Chapter 12

2.1K 335 15
                                    

Untuk pertama kali Naruto memasuki akademi. Matanya tak berhenti berbinar melihat ruang kelas yang ditempati olehnya.

Bel berbunyi menandakan waktu pelajaran dimulai. Semua anak sedang menyiapkan pelajaran yang akan dimulai.

Tak lama kemudian seorang pria dengan bekas luka dihidungnya memasuki ruang kelas.

"Baiklah! Anak-anak perkenalkan namaku Iruka. Dan sekarang mari kita mulai pelajarannya."

Terdengar helaan napas malas dari tiap siswa. Meski begitu mereka tetap mendengarkan penjelasan dari guru mereka.

***

Dirumah Naruto saat ini Cale mengerutkan kening dengan memijat pelipisnya. Melihat bento Naruto yang masih terlihat di atas meja makan.

"Sepertinya aku harus mengantarkannya." Desahan pasrah perlahan keluar dari bibir kecilnya.

Melihat jam dinding yang hampir menunjukan jam makan siang bagi kelas Naruto. Cale bersiap dan pergi menuju akademi.

Selama perjalanan tatapan semua orang tertuju padanya. Cale yang menyadari itu berpura-pura tidak peduli meski masih terasa tidak nyaman.

'Mungkin mereka mengira aku orang asing disini dan terlihat tidak menyukai kehadiranku.

Yah! Bagaimanapun dikehidupanku sebelumnya gelar sampah masih menempel padaku saat ini.'

Menyatakan persetujuan sendiri dan terus berjalan dengan ekspresi acuh tak acuh tanpa mengetahui pemikiran semua orang yang menatapnya.

'Dia cantik!'

'Bisakah aku berkenalan dengannya?'

'Sepertinya dewi sudah memasuki desa kita.'

'Dia terlihat imut sekali!'

Dan masih banyak orang dengan tatapan terpesona dengan sosok bocah berambut merah.

***

Disaat yang sama Naruto yang terlihat kebingungan mengobrak-abrik tasnya. Dia menyadari bahwa bento yang dibuat kakaknya dengan susah payah tertinggal dirumah.

"Bodohnya aku!" Mengacak kasar rambutnya yang memang sudah berantakan.

'Apa Nii-chan akan memarahiku?'

Ekspresi Naruto terlihat sedih.

Disampingnya bocah berambut nanas yang sedang mengunyah bentonya melihat bocah berambut kuning terlihat gelisah dan mencoba menebak bahwa bocah itu melupakan bentonya.

"Hei! kau mau coba bento ku?" Terdengar nada malas khas si bocah nanas.

Terlihat mata bocah kuning itu berbinar tapi dalam sekejab bocah kuning itu mengurungkan niatnya untuk mencoba makanan teman sebangkunya.

Tak jauh dari sana Hinata yang melihat Naruto kebingungan mendekatinya.

"Ada apa Naruto-kun?"

"Ah! Hinata-chan sepertinya bentoku tertinggal dirumah." Ujar Naruto terlihat lesu.

Bocah nanas yang melihat interaksi dekat bocah kuning dan bocah berambut biru tua terlihat dekat seperti telah lama saling mengenal.

"Kalau begitu-." Ucapan Hinata terpotong dengan keramaian yang terjadi dilorong.

Serempak semua isi kelas menoleh. Napas mereka serasa tertahan diparu-paru mereka.

Pipi semua orang perlahan memerah tak terkecuali bocah nanas yang terlihat malas dengan hidupnya. Dan juga bocah berambut gagak yang duduk dipojokan kelas.

Kehidupan Ketiga Cale HenituseWhere stories live. Discover now