya seolah tertutup rapat tanpa bisa mengeluarkan suara satupun. Tak hanya itu saja tapi sebagian orang didalam ruangan itu hampir merasakan tekanan yang dipancarkan darinya.

Cale melirik para bocah itu satu persatu.

Anak-anak itu merasa ketakutan dan gemetar melihat sorot mata dingin dari bocah merah dihadapan mereka.

"Meski kalian masih kecil tapi tindakan kalian diluar batas.

Kalian tentu tahu tempat itu masih tersisa ninja buron. Tapi kalian dengan entengnya menjebak adikku yang hampir kehilangan nyawa!"

Setiap kata yang dilontarkan oleh Cale terasa semacam racun yang menyengat pori mereka.

Tekanan yang dirasakan memang tidak sampai membuat pingsan. Akan tetapi mampu membuat orang tunduk gemetar ketakutan.

Seperti dihadapkan pada monster yang sebenarnya.

"Jadi seharusnya kami yang harus menerima kompensasi dari perbuatan anak-anak kalian.

Bukankah itu benar, Iruka-san?"

Iruka hanya bisa menganggukkan kepalanya tanpa sadar.

'Anak ini berbeda dari bocah pada umumnya.'

Dia baru pertama kali melihat seorang bocah yang tampak tenang dengan intimidasi orang lain.

Atau haruskah aku mengatakan yang sebaliknya?

"Jika kalian masih bersikeras aku bisa saja membuat masa depan anak kalian tidak akan bisa menjadi seorang shinobi yang aktif selamanya."

Semua bocah yang mendengar ancaman itu langsung memohon pengampunan dihadapan Cale.

"Tolong, aku tidak mau menjadi orang biasa."

"Itu benar. Kumohon maafkan kami."

""Maafkan kami!!""

Para wali mereka hanya menggertakkan giginya. Mereka masih belum sanggup mengangkat wajah mereka karena tekanan Cale masih ada.

Shisui dan Itachi menatap datar para orang tua dan bocah yang menundukkan kepalanya dihadapan Cale.

"Seharusnya kalian meminta maaf pada Naruto dan Sai bukan padaku."
Nada Cale terdengar acuh tak acuh.

Akhirnya para bocah yang masih ketakutan mencoba meminta maaaf pada Naruto dan Sai.

Naruto dan Sai yang tak pernah mengalami hal seperti ini segera mengalihkan perhatian mereka pada Cale.

"Itu terserah kalian karena masalah ini tidak ada sangkut pautnya denganku."

Lebih baik mereka bisa mulai belajar mengambil pendapat mereka sendiri.

Tapi itu tak sependapat dengan pemikiran mereka.

'Bukankah masalah ini juga yang menyebabkan dia masuk rumah sakit?'

Naruto dan Sai saling berpandangan.

Naruto akhirnya mulai angkat bicara.

"Baiklah, kami akan memaafkan kalian. Tapi jika ini terjadi lagi giliranku yang tidak segan-segan menghajar kalian!"

Segera para bocah itu menganggukkan kepalanya cepat.

Tatapan Cale segera beralih kepada para orang tua yang ada disana.

"Dan untuk kalian para orang dewasa mari kita bicarakan ini sebaik mungkin, benarkan?"

Seringai dingin muncul diwajah cantik Cale. Orang-orang yang melihat itu merasa buluk kuduk mereka merinding.



***



Akhirnya Cale segera meninggalkan kantor Iruka.

"Cale-san!" Shin yang berada disampingnya terlihat menundukkan kepalanya bersama Sai.

Cale dan lainnya menghentikan langkah mereka.

"Terima kasih sudah menolong kami. Kami akan membalas kebaikanmu."

Cale terlihat bingung melihat tingkah mereka berdua.

"Kenapa harus berterima kasih. Lagipula kalian berada dalam perlindunganku. Itu sudah tugasku sebagai wali kalian berdua."

Cale menepuk pundak Shin dan menepuk kepala Sai sejenak sebelum melanjutkan perjalanan ke rumah mereka.

Tanpa sepengetahuan Cale kedua bersaudara itu mendedikasikan hidup mereka pada Cale.

Kami akan mengabdikan diri pada Cale-san.

Itachi dan Shisui tersenyum pengertian yang mengetahui arti sorot mata kedua bersaudara itu.

Tunggu apa aku melupakan sesuatu?

Cale yang merasa ada yang terlupakan segera menghilangkan pemikiran tersebut.

Tanpa mereka sadari Mikoto dan Sasuke yang akan mengunjungi Cale tidak melihat bocah itu sama sekali meninggalkan pakaian rumah sakit dan ranjang yang berserakan didalam kamar. Mereka terpaksa menggeledah seluruh kamar rumah sakit.

"DIMANA CALE/ CALE NII-SAN!!!"

Продовжити читання

Вам також сподобається

3.1K 230 20
bagaimana jika ace bertemu dengan luffy di pulau tak berpenghuni? umur mereka berbeda sangat jauh.. luffy juga tumbuh besar di moby dick sebagai adik...
105K 12.9K 30
[ 𝐂𝐫𝐨𝐬𝐬𝐨𝐯𝐞𝐫 𝐓𝐫𝐚𝐬𝐡 𝐨𝐟 𝐭𝐡𝐞 𝐂𝐨𝐮𝐧𝐭'𝐬 𝐅𝐚𝐦𝐢𝐥𝐲 - 𝐖𝐡𝐨 𝐌𝐚𝐝𝐞 𝐌𝐞 𝐚 𝐏𝐫𝐢𝐧𝐜𝐞𝐬𝐬 ] ➪ Follow dulu sebelum baca ygy ✌︎...
34.7K 4.4K 14
Saat pertarungan di lembah akhir usai Perang Dunia Shinobi keempat, Naruto dan Sasuke mencapai batasnya. Keduanya sekarat, dan mereka tahu bahwa wakt...
2.5K 286 8
Harry Potter. Itu seru, bukan? Cerita yang ditulis dengan sangat baik membuat banyak orang menyukainya. Bagaimana jika kamu bisa masuk ke dunia Har...