Chapter 19

1.9K 323 30
                                    

Entah kenapa matanya terasa berat untuk dibuka. Sayup-sayup terdengar beberapa suara ditelinganya.

Mencoba sekali lagi meski agak kabur, perlahan penglihatanku semakin terlihat jelas.

Didepannya saat ini terlihat sosok bocah berambut merah yang cantik memandangnya dengan acuh tak acuh.

Apakah dia seorang Dewa?

Kenapa dia begitu cantik?

Berarti apakah aku sudah mati?

Jika memang benar bagaimana nasib adiknya saat ini. Apakah dia masih hidup?

Atau sama sepertinya saat ini?

Semua itu terlintas didalam benaknya.

Tanpa tahu bahwa dirinya saat ini berada di bawah pengawasan tiga pasang mata yang mengawasinya.


***


"Kau yakin membawa mereka berdua kerumahmu sendiri?"

Itachi dan Shisui terlihat penasaran langkah selanjutnya yang akan di ambil bocah berambut merah didepannya saat ini.

"Tentu, mengapa tidak mungkin. Lagipula mereka masih bocah. Jadi kalian tak perlu mengkhawatirkan hal yang tidak perlu." Ujar Cale enteng mengangkat bahunya acuh tak acuh.

'Kau juga sama masih bocah!' pikir mereka berdua frustasi dengan tingkah bocah merah itu.

Saat Cale mengarahkan pandangannya kembali kepada dua bocah yang masih pingsan.

Dia melihat salah satunya membuka matanya.

"Kau sudah bangun?"

Bocah berambut abu-abu terlihat agak linglung melihat dirinya yang masih terlihat tabah.

"Apa kau Dewa yang menjemputku?"

Alis Cale terangkat tak percaya. Sedangkan kedua mulut Uchiha menganga dengan tidak elitnya.

'Apa dia mengira diriku ini Dewa Kematian?'

Cale tak sanggup membayangkannya.

"Maaf, bocah tapi aku bukan Dewa sialan itu."

"Tapi kau cantik sekali."

Ketiga orang itu terlihat membatu ditempat.

'Apa maksudnya?'

'Dia orang yang blak-blakan!'

'Wooow...'

"Siapa yang kau maksud itu dua orang yang dibelakangku ini?"

Cale menunjukan dua orang itu dengan jempolnya. Karena bagi Cale klan Uchiha terkenal dengan penampilan mereka yang androgini.

Itachi dan Shisui langsung mengerutkan dahinya seperti menahan kotoran.

'Kau menghina wajah kami?!'

Entah bagaimana mereka berdua perlu menganggap perkataan Cale terdengar seperti sebuah ejekan atau pujian.

Perlahan kesadaran bocah itu kembali melihat dua pengunjung yang terasa familiar.

Bocah itu langsung reflek mendudukkan dirinya dengan gerakan cepat.

"Kalian yang sudah memukul ku dan adikku, bukan?"

'Kenapa bagian kami dia begitu bersemangat?'

Kedua Uchiha tak habis fikir dengan perlakuan berbeda yang didapatkan mereka berdua.

Terdengar suara tabah yang menjawab pertanyaannya.

Kehidupan Ketiga Cale HenituseWhere stories live. Discover now