Chapter 11

2.3K 360 28
                                    

Senyum Cale masih terpampang jelas di wajah cantiknya. Dirinya merasa puas setelah tiga hari berlalunya negosiasi di desa Kumogakure.

Naruto yang melihat senyum cantik kakaknya tersipu malu melihat wajah kakaknya yang terlihat memukau.

Mereka kembali kekediaman mereka sendiri meski keluarga Hyuuga keberatan dengan kepergian mereka berdua.

Naruto mengingat kejadian saat mereka berpamitan dengan semua klan Hyuuga.



Flashback

"Apa kalian benar-benar akan kembali?" Hiashi terlihat tidak rela dengan kepergian dua bocah kakak beradik itu.

Cale hanya mengangguk mengiyakan perkataan Hiashi.

Hizashi melangkah maju dan tanpa diduga dia membungkuk hormat dihadapan Cale.

Dan yang paling membuat terkejut lagi bahkan semua keluarga klan Hyuuga membungkuk hormat termasuk Hiashi sendiri.

"Terima kasih berkatmu rantai yang mengikat klan kami selama ini sudah terlepas."

Naruto hanya melihat ekspresi kakaknya yang masih terlihat sangat tenang. Tanpa tahu bahwa Cale benar-benar tercengang dan berkeringat dingin melihat adegan seperti ini didepan matanya.

'Entah kenapa tiba-tiba rasanya kehidupan pemalasku seakan mau terbang kembali.'

Naruto yang melihat klan Hyuuga begitu menghargai kakaknya merasakan perasaan bangga terhadap kakaknya.

"Kalian tak perlu melakukan hal besar seperti ini lagipula itu tergantung keputusan kalian sendiri. Aku hanya meminta kalian agar tidak ada pagar pembatas antara klan utama dan bawahan."

"Dan kalian lebih baik menyatukan kekuatan kalian agar klan kalian dapat berkembang lebih baik lagi..."

'Agar kalian bisa membantu kehidupan pemalasku di masa depan.'

Semua klan yang mendengarkan perkataan dari bocah berambut merah merasa terharu terutama dari klan bawah tentunya termasuk Hizashi.

'Belum pernah ada orang yang seperti dirinya.'

'Dia benar-benar mulia.'

'Apa anakku bisa seperti Tuan Muda Cale?'

Neji dan Hinata juga menghampiri mereka berdua dengan mata memerah.

Cale yang melihat mereka segera menepuk kepala mereka berdua.

Hinata mulai sesegukan dan Neji seperti menahan isak tangisnya.

Naruto yang melihat mereka berdua menangis segera mulai memeluk mereka berdua.

Cale hanya menghela napas pelan. "Kalian bisa berkunjung kerumah kami kalau kalian mau bermain. Lagipula kita tinggal didesa yang sama bukan?"

Cale tak habis pikir dengan pemikiran anak-anak.

Segera ketiga bocah menatap bocah yang lebih tua. Mereka hanya bisa ber'oh' ria.

Alis Cale berkedut mendengar penuturan mereka.

"Gerbang pintu kami juga selalu terbuka untuk kalian berdua." Ucap Hiashi dan anggukkan kepala dari Hizashi.

"Baiklah, terima kasih untuk semuanya Hiashi-san dan Hizashi-san."

Akhirnya mereka berdua pergi dari kediaman Hyuuga.

End Flashback


Pandangan Naruto pada kakaknya mulai bertambah. Kakaknya tidak hanya cantik, dan baik. Tapi dia juga berhati mulia dan membantu orang lain tanpa mementingkan dirinya sendiri.

Dirinya merasa harus menjadi lebih kuat agar bisa melindungi kakaknya. Dan ingin menjadi perisai yang terkuat untuk melindungi orang yang dia anggap berharga baginya.

Cale yang melihat Naruto terlihat pendiam sejak meninggalkan kediaman Hyuuga merasa kebingungan harus menghiburnya.

"Apa kau sudah mulai merindukan mereka berdua?"

Naruto hanya menggelengkan kepalanya pelan.

"Hanya saja aku merasa tidak berguna bagi Nii-chan. Aku tidak cukup kuat untuk melindungi Nii-chan dari apapun."

Naruto merasakan usapan hangat dikepala dan mendongakkan kepalanya melihat senyuman kecil tercetak di wajah cantik kakaknya.

"Bocah sepertimu hanya perlu berpikir untuk bermain, makan, dan tidur yang cukup. Jika kau sudah beranjak dewasa maka kau bisa melindungiku. Jadi hilangkan pemikiran yang tidak perlu. Kau mengerti?"

Naruto menganggukkan kepalanya. Pipinya memerah padam dan hatinya terasa hangat dengan kepedulian dari bocah yang lebih tua disampingnya.

Cale berinisiatif mengajak Naruto ke kedai ramen Ichiraku untuk menghibur sekaligus mentraktir dari hasil jerih payahnya (merampok) dari desa Kumogakure.

Kedua pemilik ramen itu terkejut melihat bocah malaikat berambut merah datang kembali ke kedai mereka.

Mereka mulai menyiapkan pesanan dari bocah berambut merah dan bocah berambut kuning.

Cale yang tetap memakan ramennya dengan anggun. Sedangkan, Naruto memakan ramennya dengan lahap. Terkadang Cale akan mengelap sisa ramen yang tertinggal dipipi bocah berambut kuning. Tak lupa setelahnya pipi  bocah berambut kuning memerah padam.

Pemilik kedai ramen Ichiraku. Teuchi dan anak perempuannya Ayame hanya bisa menatap pemandangan hangat itu terlihat menggemaskan.

Setelah kedua bocah menyelesaikan makannya. Bocah berambut merah segera membayar. Walau kedua pemilik kedai tetap menolak. Cale tak menyerah dan mengeluarkan koin emas dari sakunya.

"Tenang saja aku kaya."

Segera kedua bocah itu meninggalkan kedua pemilik kedai yang mematung menatap kepergian dua bocah itu.

Ayame melirik kembali pada koin emas yang ditinggalkan Cale dan mulai pingsan ditempat. Teuchi yang melihat anaknya pingsan juga panik membangunkan anaknya.



Kehidupan Ketiga Cale HenituseWhere stories live. Discover now