Chapter 04

3K 429 17
                                    

Setelah mereka sudah membeli keperluan yang dibutuhkan. Cale menyeret Naruto menuju jalan terpencil. Cale mulai memasukkan barangnya ke dalam tas spasial dan menyisakan sedikit agar menjauhkan sesuatu yang menjengkelkan dari tatapan semua orang. Naruto hanya bisa melongo menyaksikan barang mereka menghilang dalam saku sekecil itu.

"Nii-san, tas itu... Bagaimana bisa?"

"Kita harus melakukannya untuk menghindari orang-orang yang berbuat tidak baik kepada kita.

Kau paham? Lagipula dengan ini kita tidak akan susah membawanya. Tapi kita harus menyisakan sedikit saja agar terlihat normal."

Naruto yang mendengar itu terpana oleh kepintaran orang yang berada dihadapannya. Mereka melanjutkan perjalanan mereka.

Ditengah perjalanan mereka berdua dihadang oleh sekelompok orang. Cale yang melihat orang-orang itu mulai merasakan firasat buruk.

Apa mereka ingin menjarah barangku?

"Lihat, siapa yang kita temui sekarang. Bukankah itu si monster kecil?"

"Kau benar lebih baik kita bunuh saja dia. Dendam kita akan terbalaskan."

Tatapan kebencian mereka mengarah kepada Naruto yang terlihat gemetar.

Cale yang melihat mereka memandang protagonis dengan tatapan seperti itu merasa jijik melihatnya.

"Hei, kau gadis kecil jika tidak ingin terlibat segera berikan bocah yang berada di belakangmu."

Naruto yang tak ingin melibatkan orang yang baru saja ditemuinya segera menyembunyikan Cale dibelakang punggungnya.

"Nii-san cepat pergi dari sini!"

Kekehan terdengar dari Cale yang membuat semua orang terheran di buatnya.

" Ternyata di dunia ini selain aku yang terkenal dengan sampah masih ada yang lebih rendah dariku."

Orang-orang yang tak terima dengan ucapan Cale segera mulai menyerang mereka berdua.Tapi pergerakan mereka terhalang oleh sebuah perisai perak bersayap. Mereka membelalakan mata melihat perisai yang terlihat suci termasuk Naruto.
Tak lama terasa tekanan yang membuat dada mereka serasa terhimpit oleh sesuatu yang menakutkan. Naruto tak ikut merasakannya karena Cale hanya mengarahkan Aura Mendominasinya kepada orang yang menyerang mereka.

"Bukankah kalian seharusnya malu dengan tindakan kalian tuan-tuan." Senyum Cale terlihat polos tapi dimata orang-orang yang terkena efek aura Cale senyumnya terlihat seperti iblis yang ingin menyantap mereka.

"Kalian bisanya hanya merengek pada yang kuat dan membuly yang lemah. Kalian tahu apa sebutan mereka bagiku?"

"Kalian lebih rendah dari kotoran yang kalian injak setiap harinya. Jadi camkan perkataanku didalam benak kalian masing-masing. Apa kalian mengerti?"

Mereka seakan tak mampu menjawab pertanyaan Cale. Tubuh mereka terlihat gemetar dan napas mereka terasa mencekik. Perlahan Cale menarik aura yang digunakannya. Tekanan itu menghilang dari tubuh mereka.

"Sekarang kalian tahu apa yang harus kalian lakukan?" Senyum Cale tampak berbahaya. Mereka segera melarikan diri dengan ketakutan.

Naruto terlihat terkejut dengan kejadian yang menimpanya hari ini. Seakan dirinya tak percaya dengan semua ini dan menganggapnya hanya mimpi. Kaki Cale terlihat goyah dan itu tak luput dari pandangan Naruto.

"NII-SAN!" Dia segera menangkap tubuh Cale yang akan jatuh ke tanah.

Sial, aku terlalu banyak mengeluarkan kekuatanku.


- Cale kau bisa mendengar kami.

- Super Rock mungkin suara kita kurang keras.

- Cale aku lapar~  Ayo kita makan yang enak.

- Hahaha.... Ayo kita bakar semua uang kita.

- Kita hancurkan xxx lalu kita xxx dan  xxx.


Tanpa sadar Cale memegang pelipisnya seakan sakit kepala tiba-tiba menyerangnya akibat suara berisik yang dibuat oleh kekuatan kunonya.

"Nii-san, kau tak apa?" Naruto terlihat khawatir melihat kondisi Cale yang terlihat semakin pucat.

"Aku baik- ba... Uhuk." Cale segera memuntahkan darah.

"Da...darah Nii-san. Ki...kita kerumah sakit. Nii-san bertahanlah."

Tanpa sepengetahuan Naruto. Cale merasakan tubuhnya lebih baik dari sebelumnya.

- Cale jangan berlebihan menggunakan kekuatanmu. Tubuhmu masih belum mampu untuk saat ini.

"Aku tahu itu."

"Jika kau tahu kenapa... Kau sampai sejauh ini? Padahal kita baru saja bertemu. Kau bisa saja pergi." Airmata Naruto mulai menggenang.

Cale hanya menghela napas perlahan.

"Kau tahu... tak perlu seperti apapun hidupmu. Kau harus menghargainya. Bukankah kau memiliki sesuatu yang ingin kau kejar. Kau harus hidup karena menjadi hidup adalah yang terbaik. Kau harus memahami hal itu."

"Tapi karena aku Nii-san seperti ini. Kau seharusnya pergi. Tak perlu menghiraukanku. Aku... tak pantas untuk dilindungi." Tepukan lembut mendarat di atas kepala Naruto yang menangis.

"Kau masih bocah. Orang bodoh mana yang meninggalkan bocah sendirian?"

"Tapi..."

"Lebih baik kita kembali dulu."

Naruto mengusap kasar airmatanya dan mengangguk. Dia menyodorkan punggungnya didepan Cale.

"Ayo, Nii-san aku akan menggendongmu."

Apakah semua protagonis selalu menyodorkan punggung mereka.

"Kau tak mungkin mampu menggendongku. Aku berat untukmu."

"Tidak akan karena aku seorang Shinobi aku pasti bisa menggendongmu."

Cale yang sudah tak sanggup berjalan hanya bisa mengiyakan saja.  Entah kenapa terasa sedikit aneh. Cale yang tak menyadari sudah berada dalam gendongan Naruto segera melingkarkan lengannya di leher Naruto.

"Kau ringan sekali Nii-san."

Omong kosong apa yang bocah ini bicarakan?







Kehidupan Ketiga Cale HenituseWhere stories live. Discover now